"Ada apa lagi, Mas?" Maya sudah cukup mendengarkan berbagai ucapan yang menyakiti hatinya. Tidak ingin berdebat lebih jauh lagi, dia sudah memilih untuk pergi terlebih dahulu. Aris memandang Maya tampak tak rela istrinya kembali bekerja. Memberikan uang nafkah yang sepantasnya pun, Aris belum bisa karena cicilannya di kantor masih lama. "Biar Mas mengantarkanmu, hari ini," ujar Aris berdiri hendak menyusul Maya. "Lho, Mas biasanya mengantarkanku. Tidak bisa seenaknya membiarkanku pergi sendiri, dong, Mas!" tukas Wulan tidak terima Maya diantarkan oleh sang suami. "Kita bisa berangkat bersama, Wulan. Jangan mempersulit hal yang mudah!" Aris mulai memberikan perhatian kecil pada Maya. Tentunya, hal itu tidak disukai oleh Wulan. "Aku tidak suka kalau Mbak Maya ikut bersama di mobil. Lagi pula, kita tidak tahu Mbak Maya akan melamar di mana!" "Sudah, Mas. Aku ditunggu oleh Putri. Kebetulan dia sudah hampir sampai. Tidak perlu kamu mengantarkanku. Cukup antar Wulan saja, tida
Terakhir Diperbarui : 2024-08-10 Baca selengkapnya