“Siapa yang kamu ajak bicara?” tanya Aris, matanya tertuju pada Wulan yang sedang asyik dengan ponselnya. Wulan menoleh, terlihat sedikit terkejut. “Oh, hanya teman lama. Dia ingin menanyakan kabar.” “Teman lama? Kenapa kamu tidak pernah cerita tentang dia sebelumnya?” Aris mempertanyakan, nada suaranya mengandung kecurigaan. Wulan terlihat ragu sejenak. “Ah, cuma teman biasa. Dia sudah lama tidak menghubungi, jadi aku tidak terpikir untuk membahasnya.” Aris mengerutkan dahi, merasa ada yang aneh. “Kamu tidak terkesan sangat bersemangat untuk berbicara dengan teman biasa.” “Aris, ini hanya percakapan biasa. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” Wulan menjawab, tetapi ada ketegangan dalam suaranya. Aris ingin percaya, tetapi hatinya meragukan. “Aku harap begitu. Mungkin kita bisa berbagi lebih banyak tentang teman-teman kita?” “Ya, mungkin,” Wulan menjawab, berusaha tersenyum, tetapi senyumnya tampak dipaksakan. Malam itu, Wulan pergi ke kamar mandi, dan Aris melihat kesempatan
Baca selengkapnya