"Kalau bukan dia siapa?" "Ehhh... itu..." Aku melihat kearah Gibran. Pria itu nampak tenang sekali. Tak ada sedikitpun raut takut apalagi khawatir kelakukan buruknya akan ketahuan. "Dia pasti bikin onar lagi?" Semua langsung menoleh ke arah pintu penghubung ruang tengah dan halaman samping. Mas Satya dan Kak Ganendra berjalan masuk beriringan. Matanya menatapku penuh selidik dan kecurangan. Kuhela nafas, bahkan saudara kandungku saja langsung menuduhku membuat masalah tanpa bertanya dulu apa yang terjadi. "Mas," panggil Mbak Tari. "Lihat wajah dan tangan Anin, pasti seseorang sudah berbuat kasar padanya," sambungnya menunjukkan tangan dan wajahku. "Kenapa lagi, berkelahi dengan temanmu?" tanya Kak Satya. "Masalah apa lagi, kamu bully orang atau ketahuan nyontek saat ujian?" sambungnya memgabsen kesalahan yang dulu pernah kulakukan. "Astaghfirullah..... Kok ngomongnya gitu sih kamu, Mas? Anin itu adik kamu lo! Lihatlah dulu, tanya baik-baik. Jangan asal nuduh gitu," s
Last Updated : 2024-12-15 Read more