All Chapters of Belenggu Cinta Sang Mafia dengan Aktivis Kampus: Chapter 91 - Chapter 100

120 Chapters

Bab 91

"Syukurlah, kamu dapat menjaga amanah yang bapak berikan kepadamu. Kalian tentu merasa lelah, istirahatlah!" "Baiklah pak. Aku pamit pulang. Terima kasih sudah mengijinkan ibu untuk menemani ku." Baskoro segera keluar dari kediaman bapak Hutama. Ibu Indraswari menatap kepergian Baskoro sampai menghilang dari pandangan matanya. "Aku belum mengantuk pak. Bolehkan kita membahas sebentar terkait persiapan pernikahannya Baskoro?" suara lembut Ibu Indraswari membius pikiran bapak Hutama untuk menuruti permintaannya. "Boleh. Tapi sebentar saja. Aku tahu ibu sudah lelah." ucapnya dengan pasrah. "Kami sudah membicarakan pelaksanaan akad nikah dan resepsi pernikahan yang rencananya akan dilaksanakan dua bulan kedepan. Karena sesuatu hal maka acara akad nikah dan resepsi pernikahan dilakukan di dua tempat yang berbeda. Ibu mendapatkan amanah untuk bertanggung jawab dan mengelola acara resepsi pernikahan yang dilaksanakan di kota Surabaya. Adapun keluarga Ibu Laksmi selaku ibunya Zen
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bab 92

Seorang pelayan wanita membukakan pintu utama kediaman Bapak Hutama. "Mas Baskoro silakan masuk! Bapak Hutama dan ibu sudah menunggu kedatangan kalian." "Apakah bapak belum berangkat bekerja?" kata Baskoro seraya melangkahkan kakinya masuk kedalam ruang tamu. "Belum mas, Bapak Hutama bersikeras menunggu kedatangan Mas Baskoro dan Mba Zeni. Silakan duduk, aku akan menyampaikan kedatangan kalian." Pelayan wanita segera pergi meninggalkan Baskoro dan Zeni di ruang tamu. "Duduklah Zeni!" kata Baskoro sembari menunjuk sofa yang kosong. Zeni segera duduk di sofa tersebut. Bapak Hutama dan Ibu Indraswari datang ke ruang tamu. Mereka melihat Baskoro duduk bersebelahan dengan seorang gadis berjilbab. "Apakah gadis ini yang bernama Zeni?" tanya ibu Indraswari sembari duduk di sofa yang tepat berada di depan mereka berdua. Bapak Hutama segera duduk bersebelahan dengan istrinya. "Benar Bu." jawabnya dengan tersenyum ramah. Zeni segera berjabatan tangan dengan Ibu Indraswari dan
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 93

"Jeng Indraswari akhirnya dikau datang juga?" kata Miss Reva sembari berjalan dengan langkah genit menghampiri mereka. "Ayolah mari kita duduk di sofa, kalian pasti lelah setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Sebentar... pelayan ku akan mengambilkan minuman untuk kalian." celotehnya dengan riuh. "Miss Reva aku senang telah mendapatkan pelayanan prioritas dari kamu. Perkenalkan ini Baskoro putra bungsuku yang akan menikah dua bulan mendatang dan disebelahnya adalah calon menantu ku bernama Zeni." "Wah .... senang sekali aku bisa bertemu dengan Baskoro dan Zeni. Suatu kehormatan bagiku mendapatkan kepercayaan untuk merancang gaun pengantin untuk kalian berdua. Aku tidak menyangka Zeni yang berjilbab dapat masuk ke keluarga besar Hutama. Selamat Zeni.... itu artinya sebentar lagi kamu akan menjadi anggota keluarga Hutama." "Miss Reva.... Apa yang kamu katakan! Kami tidak mempermasalahkan jika Zeni berjilbab. Keluarga kami menerima Zeni dengan tangan terbuka. Aku meminta tolong
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

