Semua Bab Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda: Bab 61 - Bab 70

96 Bab

Bab. 52 Rencana Hana 1

Hana menghentikan langkahnya, saat melihat sosok pria yang memakai suit navy tengah mender-mandir di depan pintu. Saat pintu itu terbuka, terlihat Qiara keluar dengan menenteng dua kantong keresek berisikan barang belanjaannya.Hana ternganga, melihat Qiara berhenti. Diam-diam ia mencuri dengar akan percakapan mereka.“Aku anterin pulang ya?”“Denis, kamu ngerti gak, sih, kalau aku ini sudah bersuami. Tolong, jangan tambah masalah lagi, ya,” mohon Qiara dengan wajah memelas.“Ra, hanya antar, lagian, supir kamu tadi bannya pecah, kan? Dari pada kamu pesan taksi.”Helan napas Qiara terdengar berat, ia meletakkan kantong kereseknya di bawah, lantas merogoh ponsel di tas selempang.Mengotak-atik ponselnya. “Halo, sampai mana, Pak? Oh, baik. Saya tunggu di depan Oke Market ya, Pak. Terima kasih.”Dengan wajah cemberut, Qiara memasukkan lagi ponsel ke dalam tas selempang. Ia tipe wanita yang tidak suka dipaksa.“Qiara, aku—““Denis! Kamu denger gak, sih? Dengan kamu nganter aku, akan jadi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

Bab. 63 Rencana Hana 2

“Cepat ceritakan, apa yang kamu tahu mengenai pernikahan mereka!” desak Denis terlihat dingin, tatapannya begitu sangat dingin.“Sabar dulu, Tuan.” Hana menyeringai. Tampaknya pria di hadapannya ini sungguh tidak sabaran.Dengan ini, Hana merasa menang, dan bisa jadi pria itu mau menjalankan rencananya. Bisa jadi, pria itu akan menjadi patner kerja sama yang menguntungkan.“Saya tidak ada waktu buat terus meladeni ini.” Denis bangit, ingin lekas pergi dari tempat itu karena ada hal yang harus ia lakukan.“Yakin?”“Katakan!” Denis kembali duduk.“Qiara itu baby sitter-nya Alista, putrinya Richard. Mereka menikah karena sebuah kecelakaan.”“Maksudnya?”“Ya, Richard mabuk, ada Qiara, terjadilah kejadian yang tidak diinginkan. Dan, ya terpaksa pernikahan itu terjadi. Mereka menikat tidak atas dasar suka sama-suka. Dan lagi, Qiara itu terikat kontrak oleh Oma Hesty, yang mana jika waktu itu ia menggagalkan kontrak, aka nada penalty yang begitu besar.”Denis tampak mengepalkan tangannya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

Bab. 64 Bohong Demi Kebaikan

Qiara masih merasa kesal. Ini disebabkan oleh pertemuan tak disengaja antaranya dan juga Denis.Entah mengapa, rasa kecewa ditinggalkan itu masih tetap ada.“Kamu kenapa mondar-mandir tidak jelas begitu?” tanya Richard langsung meletakkan tas kerjanya di atas meja.Qiara yang menyadari suaminya pulang, langsung mengubah wajahnya menjadi tersenyum, menghampiri suaminya dengan menyodrkan tangannya. “Kamu sudah pulang, Mas?”Richard mengangguk, ia mengecup singkat kening Qiara. “Aku pulang saja kamu sampai tidak ngeuh, ya?”“Maaf.” Dengan mengerucutkan bibir gaya andalannya, Qiara bergelayut manja di lengan sang suami. “Kamu mau kopi?”Mendapati wajah manis istrinya itu, tangan Richard terulur untu mengacak asal pucuk kepala Qiara. “Maunya kamu, gimana dong?”“Mas, jangan bercanda!”“Oh ya, di mana Alista?” Richard mengedarkan pandangannya di sekitar. Tak nampak putri semata wayangnya itu di dalam kamar.“Sama Vera dan Via di kamar sebelah. Mereka mengajari Alista bernyanyi.”“Nyanyi?” R
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-03
Baca selengkapnya

