Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 204. Elizabeth Kali ini Benar-benar Cemburu!

Share

Bab 204. Elizabeth Kali ini Benar-benar Cemburu!

Author: Te Anastasia
last update Last Updated: 2024-10-08 18:21:05

Setelah keributan kecil kemarin malam, Elizabeth dan Evan kembali seperti biasanya. Dan Elizabeth hari ini pulang saat hari sudah gelap karena adanya pertemuan penting dengan beberapa rekan kerjanya.

Elizabeth juga sudah meminta izin pada Evan. Hingga malam ini dia sampai di rumah pukul tujuh tepat.

Elizabeth berjalan masuk ke dalam rumah, langkahnya terhenti saat dia melihat Tania keluar dari ruangan kerja Evan.

"Apa yang dia lakukan di ruang kerja Evan?" Elizabeth bertanya-tanya.

Saat itu juga ia melangkah menuju ke ruangan kerja sang suami. Elizabeth membuka pintunya tanpa permisi, hingga Evan dan Jericho menatapnya dengan tatapan terkejut.

"Sayang, kau sudah pulang? Bagaimana acaranya tadi?" tanya Evan pada sang istri, bahkan dia menutup laptopnya saat Elizabeth melangkah mendekat.

Evan mengulurkan tangannya, namun Elizabeth tidak meresponnya. Justru istrinya memberikan tatapan yang penuh tanda tanya besar pada Evan.

"Ada apa? Kenapa pulang-pulang kesal begini, hem?" tanya E
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (9)
goodnovel comment avatar
Ira siregar
ya selidiki dong van, jangan sampai nanti kamu menyesal lagi, dulu juga waktu sama Clarissa Exel selalu TDK suka, jadi segeralah selidiki
goodnovel comment avatar
Sari
van evan jgn terulang lagi kamu nanti kehilangan kluarga kecilmu selidiki tania itu suruhannya clarissa yg ingin menghancurkan kalian jgn bego lagi please pintwr dikit knapa ..
goodnovel comment avatar
Rumsari
Tania itu suruhannya Clarissa bego Evan jgnlah kau ulang lagi kesalahanmu seperti dulu ...nanti kita males baca lagi kpan bahagianya mereka sesunguhnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 205. Pengasuh Bermuka Dua!

    "Papa menyebalkan sekali! Bukannya membela Exel, Papa malah membela pengasuh jelek itu!" Exel marah-marah sembari berjalan masuk ke dalam rumah. Anak laki-laki itu memasang wajah marahnya setelah keributan dengan sang Papa. Sampai tiba Exel di depan kamar sang Mama, di sana Elizabeth mengerjapkan kedua matanya menatap Exel dengan wajah marahnya berdiri di depan sana siap mengadu. "Sayang, kenapa?" tanya Elizabeth mengulurkan tangannya. Exel berjalan mendekatinya dan langsung memeluknya. "Papa Ma, masa Papa membela Nanny Tania yang jelas-jelas lalai menjaga Pauline! Tadi Exel lihat sendiri kalau Pauline hampir keluar dari dalam gerbang rumah, terus Nanny Tania telponan di teras dan tidak menjaga Pauline! Waktu Exel aduin Papa, tapi Papa malah membela Nanny Tania!" seru Exel menjelaskan pada sang Mama. Wajah Exel yang biasanya selalu cerah ceria pun kini menghilang, anak itu menjadi cemberut kesal dan banyak marah akhir-akhir ini. "Sayang ... sudah, sudah, jangan marah dong, biar

    Last Updated : 2024-10-09
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 206. Exel Bukanlah Anak Sembarangan

