Share

Bab. 65 Demi Qiara

Author: Layli Dinata
last update Last Updated: 2024-08-04 22:37:59

Pagi-pagi sekali Qiara menyiapkan bekal untuk makan siang. Tentu dibantu oleh Via dan Vera.

Via yang memasak semuanya. Qiara hanya menyimpannya dalam wadah.

“Ve, kamu harus ikut, soalnya Alista hanya mau sama kamu. Mbak Via enggak apa-apa, kan kalau ditinggal di rumah sendiri? Takutnya nanti Oma tiba-tiba datang.”

Via mengulum senyuman. Tampak terlihat tak sedih sedikitpun. “Tidak, Bu. Saya tidak apa-apa. Sore nanti Kanjeng Oma juga datang, makanya saya pilih standby di sini saja.”

Qiara merasa lega, tidak ada kecemburuan dari keduanya. Toh, semua juga sudah membagi tugas. Qiara memang sering berpikir demikian, mengingat ia dulu berawal dari seorang baby sitter Alista. Sehingga bisa dekat dengan para pekerjanya.

“Mas Richard tidak suka pedas ya, Via.”

“Saya tahu, Bu. Tidak ada masakan pedas, kecuali sambal.”

Qiara mengacungkan ibu jarinya. “Tolong ya, Ve. Aku mau lihatin Alista dulu, apa dia dan papanya sudah bangun.”

“Baik, Bu.”

Qiara melenggag dengan senang, persiapannya sudah sanga
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 66 Aku Sedang Ingin

    “Apa ada kerjaan?” Qiara hendak mendekati Richard, akan tetapi suaminya itu justru menghindar dengan menutup kembali laptopnya. Jelas saja membuat wanita di depannya itu mengerutkan dahi. “Kenapa aku enggak boleh ngelihat?”“Bu-bukan apa-apa. Tadi hanya iseng membuka email. Bukan masalah besar.”Qiara mengangguk, begitu mempercayai ucapan suaminya. Ia melenggang pergi menuju ke walk in closet, untuk mengganti pakaiannya.“Mas, lekas mandi!” teriak Qiara.Richard menggaruk kepalanya yang mendadak terasa gatal, awalnya ingin membuka lagi laptopnya, namun teriakan Qiara membuatmya harus kembali menutup laptopnya lagi.“Iya!” Setengah bereriak Richard menjawab, ia meletakkan laptopnya ke dalam tas, lantas bergegas ke kamar mandi.Dress selutut tanpa lengan menjadi pilihan Qiara. Ia juga memakai topi. Rambut dikepang tak lupa, ia membubuhkan tabir surya ke seluruh tubuhnya.“Mas, bagaimana?” tanya Qiara dengan memutar tubuh, saat sang suami sudah berada di depan cermin.“Bagus. Tapi, apa

    Last Updated : 2024-08-06
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 67 Aku Baik-baik Saja

    Pasir putih, ombak yang bergulung ketepian, angin sepoy-sepoy. Suasana seperti inilah yang ditunggu-tunggu oleh seorang Qiara.“Andai Alista bisa diajak ya, Mas. Pasti seru. Kasian banget, ke sini enggak bisa ajakin anak.”Richard mengeratkan pelukannya pada pinggang Qiara, sesekali mengecup kening istrinya itu dengan lembut. “Katanya kamu takut Alista masuk angin?”“Iya, sih. Hehehe.”“Kita balapan lari?” tantang Richard dengan menaik-turunkan alisnya.“Siapa takut! Kalau aku menang, dapat apa?”Richard tampak berpikir sejenak, senyumnya terlihat sangat menggemaskan. “Kamu boleh minta apapun, asal enggak minta pisah.”Qiara mencubit pinggang suaminya yang asal berbicara. Jujur saja, Qiara tidak suka jika harus membahas mengenai ini. Richard terlalu mengada-ada. “Kamu ini.”Richard terkikik sendiri, tangannya terulur untuk mengacak asal pucuk kepala sang istri. “Tapi, kalau aku menang, aku mau dua ronde setelah ini. Di sini.”Qiara membelalakan mata. “Gila!”“Bercanda, Sayang. Bercand

