All Chapters of Sekretarisku, Wanita Bayaranku: Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Bab 61

"Minum saja anggur ini, Pak Alaric."Florence mengambil segelas anggur, lalu menyerahkannya kepada Alaric."Flo, ini kesempatan yang bagus dan kamu hanya menyuruh Kak Al minum anggur?" Anthony berharap Florence bisa menyuruh Alaric melakukan hal yang lebih menantang. Dia langsung lesu."Sekarang kamu bisa meminta mobil, rumah, uang, apa saja darinya," saran Arlo dengan nada agak mengejek. Bagaimanapun, Florence adalah wanita materialistis di matanya.Ekspresi Florence tampak acuh tak acuh. "Aku nggak membutuhkan yang lain, Pak Alaric cukup minum anggur ini saja."Anthony berpikir lalu tiba-tiba sadar. "Aku sudah mengerti, kamu sengaja memberikan vodka kepada Kak Al untuk membuatnya mabuk, 'kan?""..."Florence baru menyadari bahwa anggur yang dia berikan kepada Alaric adalah vodka dengan kadar alkohol terkuat di antara semua anggur. Dia langsung merasa canggung.Florence sama sekali tidak seperti yang Anthony katakan. "Aku nggak sengaja. Aku akan menggantinya."Namun, Anthony menghenti
Read more

Bab 62

Florence bertanya, "Ada apa kamu mencariku, Pak Anthony?"Anthony mengangkat sebelah alisnya. "Bukankah aku sudah memberitahumu pada pertemuan pertama kita? Ada urusan denganmu. Ayo, mari kita bicara di tempat yang sepi."Seseorang bisa melewati tangga kapan saja, jadi itu bukan tempat yang cocok untuk berbicara.Florence mengira Anthony sedang bercanda ketika Anthony berkata ada urusan dengannya. Ternyata pria itu serius.Anthony mencari Florence karena dia ingin berpartisipasi dalam proyek pengembangan resor Grup Prescott. Dia meminta Florence untuk membantunya mencapai kerja sama dengan Alaric.Keluarga Clinton bergelut di bidang politik. Mereka selalu berharap Anthony juga mengambil jalan politik, tetapi Anthony tidak suka menjadi pejabat. Dia membuka beberapa perusahaan sendiri dan perlu membuktikan dirinya. Jika dia tidak menghasilkan uang dengan baik, maka dia harus menjadi pejabat.Setelah mendengar permintaan Anthony, Florence menggeleng pelan. "Pak Anthony, aku nggak tahu Gru
Read more

Bab 63

Suara bariton pria itu agak serak, sangat enak didengar.Florence tertegun, bulu matanya yang lebat bergetar. Dia menjawab dengan nada datar. "Aku nggak tahu apa yang sedang kamu bicarakan. Aku nggak menghindarimu.""Sengaja menyuruh Bu Anna mengantar dokumen untukku namanya nggak menghindariku? Kamu pikir aku akan memercayai omong kosongmu itu?"Bukan hanya perkara mengantar dokumen, malam ini Florence juga berusaha menghindari kontak fisik dengan Alaric.Florence sedikit bingung.Alaric menariknya ke ruangan ini hanya untuk membicarakan hal ini?"Aku benar-benar terlalu sibuk, bukan menghindarimu," jawab Florence dengan tegas.Akan tetapi, Alaric malah membongkarnya tanpa belas kasihan. "Setelah tidur denganku, kamu malu, jadi nggak berani menemuiku?"Alaric terdiam sejenak, kemudian menyeringai. "Perasaan, kamu nggak semalu ini ketika berada di atas ranjang."Sebenarnya awalnya Florence merasa sangat malu hingga tidak berani melihat Alaric. Namun setelah memperoleh kenikmatan, dia m
Read more