Bab 94

Lantai dua Jasmine butik terdiri dari beberapa ruangan. Thalia beserta rombongan keluarga ibu Indraswari segera berjalan memasuki ruangan yang terbesar di lantai dua. "Ibu Indraswari, silakan untuk memilih gaun pernikahan syar'i yang menjadi koleksi di butik ini. Ibu Indraswari bisa menyesuaikan konsep foto prewedding dengan gaun pernikahan yang akan digunakan." "Tentu saja Thalia." jawab Bu Indraswari sembari melihat kesekeliling ruangan tersebut. "Zeni .... Lihatlah! Seluruh koleksi gaun di ruangan ini, seluruhnya untuk muslimah dan dilengkapi dengan jilbab. Pilihlah gaun pernikahan yang cocok untukmu. Kamu juga dapat mencobanya terlebih dahulu." "Baiklah ibu. Aku akan melihatnya." Zeni segera berjalan melihat koleksi gaun dengan ditemani Thalia. "Apakah ibu sudah memiliki gambaran terkait konsep foto prewedding?" tanya Baskoro. "Ibu baru memiliki pandangan sedikit. Ibu tidak mempermasalahkan gaun apa yang dipilih Zeni, karena semua koleksi gaun pernikahan di ruangan ini
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

Bab 95

Zeni duduk di serambi Musholla setelah selesai melaksanakan sholat ashar. Dia menunggu Lintang yang telah memintanya bertemu di serambi. "Apakah kamu sudah lama menunggu Zeni?" tanya Lintang saat sudah berada didepan Zeni. Zeni tersenyum melihat kedatangan Lintang."Tidak Lintang. Aku baru saja menunggu mu. Kita masih ada waktu sepuluh menit sebelum rapat di mulai." sembari Zeni melihat jam pada layar ponselnya. Lintang segera duduk disebelahnya Zeni. "Apakah ini rapat persiapan terakhir kita Zeni? Minggu depan pelaksanaan orientasi mahasiswa baru di tingkat fakultas." "Kemungkinan ini rapat terakhir. Senin kita ada briefing pagi untuk panitia. Apakah kamu sudah sholat ashar Lintang?" "Aku sudah sholat ashar di kos sebelum berangkat. Zeni .... bagaimana kamu menyikapi salah paham atas maksud baik dari Frans?" Zeni tersenyum malu mendengar pertanyaan dari Lintang. "Aku yang salah Lintang dan aku sudah mengirimkan pesan kepada Frans, untunglah Frans sudah memakluminya.
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

Bab 96

Rita kembali ke tempat duduknya dengan membawa delapan buah kaos panitia berukuran all size. “Biar aku bantu bagikan ke seluruh anggota divisi humas.” kata Zeni. “Terima kasih Zeni. Ini ambillah!” Rita menyerahkan tumpukan kaos kepada Zeni. Zeni menerimanya dan segera membagikan kepada delapan anggota tim lainnya. “Bagaimana kalian sudah menerimanya kan? Lumayan juga kaosnya agak tebal meskipun kurang menyerap keringat.” kata Rita sembari memegang kaos tersebut. Anggota humas yang lain menyahut : “Apakah kita sudah boleh pulang? Ini hampir pukul 18:00 petang dan sebentar lagi waktu maghrib. Rita menggelengkan kepalanya. “Lihatlah Rian dan beberapa panitia lainnya, mereka masih sibuk dengan pembagian kaos. Kita tunggu saja sampai mereka selesai menerima kaos semuanya. Kita bisa melaksanakan sholat maghrib di musholla. Tenang saja kalian, selama Rian yang menghandle rapat, kita tidak akan pulang melewati waktu isya. Cobalah kalian amati saat Rian menjabat sebagai ketua pan
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

Bab 97

”Makanlah Zeni.” kata Lintang saat pelayan sudah menyajikan makanan di atas meja.“Terima kasih Lintang. Kamu hari ini mentraktirku, kapan-kapan sebelum aku menikah, aku juga akan mentraktir kamu.”“Lupakanlah Zeni. Aku hanya ingin sebentar bercengkerama denganmu. Ayolah kita makan bersama!” ajak Lintang sembari menggigit potongan ayam bakar.Zeni yang duduk tepat didepan Lintang segera menyuapkan ayam bakar. “Apakah kamu sudah mulai membuat rancangan proposal untuk skripsi?” tanya Zeni.Lintang menggelengkan kepalanya.“Belum. Aku sudah mengajukan judul skripsi tiga kali juga belum di acc oleh dosen pembmbing. Dosen pembimbingku terkenal killer. Ya sudah aku bersikap santai saja dan tidak ambil pusing.” ucapnya dengan cuek.“Aku rencananya mau fokus menyelesaikan bab dua ku. Tapi benar-benar waktuku sekarang terbatas. Kemungkinan aku akan mulai berkonsentrasi pada skripsi setelah kepanitiaan mahasiswa baru tingkat jurusan selesai.” kata Zeni sembari menyesap es jeruknya.“Apa yang a
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

