Home / Romansa / Bittersweet Revenge / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Bittersweet Revenge: Chapter 91 - Chapter 100

166 Chapters

BR ~ 91

Tadinya, Anggun sudah membayangkan malam gala dinner yang dihadirinya akan menjadi malam yang “menyenangkan”, karena bisa berada di sisi April sepanjang acara. Namun, Sabda menyela kesenangan tersebut dengan meminta tamu dari meja lain untuk pindah tempat duduk.Alhasil, sia-sia saja usaha Anggun menghubungi seating coordinator acara dan membayarnya kalau hasilnya seperti sekarang. Ia tidak bisa menolak, karena memikirkan pandangan para tamu jika mereka berdebat di acara tersebut.Karena itulah, sepanjang acara Anggun hanya diam membisu karena Sabda sudah menghancurkan mood-nya. Anggun menahan amarah, sampai akhirnya acara utama selesai dan para tamu sibuk membaur untuk berbincang atau sekadar melakukan sesi foto sebagai kenang-kenangan.“Aku mau balik sekarang.” Anggun sudah memegang tas pesta yang hanya berisi ponsel dan dompet.“Bisa kita—”“Aku tunggu di lobi.” Anggun menolak apa pun yang ingin disampaikan Sabda, lalu meninggalkan pria itu tanpa menoleh. Namun, ia tetap memasang se
Read more

BR ~ 92

“Tante!” Wahyu mempercepat langkahnya begitu melihat Syifa mondar-mandir dengan gelisah di depan ruang operasi. Tanpa perlu bertanya, ketegangan terpancar jelas di wajahnya. Sementara Budiman, hanya duduk diam dengan tatapannya kosong yang tertuju pada dinding. “Sabda—”“Sabda ...” Suara Syifa bergetar, matanya yang sembab beralih menatap Wahyu. Air mata menggenang lagi, namun tidak ada kata-kata yang mampu keluar, hanya isak yang akhirnya pecah. Syifa menumpahkan perasaan yang kembali tidak bisa dibendung.Wahyu menarik napas panjang. Udara di sekitarnya seolah menipis karena mendengar tangis Syifa. Tubuhnya reflek memberi pelukan dan berharap semua akan baik-baik saja.Entah sudah berapa lama isakan Syifa memenuhi kesunyian malam, sampai akhirnya Wahyu mendengar suara sang mama yang datang dan terdengar khawatir.“Mbak ...” Desty menghampiri dengan raut wajah tegang. Suaranya nyaris bergetar, melihat Syifa yang kini bersandar pada Wahyu. Menatap tanya pada putranya, tetapi hanya mene
Read more

BR ~ 93

“Bud! Bagaimana kondisi Sabda?” Regan menghampiri dengan wajah khawatir dan segera duduk di samping pria itu. “Aku baru dengar beritanya dan kenapa nggak ada yang ngabari aku?”Budiman mengembuskan napas berat dan tidak langsung menjawab. Pandangannya kosong sejenak sebelum ia menatap Regan, kemudian beralih pada Elsa yang berdiri dan menanti jawaban.“Kritis,” jawabnya lirih dan pendek, sembari melihat April yang berjalan tergesa ke arah mereka.“Kata April, mereka tadi malam masih ngobrol di gala dinner,” ujar Elsa menatap lorong pendek yang menuju ICU, lalu beralih pada April yang baru berdiri di sampingnya. Ia menebak, Syifa saat ini berada di dalam sana menemani putranya. “Sabda kritis,” ucapnya memberi tahu.“Padahal tadi malam kami ketemu di—”“April.” Syifa menyentuh lengan putrinya dan menggeleng. Memberi isyarat, agar April tidak meneruskan ucapannya. “Anggun di mana, Mas Bud?” tanyanya yang juga penasaran dengan kondisi Anggun.“Anggun sudah di kamarnya, di ruang VVIP.” Des
Read more

