All Chapters of Nyanyian Berdarah di Konser sang Diva: Chapter 111 - Chapter 120

166 Chapters

OVERVIEW CERITA BAGIAN III

Ucapan TerimakasihUcapan terimakasih kepada seluruh teman-temanku. Ahmad, Pak Rosi, Pak Hardi, Wija, Om Dedi, Bang Jo, Ernes, Mbak Wisya, Beya, Pitri, Umi, Via, Tifeb, Khusnul, Veny. Kalian ada selembaran uang satu triliun dalam hari-hariku di Room Nakama. Ibarat hidup, maka kalian adalah oksigenku. Air mataku yang kering. Jiwa hitamku yang tak lagi pekat. Hatiku yang seberwarna pelangi.Jingga di sore adalah kalian semua. Kalian bukan tong penuh isi, namun tong kosong nyaring suaranya. Suara-suara yang tak terdengar telinga itulah diri kalian. Bukan suara-suara beruntun kasat mata. Apapun bentuknya, kalian semua adalah jingga di saat sore dan matahari di saat pagi.Selalu basah oleh air dan dihangatkan oleh surya. Untuk Ahmad dengan cerita Kampus Fiksinya, menjadi ide aku menulis cerita Room Nakama. Tokoh Misterius seperti Bee dengan segala bentuk masa lalunya. Membuatku memilihmu, agar jadi tokoh di balik layar sebagai penghubung sahabat-sahabat Room Nakama.Aku menanyakan identita
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Deret 1

Mislah, nama aneh seperti salju di Seoul yang kembali menebal, turun, dan membuat gadis itu mengingat kepingan ingatan setengah manis di kepala masa lalunya. Mislah, nama penuh masalah dan benar-benar membawanya hidup di antara para lelaki tak tulus. Ia sering merubah dirinya hanya untuk sebuah pengakuan bernama kecantikan. Ia mengikuti kursus tata rias wajah sebagai percobaan hidup pertama.Sayangnya, ia dikeluarkan tanpa alasan logis.Mislah sadar, pekerjaan seperti itu juga memerlukan kesesuaian antara kepiawaian jemari dengan keindahan wajah si perias. Noda merah pudar di kedua pipinya, adalah tanda lahir mulia, yang sedikit merubah cara pandang orang-orang di sekitarnya secara sekilas terhadap kecantikan alami itu.Seperti susu yang ditetesi racun, noda pudar itu menutup pesona buatan Tuhan pada satu-satunya wajah seperti milik Mislah. Hanya ucapan Nyonya Krus, ibunya sendiri ... sedikit membuka hambatan itu. Nyonya Han anehnya beranggapan jika pekerjaan seperti tata rias, hanyala
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Deret 2

Nyonya Kris tak menjawab. Tersenyum sendiri. Memandangi lagi acara promosi produk kecantikan itu, yang mengingatkan memori cukup bahagianya sepuluh tahun lalu. Wajah yang belum keriput itu berubah warna, Nyonya Han sangat paham... Mislah akhirnya tiba pada titik yang disebut tak tahan lagi.Jika di-slow motion, maka sama lamanya dengan menanti seorang wanita berdandan saat bersiap menghadiri pesta pernikahan. Dalam pada itu, ucapan penutup dari Mislah tadi, menciptakan garis senyum yang berbeda pada Nyonya Kris. Ekspresi ibu-ibu ketika memahami anak gadisnya memiliki subjektif baru."Jika kau memilih menjadi berbeda menggunakan sesuatu yang kau benci, apa boleh buat. Seperti mendiang ayahmu, kau penuh dengan kejutan, putriku. Tetapi..."Apa lagi yang mami khawatirkan? Aku akan mencoba menatap mereka semua dengan penampilan baru.""Hem... terserah kau saja," Nyonya Kris hanya membalas dengan gerakan menggaruk hidung, dan dengus nafas yang sedikit tak muda."Benarkan, Mi? Itu lebih baik
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

