All Chapters of Pembalasan Istri yang Kau Khianati: Chapter 11 - Chapter 20

31 Chapters

Rencana Yang Gagal

Suster Erina tampak gelisah setelah melihat apa yang hendak Juan lakukan pada Pearl dari celah pintu yang sedikit terbuka. "Gawat ... bagaimana ini? Dokter Juan mau membunuh istrinya sendiri!" pikir Suster Erina. "Sekarang aku harus apa? Aduuh ... semua ini karena kebodohanku, seharusnya aku tidak memberitahu dokter Juan." Dia pusing sendirian di depan pintu, rasa gelisahnya berubah menjadi ketakutan. Dia juga merasa bersalah atas kebodohannya, dia mengkhianati amanah Harry dan membocorkan rahasia mereka berdua pada Juan. "Tidak ... tidak ... tidak, aku harus memberitahu dokter Harry sekarang juga. Sebelum semuanya terlambat dan aku terus-terusan merasa bersalah!" Tanpa pikir panjang, suster Erina bergegas mencari Harry. Dia mendatangi ruang Harry memeriksa pasiennya. Namun, tak ada dokter Harry di ruangannya. Hanya ada suster yang biasa membantu dokter Harry saat bekerja. "Suster Anna, apakah kamu melihat dokter Harry?" Wajah Erina kini terlihat pucat, pikirannya tidak fokus
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

Sebuah Kata Yang Menyakitkan.

Dokter Harry membalikkan tubuh, mengejar Juan. Kemudian dia menarik bahu Juan dan .... Buk. Kepalan tangan itu akhirnya benar-benar mendarat dengan cepat. Juan terjatuh di lantai. Ini kali kedua dia harus merasakan tinju dari Harry. Selama ini mereka adalah dua sahabat akrab yang tak pernah bertengkar maupun berselisih paham. Harry sudah kidung kesal. Juan selalu menekannya selama dia berambisi untuk menjadi orang paling kaya di negara ini. Bahkan dia melibatkannya dengan iming-iming pembagian harta warisan Pearl. Laki-laki itu juga sering mengintimidasi karena rasa sukanya terhadap Pearl.Suster Erina bingung. Dia ingin melerai, tapi dia takut dipukul satu di antara dua laki-laki yang lagi emosi. "Dok ... sudah hentikan, dok. Jangan berkelahi!" Hanya kata-kata itu yang bisa keluar dari bibir Erina dengan wajah cemas dan bingung. Harry mengabaikan, Dia menghampiri Juan, lalu menarik kerah blezer dokternya itu. "Bangun kau sialan!" Sekali lagi, kepalan tangan itu dilayangkan. Kali
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Cerita Pearl.

Seminggu setelah kejadian itu, Juan tak pernah lagi datang menjenguknya. Begitu juga Sabrina. Perempuan tua itu seolah menghilang walau sebenarnya dia ada di rumah sakit yang sama menemani Peige. Tetapi seolah Pearl tak pernah ada setelah semua Pearl korbankan untuk Peige dan hartanya diberikan pada Juan. Perempuan itu tidak tau apa-apa lagi tentang Juan dan keluarganya semenjak di rumah sakit. Seakan-akan dia adalah barang yang sudah usang dan harus dibuang di tempat sampah. Pearl berbaring di ranjang, tatapan matanya kosong memandamg jendela. Dia merasa kesepian, sudah 4 hari pasca operasi Juan tidak kunjung menjenguknya. Bahkan, chat dia untuk Juan pun tidak pernah dibalas. Hanya di baca saja. "Juan, kamu di mana? Kenapa tidak pernah sekalipun menjenguk atau sekedar membalas pesanku?" bisik batin Pearl resah. Dia hanya bisa menatap layar ponsel dan berharap Juan membalas pesannya. Namun sia-sia menunggunya. Walau keadaannya sudah semakin pulih, namun rasa nyeri kadang datang men
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Sebuah Pesan Foto

