Share

Bab. 90 Panil

Hawa panas Jakarta seakan ikut mencengkram jantung Richard. Keringat dingin membasahi dahinya saat ia mendapati rumah kosong. Tak ada Qiara, istrinya, yang biasanya sudah bersiap menyambutnya pulang.

"Qiara?" Panggilnya, suaranya bergetar.

Hanya keheningan yang menjawab. Ia berlari ke kamar, mencari-cari, namun tak menemukan tanda keberadaan Qiara.

"Via!" teriaknya, memanggil ART yang biasa membantu Qiara.

Beberapa saat kemudian, Via muncul dengan wajah pucat, matanya sembab.

"Pak Richard, Bu Qiara... Bu Qiara..." Via terisak, tak mampu melanjutkan kalimatnya.

"Dimana Qiara?" Richard bertanya dengan suara serak.

"Bu Qiara... Bu Qiara kontraksi, Pak. Dia pamit ke toilet, tapi... tapi dia nggak balik-balik." Via terduduk di lantai, tangisnya pecah.

Richard terpaku. Kontraksi? Hilang di toilet? Pikirannya berputar tak karuan.

"Kita ke rumah sakit, Via!" ucapnya, berusaha mengendalikan kepanikannya.

Mereka bergegas menuju rumah sakit tempat Qiara dirawat. Sepanjang perjalanan, Richard
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status