Home / Romansa / Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini / Bab 209. Kekesalan Elizabeth pada Tania

Share

Bab 209. Kekesalan Elizabeth pada Tania

Author: Te Anastasia
last update Huling Na-update: 2024-10-10 13:19:54

Saat jam istirahat, Elizabeth menyempatkan berkumpul untuk makan siang bersama dengan Adelaide dan juga Annete.

Mereka baru saja membahas beberapa hal penting tentang butik dan yang lainnya.

"Eli, kenapa? Kau tidak enak badan?" tanya Annete menatap aneh pada Elizabeth yang terlihat tidak mood.

"Heem. Oh ya, Annete ... ada yang ingin aku tanyakan padamu," ujar Elizabeth.

"Ada apa, Eli? Kelihatannya serius sekali," ujar Annete.

Elizabeth mengangguk. "Apa kau tahu sesuatu tentang Tania? Maksudku asalnya, atau mungkin sesuatu informasi tentangnya, apa kau tahu?" tanya Elizabeth pada sahabatnya.

Anggukan diberikan oleh Annete. Wanita itu menghentikan kegiatan makannya.

"Kalau kata saudaraku, Tania itu pendatang di sini. Tapi pendatang dari mana, aku tidak tahu," ujar Annete menggelengkan kepalanya. "Yang jelas dia bukan asli orang sini."

"Emm, baiklah kalau begitu..."

"Memangnya ada apa, Elize?" tanya Adelaide memperhatikannya.

Elizabeth menggeleng pelan. "Tidak ada kok, tidak pa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (4)
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
good Jerico...kenapa g d rampas aja hp nya dn hapus vidionya
goodnovel comment avatar
Ira siregar
koq disini kesan nya semua nya tidak peka ya, padahal si Exel SDH merasa tidak nyaman dengan Tania, dan aku heran Evan itu kan orang hebat masa dirumah tidak ada cctv dan perekam suara tersembunyi???
goodnovel comment avatar
Dewi Aida Fitriyah
tumben2nya Jericho ga peka sikapnya, biasanya cepet tanggal kalo ada masalah di keluarga tuannya. Masa Iya Evan sama Elizabeth ga ada curiga sama sekali
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 210. Evan Tak Akan Muda Tergoda

    Malam ini Elizabeth duduk sendirian di teras samping rumah. Ditemani secangkir teh, wanita itu membuka-buka beberapa lembar kertas. Elizabeth sengaja mengerjakan semua pekerjaannya di luar, karena di dalam rumah suara Pauline dan Exel yang begitu berisik saat mereka bercanda tawa. Jadi Elizabeth mencari suasana yang sepi. "Permisi, Nyonya..." Suara Jericho membuat Elizabeth menoleh cepat. Ia langsung menutup berkasnya dan beralih menatap ajudan suaminya itu lagi. "Jer, ada apa?" tanya Elizabeth. "Ada yang ingin saya sampaikan pada Nyonya," ujar Jericho, dia berdiri mendekat. "Tentang pengasuh itu, Nyonya." Kening Elizabeth langsung mengerut dan wanita itu mendongak menatapnya. "Tania, maksudmu? Ada apa dengannya?" Jericho sedikit membungkukkan badannya. "Saya menangkap basah Tania saat dia diam-diam sedang merekam video dan memotret Tuan Evan dan Tuan Kecil sore tadi, Nyonya," jelasnya pada sang Nyonya. Mendengar hal itu, Elizabeth langsung meletakkan berkas di tangannya ke a

    Huling Na-update : 2024-10-10
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 211. Rencana Exel Berjalan Mulus!

