"Sudah aku duga."Untuk ukuran orang yang baru saja ditolak Biru terlalu biasa saja dan itu membuat Kia merasa terhina. Kia menatap Biru dengan pandangan datar. "Aku sudah memberikan jawabanku, aku permisi kalau begitu," kata Kia. Gadis itu mengambil tasnya dan menggeser kursinya, tapi perkataan Biru menghentikan gerakannya. "Apa kamu tidak ingin tahu kenapa kakakmu mengalami stress." Kia menghela napasnya, dia sudah memikirkan ini semua dan dia yakin dengan keputusannya dan sang ibu juga sangat mendukung. "Meski aku tahu, itu tidak akan membuat pelakunya di penjara, lagi pula kalian orang kaya, penjara bukan momok yang menakutkan untuk kalian," kata Kia dengan nada sinis dalam kalimatnya. "Kamu benar, meski tak sepenuhnya, jadi kamu sudah menyerah untuk mendapat keadilan." "Menyerah? tentu saja belum aku sudah menyerahkan pada Tuhan, biarkan tangannya yang bekerja, lagi pula tujuan awalku sudah tercapai, yah untuk mengembalikan nama baik mbak Nina." Biru mengangguk. "Bisa dime
Baca selengkapnya