BR ~ 94

“Sibuk?” tanya Desty setelah membuka pintu kamar VVIP yang ditempati Wahyu. “Mama pengen lihat Anggun sebenarnya, tapi yang jaga agak serem.”Wahyu terkekeh, lalu mempersilakan mamanya masuk. “Mama bisa masuk kapan aja ke sini dan nggak perlu minta izin,” terangnya sembari membereskan beberapa berkas yang berhamburan di sofa. Kemudian, Wahyu mempersilakan Desty duduk di sampingnya. “Kita bisa ke sebelah sekarang, kalau Mama mau jenguk Anggun.”“Nanti aja.” Desty mencekal tangan Wahyu yang hendak berdiri. “Mama mau ngomong sama kamu.”“Mau ngomong apa?”“Biarkan pak Krisna yang mengurus semuanya,” pinta Desty sambil menggenggam tangan putranya. Pagi tadi, Krisna sudah datang ke rumah sakit dan melakukan pertemuan yang cukup memakan waktu. Karena itulah, Desty ingin membujuk Wahyu agar melepas beberapa hal. “Maksud Mama, semua yang berkaitan dengan Anggun, biar pak Krisna yang handle. Dan kamu, fokuslah dengan Sabda.”“Kasus Sabda dan Anggun nggak bisa dipisahkan, Ma.”“Mama tahu, kamu
Read more

BR ~ 95

Anggun memberi senyum kecil pada Wahyu yang kembali masuk ke kamarnya. Kali ini, pria itu terlihat rapi dengan setelan jas yang sudah membalut tubuhnya seperti biasa.“Kata suster, sarapanmu nggak habis.” Wahyu kembali duduk di ujung tempat tidur seperti biasa. Suaranya datar, tetapi dengan intonasi tegas. “Tolong jangan seperti anak kecil. Aku tahu mungkin rasanya nggak enak, tapi demi kesehatanmu sendiri dan demi Sabda. Jadi, aku harap mulai nanti siang habiskan makananmu.”Anggun mengangguk samar karena sekujur tubuhnya masih terasa nyeri. Dari ujung kepala, hingga kaki.Wahyu benar, ia harus memaksakan diri menghabiskan makanannya demi dirinya sendiri dan juga Sabda. Anggun harus lekas pulih, agar bisa segera menemui suaminya.Selama Anggun berada di kamar inap, hanya Wahyu seorang yang kerap datang dan bicara dengannya. Budiman dan Desty pernah datang satu kali ketika ia tertidur dan Syifa belum pernah menjenguknya sama sekali, karena masih fokus pada Sabda. Semua itu, Anggun ket
Read more

BR ~ 96

“Lepas jaket, tas, sepatu, dan serahkan hapemu.” Kendrick memberi perintah tegas, sembari menunjuk buah tangan yang dibawa Kimmy. “Mbak Anggun nggak boleh makan makanan dari luar rumah sakit, jadi roti dan buahnya bisa kamu bawa lagi. Nggak perlu dibawa masuk.”“Baru ini saya besuk orang sakit seperti datang jenguk napi.” Meskipun kesal, tetapi Kimmy tidak bisa mengelak perintah pria itu. “Ini tuh cuma—”“Mau masuk atau pulang?” putus Kendrick kembali berujar dengan nada tegas.“Masuk.” Dengan bibir yang merengut, Kimmy melepas tas, membuka jaket, dan menuruti semua ucapan Kendrick dengan tidak ikhlas. Terakhir, ia menyerahkan ponselnya pada pria itu dengan kasar. “Hape baru, awas aja lecet!”Kendrick menerima ponsel tersebut, lalu memasukkan ke dalam saku jasnya. Kemudian, ia bergeser dan mengambil sebuah clipboard dari kursi tunggu, lalu menyerahkan pada Kimmy.“Baca dan tanda tangani dulu sebelum masuk ke dalam.”“Ha?” Kimmy benar-benar dibuat tercengang dengan proses ketat yang ha
Read more

BR ~ 97

“Pergerakan tadi kemungkinan disebabkan oleh respons acak dari cedera otak. Kami perlu lebih berhati-hati dan akan terus memantau kondisinya dengan lebih seksama,” jelas dokter setelah melakukan pemeriksaan.Wahyu mengalihkan pandangannya ke Syifa yang baru saja menutup mulut, matanya berkaca-kaca. “Jadi, bukan tanda-tanda kondisinya membaik?”“Sayangnya, pergerakan ini belum bisa dianggap sebagai tanda perbaikan,” jawab dokter dengan suara lembut namun tegas. “Kami masih melihat adanya aktivitas abnormal di monitor, dan hasil CT scan menunjukkan ada pembengkakan yang signifikan di area otak.”“Pembengkakan?” tanya Wahyu semakin khawatir dengan kondisi Sabda. “Jadi, apa langkah selanjutnya?”Dokter menghela napas. “Jika kondisi ini berlanjut, kami akan mempertimbangkan untuk menginduksi koma medis. Ini bertujuan untuk mengurangi tekanan di dalam tengkorak dan memberi waktu pada otak untuk pulih.”Syifa mulai terisak, tubuhnya goyah sebelum terjatuh dalam pelukan Desty yang segera meme
Read more