    Last Updated : 2024-08-10
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 67 Mempersiapkan Mental

    “Sayang, besok kita harus kembali ke penthouse.”Qiara yang baru terbangun dari tidur, lantas mengucek matnya. “Kenapa tiba-tiba sekali, Mas?”“Soalnya, Mama Melda akan datang.” Richard terlihat menundukkan kepala. Kesedihan yang terlihat dari raut wajahnyaa.Qiara beringsut mendekat, lantas meraih tangan suaminya. Selama pernikahan, ia tak pernah mendengar nama itu. Yang ia tahu, kedua orang tua Richard telah meninggal. Ia menebak, jika wanita yang disebut oleh Richard baru saja adalah mama dari almarhumah Yasmin.“Oke. Bu Melda itu, mamanya Mbak Yasmin ya, Mas?”Richard mengangguk. Sekali lagi, ia menatap wajah istrinya dengan sendu, berharap, jika Qiara tidak akan tersinggung atau bahkan marah. “Ka-kamu tidak apa-apa, kan?”Qiara memberikan senyuan terbaiknya. “Tidak apa-apa. Alista juga berhak bertemu sama omanya. Tidak ada mantan mertua, Mas. Aku tidak apa-apa, kok.”Richard meraih tangan Qiara, mengecup punggung tangannya dengan lembut, lantas, mengusap kepala isyrinya itu. “Kam

    Last Updated : 2024-08-11
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 69 Harga Diri Richard

    Qiara melebarkan senyuman, meski wanita paruh baya di depannya itu tampak acuh tak acuh. Wanita yang menggeleng rambutnya itu duduk dengan menyilangkan kaki, merasa kesal karena Alista enggan digendongnya sama sekali.Richard juga heran, kenapa mertuanya itu tiba-tiba datang dan ingin menggendong Alista, sementara sejak bayi, wanita itu yang bersikeras ingin Alista-lah yang pergi dan putrinya yang selamat. Sejak saat itu, Melda tak pernah datang lagi ke penthouse ini.“Apa yang sudah perempuan itu ajarkan, Richard? Kenapa cucu satu-satunya mama ini sama sekali tidak mau digendong sama mama?” Dengan angkuh, Bu Melda melirik Qiara sekilas, lantas melengos. Wajahnya judes, ia benci melihat hubgan harmonis Richard yang sekarang, sementara putrinya sudah tidak ada lagi.“Ma, Alista tidak mau sama Mama, bukan karena Qiara mengajarkan sesuaru yang buruk, Ma. Itu karena Alista jarang saja bertemu dengan Mama.” Jujur, Richard tidak enak hati dengan istrinya itu. Qiara adalah harga dirinya, ia

    Last Updated : 2024-08-13
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 69 Tak Sengaja Tepat

    “Tolong jaga Alista sebentar ya, Ve. aku harus pergi mencari daging dulu.” Qiara meraih tas tangannya, mengecup Alista yang sedang bermain di stollernya.“Apa biar tidak Via saja yang beli, Bu?”Qiara menggeleng. “Tidak perlu. Selain itu, aku juga kepingin makan ramen di kedai sebelahnya. Kalau take a way, rasanya lain. Bye, Ve.”Qiara pergi begitu saja. Entah kenapa, kali ini ia sangat menginginkan ramen. “Aku jadi mudah kepingin makan dari apa yang kutonton. Apa ini menjelang haid ya? Sudah dua bulanan tidak haid.” Telat haid sudah terbiasa bagi Qiara. Bahkan pernah sampai telat tiga bulan. Ia pernah memeriksakan hal ini ke puskesmas, bidan di sana mengatakan, jika memang tidak terjadi sesuatu yang membahayakan. Qiara masuk ke mobil. “Jalan, Pak!”Supir taksi pesanannya itu mengangguk. Tak lama, Qiara sampai pada pusat perbelanjaan. Sebelum memilih daging pesanan Oma Hesty, Qiara pergi ke kedai ramen andalannya. Ia masuk ke kedai tersebut. Tempat ini, dulu sering menjadi tempat be