"Aku mencintainya, sangat mencintainya. Tetapi hingga saat ini tak sekalipun dia menjengukku, bahka tidak membaca pesanku. Padahal aku hanya butuh perhatian darinya setelah aku memberikan semua yang aku miliki padanya." Tangan Pearl menyeka air mata yang sudah lama tak menetes. Rasa sedih bercampur kesepian membuat dia tidak kuasa menahan air mata agar tidak menetes di hadapan laki-laki lain. Tetapi, hari ini bendungan itu runtuh dalam sekejap setelah sekian tahun di tahan dalam relung hatinya. "Tidak, kamu pantas di cintai. Bahkan melebihi wanita manapun di dunia ini, mungkin dia hanya sibuk. Aku yakin dia akan datang menjengukmu, Pearl." Dokter Harry menghiburnya. Dia tidak mau pasien sekaligus perempuan cinta pertamanya bersedih dan bekas operasinya menjadi terbuka lagi. Pearl tersenyum getir. Dia sadar Juan tidak pernah mencintainya, bahkan mungkin semenjak mereka mengenal dulu. Bisa saja laki-laki itu bertujuan hanya menginginkan harta warisan kakeknya juga ginjal untuk Peige,
last updateLast Updated : 2024-07-12
Read more

Kekecewaan Pearl

"Kita mau ke mana sekarang?" Pearl tidak menjawab, dia terus melangkah di koridor rumah sakit. Harry mengeluh, lalu terdiam sambil terus mengikuti Pearl dari belakang. "Di mana ruangan Peige?" tanya Pearl setelah sekian menit terdiam. Kakinya berhenti di persimpangan koridor rumah sakit. Dia tampak bingung, sebab, belum sekalipun Pearl ke ruangan adik iparnya itu. "Mau apa Anda ke ruangan Nona Peige?" Harry sedikit kuatir. Dia takut Pearl berbuat perhitungan pada Peige setelah mengetahui perselingkuhan Juan dengan Andrea. "Jawab saja dan jangan banyak bertanya, dok!" Pearl mulai kesal. Harry berpikir keras agar Pearl tidak membuat masalah baru lagi pada keluarga Juan. "Baiklah, kalau Anda tidak mau memberitahu, saya akan cari sendiri ruanganya." Pearl memgambil arah sebelah kanan, dia tidak tau apakah langkah yang dia ambil benar atau salahm "Tunggu!" "Apalagi? Lebih baik Anda tidak usah ikut campur dan mengikuti saya," protes Pearl kesal. "Maaf, tapi ruang rawat Peige ada di s
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Pertengkaran Dengan Dua Wanita Iblis.

"Terserah kamu mau bilang apa! Saya sebagai Ibunya Juan ingin bilang terima kasih sudah memberikan seluruh harta warisanmu dan juga ginjalmu." Lalu Sabrina tertawa senang bisa membuat mental Pearl semakin down. "Bajingan kalian! Dasar keluarga iblis, aku akan membunuh kalian!" Pearl sudah hilang kesabaran, dia mendorong Sabrina hingga wanita tua itu terpojok di jendela yang terbuka. Sabrina hendak lari, tetapi Pearl sudah menarik rambut wanita tua itu hingga berteriak histeris. "lepaskan aku wanita bodoh, kau merusak rambutku!" teriak Sabrina meringis. Namun, Pearl tidak peduli lagi Sabrina berteriak atau masih berstatus mertuanya. Baginya, ucapan wanita tua itu terlalu menyakitkan dan sangat terang-terangan mengakui kejahatannya ingin menguasai harta dan ginjalnya saja. Sabrina lalu terjatuh ke lantai, Pearl sengaja menarik rambutnya lebih kencang lagi. "Dasar wanita sialan!" pekik Peige. "Lepaskan Ibuku, kau bisa saja kamu tuntut atas penganiayaan ini!" "Tuntut saja ... tuntu
last updateLast Updated : 2024-07-14
Read more

Mencari Juan.

Tin. Klakson mobil Harry terdengar kencang, mengagetkan Pearl hingga dia berhenti sejenak memikirkan kebenciannya pada Juan. "Ayo cepat naik!" pinta Harry. Dia menyimpan kembali ponselnya di saku celana rumah sakit. Bergegas naik ke mobil Harry. Ban mobilpun mulai berputar dan keluar halaman rumah sakit pelan-pelan. Dari kejauhan, sepasang mata menatap serius ke arah Pearl dari jendela ruang rawat inap. Sabrina melihat menantunya pergi bersama Harry dari jendela kamar Peige. "Bagus, ini berita bagus yang harus aku sampaikan pada Juan. Dengan isu perselingkuhan ini, Juan bisa menceraikan secepat mungkin dari perempuan bodoh itu dan menikahi Andrea!" gumamnya senang. Dia mengambil ponsel dari dalam tas. Tombol hijau di tekan sangat cepat. Menunggu untuk diangkat Juan. "Halo Juan." Tanpa menunggu lama, Juan sudah menjawab panggilan telepon ibunya. "Iya, ada apa, Bu?" "Juan ... kau tau apa yang Ibu lihat barusan?" kata Sabrina sangat senang. Dia tak sabar ingin memberita
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Kecelakaan