BR ~ 98

“Berengsek!” Wahyu reflek menggeser tubuh Darwin, lalu memberi satu bogem mentah ke wajah pria yang sedang mereka interogasi setelah menyebut nama seseorang.“Seret Wahyu keluar dari sini!” titah Darwin dengan cepat menarik putranya dan mendorong Wahyu ke arah dua orang suruhan Kendrick. “Ken! Cepat ke depan dan jangan ada yang bukakan pintu pagar buat Wahyu atau mereka kupecat dan nggak akan bisa cari kerja di mana pun!”Wahyu memberontak, berteriak marah, “PAPA!”“Diam kamu!” Darwin menyentak keras. Tatapannya tajam, penuh otoritas pada Wahyu. Menunjukkan, bahwa dirinyalah yang memiliki kuasa saat ini. “Tunggu di luar dan jangan ke mana-mana,” tegasnya tanpa mau dibantah.Baik Kendrick dan kedua orang suruhannya segera melakukan perintah Darwin tanpa menyela. Kendrick pergi lebih dulu untuk membei perintah pada penjaga gerbang, sementara kedua pria suruhannya membawa Wahyu keluar dan masih menahan erat kedua tangannya.Sementara Darwin yang masih berada di ruangan, sontak menendang
Read more

BR ~ 99

“REGAN!” Kedua tangan Budiman sudah mengepal erat dan bergetar. Hatinya panas tidak karuan, setelah mendengar pemaparan David mengenai dalang di balik kecelakaan Sabda.“Tahan, Bud, tahan!” Darwin segera menghalangi Budiman yang hendak pergi dari kafetaria rumah sakit. “Duduk dulu, biar aku jelaskan.“Apa lagi yang mau dijelaskan!”“Kecilkan suaramu, karena kita di tempat umum,” desis Darwin memaksa Budiman kembali duduk di kursinya.“Tapi—”“Kita buat laporan hari ini,” putus Darwin kemudian duduk di samping Budiman dan bicara dengan suara pelan. “Wahyu yang akan jadi kuasa hukumnya dan—”“April?” sela Budiman mengingat istri Wahyu adalah putri Regan. “Kalau Wahyu yang jadi kuasa hukumku, apa rumah tangga Wahyu nggak tambah runyam? Kita bisa usut Regan dan biar urusan ini aku serahkan sama Krisna.”“Wahyu sendiri yang minta dan semua ini dia lakukan buat Sabda.”“Dan pernikahannya?”“Dia sudah tahu konsekuensinya, jadi—”“Sorry, Win.” Budiman menggeleng setelah memikirkan beberapa hal
Read more

BR ~ 100

Anggun tidak langsung bertanya ketika Wahyu akhirnya kembali ke ruangannya. Wajah pria itu terlihat kusut dan sorot matanya tampak menyimpan banyak kesedihan yang tidak bisa terungkapkan.Melihat itu, debaran jantung Anggun mendadak berpacu cepat. Pikirannya langsung tertuju pada Sabda, karena kepergian Wahyu dan Syifa yang mendadak beberapa waktu lalu. Anggun takut, jika ia bertanya perihal keadaan suaminya, maka yang didapatnya tidak sesuai dengan harapan karena melihat ekspresi Wahyu saat ini.“Sabda koma,” ucap Wahyu setelah berdiri di samping ranjang pasien. “Kita cuma bisa—”“Nggak!” Anggun menggeleng cepat. Tidak mau percaya dengan perkataan Wahyu tentang suaminya. Wajahnya sontak memanas, seiring tubuhnya yang mulai bergetar. “Nggak mungkin!” suaranya pecah, setengah berteriak dalam kepanikan yang tidak mampu ia kendalikan. “Dia ... dia baik-baik aja, kan? Kamu bohong, kan?”Anggun berusaha bangkit, tetapi rasa sakit di tubuhnya membuat ia kembali bersandar dengan frustrasi. Ta
Read more
PREV
1
...
89101112
...
17
DMCA.com Protection Status