All Chapters of Suamiku, Mari Kita Bercerai: Chapter 11 - Chapter 16
16 Chapters
Madu
Rachel dan Ariana tiba di rumah kakeknya Nicholas, sebuah rumah tua yang megah dengan taman yang luas. Pintu depan yang besar dan kokoh terbuka, mempersilahkan keduanya masuk. Di ruang tamu, Katrina duduk dengan anggun di sofa, mengenakan gaun elegan berwarna pastel. Senyum manis terpancar dari wajahnya yang cantik, matanya bercahaya saat dia tertawa mendengar cerita kakek Nicholas. Di sebelahnya, nenek Nicholas duduk dengan sikap anggun, pandangannya penuh kasih sayang saat melihat Katrina. Mereka semua tampak terlibat dalam percakapan yang hangat dan akrab. Rachel dan Ariana berjalan menyela masuk, dan menyapa dengan sopan. "Kalian datang," kata nenek Nicholas dengan suara lembut namun ada nada dingin di dalamnya. Rachel tersenyum tipis. "Apa kabar, Mom? Rachel membawakan madu Sidr. Rachel sengaja pergi ke Yaman untuk membeli madu ini untuk Papi dan Momi,” terangnya sembari memberikan buah tangan yang dibawanya ke salah seorang pelayan yang berdiri di sana. Nenek Nicholas mena
Read more
Malu bertanya sesat dijala
Setelah menerima informasi dari supir Nicholas yang pergi menjemput suaminya itu di bandara, keesokan malamnya Ariana menunggu kepulangan Nicholas di ruang tamu,. Ada banyak pertanyaan di benaknya yang ingin dia tanyakan kepada Nicholas. Tentang keluarganya, tentang Katrina yang ternyata dalam proses pemulihan. Pintu terbuka, dan Nicholas melangkah masuk, terlihat lelah namun tetap berkarisma. Bibi Helen membawakan koper Nicholas ke kamar, sementara Nicholas hanya melirik Ariana sekilas sebelum melewatinya begitu saja menuju kamarnya. Ariana mengikutinya, mencoba mengumpulkan keberanian untuk berbicara. Nicholas berhenti di depan pintu kamarnya dan berbalik, menatap Ariana dengan tatapan tajam. "Kau ingin menyiapkan air hangat untukku mandi?" tanyanya dengan nada sinis. Ariana terbengong, tidak mengerti arah pembicaraan Nicholas. "Ya?" jawabnya ragu. "Atau kau menginginkan tubuhku lagi?" lanjut Nicholas, matanya menyipit menatap Ariana. "Apa?!" Ariana merasa terkejut dan tersingg
Read more
sleepwalking
“Kau akan menangis?” ledek Nicholas, bibirnya melengkung menjadi senyum sinis. “Memohonlah padaku.”Ariana berdiri, perlahan melangkah mendekati Nicholas dengan wajah yang tampak memelas, seakan ingin memenuhi permintaan suaminya untuk memohon. Nicholas yang melihat itu semakin tersenyum angkuh. Ariana dan keluarganya bergantung kepadanya, dan dia menikmati kekuasaannya itu.“Aku akan melakukan apa pun yang kau pinta, bisakah kau meninggalkan Katrina?” tawar Ariana, suaranya penuh harap. Dia pasrah untuk menurunkan egonya, berdamai dengan Nicholas demi keluarganya, dan demi ibu mertuanya.Nicholas mengangkat sebelah alisnya dengan skeptis. “Bagaimana dengan pria simpananmu?”Ariana tertegun, kebingungan terukir di wajahnya. “Pria apa?” tanyanya.“Oh, dia hanya pria satu malammu? Di antara kami, siapa yang lebih jago berciuman?” Nicholas melanjutkan dengan nada mengejek.“Apa maksudmu?! Mana aku tahu. Aku hanya pernah berciuman denganmu!” teriak Ariana emosi mendengar lelucon vulgar y