Bab 98

“Benar Om Laksana. Kak Ardiansyah dan Adiratna belum memiliki rencana untuk menikah. Ibu yang mendukungku. Dia bahkan yang melamar Zeni di rumah orang tuanya. Kemungkinan sebentar lagi ibu akan melakukan pertemuan keluarga untuk membahas acara resepsi pernikahan yang akan dilaksanakan pada dua bulan mendatang.”Laksana tersenyum melihat wajah keponakannya.Dia berkata : “Siapakah calom istrimu Baskoro? Apakah dia satu kampus dengamu? Aku tidak tahu mengapa kamu terburu-buru untuk menikah, sedangkan kamu belum menyelesaikan study kamu di bangku kuliah. Apakah bapak kamu merestui pernikahan kalian? Sepengetahuanku bapakmu menekankan kepada anak-anaknya untuk menempuh pendidikan sampai tuntas. Apalagi kedua kakakmu sampai saat ini juga belum menikah.”“Nama calon istriku Zeni. Kami berbeda fakultas dan dia adalah adik tingkatku. Frans mengenal Zeni karena mereka satu fakultas dan sesama aktivis. Sebenarnya bapak kurang merestui pernikahan kami. Yah…. seperti yang om Laksana katakan alas
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Bab 99

“Kenapa kamu terdiam? Apakah kamu kecewa karena kedua kakakmu tidak mendukung keputusanmu? Ibumu tentu menuruti semua keinginanmu, namun bapak tidak Baskoro. Kamu masih terlalu muda untuk membangun rumah tangga dan Zeni juga berasal dari keluarga biasa. Pikirkan kembali keputusanmu dengan baik.” kata Bapak Hutama.“Aku tidak akan mengubah keputusanku. Aku dan Zeni sudah memiliki komitmen. Terima kasih kalian sudah memberiku pandangan, namun aku tetap pada pendirianku. Sebaiknya kalian menghormati keputusanku dan tidak perlu memaksakan kehendak kepadaku. Aku sudah cukup dewasa untuk berpikir dengan mempertimbangkan semua konsekuensinya.”“Kenapa kamu bersikap keras kepala Baskoro. Aku hanya menginginkan yang terbaik untukmu. Baiklah, mungkin kamu saat ini lelah, aku akan menginap disini. Aku ingin besok kita bisa membicarakannya.” kata Ardiansyah mencoba untuk menengahi.Baskoro memandang kak Ardiansyah yang duduk didepannya dengan sorot mata tajam. Dia tahu, kakaknya keras kepala dan
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 100

“Apakah ibu menyindirku? Memang sampai saat ini aku belum menikah bu, aku juga masih ingin menghabiskan hidupku dengan berbagai target yang belum aku penuhi. Jika aku sudah menemukan seorang lelaki yang cocok untukku tentu aku akan menikah. Ibu tidak perlu mengkhawatirkannya mengingat usiaku hampir memasuki usia tiga puluh tahun?” kata Adiratna.“Itulah yang ibu takutkan jika ibu tidak menuruti permintaan Baskoro. Ibu tidak ingin Baskoro seperti kalian yang menurut ibu sudah telat untuk menikah. Ibu bersyukur Baskoro mau menikah meskipun dia menikah muda, namun ibu tetap mendukung keputusannya.”“Aku tahu ibu sudah menginginkan seorang cucu, namun aku sebagai seorang anak lelaki tertua, menurutku umur tiga puluh tahun bagiku belum telat untuk menikah. Seperti Adiratna aku juga masih menikmati masa lajangku.”“Ibu tidak menyindir kalian berdua serta tidak pernah memaksa kalian untuk bersegera menikah. Itu merupakan keputusan kalian berdua. Toh ibu sudah mengetahui jika kalian sudah cuk
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status