    Elizabeth berusaha untuk baik-baik saja saat bersama Tania di sampingnya, seolah tak terjadi apa-apa dan seperti awal-awal Tania di sini. Malam ini, Elizabeth ditemani oleh Tania memasak di dapur. Mereka berdua memasak bersama, karena sejak awal Elizabeth tidak keberatan bila Tania memasak di sana. "Nyonya memasak apa?" tanya Tania menoleh pada Elizabeth."Aku membuatkan sup untuk anak-anak," jawab Elizabeth sembari fokus pada masakannya. "Semenjak Bibi sakit, aku harus pintar-pintar mengolah makanan supaya memiliki rasa yang sama seperti masakan Bibi. Karena anak-anakku sangat menyukainya." "Iya Nyonya. Kalau Tuan ... sepertinya Tuan sangat menyukai olahan daging sapi ya, Nyonya?" tanya Tania tiba-tiba.Elizabeth langsung menghentikan kegiatannya. Ia diam tidak menjawab dan melirik Tania di sampingnya, yang masih fokus pada olahan makanannya. "Kalau olahan daging sapi, saya rasa ada beberapa macam seperti steak barbeque, lalu memberikan bumbu manis, atau dipanggang dengan api sed

    Huling Na-update : 2024-10-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 212. Peringatan Keras Dari Evan untuk Tania

    "Pauline, sudah jangan menangis lagi. Tidak papa kok, kan sudah aman dengan Kakak." Exel mengusap pipi Pauline yang basah. Adiknya itu langsung memeluknya dengan erat sembari terus mengomel kalau dia tidak mau dekat-dekat dengan pengasuhnya lagi. Sejujurnya Exel sendiri juga tidak terpikirkan kalau Tania akan memarahi dan membentak Pauline seperti ini, niatnya dia hanya menjahili wanita itu, tapi dia benar-benar marah. "Pauline mau bilang sama Mama, Pauline tidak mau sama Nanny lagi! Nanny bad!" seru anak itu masih memeluk erat Exel sambil duduk di atas sofa. "Iya, iya, nanti diaduin ... tapi jangan nangis ya," bujuk Exel memeluk tubuh kecil sang adik. Barulah Pauline terdiam dan tenang. Tidak lagi terdengar tangisan, Exel sungguh berhasil menenangkan adiknya. Beberapa jam kemudian, Elizabeth dan Evan pulang. Mereka berdua disambut oleh Exel dan Pauline. "Mama..." Suara melengking milik Pauline membuat Elizabeth langsung menoleh. "Ya ampun, anak Mama kenapa sedih-sedih sepert

    Huling Na-update : 2024-10-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 213. Tampak Seperti Bukan Orang Asing

    Karena kejadian kemarin, hari ini Pauline tidak lagi mau berbicara dengan Tania. Dan jelasnya anak itu juga tidak mau lagi diasuh oleh Tania sekalipun bersusah payah pengasuh itu membujuknya. Seperti saat ini, Tania tengah merayu Pauline yang sedang duduk di ruangan bermainnya, karena anak ini sedang libur bersekolah. "Nona Kecil, nanti kita jalan-jalan ke taman, ya ... kita lihat kelinci lagi, mau kan?" rayu Tania pada anak itu. "Tidak mau! Pauline mau ikut Mama, tidak mau ikut Nanny!" seru Pauline menggeleng-gelengkan kepalanya. "Emmm ... Nona Kecil masih marah ya, sama Nanny?" tanya Tania menatap si kecil. "Iya. Pauline tidak mau berteman lagi!" Pauline langsung beranjak dari duduknya dan berjalan naik ke lantai dua meninggalkan Tania sendirian di sana. Tania mengembuskan napasnya pelan, wanita itu merasa kesulitan berada di sana kalau dia tidak bisa mendekati anak-anak itu. Namun di tengah ia yang sibuk berpikir, Tania tidak menyadari kedatangan Exel di sekitarnya. "Nanny,

    Huling Na-update : 2024-10-11
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 214. Mata-mata Mengikuti Tania!