Read more
Rasanya Top
Nicholas dan Ariana membeku, saling memandang dengan mata membelalak. Kakek Nicholas, Tuan Henry Nathan, telah berdiri di ambang pintu ruang makan dengan tatapan tak kalah kaget dengan mereka. Di sebelahnya berdiri Nenek Nicholas, Nyonya Eleanor Nathan, dengan ekspresi kaget yang hampir membuatnya pingsan. Satpam penjaga rumah, yang biasanya sangat ketat, telah membiarkan Tuan Henry dan Nyonya Eleanor langsung masuk karena mengenal keduanya."Kakek, Nenek!" seru Nicholas, berusaha terdengar normal meskipun dirinya sedang kaget.Sementara Ariana merasakan darahnya berhenti mengalir. Dia tidak pernah menyangka bahwa Kakek dan Nenek Nicholas yang tidak pernah berkunjung malah datang secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan. Apa yang akan terjadi padanya? Dia kepergok telah menodai keturunan Nathan."Apa yang terjadi dengan wajahmu, Nicholas?" tanya Nenek Eleanor dengan nada penuh kekhawatiran. Matanya meneliti wajah Nicholas yang penuh coretan dengan seksama.Ariana yang ketakutan, merap
Read more
Harus Totalitas
Wajah Nicholas dan Ariana hampir tidak memiliki jarak. Keduanya terkejut dan ingin segera menjauhkan diri. Tetapi untungnya respon keduanya agak lambat pagi itu, jadilah mereka sadar dengan keberadaan Kakek dan Nenek di sana.Nicholas mengambil inisiatif mencium bibir Ariana. Meski sedikit terkejut, Ariana membalas ciuman Nicholas. ‘Mereka harus berakting secara totalitas’—pikirnya.“Ehem!” deheman Kakek melepaskan ciuman keduanya. “Jadi ini sebabnya kami tidak seharusnya datang di pagi hari,” tawa Kakek Henry.Nicholas dan Ariana saling bertukar pandang dengan sedikit canggung. Nicholas kemudian mengalihkan perhatiannya ke Kakek dan Neneknya. “Benar,” katanya singkat tanpa ekspresi.Kakek Henry segera mengakhiri sarapannya, dan beranjak berdiri. “Ayo Ele, sepertinya kita mengganggu kemesraan cucu kita.”“Baiklah, ayo kita pulang.”Melihat Kakek dan Nenek Nicholas berdiri, Ariana ikut berdiri. “Kakek, Nenek. Nicholas bercanda. Tinggal lah lebih lama,” pinta Ariana.Nenek Eleanor terse
Read more
Duel adalah maut
Nicholas yang masih dengan pikiran kacaunya berjalan tergesa-gesa masuk ke ruangannya. Berharap pekerjaan bisa menetralisir kekacauan pikirannya. Sekretarisnya, Clarissa, langsung mengikuti Nicholas sambil membawa beberapa dokumen dan iPad di tangan."Selamat pagi, Pak Nicholas," sapa Clarissa dengan senyum profesional. "Ini jadwal Anda untuk minggu depan." Dia menyerahkan iPad-nya kepada Nicholas.Nicholas mengangguk, mengambil iPad tersebut dan mulai membacanya. "Apakah ada hal penting yang perlu kuketahui?" tanyanya sambil tetap fokus pada layar iPad.Clarissa mengangguk. "Ya, Pak," jawabnya yakin sebelum lanjut menjelaskan, "Hari terapi nona Katrina minggu depan bertepatan dengan hari ulang tahun Nyonya. Apakah Bapak ingin mengosongkan jadwal di hari itu seperti tahun sebelumnya? Atau menambahkan jadwal di pagi harinya untuk menemani Nona Katrina?"Nicholas berhenti sejenak, lalu mengangkat pandangannya. "Jadwalkan aku ke rs pagi hari, setelahnya atur jadwal seperti biasa," kata
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status