    Last Updated : 2024-08-16
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab, 70 Marah

    Huek huekQiara mengurut keningnya yang terasa pening. Ia sama sekali tidak menyangka, aroma masakan membuatnya mual tidak berdaya seperti ini. Seluruh isi dalam perutnya seakan keluar semuanya.“Bu, apa Anda baik-baik saja?” tanya Vera yang baru saja menidurkan Alista.Qiara menggelengkan kepala. “Aku mual banget, Ve. Mana kepala pening.”Vera mengernyit. “Apa Buu Qiara masih belum haid juga?”Qiara mengangguk. Ia duduk di sofa usai keluar dari kamar mandi. “Apa aku positff ya, Ve. Tapi, dulu aku sering banget telat, Ve.”“Beda, Bu. Dulu dan sekarang berbeda. Dulu Anda tidak pernah ….” Vera tidak melanjutkan kalimatnya. Ini terlalu tabu. Lagian, Qiara polos sekali. Ya kali orang yang rajin bercocok tanam tanpa pengaman tidak hamil. Untung saja Qiara istri bos, kalau teman akrabnya, mungkin Vera sudah mengatakan unek-uneknya ini.“Kalau aku hamil, apa Oma Hesty bakalan seneng, Ve? Apa sebaliknya?”“Selama beberapa hari ini, saya sering memperhatikan Oma Hesty, Bu. Bahkan Beliau seri

    Last Updated : 2024-08-17
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 71

    “Ke mana perginya Richard?” Oma Hesty baru saja datang. Ia melihat cucunya tampak gusar dan berjalan cepat keluar dari unit. Bahkan ia sempat menyapa cucunya, dan Richard tampak abai, bak orang sedang marah.Qiara mencoba untuk tersenyum. Ia menggeleng dengan pelan. “Qiara tidak tahu, Oma. Mas Richard tidak mengatakan apapun.”“Dan kamu kenapa pucat sekali. Sudah pergi ke dokter? Sejak kemarin Oma perhatiin, kamu seperti tidak sehat.”Jujur, Qiara senang karena perhatian Oma Hesty. Hanya saja, kali ini moodnya sedang tidak baik karena kesalah pahaman yang terjadi.“Tidak, Oma. Qiara baik-baik saja,” dusta Qiara. Yang sebenarnya, ia takut akan jarum suntik. Dulu ia berteriak, saat demam, karena mantra yang dipanggil ayahnya membawa jarum suntik yang besar.“Oh, sudah makan? Oma lapar.”“Oma makan saja dulu, ya. Qiara kaya enggak enak banget perutnya, Oma.”Oma Hety kembali mengerutkan dahi. “Kamu aneh juga. Apa jangan-jangan kamu—““Oma, ada telpon dari Bu Melda.” Vera dari luar unit, l

    Last Updated : 2024-08-19
  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 72

    “Apa yang terjadi dengan cucu mantu saya, Dokter Ridwan?”“Kalau dari ciri-ciri, dan rabaan tangan saya di perutnya, sepertinya menantu Anda ini sedang hamil muda, Nyonya. Test kehamilan yang bisa menjawabnya.”Dokter Ridwan mengeluarkan alat tes kehamilan dari tasnya, memberikannya pada Oma Hesty.“Benarkah? Saya akan mendapatkan cicit lagi?” Mata Oma Hesty berkaca-kaca, ia menoleh pada Vera yang sedang menenangkan Alista yang baru saja terbangun dan menangis. Vera juga terlihat senang akan kabar itu.“Sayang, kamu akan punya adik,” bisik vera pada Alista.“Kondisinya sangat lemah, Bu. Sepertinya Bu Qiara harus istirahat total. Saya yakin, Bu Qiara ini memang hamil, Bu. Ini sudah lumrah pada ibu hamil muda kebanyakan.”Richard yang baru saja mendengar penjelasan dari Dokter Ridwan, membeku di tempat. Mendegar istrinya pingsan, Richard buru-buru pulang, namun saat membuka pintu dan mendengar itu, tubuhnya seakan lemas.“Chard, Alista akan punya adik.” Oma Hesty mendekat, namun Richard

