All Chapters of Hari Pertamaku Setelah Menikah, Hari Pertamaku Menjadi Janda: Chapter 21 - Chapter 30

60 Chapters

Bab 21 Tertangkap

POV IndriAku kaget dan panik ketika seseorang membuka pintu toilet. Aku kelabakan mencari tempat persembunyian.Dengan perasaan was-was, aku memutuskan untuk bersembunyi di balik pintu.Aku harap orang itu tidak sampai menemukanku. Bisa bahaya jika aku ketahuan ada disini."Ya Tuhan … siapa yang sudah mengacak-acak baju-baju saya? Kenapa semuanya bisa berantakan?" Terdengar suara seorang wanita tapi bukan suara Hana."Bapak … kamar kita ada yang ngacak-ngacak! Sepertinya rumah kita kemalingan," teriak wanita itu.Aku heran, siapa wanita itu? Kenapa dia bisa ada disini? Apakah dia adalah orang tua Andi?Wanita itu kemudian berlari keluar menuruni anak tangga. Aku pun muncul dari balik pintu, dan berjalan mengendap-endap untuk kabur dari rumahku.Tak berselang lama, wanita itu kembali dengan seorang pria paruh baya, yang berlari menaiki anak tangga menuju kamar.Aku kembali kelabakan, aku kembali bersembunyi di balik meja bundar, tempat menaruh vas bunga berukuran besar. Namun besar ke
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Bab 22 Menerima

POV IndriAku dan Yusuf menoleh ke arah suara, tepat di belakang kami."Cie … cie … pacaran nih ye!"Aku dan Yusuf salah tingkah, saat melihat anak kecil yang sedang menggoda kami berdua."Eh anak kecil tahu apa? Sana kamu jangan usil," tukas Yusuf.Aku menggelengkan kepalaku. Lanjut Yusuf menyodorkan uang itu kepadaku."Aku mohon, terima ya uang ini," imbuh Yusuf."Tapi ….""Itu yang aku tidak mau dengar dari mulut kamu. Jangan tolak, anggap saja ini rejeki buat anak di dalam kandungan kamu," potong Yusuf.Aku pun mengulurkan tangan, menerima uang itu.Melihat itu, Yusuf tersenyum lebar. Yusuf begitu baik kepadaku, entah aku harus membalas kebaikannya dengan apa."Terima kasih," ucapku."Sama-sama, aku boleh minta nomor HP kamu? Bukan maksud apa-apa, ini buat antisipasi, kalau kamu butuh bantuan, kamu bisa menghubungi aku," imbuh Yusuf.Aku pun memberikan nomor hpku kepada Yusuf. Setelah itu, Yusuf pun berpamitan untuk pulang.Aku masuk ke dalam kontrakanku, kemudian beristirahat set
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Bab 23 Pergi

POV YusufAku bahagia sekali, saat Indri menerima cintaku. Aku pastikan, Indri akan menjadi wanita terakhir dalam hidupku, setelah ibuku.Jelas ini seperti mimpi, karena untuk mendekatkan diri kepada Indri, itu rasanya susah sekali. Terlebih Indri seperti trauma untuk menjalin hubungan lagi dengan laki-laki. Tapi aku bersyukur, dengan kegigihan yang aku miliki, akhirnya Indri bersedia membuka hatinya untuk aku. Jelas itu membuat hatiku sangat bahagia."Mari diminum, Bu, Pak," ujarku.Aku menemani tamu bapak dan ibu. Sedangkan bapak dan ibu barusan meminta izin ada keperluan sebentar di luar. Sebenarnya aku tidak enak kepada tamu-tamu bapak. Tapi bapak memintaku untuk menemani tamu-tamunya untuk mengobrol. Aku belum tahu siapa tamu-tamunya bapak ini, dan ada keperluan apa hingga datang ke rumah kami."Terima kasih, Yusuf. Oh iya, kamu belum tahu ya, siapa kami? Perkenalan, nama saya Pak Seno, ini istri saya Lili, dan yang duduk di sebelah kiri kami namanya Seli," ujar tamu bapak, yang
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more

