Ruangan pemeriksaan berdengung dengan suara detak jantung bayi yang belum lahir. Qiara, dengan tangan menggenggam erat perutnya, menatap layar monitor dengan raut wajah cemas. Dokter Anita, dengan senyum lembut, menunjuk ke titik-titik kecil yang berkedip di layar."Kontraksi ringan, Qiara. Tak perlu khawatir, ini masih normal," ujar Dokter Anita. "Hanya saja, kamu harus banyak istirahat dan hindari stres. Jangan terlalu banyak pikiran."Qiara mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Saya memang banyak pikiran, Dok. Pekerjaan, keluarga, semuanya serasa menumpuk."Dokter Anita menepuk lembut tangan Qiara. "Tenanglah, Qiara. Semua akan baik-baik saja. Prioritaskan kesehatanmu dan bayimu. Istirahatlah, makan makanan bergizi, dan jangan lupa untuk selalu berdoa."Di luar ruangan pemeriksaan, Via duduk di bangku dengan raut wajah khawatir. Ia sesekali melirik jam tangannya, berharap Richard segera menjawab teleponnya."Via, gimana keadaan Qiara?" tanya seorang wanita tua, yang ternyata adalah Om
Last Updated : 2024-09-04 Read more