    Pagi-pagi sekali Evan meminta Jericho untuk datang ke ruangannya dan berbicara secara pribadi. Seperti biasa kalau ajudannya selalu sigap kapan saja Evan memerintahkan sesuatu padanya. "Ada apa Tuan meminta saya kemari dan tanpa James?" tanya Jericho menatap Evan. "Hari ini kau tidak perlu datang ke kantor. Urusan kantor nanti biar aku dan James saja yang selesaikan," ujar Evan pada ajudannya tersebut. Kening Jericho mengerut, padahal baru semalaman Evan mengatakan padanya kalau besok Jericho harus ikut meeting bersama dengan Evan. "Lalu, apa ada tugas lain untuk saya, Tuan?" tanya laki-laki bertubuh tinggi gempal itu. "Ya. Setengah tujuh, setengah jam lagi Tania akan mengantarkan Pauline ke sekolah. Aku ingin kau mengikuti mereka diam-diam dan terus awasi pengasuh itu!" perintah Evan pada Jericho. Dengan patuh Jericho menganggukkan kepalanya. "Baik Tuan. Saya akan mengikutinya," jawab laki-laki itu. "Kumpulkan bukti sekecil apapun. Wanita itu membuatku curiga," ujar Evan memas

    Huling Na-update : 2024-10-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 215. Siapa Kau Sebenarnya, Tania!

    Malam ini Elizabeth membuat janji dengan kedua anaknya untuk pergi jalan-jalan ke sebuah pasar malam yang meriah. Terlihat Pauline dan Exel yang sudah sangat bersemangat. Bersama Evan, Elizabeth menggandeng tangan kedua anaknya menuruni anak tangga. Suara ocehan mereka terdengar sangat tidak sabar untuk segera bergegas pergi. "Nanti Exel mau ajak Adik Pauline naik bianglala, ya Ma," ujar Exel pada sang Mama. "Iya Sayang..." "Wahh, apa itu bianglala, Ma?" tanya Pauline yang kini sudah sampai lebih dulu ke lantai dasar bersama Evan. "Bianglala itu keranjang yang sangat besar!" seru sang Kakak menjelaskan. "Adik Pauline nanti tahu sendiri, kok..." Evan dan Elizabeth tersenyum mendengar ocehan anak mereka. Hingga saat mereka sudah benar-benar siap untuk pergi, tiba-tiba muncul Tania yang berlari mendekati Evan dan Elizabeth di teras. Wanita itu terlihat sangat cemas dan terburu-buru. Wajahnya kalut seperti ada hal buruk yang terjadi padanya. Evan dan Elizabeth pun langsung terhent

    Huling Na-update : 2024-10-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 216. Kita Tetap Saling Percaya

    Evan kembali pulang ke rumah, dia pikir masih ada waktu untuk pergi bersama anak dan istrinya meskipun hari sudah sedikit terlalu malam. Laki-laki itu berjalan ke lantai dua dan menemukan Elizabeth sudah mengganti pakaiannya. Wanita itu duduk di depan meja rias menghapus semua make up di wajahnya dengan ekspresi datar menatap cermin dan tidak memperdulikan kedatangan Evan. "Sayang, di mana anak-anak? Kita bisa pergi sekarang," ujar Evan mendekati Elizabeth. "Masih ada waktu untuk jalan-jalan..." Istrinya menoleh sekilas, lalu membuang muka dan diam seolah tidak peduli. "Tidak perlu, anak-anak sudah tidur," jawab Elizabeth dengan suara pelan. Wajah cantik itu tidak bisa menyembunyikan kekecewaan. "Kenapa kau sudah kembali? Kau tidak menemaninya sampai dia pulang?" Pertanyaan Elizabeth memang terdengar tenang, namun Evan paham nada datarnya yang terdengar tidak baik-baik saja. "Aku hanya mengantarkannya karena aku hanya ingin memastikan apakah dia berbohong atau tidak dengan ucap

    Huling Na-update : 2024-10-12
  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 217. Sesuatu yang Tidak Beres

    Keesokan paginya, Tania sudah kambali di rumah Elizabeth dan bekerja seperti biasanya dia menjaga anak-anak di sana. Dari lantai dua, Elizabeth yang baru saja keluar dari dalam kamar, dia tersenyum tipis saat melihat adanya Tania di bawah sana yang sedang merapikan beberapa mainan milik Pauline. "Selamat pagi," sapa Elizabeth sambil menuruni anak tangga. Tania mengangkat wajahnya cepat, wanita itu tersenyum saat melihat Elizabeth. "Selamat pagi juga Nyonya," balasnya dengan ramah seperti biasa. "Tan, kenapa kau sudah bekerja lagi? Bukannya ibumu masih sakit dan dirawat di rumah sakit?" tanya Elizabeth berdiri di hadapan Tania. "Iya Nyonya. Tidak papa, ibu saya juga sudah baikan." Elizabeth menghela napasnya pelan. Ia tahu, menghadapi wanita seperti Tania memang harus diberikan sedikit sikap yang manis."Tan, aku tidak melarangmu bila kau memang ingin libur menjaga ibumu. Aku mengizinkanmu, kasihan ibumu..." Elizabeth masih menatapnya lekat-lekat. "Oh iya, aku juga berencana aka

