Home / Romansa / Mempelai yang Tak Diharapkan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Mempelai yang Tak Diharapkan: Chapter 151 - Chapter 160

188 Chapters

Menemui Gibran.

Gibran tersenyum, "Jika aku menuruti keinginan Anindya dengan membatalkan perjodohan kami, apa yang akan aku dapat sebagai gantinya?" Tari tersenyum sinis, dia sudah bisa menebak reaksi Gibran. "Tentu tidak ada yang gratis di dunia. Dan kami paham soal itu. Katakan saja apa yang kamu inginkan?" "Coba katakan apa yang bisa kamu tawarkan?" tantang Gibran dengan ekspresi yang sulit Tari baca. "Mungkin sebuah investasi atau hal yang lain yang mungkin kamu inginkan?" Tari memberi tawaran. "Menarik, tapi sayangnya aku ingin yang lain." Gibran kembali menyesap kopinya. "Minumlah, jangan terlalu serius, kita bicara santai saja." Tari menuruti ucapan pria di depannya itu, menyesap jus strawberry favoritnya. "Mungkin kamu lupa, tapi dulu kita sering bertemu," kata Gibran sambil menyandarkan punggunya santai. "Aku salah satu teman kakakmu yang sering main ke rumah kalian. Jus strawberry dan cilok bumbu kacang," Tari menatap pria itu lekat. Wajah pria itu seperti tak asing bagi
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Ternyat kalian semua.

"Danisa?" Tari membulatkan matanya kaget. "Apa yang Anindya lakukan dengan Danisa? Jangan-jangan....." [Mbak, maaf aku masih ada kelas. Nanti kalau sudah selesai aku langsung ke rumah Mbak Tari.] Sebuah pesan masuk ke pinsel Tari daru Anindya. Wajah Tari beruha dingin. Tak menyangka selama ini ternyata adik iparnya itu menipu dirinya. Tari segera berbalik masuk ke dalam taksi online yang masih menunggunya. "Pak, tolong ikuti mobil itu," perintahnya pada sang sopir, Tari ingin memastikan jika Anindya benar-benar telah menipunya. Tak menunggu lama pak sopir langsung tancap gas mengejar mobil yang sudah melaju cukup jauh. "Bisa lebih cepat Pak, kita jangan sampai kehilangan jejaknya." Tari tak sabar, mobil yang membawa Danisa dan Anindya sudah melaju cepat di depan. Dia harus bisa mendapat bukti untuk membuat Anindya tak bisa lagi mengelak. Teganya gadis itu menipu dirinya. "Tenang saja, Mbak. Saya jamin kita tidak akan ketinggalan. Saya sudah biasa main kejar-kerjaran s
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Lari.

"Rasakan ini," sentak Anindya memutar tubuhnya dna langsung menyiramkan air keras yang di bawanya. Byurrr.. ces.... Senyawa itu langsung melepuhkan kulit tangan dan wajah yang tadinya mulus menjadi menyeramkan. "Akh..... Akh......." teriak Danisa kesakitan sampai jatuh dan berguling di jalan. "Hah.. Danisa," pekik Karina kebingungan. Dia hanya menatap Danisa yang kesakitan tanpa berusaha melakukan sesuatu. Tak hanya Danisa, tiba-tiba Sarah juga menjerit kesakitan karena terkena cipratan sisa air keras saat Anindya melemparkan botol bekas wadah air keras ke arahnya. "Akh..... sakit.... sakit....Anjing kamu," umpatnya kesakitan. Satu sisi wajahnya berubah menyeramkan juga satu lengannya ikut melepuh. Jeritan dan teriakan Sarah dan Danisa bersahutan membuat semua orang tertegun. Tak ada yang bereaksi, semua terdiam dengan mata membelalak. Tari, Rama juga Karina tubuhnya tiba-tiba membatu karena kaget. Mereka tak menyangka Anindya akan menyiramkan air keras itu ke arah D
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Tertembak.