Bab 24 Egois

POV YusufAku meremas tanganku sendiri, rasanya aku tak menyangka kalau ibu dan bapak akan setega ini. Ingin rasanya aku buang jauh-jauh pikiran buruk ini. Tapi entah kenapa, feeling aku begitu kuat, bahwa ibu dan bapak telah mengusir Indri. Aku bisa berpikir seperti itu, karena bapak dan ibu sempat melarangku berhubungan dengan Indri, dengan berbagai alasan.Aku kembali menaiki motorku, dan pulang ke rumah."Bapak, Ibu!" panggilku dengan nada emosi, namun aku redam supaya tak ada tetangga yang mendengar."Yusuf, kamu dari mana saja? Pergi nggak bilang-bilang," sapa ibu."Aku habis dari kontrakan Indri, dan disana, Indri sudah tidak ada," sahutku menatap ibu dan bapak dengan tatapan menyelidik."Loh, kemana dia? Apa dia sudah nggak betah tinggal disana?" timpal bapak, yang sedang duduk sambil menyeruput kopi hitam."Jangan coba-coba pura-pura tidak tahu, Pak, Bu! Aku sudah tahu semuanya, kalau Ibu dan Bapak pasti mengusir Indri dari kontrakan itu. Kenapa Pak, Bu? Apa salah Indri?" uja
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Bab 25 Villa Terbengkalai

POV IndriAku terus berjalan tanpa arah tujuan. Aku bingung hendak tinggal dimana. Uangku hanya tinggal sedikit, dan mungkin jika aku menyewa kontrakan, hanya akan cukup untuk satu bulan saja. Tapi untuk biaya sehari-hari, aku bingung. Jika saja ada yang mau menerimaku bekerja dengan keadaan hamil besar seperti ini. Aku akan senantiasa bekerja demi kelangsungan hidupku.Aku duduk di atas trotoar, saat ini aku berjalan di jalanan sepi, tidak berada di jalan yang seperti biasa aku lewati. Supaya Yusuf tidak sampai menemukanku jika dia mencariku.Krucuk krucuk krucukPerutku terasa lapar, sedari tadi sore perutku belum terisi makanan.Aku bangkit lalu berjalan untuk mencari warung yang menjual makanan. Aku berjalan sambil menyeret koper dan memegangi perutku yang sudah membesar ini."Kamu lapar ya, Dek? Sabar ya, sayang, Mama carikan dulu makanan untuk kita. Baik-baik ya di dalam sana," ujarku mengajak bayi dalam perutku bicara.Beberapa jauh aku berjalan, akhirnya aku menemukan sebuah w
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Bab 26 Jual Ponsel

POV Indri"Jadi Mbak adalah pemilik villa itu? Dan sekarang, mau nempatin villa itu?" tanya pemilik warung."Iya, betul, Mbak. Perkenalan nama aku Indri," jawabku lalu memperkenalkan diri."Saya Fina, senang berkenalan dengan kamu. Eh tapi kamu serius mau tidur disana? Kamu sepertinya sedang hamil besar?" tanya pemilik warung yang bernama Fina."Iya, aku serius mau tidur disana? Dan benar, aku sedang hamil, ini usia kandunganku sudah masuk bulan ke delapan," jawabku.Fina kemudian duduk dan mempersilahkan aku duduk juga."Mari duduk!" Aku pun duduk di sampingnya."Bukan apa-apa sih, cuma kan villa itu sudah lama terbengkalai. Bisa dilihat dari luar, villa itu tidak terurus. Mana jarak villa dengan tetangga agak jauh," imbuh Fina.Aku membuang nafas kasar. Memang wajar jika Fina kaget saat tahu aku akan tidur disana. Dari penampilan luar saja sudah terlihat suram dan menyeramkan, apalagi di dalam. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Kalau tidak disana, harus dimana lagi aku tinggal."I
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

Bab 27 Melamar Pekerjaan

POV Indri Malam hariSemua pekerjaan sudah beres. Mulai dari rumput di halaman villa yang sudah aku babat habis. Rumah yang sudah aku bersihkan, walaupun belum seluruhnya, dan membuat makanan alakadarnya untuk menjamu pak ustadz dan beberapa orang untuk acara pengajian ini.Kini villa ini sudah dialiri listrik, pintu belakang sudah diganti, dan juga air di dalam kamar mandi sudah mengalir. Aku merasa lega, dan kini waktunya aku bersiap menunggu kedatangan pak ustadz dan yang lainnya.Aku menyiapkan makanan dan minuman di lantai bawah. Sengaja aku menggelar tikar supaya kami bisa dengan leluasa duduk sambil mengaji."Assalamualaikum …."Aku mendengar suara perempuan, yang aku yakini itu adalah Fina.Aku bergegas membukakan pintu, dan mempersilahkan mereka masuk."Wa'alaikum salam … Fin, Pak ustadz, dan semua mari masuk," ajakku mempersilahkan mereka semua masuk."Wah … akhirnya aku bisa masuk juga ke dalam villa ini. Ternyata bagus juga ya, dan sekarang terlihat bersih dan lebih hidup
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Bab 28 Darah Daging