    Huling Na-update : 2024-10-13

Pinakabagong kabanata

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 516. AKHIR KISAH KITA YANG BAHAGIA

    Pernikahan yang dinanti-nantikan sekaligus tak pernah dibayangkan oleh Pauline pun kini terjadi. Menjadi istri seorang Xander Spencer adalah hal yang tak jauh berbeda dengan sebuah mimpi. Dulu, Pauline tidak berani hanya sekedar untuk membayangkannya saja. Tetapi, takdir berkata lain. Hari ini, Pauline dan Xander sudah resmi menjadi sepasang suami istri. Pauline resmi menjadi istri dari seorang Xander Spencer setelah acara pernikahan mereka diselenggarakan di gedung hotel milik Keluarga Collin pagi ini. Semua keluarga mengucapkan selamat pada mereka, termasuk Exel dan juga Hauri yang turut ikut merasa senang di hari bahagia adik mereka. "Selamat ya, Sayang ... akhirnya kau membuka lembaran baru dengan seseorang yang kau cintai dan yang mencintaimu," ujar Exel memeluk Pauline. "Berjanjilah untuk hidup bahagia dengan Xander." Pauline mengeratkan pelukannya pada sang Kakak dan ia mengangguk kecil. "Iya, Kak. Terima kasih..." Pelukan mereka pun terlepas, Pauline menatap Hauri yang

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 515. (PAULINE STORY) Alicia Akan Punya Mama dan Papa yang Lengkap

    Pauline tidak pernah memikirkan yang namanya pernikahan sebelumnya. Ia hanya ingin hidup berdua dan membesarkan Alicia. Itulah harapannya awal mula. Namun, ternyata takdir berkata lain. Pauline justru akan menikah dengan laki-laki yang dulu pernah ia tinggalkan karena sakit hati, dan terlebih lagi laki-laki itu begitu lapang dada menerima Alicia dan mengakui sebagai anaknya sendiri. "Hei, kenapa melamun?" Suara Xander membuat Pauline tersentak pelan. Gadis itu menoleh pada Xander yang kini berdiri di sampingnya. Xander langsung memeluk Pauline dari belakang dan menyandarkan kepalanya di pundak gadis itu. "Kenapa?" Pauline mendongak menatapnya dengan senyuman tipis. "Katanya aku harus duduk diam, kau sendiri yang mau memilihkan gaun pernikahan kita," ujar Pauline. "Heem, tunggu sebentar. Tante Helen masih memilihkan yang pas untukmu," jawab Xander, seraya melepaskan pelukannya. Laki-laki itu pun berpindah duduk di samping Pauline. Saat ini, mereka berada di butik milik salah sat

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 514. (PAULINE STORY) Kami Akan Segera Menikah

    Xander mengantarkan Pauline pulang, kedatangannya disambut oleh Evan dan Elizabeth. Mereka tampak cemas dan was-was, pasalnya selama bertahun-tahun ini Pauline tidak pernah berhubungan dengan laki-laki manapun. Meskipun Evan merestui hubungan mereka, tapi tentu saja ia panik dan cemas bila putrinya tidak pulang-pulang. Kini mereka bertiga baru saja pulang, tampak Alicia bersemangat dan kesenangan dalam gendongan Xander. "Opaa...!" Anak perempuan itu mengulurkan tangannya dan berlari ke arah Evan dengan wajah berseri-seri. Evan dan Elizabeth pun tersenyum. "Aduh, kenapa Cucu Opa tidak pulang-pulang!" seru Evan, saat cucunya turun dari gendongan Xander dan berlari ke arahnya. Alicia langsung memeluk Evan, sedangkan Pauline dan Xander kini duduk di sofa. Mereka duduk berjajar dan Pauline tampak menundukkan kepalanya. "Maaf ya, Pa. Aku tidak bisa pulang kemarin. Pauline tidur pulas, aku ... aku juga sama," ujar Pauline merasa bersalah. Evan mengangguk. "Tidak apa-apa, asal kau ber