Deret 3

Jika hidup adalah sebuah ilusi, maka kalian telah menjadi korbannya. Maafkan Mislah ya ... mulai detik ini. Mislah, sosok yang kuceritakan itu adalah pantulan kaca. Mislah adalah diriku dan aku adalah Mislah. Makhluk betina menyedihkan, aneh, dan penuh misteri yang selalu curhat pada ayunan mati itu... benar-benar menciptakan banyak pertanyaan.Jika kalian sudah memaafkan manipulasi tokoh cerita ini, aku bakalan lanjutin. Nanti nilailah secara jujur tentang masalah unik yang akan aku hadapi. Nyokap aku, Nyonya Hani Krus,  waktu itu menjelma menjadi cahaya senja di menit yang salah. Nyokap aku memang nama belakangnya Krus, tapi emak-emak digital tetangga Nyokap, manggilnya Kris.Aku memiliki banyak keputusan untuk bisa memulai kembali ke kampus. Nyokap mengizinkan aku memiliki cita-cita baru. Tata rias. Usai perisakan panjang yang terlewatkan. Tak apa, aku sudah kehabi
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Deret 4

Entahlah, aku kala itu memang berharap informasi Baim adalah sesuatu seperti sebuah kejutan ulang tahun. Meski hari itu bukanlah hari kelahiran gadis menyedihkan ini.Butiran air langit berhasil menghapus make up dari cosmetics aku. Noda-noda merah tanda lahir manis, kembali menyembul ke permukaan. Terlihat. Ya, aku kembali ke versi diri aku yang sebenarnya.Aku belum sempat memiliki banyak waktu membuatku hantu-hantu kelas itu tercengang. Tetapi melihat dari cara-cara mereka merespon, mereka masih lah wajar dalam memberi pernyataan pujian. Sayangnya aku gak butuh bunga bangkai. Aku menginginkan bunga sejati. Lebih baik mereka bersikap seperti duri kaktus, jujur dan apa adanya. Tak perlu mencoba untuk tercenung palsu atau memuji dengan balutan kebohongan di balik layar.Dugaan aku benar, meski aku terlalu panjang berprasangka buruk. Sebab di grup WhatsApp kelas, mereka masih membicarakan perubahan diri aku sebelumnya. Aku membacanya saat aku dan Cunnul tiba di ruma
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

Deret 5

Satu kata pun tak ada terlintas untuk diucapkan pada Cunnul. Meski ia berada di samping aku dengan tulus, ia membuka semua pintu-pintu rumah tanpa mencoba memaksa memberi pertanyaan pada aku. Ia mengerti aku masih syok. Pencarian Nyokap menjadi judul baru kesedihan. Termasuk kebohongan Baim pada aku yang seperti sebuah film misteri.Dan pesan-pesan periksakan dari hantu-hantu kelasku di grup WhatsApp, masih berjalan lancar. Mereka tiada niat berhenti membicarakan perubahan diri aku."Tak perlu melihat dunia dari sisi terang, Mislah.""Maksud kamu apa, Nul? Saya hanya berusaha tetap tenang seperti pemain utama dalam cerita Hollywood."Cunnul mendekati aku. Tatapannya manja seolah-olah aku adalah ibu kandung, yang menyayanginya sembilan bulan sepuluh hari."Maksud aku, berdiri di dalam gelap itu lebih mudah untuk kesehatan mental kita, La. Kamu bisa melihat banyak perbandingan yang tak bisa kita lihat... ketika sekeliling kita diselimuti cahaya.""Hmm... refleksi diri, ya?" aku memilih
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Deret 6

Cunnul mengunci bibirnya sepersekian detik. Aku mengerti ia kebingungan. Kedataran wajahnya mencerminkan itu. Aku mengenal banyak sosok-sosok seperti Cunnul di dalam cerita novel. Tokoh-tokoh misterius namun berlagak humoris yang canggung.“Ketakutan seperti apa, Mislah? Apa jenisnya mirip seperti mekamuncat dari ketinggian 5000 kaki dan kamu masih ragu untuk bunuh diri? Kamu berperang dingin dengan segala cerminan dirimu? Atau...”“Sudahlah, kita harus mencari alarm baru sebagai petunjuk keberadaan Nyokap aku. aku berharap banyak pada kamu kali ini. Nul, kalau kamu bisa membawa aku keluar dari jurang keresahan aku itu, kamu akan aku hadiahi kado dari langit yang tak pernah bisa dimiliki manusia manapun di bumi.”Cunnul pun terhenyak, dia melepaskan penat-penat aneh di sekitaran wajahnya. Ia tercenung dan membuat aku harus berkata, “Nul, kamu sudah dengar baik-baik penuturan aku tadi, kan?”Tangan Cunnul bergetar pelan ketika ponselnya berbunyi. Ia menatap saku tempat ponselnya disimp
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