Bab. 65 Demi Qiara

Pagi-pagi sekali Qiara menyiapkan bekal untuk makan siang. Tentu dibantu oleh Via dan Vera.Via yang memasak semuanya. Qiara hanya menyimpannya dalam wadah.“Ve, kamu harus ikut, soalnya Alista hanya mau sama kamu. Mbak Via enggak apa-apa, kan kalau ditinggal di rumah sendiri? Takutnya nanti Oma tiba-tiba datang.”Via mengulum senyuman. Tampak terlihat tak sedih sedikitpun. “Tidak, Bu. Saya tidak apa-apa. Sore nanti Kanjeng Oma juga datang, makanya saya pilih standby di sini saja.”Qiara merasa lega, tidak ada kecemburuan dari keduanya. Toh, semua juga sudah membagi tugas. Qiara memang sering berpikir demikian, mengingat ia dulu berawal dari seorang baby sitter Alista. Sehingga bisa dekat dengan para pekerjanya.“Mas Richard tidak suka pedas ya, Via.”“Saya tahu, Bu. Tidak ada masakan pedas, kecuali sambal.”Qiara mengacungkan ibu jarinya. “Tolong ya, Ve. Aku mau lihatin Alista dulu, apa dia dan papanya sudah bangun.”“Baik, Bu.”Qiara melenggag dengan senang, persiapannya sudah sanga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-04
Baca selengkapnya

Bab. 66 Aku Sedang Ingin

“Apa ada kerjaan?” Qiara hendak mendekati Richard, akan tetapi suaminya itu justru menghindar dengan menutup kembali laptopnya. Jelas saja membuat wanita di depannya itu mengerutkan dahi. “Kenapa aku enggak boleh ngelihat?”“Bu-bukan apa-apa. Tadi hanya iseng membuka email. Bukan masalah besar.”Qiara mengangguk, begitu mempercayai ucapan suaminya. Ia melenggang pergi menuju ke walk in closet, untuk mengganti pakaiannya.“Mas, lekas mandi!” teriak Qiara.Richard menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal, awalnya ingin membuka lagi laptopnya, namun teriakan Qiara membuatmya harus kembali menutup laptopnya lagi.“Iya!” Setengah bereriak Richard menjawab, ia meletakkan laptopnya ke dalam tas, lantas bergegas ke kamar mandi.Dress selutut tanpa lengan menjadi pilihan Qiara. Ia juga memakai topi. Rambut dikepang tak lupa, ia membubuhkan tabir surya ke seluruh tubuhnya.“Mas, bagaimana?” tanya Qiara dengan memutar tubuh, saat sang suami sudah berada di depan cermin.“Bagus. Tapi, apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-06
Baca selengkapnya

Bab. 67 Aku Baik-baik Saja

Pasir putih, ombak yang bergulung ketepian, angin sepoy-sepoy. Suasana seperti inilah yang ditunggu-tunggu oleh seorang Qiara.“Andai Alista bisa diajak ya, Mas. Pasti seru. Kasian banget, ke sini enggak bisa ajakin anak.”Richard mengeratkan pelukannya pada pinggang Qiara, sesekali mengecup kening istrinya itu dengan lembut. “Katanya kamu takut Alista masuk angin?”“Iya, sih. Hehehe.”“Kita balapan lari?” tantang Richard dengan menaik-turunkan alisnya.“Siapa takut! Kalau aku menang, dapat apa?”Richard tampak berpikir sejenak, senyumnya terlihat sangat menggemaskan. “Kamu boleh minta apapun, asal enggak minta pisah.”Qiara mencubit pinggang suaminya yang asal berbicara. Jujur saja, Qiara tidak suka jika harus membahas mengenai ini. Richard terlalu mengada-ada. “Kamu ini.”Richard terkikik sendiri, tangannya terulur untuk mengacak asal pucuk kepala sang istri. “Tapi, kalau aku menang, aku mau dua ronde setelah ini. Di sini.”Qiara membelalakan mata. “Gila!”“Bercanda, Sayang. Bercand
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-10
Baca selengkapnya

Bab. 67 Mempersiapkan Mental

“Sayang, besok kita harus kembali ke penthouse.”Qiara yang baru terbangun dari tidur, lantas mengucek matnya. “Kenapa tiba-tiba sekali, Mas?”“Soalnya, Mama Melda akan datang.” Richard terlihat menundukkan kepala. Kesedihan yang terlihat dari raut wajahnyaa.Qiara beringsut mendekat, lantas meraih tangan suaminya. Selama pernikahan, ia tak pernah mendengar nama itu. Yang ia tahu, kedua orang tua Richard telah meninggal. Ia menebak, jika wanita yang disebut oleh Richard baru saja adalah mama dari almarhumah Yasmin.“Oke. Bu Melda itu, mamanya Mbak Yasmin ya, Mas?”Richard mengangguk. Sekali lagi, ia menatap wajah istrinya dengan sendu, berharap, jika Qiara tidak akan tersinggung atau bahkan marah. “Ka-kamu tidak apa-apa, kan?”Qiara memberikan senyuan terbaiknya. “Tidak apa-apa. Alista juga berhak bertemu sama omanya. Tidak ada mantan mertua, Mas. Aku tidak apa-apa, kok.”Richard meraih tangan Qiara, mengecup punggung tangannya dengan lembut, lantas, mengusap kepala isyrinya itu. “Kam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-11
Baca selengkapnya