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 513. (PAULINE STORY) Keluarga yang Xander Impikan

    "Pauline, Sayang bangun ... pindahlah tidur di kamar. Jangan tidur di sini. Alicia sudah tidur di kamar atas." Xander menepuk pipi Pauline dengan sangat lembut sampai gadis itu terbangun dan terkejut saat ia menyadari tertidur di rumah Xander. "Kak..." Laki-laki itu tersenyum. "Pindah ke kamar, tidurlah di sana temani Alicia. Aku akan melanjutkan pekerjaanku dulu." Pauline langsung bangun dan ia menoleh ke arah jam dinding yang sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam. Gadis itu tertunduk. "Bagaimana bisa aku ketiduran sampai jam segini?" lirih Pauline. "Bagaimana aku pulangnya?" "Kan aku sudah bilang, tidurlah di sini. Biar aku yang telfon Papa. Di luar juga udara sangat dingin, kasihan Alicia, Sayang." Xander mengusap lengan kecil Pauline. Gadis itu mengangguk patuh dan ia beranjak dari duduknya. Kedua mata mengantuknya pun tertuju lagi pada Xander. "Janji ya, Kak, teflon Papa," ujarnya. "Iya, Sayang." Barulah Pauline tersenyum tipis. "Baiklah, kalau begitu aku ke

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 512. (PAULINE STORY) Anak Kesayangan Papa Xander

    "Ma ... Alicia boleh tidak, tinggal di sini sama Mama dan Papa?" Anak perempuan dengan rambut cokelat dikuncir dua itu berdiri di samping sang Mama. Alicia yang menggemaskan tampak mendongak menatap wajah sang Mama. Pauline yang tengah membuatkan kopi untuk Xander di dapur rumah laki-laki itu, ia pun lantas menoleh dan tersenyum pada Alicia yang murung dan mengeluh di sampingnya. "Kita punya rumah sendiri, Sayang." Bibir Alicia cemberut, anak itu menarik-narik ujung blouse yang Pauline pakai. "Tapi Ma, Alicia mau seperti Kak Varo dan Kak Vano, mereka tinggal dengan Tante Mama dan Papa Exel. Masak Alicia hanya tinggal sama Mama, terus Oma dan Opa? Papa tinggal sendirian, kasihan Papa, Ma..." Alicia memprotes sang Mama. Dari arah ruang tengah, Xander yang mendengar perbincangan Alicia dan Pauline, ia tersenyum. Anak kecil mungil itu memang sangat menyayanginya selayaknya Papanya sendiri. Dengan jelas ia mendengar Alicia merengek pada sang Mama dan ia ingin tinggal bersamanya. Per

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 511. (PAULINE STORY) Pemilik Hatiku yang Sebenarnya

    Setelah pergi jalan-jalan, Xander mengajak Pauline dan Alicia ke rumahnya. Pauline pikir Xander tetap tinggal di rumah lamanya, tapi ternyata ia salah, Xander telah memiliki rumah sendiri yang jauh lebih megah. Kini, Pauline melangkah masuk ke dalam rumah. Ia berjalan di belakang Xander yang melangkah di depannya sembari menggendong Alicia yang terlelap dalam dekapannya. "Kak, tidurkan di sofa saja, tidak apa-apa," ujar Pauline tidak enak hati. "Kenapa harus di sofa? Di lantai satu banyak kamar, lantai dua juga ada," jawab Xander sambil berjalan menaiki anak tangga. "Tapi kan—""Anggap saja rumah ini rumahmu sendiri, Sayang," sela Xander. Panggilan Sayang yang Xander lontarkan membuat Pauline terdiam. Ia teringat saat beberapa tahun lalu, Xander memanggilnya dengan panggilan itu dan terdengar sangat romantis. Sampai akhirnya Pauline kembali melangkah naik mengikuti Xander. Mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar bernuansa abu-abu dan putih, memiliki ranjang king size di teng