Deret 7

Cunnul benar-benar membuat aku kebingungan setengah mati. Dia mendadak mengarahkan pkamut perjalanan ke arah Mino. Dengan penuh pertanyaan batin, aku tetap mengikuti semua perubahan alur yang ia ciptakan. Sementara kecurigaan aku padanya masih tersimpan, kami tiba di rumah lama aku.Aku mencari Moni. Dia masih di sana. Setia pada kepokamusannya terhadap aku dan Nyokap yang meninggalkannya sendirian. Tak bergeming. Memandangnya bersama secarik kertas di dekatnya, membuat kami rancu mendekati."Kamu yang ambil, Mislah. Aku nungguin momen ini. Sebelumnya, aku menunda mengambilnya karena Moni entah kenapa... tidak mau aku yang mengambil surat ini," terang Cunnul."Ya sudah," jawab aku sembari mengelus Moni, monyet betina kesayangan mendiang ayah aku itu dan mengambil surat yang ia pegang erat-erat.Ia memang terlihat menjaga surat itu dari sejak beberapa waktu."Tetapi, bagaimana bisa kamu tahu status keberadaan surat ini, Nul?" aku bertanya lebih dulu karena penasaran dan memang tidak la
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

Deret 8

“Aku penasaran bukan main, Nul. Sepertinya kondisi kamu gawat lagi,” ujar aku mencoba memberi jeda semua informasi sensitif Cunnul sebelumnya.Cunnul hanya berkata, “Aku gak mengerti kondisi gawat yang kamu maksudkan, Mislah.”Kami membenahi semua pikiran negatif dan akhirnya menancap diri ke Bandung. Penuh keberanian. Tak ada rasa frustasi lagi. Tetapi saat akan tancap gas, Cunnul menghentikan motornya. Ia memberikan kode supaya aku turun lagi.“Ada apa lagi, Nul?” tanya aku.“Itu,” Cunnul menunjuk seseorang yang tadi kami bicarakan.Lelaki bermasker corak harimau itu. Ia hadir bak hantu langka yang dicari. Mendekati kami. Kami terkesima datar. Cunnul meraih jabatan tangannya ketika pria itu mengulurkan tanda pertemuan kembali.“Maaf bikin kamu terkejut, Nul. Maafkan atas kehadiran aku yang tiba-tiba.”“Tifeb...,”“Ya,” kata pria itu lalu membuka maskernya.“Jangan,” Cunnul menghentikan. “Aku sudah percaya kalau itu Kamu, Feb. Tak perlu membuka identitas.”“Tifeb? Saya seperti pernah
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Deret 9

Udara saat itu benar-benar serasa hambar, Tak dingin dan juga tak panas. Aku menebak posisi ibu yang kemungkinan sudah ada di Bandung. Perantara aku dan Cunnul tak lagi merenggang. Aku menginginkan dia selalu ada di sisiku sebagai lelaki terbaik. Manusia terbaik. Lebih baik dan lebih mengerti cara menjebol bendungan rasa sakit. Menuju muara rasa senang. Bahagia.Menit-menit aneh hadir secara tak biasa malam itu. Usai kami meninggalkan Natalie dan Tifeb, kami memulai malam sebagai pelajar yang masih berkelibat di sana. Universitas Mataram. Pukul 22.00, aku mendapati pesan itu.Hotel Astoria, Kamumbok.Tobi. Hakamu Mislah, apakah kalian berdua baik-baik saja hari ini?Kamu pasti sudah mendapati kedua rekan saya.Kamu dan Cunnul harus kemari. Segera. Petunjuk pertama baru saja dibuat agar kontes itu berpihak padamu.Saat itu aku tak langsung mengerti. Entah apa alasan sosok bernama Tobi itu, meminta kami menyewa kamar mahal sekelas Hotel Astoria. Meski Cunnul memberitahu, kalau dirinya t
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more
PREV
1
...
1011121314
...
17
DMCA.com Protection Status