    Last Updated : 2024-08-20

Latest chapter

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 96

    Mobil Richard berhenti dengan kasar di depan IGD rumah sakit. Richard langsung menggendong Qiara dan berlari menuju pintu masuk. Para petugas medis langsung menyambut mereka dan membawa Qiara ke dalam ruangan.Richard menjelaskan kepada dokter tentang apa yang terjadi pada Qiara, tentang penculikan dan pelarian yang menegangkan yang baru saja mereka alami. Dokter mendengarkan dengan saksama, lalu meminta Richard untuk menunggu di luar. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk Ibu Qiara," ujar dokter dengan tenang.Richard terdiam di kursi tunggu, tangannya mengepal erat. Dia merasa panik, takut, dan tidak berdaya. Dia tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika sesuatu terjadi pada Qiara dan calon bayinya.Richard terduduk lemas, matanya terpejam. Dia berdoa dengan sungguh-sungguh, memohon agar Tuhan melindungi Qiara dan calon bayinya. "Ya Tuhan, tolong lindungi Qiara dan calon bayi kami. Berikan kami kekuatan untuk melewati masa-masa sulit ini," bisik Richard dalam h

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 95

    Dor Richard terperanjat. Bunyi ledakan membuatnya ternganga, tak percaya. Haidar tertembak di bagian lengan kiri. Namun, nampaknya pria itu tak menyerah, ia membalas dengan satu tembakan yang berhasil tepat sasaran. Buru-buru Richard menghampirinya. “Haidar, kamu enggak apa-apa?” Richard sangat panik. Suara sirene mobil aparat mulai terdengar, beberapa petugas turun dari mobil, mengejar para pelaku, termasuk Denis. Richard berjongkok di samping Haidar, tubuh sahabatnya itu terkulai lemas dengan darah yang mengalir dari luka tembak di lengannya. Detak jantung Haidar terdengar lemah, dan napasnya tersengal-sengal. Richard berusaha menenangkan Haidar, "Tenang, Haidar. Ambulans sudah dalam perjalanan."Polisi yang membantu mengevakuasi Haidar, segera mengamankan lokasi kejadian. Penjahat yang menembaki Haidar berhasil ditangkap. Richard merasa lega, tetapi keprihatinannya terhadap Haidar tetap tak tergoyahkan.Richard mengambil ponselnya dan menghubungi ambulans. "Halo, saya

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 94

    “Keluar kalian!” teriak ketiga pria yang mengejar Qiara, Richard dan Haidar. “Mas, aku sudah gak kuat lagi,” rintih Qiara sambil memegangi perutnya sendiri. “Stt, kamu harus bersabar sayang. Kita akan segera pergi dari sini.” Richard berbisik, seraya mengusap lengan sang istri. Menenggelamkan wajah Qiara di ceruk leher. Berharap, hal seperti ini bisa membuat Qiara lebih tenang. “Tuan, Anda bisa di sini. Biar saya yang maju. Setelah saya bisa mengalihkan. Anda bisa membawa Bu Qiara,” ucap Haidar pada akhirnya. Ia tidak berani mengambil tindakan sebelumnya, karena keadaan Qiara yang tidak memungkinkan. Wanita itu hamil besar. “Berhati-hatilah,” titah Richard. Haidar mengangguk. Ia mengambil posisi, mengintip berlebih dahulu. Dirasa aman, ia berguling untuk berpindah tempat. berguling lagi, hingga sampai pada tumpukan drum berisikan oli. Brak! Sengaja Haidar menjatuhkan sesuatu, untuk mengundang atensi ketiga pria yang mengejarnya. Ia memberikan anggukan pada Richard, untuk mengam

