Semua Bab Pemuas Hasrat Mafia Kejam: Bab 31 - Bab 38
38 Bab
31. Kegelisahan Yang Terjawab
Dalam momen yang penuh dengan ketegangan, Christopher mulai membuka hati dan dirinya dengan secara perlahan membuka setiap kancing kemejanya. Meskipun sulit, ia mengatasi rasa takut dan malu, bahkan sampai pada saatnya untuk menunjukkan keloid yang merubah bagian kanan tubuhnya menjadi sesuatu yang rumit dan menyedihkan. Pemandangan keloid yang menjijikkan itu, berbanding terbalik dengan keindahan dan keanggunan tubuh bagian kirinya yang berotot dan atletis. “Astaga, apakah hal ini yang membuatnya berteriak kesakitan?” Batin Selena merasa kasihan. Selena, dengan tatapan penuh empati dan belas kasihan, menyaksikan saat Christopher menjelaskan tentang keloidnya. Meskipun sanggup menyembunyikan perasaan jijik, Selena tetap menunjukkan ketenangan dan kesediaan untuk menerima sisi tersembunyi dari Christopher, menunjukkan keikhlasan dan kepedulian yang luar biasa. Christopher, dalam keraguannya dan rasa malu, akhirnya memilih untuk menunjukkan kepada Selena sisi gelap dari tubuhnya yan
Baca selengkapnya
32. Tidak Bisa Menahan Diri
Christopher terus bergerak membasahi setiap inci tubuh Selena, lidahnya menyapu bersih setiap bagian yang diinginkan. Selena melihat Christopher masih bergerak lembut, menikmati puncaknya dengan bibirnya yang lembut dan basah. Setiap sensasi yang dia dapatkan membuat Selena terisak-isak atau bahkan mendesah, “Uhmm.”“Sekali lagi apa yang eungh!.... Mengapa Anda baru mencariku di hari ke-8? Kenapa Anda baru datang mencariku? Dan kenapa, selalu terpancar rasa marah dan khawatir dalam ekspresimu yang sama?”Tanya Selena dengan nada penasaran di tengah interaksi mereka berdua.Christopher mendongak, menatap tajam ke arahnya, namun tetap menyatakan, “Aku tak punya Jawaban untuk semua pertanyaanmu, Selena,” dengan nada tegas yang khas.Namun, melihat air mata mengalir dari mata biru Selena, Christopher merasa terkejut. la segera mengasumsikan bahwa itu adalah dampak dari aktivitas kasar yang saat ini tengah dilakukannya, tanpa sadar bahwa air mata Selena sebenarnya dipicu oleh jawaban singk
Baca selengkapnya
33. Ulang Tahun Pernikahan
“Aku bisa saja, tanpa sengaja, menjadi ancaman bagimu. Apakah kau tak merasa takut?” ujar Christopher dengan tajam, mata yang memancarkan kedahsyatan.Meski upaya intimidasinya jelas terasa, Selena tetap tenang, matanya lembut. Sikapnya yang damai dan reaksinya yang tenang membuat Christopher sulit untuk membaca perasaan Selena.“Meskipun anda mungkin kembali kasar karena pengaruh obat dan luka ini, saya akan menerima segala perlakuan anda. Bahkan jika anda berencana membunuh saya, saya siap menerimanya. Saya berjanji, saya akan selalu berada di sisi anda, Tuan Christopher.”Jawaban lugu dari Selena membuat Christopher membuka matanya dengan lebar, terkejut dan terkesan dengan keyakinan yang dibawakan oleh Selena.Setelah mendengar kata-kata Selena. Christopher mengungkapkan perasaannya dengan penuh intensitas, dan melepaskan segala yang ada di dalam dirinya ke tubuh Selena yang paling dalam. Sambil memperhatikan reaksi Selena yang sangat erotis walau terlihat terkejut dan hampir sepe
Baca selengkapnya
34. Suasana Panas Membara
“Kau memberikan pelukan, sentuhan, kepercayaan, dan waktu yang tak pernah diberikan gadis itu,”Ujar Helena sambil tersenyum miris, lalu melanjutkan, “Namun, hal tersebut tak berarti bahwa kau bisa membuatnya tunduk. Dia gadis yang cerdas, Christopher. Bahkan, si gadis muda itu mungkin lebih licik dariku. Kau harus berhati-hati.”Tenggorokan Helena terasa kering, sehingga ia meraih teh yang disajikan oleh pelayan khusus untuknya. Setiap kata yang diungkapkan Helena penuh makna, seolah-olah ia memberikan peringatan kuat kepada Christopher untuk tidak terjebak di dalam intrik dan tipu daya.Christopher menunjukkan perhatian saat mendengar suara Helena yang terdengar tercekik, memberikan kesan bahwa ini bukanlah Helena yang dikenalnya. Ucapan-ucapannya dipenuhi dengan misteri yang menggumpal di udara, menciptakan suasana yang sarat akan rahasia yang terselubung.Dengan tenang, Christopher menyampaikan perintah, “Pindahkan Selena ke kamar khusus, sehingga tidak terjadi lagi alasan bagi Se