    Setelah keributan tadi, hingga malam ini Elizabeth benar-benar tidak bisa tidur dan terus memikirkan Exel. Wanita itu memeluk Pauline yang tertidur di tengah-tengahnya dan Evan. Sesekali Elizabeth mengecup pipi Pauline dan mendekapnya lagi. Hingga dia yang tidak bisa tidur, mampu diketahui oleh Evan. "Sayang, kenapa belum tidur juga? Sudah hampir pukul satu dini hari," ujar Evan menatap istrinya. "Aku tidak bisa tidur," jawab Elizabeth lirih. "Aku terus kepikiran dengan Exel sejak tadi. Dia bahkan tidak mau keluar untuk makan malam." Evan menyergah napasnya panjang. Laki-laki itu menyugar rambutnya dan dia memejamkan kedua matanya pelan sebelum terbuka kembali menatap langit-langit. "Aku juga baru pertama kalinya melihat Exel menjadi semarah ini," ujar Evan bertanya-tanya. "Padahal Tania termasuk pengasuh yang sangat baik. Aku perhatikan dia juga selalu perhatian pada Exel dan Pauline," ujar Elizabeth mengerjapkan kedua matanya. "Tapi tidak biasanya juga putra kita benci tanpa a

    Last Updated : 2024-10-09
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 207. Wanita itu Sangat Mengganggu!

    Hari ini Elizabeth sedang libur ke butik, wanita itu berniat ingin menemani Pauline di sekolah sekaligus juga mengantarkan Exel. Mendengar Mamanya libur dan akan mengantarkannya ke sekolah, hal ini membuat Exel sangat bersemangat. "Mama, harusnya kita setiap hari berangkat sama Mama, baru Exel semangat belajarnya," ujar Exel berdiri di dekat ranjang, di mana Pauline duduk memainkan ponsel milik Elizabeth. "Tapi Mama kan sibuk, Sayang," jawab Elizabeth menatap putranya. "Mama akan libur satu minggu dua kali, nanti hari minggu kita bisa pergi jalan-jalan, lalu hari kamis Mama bisa mengantarkan kalian ke sekolah." "Oke Ma, sip!" Exel langsung mengacungkan jempolnya cepat. Setelah membantu kedua anaknya bersiap, Elizabeth mengajak keduanya keluar dari dalam kamar. Saat ia melangkah di selasar lantai dua, dari atas sana Elizabeth melihat Evan yang tengah berbincang dengan Tania. Dan jelas terlihat Tania yang kini tengah meletakkan secangkir kopi di hadapan Evan. "Aku kan sudah membu

    Last Updated : 2024-10-09
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 208. Elizabeth Tak Akan Tinggal Diam!

    Kejadian semalam membuat Elizabeth paginya menjadi sedikit cuek dan sedikit tak acuh pada Tania. Padahal semalam, saklar penerangan paviliun baik-baik saja. Selain itu, ada Jericho dan James yang masih berbincang di teras belakang, lantas untuk apa Tania harus berjalan ke lantai dua mencari Evan? Elizabeth merasa ada yang aneh dengan pengasuh itu. Tapi ia berusaha menepisnya. Pagi ini, ia harus bersiap pergi ke butiknya. Elizabeth sudah bersiap dengan sangat cantik, dan menyiapkan beberapa berkas pekerjaannya. "Mamaku..." Suara Pauline terdengar, anak itu mengintip Elizabeth dari pintu kamar. "Hai Sayang, wah ... anak Mama sudah cantik sekali," ucap Elizabeth melihat si kecil sudah lengkap dengan balutan seragam sekolahnya. "Iya, Nanny Tania yang bantu Pauline! Nanny Tania bilang, nanti siang mau bermain ayunan lagi bersama Pauline, Ma," ujar anak itu tersenyum manis dan bersemangat. Elizabeth terkekeh gemas. "Iya Sayang. Tapi Pauline jangan nakal-nakal ya, Nak," ucap sang Mama.

    Last Updated : 2024-10-10
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 209. Kekesalan Elizabeth pada Tania

    Saat jam istirahat, Elizabeth menyempatkan berkumpul untuk makan siang bersama dengan Adelaide dan juga Annete. Mereka baru saja membahas beberapa hal penting tentang butik dan yang lainnya. "Eli, kenapa? Kau tidak enak badan?" tanya Annete menatap aneh pada Elizabeth yang terlihat tidak mood. "Heem. Oh ya, Annete ... ada yang ingin aku tanyakan padamu," ujar Elizabeth. "Ada apa, Eli? Kelihatannya serius sekali," ujar Annete. Elizabeth mengangguk. "Apa kau tahu sesuatu tentang Tania? Maksudku asalnya, atau mungkin sesuatu informasi tentangnya, apa kau tahu?" tanya Elizabeth pada sahabatnya. Anggukan diberikan oleh Annete. Wanita itu menghentikan kegiatan makannya. "Kalau kata saudaraku, Tania itu pendatang di sini. Tapi pendatang dari mana, aku tidak tahu," ujar Annete menggelengkan kepalanya. "Yang jelas dia bukan asli orang sini." "Emm, baiklah kalau begitu..." "Memangnya ada apa, Elize?" tanya Adelaide memperhatikannya. Elizabeth menggeleng pelan. "Tidak ada kok, tidak pa