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 93

    Mobil Richard berhenti dengan bunyi decitan ban yang mengeras di atas aspal. Udara malam terasa dingin menusuk kulit, membawa aroma tanah basah dan dedaunan kering. Richard melangkah keluar, tubuhnya tegap dan tangannya menggenggam erat pistol di pinggang. Di sampingnya, Hana, dengan wajah pucat pasi, mengikuti dengan langkah gontai."Kau yakin ini tempatnya, Haidar?" tanya Richard, suaranya berat dan berbisik.Haidar, dengan seragam polisi yang kusut, mengangguk pelan. "Ya, Tuan. Ini markas Denis. Aku pernah mengintai tempat ini beberapa kali. Dia sering keluar masuk dengan Hana."Richard mengerutkan kening. "Jadi, Hana memang terlibat?""Sepertinya begitu, Tuan. Aku tidak tahu pasti apa motifnya, tapi dia selalu terlihat bersama Denis kemarin."Richard menarik napas dalam-dalam. "Baiklah. Kita harus bergerak cepat. Qiara... Qiara mungkin dalam bahaya."Mereka bertiga memasuki halaman rumah yang gelap dan sunyi. Daun-daun kering berderit di bawah sepatu mereka. Richard menunjuk sebua

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 92

    “Hana,” desis Richard dengan mengepalkan tangan kuat-kuat. Pria bermata lebar itu melangkah dengan pasti, menghampiri wanita yang sedang berbincang dengan teman-temannya. menyadari keberadaan Richard, teman Hana menyikut wanita itu, menunjuk Richard dengan dagunya. “Richard, kamu datang lagi?” Hana melebarkan senyuman, seolah senang akan kehadiran pria itu. “Di mana Qiara?” tanya Richard dengan rahang mengeras. Andai Hana laki-laki, mungkin ia sudah menghajarnya habis-habisan. “Qiara? Kenapa bertanya kepadaku? Aku--” “Tidak usah berkelit, Hana! Kamu satu-satunya orang yang sama sekali tidak menyukai dia. Sebuah mobil membawa istriku pergi, aku yakin, ini ada hubungannya dengan kamu. Mengaku, atau kamu akan mendapatkan akibatnya dariku ” Hana menggelengkan kepalanya, bahkan wajahnya tampak terlihat bingung. “Aku memang berencana untuk menjauhkan dia dari kamu. Tapi, mengenai hilangnya dia sekarang, sih, aku sama sekali tidak tahu.” “Bohong! Katakan, atau kau akan merasakan aki

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 91

    Oma Hesty, mertua Qiara, duduk terpaku di kursi ruang tunggu rumah sakit. Air matanya tak henti mengalir, membasahi pipinya yang keriput. Ia terus mengulang nama Qiara, berharap putrinya itu muncul di depannya."Qiara, sayang... di mana kamu? Oma khawatir..." lirihnya, suaranya bergetar.Via, ART yang setia menemani Qiara, mendekati Oma Hesty dengan hati yang terasa remuk. Ia merasa bersalah karena tak bisa menjaga Qiara, tak bisa mencegah kejadian ini."Nyonyaa, tenang ya. Pak Richard sudah lapor polisi. Mereka pasti akan menemukan Bu Qiara."Via berusaha menenangkan Oma Hesty, namun ucapannya terasa hampa."Via, kamu ini kenapa sih? Kok kamu biarin Qiara pergi ke toilet sendirian? Kan saya sudah bilang, kamu harus ngawasin dia! Sekarang dia hilang, gimana kalau terjadi apa-apa? Mentang-mentang dia mau oergi sendiri!" Oma Hesty menimpali dengan nada tinggi, matanya tertuju tajam ke arah Via."Maaf, Nyonya. Saya... saya... " Via terbata-bata, tak mampu menjawab. Ia