Baca selengkapnya
35. Keributan Di Area Pembantu
Selena membuka matanya perlahan, merasakan hening yang mengisi ruangan kamar Christopher tanpa jejak kehadiran sang tuan rumah. Ruangan terasa sunyi dan sepi, membuatnya merasa bersalah dan malu karena merasa terlalu berani hingga membiarkan Christopher bangun lebih dahulu. Namun, dipikirannya terbit pemahaman bahwa situasi ini tak sepenuhnya kesalahannya; teringat akan detail terakhir pertemuan mereka sebelum tidur, dimana Christopher memberikannya obat agar tidur nyenyak.Selena melihat bekas-bekas cengkraman kuat Christopher yang meninggalkan jejak yang dalam di lengannya. Namun, pandangannya kemudian teralih ke langit-langit kamar yang terbuat dari kaca. Saat menengadah, dia menemukan jejak cinta Christopher yang sengaja ditinggalkan sebagai tanda kepemilikan.“Ah, begitu banyak. Mengapa beliau dengan sengaja meninggalkan semua jejak ini, apa dia sengaja ingin membuatku malu?” bisik Selena sambil menutupinya dengan sehelai kain dari gaun tidurnya.Rasa campur aduk antara kesedihan
Baca selengkapnya
36. Malangnya Selena-ku
“Hei Joey, kau melukainya.”“Itu bagus sekali, lebih baik dia mati saja daripada membuat onar terus!”Namun, situasi menjadi semakin kejam ketika Joey tiba-tiba melemparkan sebuah tempat sampah kecil ke arah kepala Selena, menyebabkan luka di kepalanya akibat benturan yang keras dan tiba-tiba. Selena hanya bisa merasakan rasa sakit dan kehancuran dalam hatinya, terpuruk oleh perlakuan kasar dan kekerasan yang dialaminya, menciptakan nuansa keputusasaan dan ketidakadilan yang melingkungi situasi tersebut.“Joey, apa yang kau lakukan?” ujar Selena, sambil terkejut melihat darah mengalir dari kepalanya.Tetapi Joey, tanpa menunjukkan penyesalan, malah membalas dengan sinis.“Apa yang ada dalam pikiranmu, kau yang melakukan kesalahan tapi malah menyalahkan aku. Astaga, Selena, di masa depan lebih berhati-hati ya!” teriak Joey sambil membanting appron ke arah Selena yang sibuk membersihkan darah yang terus mengalir dari kepalanya.Setelah itu, Joey pergi meninggalkan Selena sendirian.Mesk
Baca selengkapnya
37. Masih Begitu Tegang
“Keluar kalian semua!” Teriak seorang Kepala pelayan menggema di ruangan para pembantu.“Ya ampun, ada apa ini?”“Entahlah, tapi sepertinya masalah ini sangat serius.”“Ayo cepat-cepat.”Ketegangan mencuat di kamar para pembantu saat kepala pelayan memasuki ruangan dengan cambuk, memancarkan ancaman dan ketidakadilan bagi pelaku.Suara cambuk yang membentak bersama dengan ancaman atas pemecatan dan larangan mendapatkan pekerjaan, menciptakan atmosfer yang tegang di dalam ruangan.“Seret mereka dari dalam kamar!” Kepala Pelayan itu membentak bodyguard yang bertugas.Rasa takut dan kepanikan merajalela di antara para pembantu ketika Joey dan rekan-rekannya ditarik keluar oleh bodyguard, memperkuat suasana yang sarat konflik dan ketidakpastian.Suasana di kamar para pembantu menjadi tegang ketika kepala pelayan, dengan wajah murka, menegur Joey dengan keras. Marah dan kecewa terpancar jelas dari wajah kepala pelayan.“Sudah ku tegaskan berkali-kali bahwa pentingnya menghormati Selena dan
Baca selengkapnya
38. Tapi Dia Begitu Romantis
Christopher segera mendekati Selena, dia berdiri di depan gadis 20 tahun tersebut dan menatapnya dengan sinis. Dengan cepat, Christopher meraih dagu Selena, membuatnya terangkat dan terpaksa menatap ke arahnya.“Apa yang harus aku lakukan untuk membuatmu menyadari bahwa kau adalah milikku, Selena?” tanyanya dengan nada jengkel.Selena merasa takut dan gugup, namun akhirnya ia melangkah maju dan memeluk pinggang Christopher. Dengan gemetar, ia mengucapkan permintaan maafnya yang tulus.“Maafkan saya Tuan Christopher.” Ucap Selena dengan lembut.Christopher, yang sebelumnya marah, merasa luluh saat merasakan ketulusan dan kerendahan hati dalam sikap Selena. Gestur lembut dan lugu milik Selena berhasil mencairkan ketegangan di antara mereka, menciptakan momen penuh kedamaian dan kebersamaan di antara mereka.“Maafkan saya, Tuan Christopher. Saya tidak bermaksud membuat Anda merasa seperti ini. Saya hanya merasa tidak pantas untuk dicintai oleh pria sehebat Anda. Saya merasa terlalu renda
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status