POV IndriAku tersentak, saat mendengar suara orang yang sedang berada di hadapanku.Pemilik toko itu memutar kursinya, dan terlihatlah orang yang sangat aku benci, Mas Andi. Aku baru tahu, kalau mas Andi membuka toko pakaian seramai ini."Kamu?" berangku menatap tajam."Iya, ini aku, kenapa kamu terkejut?" tanya Mas Andi dengan santainya."Maaf, permisi saya berubah pikiran," ujarku dengan merebut kembali amplop coklat beserta surat lamaranku dari tangannya. Aku berjalan hendak keluar dari dalam ruangan ini.Prok! Prok! Prok!Langkahku terhenti, namun tak sedikitpun menoleh ke arah mas Andi."Hebat! Kamu memang hebat, Indri. Menolak pekerjaan yang belum aku setujui. Kamu sungguh hebat!" ucap mas Andi.Tak sedikitpun aku menghiraukannya. Aku menyentuh handle pintu, dan mulai memutarnya."Tunggu!"Aku urung memutar handle pintu, dan membalikkan badan menghadap ke arahnya."Ada apa lagi? Bukannya kita nggak ada urusan?" tukasku.Mas Andi bangkit dan berjalan menghampiriku."Jelas kita a
last updateLast Updated : 2024-07-23
Read more

Bab 29 Kerja Sama

POV Andi"Sial … sial … sial! Kemana wanita itu?"Aku kehilangan jejak, saat aku hampir bisa menangkap Indri. Entah kemana dia berlari, atau bisa jadi dia sedang sembunyi.Aku terus mencarinya, aku ingin mendapatkannya kembali."Keluar kamu, Indri! Kamu tidak akan bisa lari dariku. Anak yang ada di dalam kandungan kamu tetaplah anakku. Kamu tidak bisa menyangkal itu," teriakku.Aku berjalan kecil sambil menoleh kesana kemari. Berharap aku bisa menemukan Indri."Keluar, keluarlah! Aku berjanji tidak akan menyakiti kamu dan anak kita. Ayo, sayang, keluarlah. Aku menunggumu disini," ujarku.Sialnya tak ada tanda-tanda Indri menampakkan batang hidungnya. Aneh, secepat itu wanita hamil menghilang begitu saja.Aku masih penasaran, aku terus menyisir lokasi Indri menghilang. Aku bertanya kepada orang-orang yang ada di sekitar sini. Tapi mereka tak ada yang tahu dan tak ada yang melihat kemana Indri pergi.Kring! Kring! Kring!Dering ponselku berbunyi, aku melihat ternyata yang menelpon adala
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Bab 30 Mengikuti

POV Indri"Mmmp …."Aku sangat takut dengan orang yang sedang membekapku ini. Entah apa maksudnya, yang jelas dia berhasil membuatku amat ketakutan. Apalagi perutku tak hentinya terasa sakit."Diam, atau kamu aku serahkan pada mantan suamimu," bisiknya dari belakang.Aku tak mengerti apa maksudnya melakukan ini. Mantan suami? Apakah dia antek-antek mas Andi? Ya Tuhan, kalau benar, aku harus bagaimana?"Aw!" Aku menggigit tangannya sampai dia mengaduh kesakitan."Sakit tahu!" pekiknya.Aku membalikkan badanku, dan melihat wajah orang itu."Kamu?" Aku terkejut saat melihat orang yang ada di hadapanku ini."Iya, ini aku, kita ketemu lagi di tempat yang berbeda, dan keadaan yang berbeda," imbuhnya.Dia adalah lelaki yang sempat menolongku waktu aku tertangkap basah saat menyelinap di rumahku sendiri.Lelaki itu melihat ke arah perutku. Entah apa yang dipikirkannya, namun yang jelas perutku terasa kram dan sakit."Keponakanku," lirihnya.Apa? Keponakan? Apa aku tidak salah dengar?Aku pena
last updateLast Updated : 2024-07-26
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status