Bab 64

Alaric yang tidak siap dengan dorongan itu pun terdorong ke belakang. Punggungnya menabrak dinding, kemudian dia mengerang kesakitan.Ketika dia melihat ke depan lagi, Florence sudah pergi.Di dalam ruang privat.Arlo sedang berbicara dengan Anthony ketika Florence berlari masuk. Percakapan mereka pun terhenti.Talia memegang sepotong melon. Ketika dia melihat bibir Florence yang merah dan bengkak, senyuman penuh arti muncul di matanya.Dia tersenyum sambil bercanda, "Akhirnya kamu kembali, Flo. Ayo makan buah.""Maaf, aku masih ada urusan, jadi aku pamit dulu. Kalian main saja."Florence buru-buru mengambil tasnya, kemudian pergi."Apa yang terjadi? Bukankah tadi Flo masih baik-baik saja?"Talia yang bingung pun melihat Arlo yang ada di sampingnya. "Kurasa ada yang aneh dengannya. Jangan-jangan Alaric menindasnya?"Anthony memeluk wanita yang ada di sebelahnya, kemudian tersenyum. "Tenang saja, sekarang Kak Al sangat tertarik dengan Florence, nggak mungkin menindasnya."Ketika Talia m
Read more

Bab 65

"Apa maksudmu?""Aku akan memberitahumu apa yang kumaksud di tempat lain."Setelah mengatakan itu, Alaric pun berjalan ke bawah.Tangan besar pria itu memegang erat pergelangan tangan Florence. Langkah Alaric lebar, Florence ditarik hingga harus berlari kecil untuk menyeimbangi langkahnya."Kamu mau membawaku ke mana?""Pak Alaric, lepaskan aku!""Pak Alaric!"Tatapan Florence penuh kewaspadaan, dia memelototi punggung pria itu sambil meronta sekuat tenaga, tetapi masih tidak bisa melepaskan diri.Dia tidak tahu apa yang ingin Alaric lakukan. Mereka jelas setuju bahwa kesepakatannya hanya malam itu. Kenapa Alaric masih mengganggunya?Alaric mengabaikan Florence sepenuhnya. Dia terus melangkah maju sembari memegang pergelangan tangan Florence dengan erat.Mereka berdua menuruni tangga, kemudian berjalan menuju lobi. Cahaya di sekitar langsung menjadi redup, musik yang keras dan memekakkan telinga memenuhi telinga mereka."Alaric, kalau kamu nggak melepaskanku, aku akan melapor polisi!"
Read more

Bab 66

Di daerah meja bartender.Bryan minum segelas demi segelas. Sonia memegang lengan Bryan, kemudian duduk di sampingnya sembari berkata dengan penuh perhatian. "Kak Bryan, jangan minum. Kalau nggak, kamu akan mabuk.""Kenapa kamu memaksaku menikah? Apakah aku bahkan nggak punya hak untuk minum alkohol? Flo ...."Bryan mendorong Sonia menjauh, lalu menegak anggur. Di bawah cahaya, wajahnya yang tampan tampak lesu.Benak Bryan penuh dengan Florence. Florence yang dulu bersikap manja padanya, Florence yang tersenyum padanya, Florence yang bilang tidak menginginkannya lagi ....Flo-nya tidak menginginkannya lagi.Pikiran tersebut menyayat hati Bryan seperti pisau.Setelah menghabiskan anggur, Bryan meraih botol anggur yang ada di atas meja. Matanya berkedip, lalu dia tiba-tiba melihat seorang gadis yang sangat mirip Florence melintas. Dia sangat terkejut.Namun, ketika Bryan menoleh lagi, dia hanya melihat pria dan wanita yang menari, tidak ada lagi jejak Florence.Akan tetapi, sosok tadi sa
Read more

Bab 67

Alaric membawa Lamborghini hari ini.Interior mobil sport ini tidak terlalu luas.Di jok pengemudi, Alaric memeluk Florence. Dia menekan wanita mungil nan lembut itu ke setir, lalu mencium Florence habis-habisan.Di dalam mobil yang hening hanya terdengar suara kecupan dan lidah mereka yang bertautan, serta rengekan Florence sesekali.Florence terperangkap dalam pelukan Alaric. Tangan kecilnya menempel di dada pria itu. Dia terjebak antara setir di belakangnya dan dada panas Alaric di depannya. Napas Alaric menyelimutinya.Bibir Florence sangat sakit.Lepaskan dia.Bibir Florence dicium sehingga dia tidak dapat berbicara. Dia merasa akan kehabisan napas. Melihat Alaric masih menolak untuk melepaskannya, Florence pun tiba-tiba menggigit pria itu dengan kuat."Ugh!"Alaric mengerang, lalu mengernyit.Bau darah menyebar di antara bibir mereka. Alaric menghentikan ciumannya selama beberapa detik, kemudian tiba-tiba menjadi lebih ganas.Ciuman yang bercampur dengan bau alkohol dan darah itu
Read more