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 510. (PAULINE STORY) Hubungan yang Dulunya Retak, Kini Terjalin Kembali

    Pauline terus merenung setelah ia mendapatkan nasihat dari sang Papa. Diamnya membuat Xander yang kini bersamanya pun tampak tak biasa. Laki-laki itu memperhatikannya dan ikut merasakan ada yang lain dengan Pauline. "Kenapa diam saja?" tanya Xander menatapnya dan menarik lengan Pauline sambil memangku Alicia. Pauline menoleh cepat dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Emm ... hanya berpikir cuacanya semakin dingin." "Ya, tapi Alicia tidak mau pulang," jawab Xander menahan Alicia yang ada di pangkuannya dan tampak masih ingin bermain lagi di taman. Anak kecil perempuan itu mendongak dan menggelengkan kepalanya. "Ma, Alicia masih mau main sama Papa, nanti kalau Papa pulang, biar Alicia tidak menangis lagi," ujar anak itu. Pauline tersenyum dan mengangguk. "Iya, Sayang. Main sepuasnya di taman, ditemani Papa. Mama akan di sini memperhatikan kalian." Jawaban yang Pauline berikan membuat Xander terdiam dan menatapnya dengan dalam. Rasanya seperti tidak biasa melihat ekspres

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 509. (PAULINE STORY) Pauline, Bukalah Pintu Hatimu untuk Xander

    Suara gema tangisan Alicia menggelegar di dalam rumah Evan. Alicia marah saat ia bangun tidur, Xander tidak ada di sana, hingga membuat anak itu menangis mencari sosok yang ia panggil 'Papa' tersebut. Tangisannya membuat semua orang heboh pagi ini. Sampai Evan dan Elizabeth ikut berusaha menenangkannya cucu kesayangannya. "Sayang, sudah jangan menangis ... nanti Papa Xander akan ke sini, kok," bujuk Elizabeth menggendong Cucunya. "Huwaa ... maunya sekarang, Oma! Alicia maunya sekarang! Huwaa ... Papamu di mana?!" jerit Alicia menangis. Sedangkan Pauline kini berada di lantai dua, gadis itu tengah mencoba menghubungi Xander. Namun hingga berkali-kali panggilannya tidak dijawab oleh Xander meskipun terhubung. Pauline sampai mondar-mandir dengan kepala pening. Sejak petang dia menggendong Alicia yang rewel mencari Xander. "Mama!" pekik Alicia dari lantai satu. "Huwaa ... Mama!" Gegas Pauline turun ke lantai satu dan segera mendekati putrinya yang kini berjalan ke arahnya sambil me

  • Suamiku, Mari Akhiri Pernikahan Ini   Bab 508. (PAULINE STORY) Sebuah Restu

    Pauline dan Xander sampai di wahana akuarium raksasa. Di sana, Alicia terlihat sangat senang. Bahkan anak itu tidak mau turun dari gendongan Xander sejak mereka sampai. Tak hanya diam, Pauline pun sesekali mengambil momen dengan membuat video tentang Alicia yang digendong oleh Xander. "Wahh ... Papa! Itu ikannya besar!" pekik anak perempuan itu menunjuk seekor ikan di dalam akuarium raksasa. "Itu ikan apa, Papa?" "Itu ikan paus, Sayang," jawab Xander. "Ikan paus juga punya Mama dan Papa, juga?" tanyanya dengan polos. "Tentu saja punya," jawab Xander terkekeh. Pauline berdiri di samping Xander dan wanita itu menunjukkan gerombolan ikan-ikan cantik di sana. "Itu bagus ya," ujarnya. "Hm." Xander mengangguk. "Apa kau tidak pernah jalan-jalan saat Prancis?" "Tidak pernah. Alicia sangat nakal. Aku pernah mengajaknya ke taman bermain saat itu, hanya berdua, tapi aku awalnya ingin membiarkannya mendapatkan teman, tapi baru beberapa menit, belum ada satu jam sudah jat

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status