"Juan ... Juan ...." teriak Pearl sekencang mungkin. Sayangnya suara perempuan itu tidak sampai ke telinga Juan. Laki-laki itu asik bercengkrama sambil bercanda juga tertawa. Ekspresi wajah yang berbeda kala dia bersama Pearl. Kaki itu terus berlari, dia tidak peduli dianggap gila karena telanjang kaki dan masih berpakaian rumah sakit. Tubuhnya terus menabrak, makian demi makian terdengar di telinga Pearl. Dia oleh sudah kebal dengan caci maki, sebab Pearl sudah amat sering mendengar kata-kata kasar sebelum bertemu kakeknya. "Juan tunggu!!" Sekali lagi Pearl berteriak. Di belakang Harry masih mengejar, tampaknya laki-laki itu tertinggal jauh dari Pearl. Di depan, Juan dan Andera berhenti. Lampu merah buat penjalan kaki mengharuskan keduanya berhenti melangkah. Pearl semakin kencang berlari. Lalu berdiri di depan Juan dan Andrea setelah posisinya sudah melewati mereka berdua. napasnya terengah-engah dengan tubuh berkeringat. Mata Juan terbelalak, "Pearl?" Sebut Juan pelan. Namu
last updateLast Updated : 2024-07-16
Read more

Memilih Tubuh Untuk Balas Dendam.

Harry langsung menggotong tubuh Pearl yang berlumur darah. Tak ada harapan untuknya, detak jantung yang tak berdegup, nadi yang tak berdenyut. Hidup Pearl sudah tamat. Namun, ada satu sosok yang berdiri dan melihat Harry membawa tubuh Pearl. Sedari tadi dia melihat laki-laki itu memeluk dan menangisi kematian gadis malang itu. Bahkan, tangisannya jauh lebih merasa kehilangan dibanding sikap Juan yang suaminya. "Ayo sayang, kita pergi!" ajak Andrea menarik lengan Juan. Mata laki-laki itu masih saja menatap Harry yang berlari ke tempat mobilnya terparkir. Lalu, senyum itu menyeringai. "Akhirnya, aku jadi orang yang sangat kaya tanpa harus bersusah payah!" pikir Juan membayangkan kemewahan harta dan hidup Pearl yang seluruhnya jatuh ke tangan Juan. Sosok transparan itu bingung, kepada siapa dia harus melangkah. "Tunggu! Jangan pergi!!" teriaknya, tak ada satupun yang mendengar teriakan itu, baik Harry maupun Juan. Lalu dia beralih ke arah Harry yang membawa yang tak lain tubuhnya se
last updateLast Updated : 2024-07-17
Read more

Tubuh Baru

"Dasar roh bandel!" Laki-laki bersayap berdiri di depan Pearl dan membuyarkan tatapannya pada Harry. "Kamu?" "Sekarang ikut aku, dan kamu gak akan bisa lolos lagi!" Laki-laki berwajah dingin dan mengerikan itu menarik tubuh Pearl. "Tunggu! Beri aku kesempatan hidup sekali lagi. Aku harus balas dendam pada Juan dan keluarganya! Aku gak mau mati begini dan dalam keadaan dendam." Pearl mengajukan banding sambil merengek. Laki-laki itu terdiam, lalu menatap sinis pada Pearl. Melihat lekat-lekat keseriusan gadis itu. "Tugasmu di dunia sudah habis, sekarang waktunya kita pergi!" Laki-laki itu tak mau tau. "Gak ... aku belum puas bila aku belum membalaskan dendam padanya!" sergah Pearl mempertahankan pendapatnya. "Aku ingin dia juga merasakan apa yang aku rasakan sebelum mati," sambungnya, sorot matanya terlihat tajam, penuh dendam dan ambisius. "Jadi, biarkan aku masuk kembali ke dalam tubuhku!" Pearl melepaskan genggaman tangan laki-laki misterius itu. Lalu melangkah menuju tubuhnya.
last updateLast Updated : 2024-07-18
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status