    Last Updated : 2024-10-10
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 210. Evan Tak Akan Muda Tergoda

    Malam ini Elizabeth duduk sendirian di teras samping rumah. Ditemani secangkir teh, wanita itu membuka-buka beberapa lembar kertas. Elizabeth sengaja mengerjakan semua pekerjaannya di luar, karena di dalam rumah suara Pauline dan Exel yang begitu berisik saat mereka bercanda tawa. Jadi Elizabeth mencari suasana yang sepi. "Permisi, Nyonya..." Suara Jericho membuat Elizabeth menoleh cepat. Ia langsung menutup berkasnya dan beralih menatap ajudan suaminya itu lagi. "Jer, ada apa?" tanya Elizabeth. "Ada yang ingin saya sampaikan pada Nyonya," ujar Jericho, dia berdiri mendekat. "Tentang pengasuh itu, Nyonya." Kening Elizabeth langsung mengerut dan wanita itu mendongak menatapnya. "Tania, maksudmu? Ada apa dengannya?" Jericho sedikit membungkukkan badannya. "Saya menangkap basah Tania saat dia diam-diam sedang merekam video dan memotret Tuan Evan dan Tuan Kecil sore tadi, Nyonya," jelasnya pada sang Nyonya. Mendengar hal itu, Elizabeth langsung meletakkan berkas di tangannya ke a

    Last Updated : 2024-10-10
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 211. Rencana Exel Berjalan Mulus!

    Elizabeth berusaha untuk baik-baik saja saat bersama Tania di sampingnya, seolah tak terjadi apa-apa dan seperti awal-awal Tania di sini. Malam ini, Elizabeth ditemani oleh Tania memasak di dapur. Mereka berdua memasak bersama, karena sejak awal Elizabeth tidak keberatan bila Tania memasak di sana. "Nyonya memasak apa?" tanya Tania menoleh pada Elizabeth."Aku membuatkan sup untuk anak-anak," jawab Elizabeth sembari fokus pada masakannya. "Semenjak Bibi sakit, aku harus pintar-pintar mengolah makanan supaya memiliki rasa yang sama seperti masakan Bibi. Karena anak-anakku sangat menyukainya." "Iya Nyonya. Kalau Tuan ... sepertinya Tuan sangat menyukai olahan daging sapi ya, Nyonya?" tanya Tania tiba-tiba.Elizabeth langsung menghentikan kegiatannya. Ia diam tidak menjawab dan melirik Tania di sampingnya, yang masih fokus pada olahan makanannya. "Kalau olahan daging sapi, saya rasa ada beberapa macam seperti steak barbeque, lalu memberikan bumbu manis, atau dipanggang dengan api sed

    Last Updated : 2024-10-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 212. Peringatan Keras Dari Evan untuk Tania

    "Pauline, sudah jangan menangis lagi. Tidak papa kok, kan sudah aman dengan Kakak." Exel mengusap pipi Pauline yang basah. Adiknya itu langsung memeluknya dengan erat sembari terus mengomel kalau dia tidak mau dekat-dekat dengan pengasuhnya lagi. Sejujurnya Exel sendiri juga tidak terpikirkan kalau Tania akan memarahi dan membentak Pauline seperti ini, niatnya dia hanya menjahili wanita itu, tapi dia benar-benar marah. "Pauline mau bilang sama Mama, Pauline tidak mau sama Nanny lagi! Nanny bad!" seru anak itu masih memeluk erat Exel sambil duduk di atas sofa. "Iya, iya, nanti diaduin ... tapi jangan nangis ya," bujuk Exel memeluk tubuh kecil sang adik. Barulah Pauline terdiam dan tenang. Tidak lagi terdengar tangisan, Exel sungguh berhasil menenangkan adiknya. Beberapa jam kemudian, Elizabeth dan Evan pulang. Mereka berdua disambut oleh Exel dan Pauline. "Mama..." Suara melengking milik Pauline membuat Elizabeth langsung menoleh. "Ya ampun, anak Mama kenapa sedih-sedih sepert