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 90 Panil

    Hawa panas Jakarta seakan ikut mencengkram jantung Richard. Keringat dingin membasahi dahinya saat ia mendapati rumah kosong. Tak ada Qiara, istrinya, yang biasanya sudah bersiap menyambutnya pulang."Qiara?" Panggilnya, suaranya bergetar.Hanya keheningan yang menjawab. Ia berlari ke kamar, mencari-cari, namun tak menemukan tanda keberadaan Qiara."Via!" teriaknya, memanggil ART yang biasa membantu Qiara.Beberapa saat kemudian, Via muncul dengan wajah pucat, matanya sembab."Pak Richard, Bu Qiara... Bu Qiara..." Via terisak, tak mampu melanjutkan kalimatnya."Dimana Qiara?" Richard bertanya dengan suara serak."Bu Qiara... Bu Qiara kontraksi, Pak. Dia pamit ke toilet, tapi... tapi dia nggak balik-balik." Via terduduk di lantai, tangisnya pecah.Richard terpaku. Kontraksi? Hilang di toilet? Pikirannya berputar tak karuan."Kita ke rumah sakit, Via!" ucapnya, berusaha mengendalikan kepanikannya.Mereka bergegas menuju rumah sakit tempat Qiara dirawat. Sepanjang perjalanan, Richard

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 89

    Qiara membuka mata, kepala berdenyut seperti ditumbuk alu. Pandangannya buram, ruangan gelap, hanya sedikit cahaya remang-remang yang menerobos celah jendela. Dia berusaha duduk, namun tubuhnya terasa berat, terikat kuat dengan tali pada sebuah bangku kayu."Di mana aku?" bisiknya, suaranya serak. "Siapa yang melakukan ini?"Panik mulai merayap ke dalam hatinya. Dia ingat terakhir kali berada di toilet rumah sakit, menunggu Richard yang sedang menemui dokter. Lalu... kosong. Ingatannya terputus."Mas Richard! Mas Richard!" teriaknya, suaranya bergema di ruangan sunyi itu. Richard, suaminya, adalah satu-satunya yang bisa menyelamatkannya. Namun, di mana Richard?Air mata mengalir deras di pipinya. "Aku takut," lirihnya, suaranya bergetar. "Aku harus keluar dari sini."Dia mencoba melepaskan ikatan tali, namun usaha itu sia-sia. Tali itu terlalu kuat. Dia terjebak, terkungkung dalam kegelapan, terpisah dari Richard."Mas Richard, tolong aku," bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar.Ras

  • Babysitter Manis Kesayangan Hot Duda   Bab. 88

    "Bos, tenang saja. Qiara dalam keadaan baik. Kami menjaga dia dengan sangat baik. Dia tak kekurangan apa pun, bahkan aku sendiri yang menyiapkan makanannya nanti saat dia sadar, kami akan menyuruhnya makan." kata salah satu anak buah Denis, ia berusaha meyakinkan bosnya.Denis menghela napas, matanya menatap kosong ke depan. "Aku tak ingin ada yang menyentuhnya. Jangan sampai ada goresan di tubuhnya. Kamu tahu bagaimana aku sangat mencintainya. Aku tak rela dia hamil anak laki-laki lain. Hanya aku yang berhak mendapatkannya.""Tenang, Bos. Kami mengerti. Kami akan memastikan Qiara aman. Kami tak akan membiarkan siapa pun menyentuhnya." anak buah Denis yang lain menimpali."Bagus. Pastikan dia tetap aman. Aku akan segera menemuinya. Aku harus melihatnya. Aku harus memastikan dia baik-baik saja." Denis masih terlihat gelisah, tetapi tatapannya kini lebih lembut, penuh dengan kerinduan dan rasa sakit."Bos, apa yang akan kamu lakukan setelah itu? " tanya anak buah Denis penasaran.

DMCA.com Protection Status