"Tari..." Satya berlari menghampiri tubuh istrinya yang tersungkur di jalan. Dadanya berdegup kencang melihat istri yang sangat dicintainya itu ambruk dan berlumuran darah. "Tari...." Perlahan Satya membalikkan tubuh istrinya. Anindya pun langsung bangun dan membantu kakaknya. "Sayang buka matamu," ucap Satya sambil menepuk pelan pipi Tari. Namun wajah pucat itu tak merespon. "Mbak Tari..." Dengan tangan gemetaran Anindya menggoyangkan lengan kakak iparnya itu. "Kumohon bangun Mbak,.." Dia sangat menyesal dengan apa yang sudah terjadi. Jika tahu ini yang akan terjadi, dia pasti akan menolak ajakan Danisa. Satya mengangkat wajahnya, mobil uang sudah melaju cepat. "Tangkap mereka dan bawa ke hadapanku hidup atau mati!" perintahnya pada Johan. "Siap Bos." Johan mengnagguk lalu memerintahkan beberapa anak buahnya untuk mengejar mobil Rama. Satya segera membopong tubuh istrinya dan masuk ke dalam mobil. "Kita rumah sakit, cepat!!" perintahnya pada sopir. Sebelum masu
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Kekecewaan keluarga kepada Anindya

"Kondisi pasien kritis karena kehilangan banyak darah." Degh.... Jantung Satya seakan beehenyi berdetak saking kagetnya. Akan langsung memucat. "Nggak... aku nggak bisa kehilangan dia," gumam Satya, tubuhnya meluruh terduduk di lantai. "Kak," pekik Anindya memegangi lengan Kakaknya. Air matanya terus mengalir menunjukkan penyesalannya yang tak bertepi. "Ya Allah... Papa." Jihan ikut memekik sambil memegangi tubuh Ibra yang tiba-tiba oleng. Dengan sigap Ganendra memegang lengan sang Papa agar tak sampai jatuh ke lantai. "Bantu Papa duduk," ucap Ganendra memberi arahan Jihan. "Aku nggak papa," kata Ibra sambil memegangi dadanya. "Tolong tenang, dokter akan menjelaskan keadaan pasien," ujar wanita berseragam perawat. Detik berikutnya seorang dokter keluar dari ruang operasi. "Begini, kondisi pasien saat ini sedang kritis dna membutuhkan transfusi darah dengan segera. Namun cadangan darah yang sesuai golongan darah pasien kosong. Jadi kami butuh bantuan keluarga untuk mend
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Hukuman untuk Anindya.

Setelah pulang dari rumah sakit, Anindya tidak lagi di izinkan keluar rumah seorang diri. Ponselnya disiita dan semua kegiatannya dibatasi. Hanya untuk urusan kuliah gadis iti diizinkan pergi dan tentu saja dengan di kawal bodyguard yang sengaja disewa Farhan. Bukan tanpa alasan Farhan melakukan itu, pria paruh baya itu khawatir Anindya akan membuat masalah lagi dan mungkin saja kabur sebelum hari pernikahan. Sore itu Farhan dna Aisyah memanggil Anindya untuk bicara di ruang tengah, membahas tentang pernikahan dan masalah ynag telah diperbuat putri bungsunya. Namun dari mulai awal Anindya lebih banyak diam dan menurut saja. Tak sekalipun membantah. Meski begitu baik Farhan dan Aisyah tak berhenti mengungkit kesalahan Anindya dan membuat hati gadis itu terluka. "Kamu sendiri yang setuju untuk menikah tapi di belakang kami kamu meminta Tari membatalkan perjodohanmu dan Gibran," omel Farhan karena merasa Anindya tidak bisa konsisten dengan ucapannya. Anindya tak membantah se
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Menjenguk Tari.

Keesokan harinya Farhan dan Aisyah juga Anindya datang menjenguk Tari. Tak lupa Aisyah membawakan makanan yang dia masak sendiri untuk Tari dan Satya yang setiap hari menjaga Tarindi rumah sakit. Aisyah dan Farhan sangat bahagia dan besyukur akhirnya setelah ketegangan kini mereka bisa bernafas lega. Terlebih lagi Anindya, sepanjang jalan menuju rumah sakit gadis itu tak henti-hentinya mengucap syukur. Akhirnya, doanya terkabul Tari telah sadar dan keadaannya membaik. Dengan sadarnya Tari, setidaknya satu masalah selesai. Anindya tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi keluarga jika sampai terjadi sesuatu pada kakak iparnya itu. Kemungkinan besar dirinya akan diusir dari rumah. 'Ya Allah... terima kasih Engkau sudah memberi keselamatan untuk Mbak Tari,' ucap Anindya dalam hati. **** "Assalamu'alaikum," ucap Farhan dan Aisyah setelah membuka pintu kamar rawat inap Tari. "Wa'alaikum salam," jawab beberapa orang yang ada di dalam kamar. Tari tersenyum lebar melihat
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Pengakuan Anindya.