Bab 68

Pria dengan status tinggi selalu tahu cara mempermainkan hati dan memanfaatkan kelemahan orang.Bisa-bisanya Alaric mengancam Florence dengan Phoebe. Ekspresi Florence langsung berubah. "Kamu nggak boleh melakukan ini. Phoebe itu nggak sehat. Kalau kamu menjebloskannya kembali ke penjara, dia akan mati.""Kamu yang membunuhnya."Alaric menyerang Florence.Alaric sama sekali tidak peduli dengan hidup-matinya orang lain, dia hanya peduli pada kepentingannya sendiri. Selain itu, dia akan melakukan apa pun untuk mencapai tujuannya.Florence hampir menangis. Dia tidak menyangka dirinya akan berurusan dengan pria ini. "Kenapa aku?"Florence tidak mengerti. Dengan status Alaric, pria itu bisa mendapatkan wanita mana pun, kenapa Alaric harus mempersulitnya?Kenapa harus dirinya?Alaric menatap wajah Florence yang ada di dalam pelukannya. Florence memandangnya dengan mata berair. Matanya begitu murni, tak ternodai, begitu polos.Alaric ingin menghancurkannya.Mata Florence terlalu menarik bagi
Read more

Bab 69

Pria itu tertegun sejenak, lalu mengangkat alisnya. "Bagaimana kamu tahu kalau aku punya hubungan dengan Alaric?""Untuk orang sekelas kalian, aku hanya mengenal Alaric. Jadi aku menebak kalau kamu mencariku pasti karena dia, benar?"Pria itu memandang Florence, lalu tersenyum. "Kamu sangat pintar. Namaku Arnold Prescott, kakak kedua Alaric."Florence agak terkejut.Florence menduga bahwa pria ini adalah anggota Keluarga Prescott, tetapi dia tidak menyangka bahwa pria ini adalah tuan muda kedua dari Keluarga Prescott. Selain itu, ternyata tuan muda kedua dari Keluarga Prescott itu cacat.Ada apa dia mencari Florence?Florence berusaha tenang. Dia bertanya dengan ragu, "Ada apa kamu mencariku?"Arnold tidak bertele-tele dengan Florence. Dia mengeluarkan sebuah botol putih kecil, lalu meletakkannya di depan Florence. "Obat di dalamnya akan larut dalam air. Cari kesempatan untuk memasukkannya ke dalam air Alaric agar dia minum.""Ini ... untukmu."Kemudian Arnold menyerahkan selembar cek.
Read more

Bab 70

Jordan tahu bahwa Alaric sedang membicarakan Florence. Dia tampak terkejut.Bisa-bisanya Alaric menganggap Florence sebagai hewan peliharaannya. Dia jelas-jelas tahu bahwa Florence mungkin berbahaya baginya, tetapi dia masih ingin "memelihara" dan menjinakkan Florence.Kilat gelap melintas di mata Alaric. Dia melempar penanya, berdiri, kemudian mengambil jasnya, lalu melangkah keluar.Jordan mengikutinya. "Pak Alaric, mau ke mana?""Rumahnya."Alaric bahkan tidak menoleh, tetapi ekspresi Jordan berubah drastis. Dia bergegas menghentikan Alaric, kemudian berkata dengan nada serius. "Pak Alaric, Florence sangat berbahaya sekarang. Kamu nggak boleh mendekatinya.""Minggir," kata Alaric dengan datar."Pak Alaric!""Kenapa? Kamu nggak mau mendengarkan kata-kataku lagi?"Tatapan Alaric tiba-tiba menjadi sedikit berbahaya.Alaric telah memutuskan untuk pergi mencari Florence. Jordan tahu dia tidak bisa menghentikan bosnya itu, jadi dia tidak punya pilihan selain minggir.Wajah tampan Alaric t
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status