    Last Updated : 2024-10-11

Latest chapter

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 452. (EXEL STORY) Pauline Marah Pada Mereka Semua

    Exel menatap lekat pada Arthur yang masih berada di sana menjemput Pauline.Tapi seperti biasa, adik kesayangan Exel itu selalu saja ada-ada saja tingkahnya. Usia hampir dua puluh tahun, tapi dia masih seperti anak kecil yang labil. "Kau pulang saja sendiri, aku masih mau di sini! Untuk apa kau menjemputku kalau kau akan pergi lagi?!" sinis Pauline menatap Arthur. Exel terdiam melirik adiknya yang duduk bersama istrinya. "Lalu maumu bagaimana, Pauline?" "Dia tidak boleh pergi." Pauline menjawab dengan mudahnya. "Arthur harus tetap menjadi pengawalku." Arthur memasang wajah datarnya menatap Pauline. "Saya akan memulai bisnis keluarga saya di luar kota, Nona." "Padahal kau dulu janji tidak akan meninggalkan aku, bahkan kau akan menjadi satu-satunya temanku. Tapi ... ternyata ucapanmu itu hanya omong kosong." Exel dan Hauri saling tatap dengan ekspresi bingung. Mereka tidak mengerti jalan pikir Pauline seperti apa. "Lebih baik sekarang kau pulang, minta pada Papa untuk mempekerj

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 251. (EXEL ROMAN) Kenapa dengan Arthur dan Pauline?

    Sampai malam tiba, Pauline tetap berada di kediaman Exel. Gadis cantik itu tampak bersama Hauri di kamar lantai dua. Mereka asik menonton drama romantis kesukaan mereka, dan Exel yang paling senang jahil, tiba-tiba masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang di samping Hauri. "Sayang, kau sudah makan?" tanya Exel berbisik sembari mengecup pipi Hauri dengan gemas. "Sudah," jawab gadis cantik itu. "Kau sendiri, sudah makan malam?" "Hm," gumaman menjadi jawaban dari Exel. Dari arah samping Hauri, tiba-tiba Pauline menengok Kakak dan Kakak iparnya tersenyum. "Kakak, tadi Papa tidak bilang ingin menjemputku, kan?" tanya Pauline dengan kedua mata indahnya yang mengerjap. "Tidak, Pauline. Tapi jangan lama-lama di sini," ujar Exel menyindir sang adik, hal ini membuatnya terkekeh. Pauline lantas terdiam. Ia menoleh pada sang Kakak kembali dengan tatapan sedih. "Aku harus pulang sekarang, ya, Kak?" cicitnya. "Tidak, Pauline..." Saat itu juga Hauri langsung merangkul Pauline. Gadis

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 450. (EXEL STORY) Adik dan Kakak Tidak Ada Akurnya

    Exel mendatangi kediaman kedua orang tuanya. Setelah sang adik datang sambil menangis, membuat Exel tidak tega. Kedatangannya disambut seperti biasa oleh Mama dan Papanya, mungkin mereka tahu kalau Exel datang akan memprotes mereka."Adikmu di sana?" tanya Evan saat Exel baru saja duduk. Exel menatap Papanya dan berdecak pelan. "Papa apa-apaan, menjodohkan Pauline dengan seenaknya seperti ini? Pauline masih kuliah, Pa." "Exel—""Pa, Ma, Pauline itu masih seperti anak kecil. Papa tahu sendiri kan, segala sesuatunya selalu membutuhkan orang lain! Dan satu-satunya orang yang sabar dan selalu membantunya adalah Arthur!" tegas Exel pada sang Papa. "Papamu memang tidak pernah bisa mengerti anak-anaknya," sahut Elizabeth dengan wajah kesal pada sang suami. Mendengar hal itu, Evan langsung menoleh menatap sang istri. Laki-laki itu menutup laptop yang ia pangku dan mengembuskan napasnya panjang menatap Elizabeth dan Exel bergantian. "Dengarkan aku, Sayang ... dengarkan Papa, Exel ... Pap