"Apa itu benar?" tanya Tari. "Kamu sangat membenciku?" Anindya menggeleng. "Aku tidak membencimu, Mbak. Baik dulu atau pun sekarang. Aku hanya merasa iri karena kmau baik dan banyak orang yang mencintaimu tapi aku berani sumpah aku tidak pernah berniat melukaimu...." jawabnya sambil menangis. Tari mengangguk, entah kenapa tapi Tari yaki Anindya jujur. Meski semua orang tak percaya tapi suara hati Tari mengatakan, Anindya sudah berubah dan dia tidak sejahat Danisa. "Ya... kamu iri makanya kamu ingin merusak wajahnya, iya kan?" tuduh Satya geram. "Demi Tuhan.... bukan aku yang merencanakannya, Kak. Danisa dan teman-temannya sudah membawa air keras itu sebelum menjemputku. Aku sama sekali tidak ikut merencanakannya." "Jangan bawa-bawa Tuhan untuk dosamu!!! Kamu bilang tidak ikut merencanakan, apa kamu pikir aku akan percaya?" Satya sudah kehilangan kesabaran. "Kali ini kamu benar-benar sudah melewati batas," Ganendra berjalan cepat dan memegangi Satya tang sudaah seperti
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Pernikahan

Di sebuah kamar hotel, tampak seorang gadis berbalut kebaya putih duduk di depan meja rias. Wajahnya yang manis sedang dipoles oleh MuA ternama di kotanya. Sesuai keinginan sang gadis, make up soft yang sedang digemari menjadi pilihannya dan gadis berlesung pipi itu terlihat sangat cantik anggun. Namun sayang wajah cantik bak artis korea itu nampak muram. Hatinya kalut dan dipenuhi rasa takut. Sejak dua jam yang lalu entah sudah berapa kali helaan nafas terdengar berat membuat sang MUA menjadi heran. "Kak, kepalanya bisa diangkat sedikit?" pinta sang MUA sedikit lelah dengan sikap calon penggantin yang lebih sering menundukkan kepalanya. Tidak seperti calon pengantin lain yang sangat antusias dan bersemangat. Kliennya hari ini terlihat bermuram durja. "Kak Anindya," panggilnya lagi karena wanita berwajah manis itu tak mereapon ucapannya. "Bisa diangkat sebenar wajahnya?" pintanya lagi. Gadis dengan kebaya putih itu adalah Anindya. Adik kandung Satya yang akan menikah den
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Gagal kabur.

'Oh... astaga... Bagaimana kalau dia mengenaliku?' batin Anindya panik lalu membenarkan masker yang dipakainya. Dia buru-buru keluar ketika sosok di depannya itu masih fokus denga ponselnya. "Khem..." Dehenam dari sosok itu membuat Anindya digempur perasaan panik dan tegang dalam waktu yang bersamaan. Sontak saja langkahnya langsung terhenti. Dia menelan ludah lalu dengan susah payah melangkah melewati pria itu. "Huh...." Akhirnya dia bisa bernafas lega. Pria itu tidak mengenalinya bahkan tak melihat kearahnya sekalipun. "Mau kemana kamu?" Kakinya seketika membeku di tempat saat gendang telinganya menangkap suara berat yang sudah dipastikan dari pria yang baru saja dilewatinya. "Mau bikin malu keluarga saya?" Suara itu terdengar penuh amarah meski tak bernada tinggi. Anindya mendesah berat, sadar jika pria itu mengenalinya. Wanita berwajah manis itu pun memutar tubuhnya. Degh.... Pria dengan setelan jas hitam itu menatapnya taja. Wajah Gibran sudah memerah
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status