Bab. 69 Harga Diri Richard

Qiara melebarkan senyuman, meski wanita paruh baya di depannya itu tampak acuh tak acuh. Wanita yang menggeleng rambutnya itu duduk dengan menyilangkan kaki, merasa kesal karena Alista enggan digendongnya sama sekali.Richard juga heran, kenapa mertuanya itu tiba-tiba datang dan ingin menggendong Alista, sementara sejak bayi, wanita itu yang bersikeras ingin Alista-lah yang pergi dan putrinya yang selamat. Sejak saat itu, Melda tak pernah datang lagi ke penthouse ini.“Apa yang sudah perempuan itu ajarkan, Richard? Kenapa cucu satu-satunya mama ini sama sekali tidak mau digendong sama mama?” Dengan angkuh, Bu Melda melirik Qiara sekilas, lantas melengos. Wajahnya judes, ia benci melihat hubgan harmonis Richard yang sekarang, sementara putrinya sudah tidak ada lagi.“Ma, Alista tidak mau sama Mama, bukan karena Qiara mengajarkan sesuaru yang buruk, Ma. Itu karena Alista jarang saja bertemu dengan Mama.” Jujur, Richard tidak enak hati dengan istrinya itu. Qiara adalah harga dirinya, ia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

Bab. 69 Tak Sengaja Tepat

“Tolong jaga Alista sebentar ya, Ve. aku harus pergi mencari daging dulu.” Qiara meraih tas tangannya, mengecup Alista yang sedang bermain di stollernya.“Apa biar tidak Via saja yang beli, Bu?”Qiara menggeleng. “Tidak perlu. Selain itu, aku juga kepingin makan ramen di kedai sebelahnya. Kalau take a way, rasanya lain. Bye, Ve.”Qiara pergi begitu saja. Entah kenapa, kali ini ia sangat menginginkan ramen. “Aku jadi mudah kepingin makan dari apa yang kutonton. Apa ini menjelang haid ya? Sudah dua bulanan tidak haid.” Telat haid sudah terbiasa bagi Qiara. Bahkan pernah sampai telat tiga bulan. Ia pernah memeriksakan hal ini ke puskesmas, bidan di sana mengatakan, jika memang tidak terjadi sesuatu yang membahayakan. Qiara masuk ke mobil. “Jalan, Pak!”Supir taksi pesanannya itu mengangguk. Tak lama, Qiara sampai pada pusat perbelanjaan. Sebelum memilih daging pesanan Oma Hesty, Qiara pergi ke kedai ramen andalannya. Ia masuk ke kedai tersebut. Tempat ini, dulu sering menjadi tempat be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-16
Baca selengkapnya

Bab, 70 Marah

Huek huekQiara mengurut keningnya yang terasa pening. Ia sama sekali tidak menyangka, aroma masakan membuatnya mual tidak berdaya seperti ini. Seluruh isi dalam perutnya seakan keluar semuanya.“Bu, apa Anda baik-baik saja?” tanya Vera yang baru saja menidurkan Alista.Qiara menggelengkan kepala. “Aku mual banget, Ve. Mana kepala pening.”Vera mengernyit. “Apa Buu Qiara masih belum haid juga?”Qiara mengangguk. Ia duduk di sofa usai keluar dari kamar mandi. “Apa aku positff ya, Ve. Tapi, dulu aku sering banget telat, Ve.”“Beda, Bu. Dulu dan sekarang berbeda. Dulu Anda tidak pernah ….” Vera tidak melanjutkan kalimatnya. Ini terlalu tabu. Lagian, Qiara polos sekali. Ya kali orang yang rajin bercocok tanam tanpa pengaman tidak hamil. Untung saja Qiara istri bos, kalau teman akrabnya, mungkin Vera sudah mengatakan unek-uneknya ini.“Kalau aku hamil, apa Oma Hesty bakalan seneng, Ve? Apa sebaliknya?”“Selama beberapa hari ini, saya sering memperhatikan Oma Hesty, Bu. Bahkan Beliau seri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-17
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status