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 449. (EXEL STORY) Sosoknya yang Sangat Hauri Kagumi

    "Enghh ...."Suara lenguhan pelan itu terdengar dari bibir Hauri. Gadis itu membuka kedua matanya perlahan-lahan. Hauri mengembuskan napasnya panjang saat merasakan sekujur tubuhnya terasa lelah dan remuk. Bahkan untuk bergerak sesenti pun, Hauri merasa nyeri pada inti tubuhnya. Hauri menatap ruang samping ranjangnya yang kosong, sepertinya Exel sudah bangun. "Jam berapa ini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri membalikkan badannya dan menatap ke arah dinding, jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, namun ia sangat malas untuk beranjak. Hauri bahkan tidak ingat, kapan ia memakai dirinya memakai piyamanya lagi. Gadis cantik itu pun masih terdiam menatap langit-langit kamarnya. Kedua pipi Hauri merona tiba-tiba saat ia mengingat kejadian semalam. Hauri menyerahkan apa yang telah ia jaga kehormatan yang selama ini ia jaga pada laki-laki yang sangat ia cintai. Dan ia mengingat jelas bagaimana semalam mereka melakukannya dengan sangat bergairah dan...."Ya ampun, apa yang aku pikirkan!"

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 448. (EXEL STORY) Malam Pertama dan Aku yang Pertama

    Cuaca sangat dingin malam ini, Hauri tampak sibuk merangkai kalung mutiara miliknya yang putus sore tadi. Kini, gadis itu tampak sangat fokus merangkainya satu persatu. Hingga Exel yang baru saja masuk ke dalam kamar, tampak memperhatikannya dengan kedua mata mengerjap. "Sayang, kau sedang apa? Ini sudah jam sebelas, Hau," tanya Exel, ia berjalan ke arah ranjang dan mendekati istrinya. Hauri menunjukkan beberapa butir mutiara yang ia simpan di dalam sebuah mangkuk kecil. "Kalungnya tadi putus karena bajuku, lalu semua mutiaranya berceceran di lantai, tapi aku sudah memungut semuanya. Semoga tidak ada yang tertinggal atau jatuh di bawah ranjang," ujarnya dengan wajah sedih. "Sayang ... sudah, sudah, taruh saja. Besok aku belikan lagi," ujar Exel mengambil mangkuk mutiara di hadapan Hauri. Namun, gadis itu menatapnya dengan tatapan lekat. "Jangan Sayang, aku belum selesai. Tidak papa, aku akan menyelesaikannya. Sayang kalau tidak dirangkai lagi," seru gadis itu. Exel mengalah. L

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 447. (EXEL STORY) Kabar Membahagiakan

    Keesokan harinya, Exel menemani Hauri untuk kembali berobat. Bahkan setelah kemarin Hauri merasa lemas dan kelelahan hingga membuat Exel merasa sangat cemas. Sudah lima jam lamanya Hauri menjalani pengobatan dan Exel menunggu dengan sabar, ia juga terus menerus tanpa henti berdoa yang terbaik untuk istrinya. Hingga tiba-tiba sebuah pintu kaca terbuka di depan sana, Dokter William menatapnya sambil tersenyum, seolah ada sesuatu yang melegakan akan dia sampaikan. "Tuan Exel, mari," ajaknya tiba-tibaExel segera ikut bersama dengan Dokter William masuk ke dalam sebuah ruangan. Laki-laki berjubah putih itu segera duduk di hadapan Exel dengan wajah lega. "Dokter, bagaimana perkembangan kondisi istri saya?" tanya Exel. Dokter William tersenyum. "Kondisi Hauri jauh sangat-sangat membalik, meningkatkan beberapa persen lebih baik. Saya juga tidak terbayangkan, bisa secepat ini. Mungkin karena Hauri rajin mengonsumsi obat dan mengatur pola pikirnya. Tetapi ... saya merasa sangat-sangat ba

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 446. (EXEL STORY) Aku yang Sangat Meyakinkanmu

    Diberi libur satu minggu, Exel ingin hari-hari itu diisi oleh menyenangkan hati Hauri. Mulai dari mengajaknya makan bersama, hingga pergi ke jalan-jalan. Seperti saat ini, Exel mengajak Hauri pergi ke sebuah rumah makan Jepang yang mewah yang ada di tengah kota. Hauri tampak sangat antusias begitu Exel mengajaknya memilih tempat duduk yang pas. "Aku baru tahu di sini ada restoran Jepang," ujar gadis itu tersenyum manis. "Hmm ... kau mau memesan makanan apa, Sayang?" tanya Exel menoleh dan menatapnya. "Apa saja, semua makanan Jepang aku suka," jawab gadis itu. "Tapi kalau ada, aku mau ramen. Emmm kuenya—""Dango!" jawab mereka bersamaan. Saat itu juga Exel terkekeh, laki-laki itu langsung mengusap pucuk kepala Hauri dengan gemasnya. Kedua pipi Hauri langsung bersemu. Gadis itu menepuk-nepuk lembut kedua telapak tangannya sambil tak sabaran menunggu pesanan makanannya datang. Hingga tak lama kemudian, makanan yang Hauri tunggu-tunggu pun telah tiba. Semangkuk ramen dan juga kue

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 445. (EXEL STORY) Kehangatan ini, Ingin Kurasakan Seumur Hidupku

    Karena pembantu belum datang ke kediaman baru Exel, tampak laki-laki sibuk di dapur sejak tadi. Bahkan Exel juga tidak membangunkan istrinya yang tidur sejak siang, karena Exel tahu kalau istrinya pasti sangat kelelahan. Aroma masakan yang sedikit gosong, dan suara kekacauan di dapur pun membuat Hauri terbangun. Gadis itu segera keluar dari dalam kamar. "Ya ampun, aroma apa ini? Kenapa gosong begini?" gumamnya lirih. Perlahan Hauri menuruni anak tangga, ia menengok dari selasar lantai dua ke bawah sana. Hauri melihat Exel yang berada di dapur sendirian dengan semua barang-barang yang terlihat sangat berantakan. "Ya ampun, Exel..." Hauri menutup mulutnya kaget. Buru-buru gadis itu berjalan turun ke lantai satu dan melangkahkan kakinya mendekati Exel. Dari piring, mangkuk, hingga wadah lainnya menumpuk di dapur. Bahkan ada beberapa makanan yang tampak dibuang karena gosong dan tidak layak makan. "Y-ya ampun, Sayang..." Hauri menutup mulutnya menyaksikan kekacauan ini. Tetapi, g

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 444. (EXEL STORY) Rumah Kita Berdua

    Setelah menikah, Exel sudah jauh-jauh hari menyiapkan rumah untuknya dan juga Hauri. Rumah yang akan mereka tempati berdua, atau mungkin bersama anaknya suatu saat nanti. Rumah mewah berlantai dua, bernuansa putih bersih. Serta taman tang yang sangat indah, juga luas. Hauri tak berhenti terkagum-kagum menatap bangunan megah di hadapannya saat ini. "Wahh ... Sayang, kau membuat rumah kaca?" tanya Hauri menunjuk ke arah sebuah rumah kaca yang berada di tengah taman. "Heem, bagaimana? Apa kau suka?" tanya laki-laki itu. "Iya. Ayo kita ke sana," ajaknya dengan penuh semangat. Hauri menarik lengan Exel, tapi laki-laki itu tidak bergerak sedikitpun. Justru Hauri yang langsung menoleh ke belakang menatapnya. Sorot mata Exel tampak sayu. Ia malah menarik balik lengan Hauri hingga gadis itu mendekatinya. "Istirahat dulu, Sayang. Jangan sampai kau kelelahan setelah acara kemarin," ujar Exel mengusap punggung tangan Hauri. Gadis itu terdiam sesaat, Hauri menatap lagi pada rumah kaca yan

DMCA.com Protection Status