All Chapters of Obsesi Cinta Pemain Wanita: Chapter 191 - Chapter 200

“Maksudku, hentikan penyelidikan kasus ini atau tutupi keberadaan Nathan yang terlihat di CCTV,” titah sang nenek dengan tenang.Tangan Andriyan terkepal. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi kala komisaris polisi menghubunginya untuk menunjukkan hasil tangkapan CCTV. “Mengapa saya harus melakukannya?”“Apa?” Kamilla merasa dia mungkin salah dengar. Arhan yang ada di depannya saja sampai tercengang mendengar jawaban Andriyan yang begitu berani. Sepertinya wajar jika dia mengagumi kualitas kakak sepupunya itu dari kecil.Andriyan menegakkan tubuhnya dengan tatapan lurus pada kedua mata Kamilla. “Maaf, saya tidak bisa melakukannya, Nek. Kalau peristiwa ini sampai menodai nama Prakarsastra, saya jamin itu akan tetap membawa pada kebaikan karena kita tidak menutup mata pada kebenaran. Dan jika Jonathan terbukti bersalah sebagai salah satu pelakunya, saya pun tidak akan ragu untuk menjebloskannya ke penjara. Silakan Nenek gunakan orang-orang Nenek untuk menyelesaikan masalah ini dengan k

“Ja, lihat ini.”“Malas,” kata Mayja yang kini perhatiannya tertuju pada layar ponsel. Lebih baik dia menggulir layarnya untuk melihat sosial media, sebab dia juga sudah kesal kepada Rasel.“Katanya ingin tahu apa alasanku menyukaimu?” Mendengar itu, Mayja akhirnya mau menoleh. Rasel memberikan sebuah lipatan kertas berbentuk hati.“Apa maksudnya?” tanya Mayja yang menerima kertas itu. Bentuk hati ini kan bukan alasan menyukai seseorang, jadi dia tidak mengerti mengapa Rasel memberikannya.“Coba lihat di dalamnya.” Mayja akhirnya mengikuti apa yang Rasel katakan. Dia membuka kertas itu dan melihat sebuah kalimat di dalamnya.Terlalu banyak alasan untuk aku menjelaskan. Yang paling utama, alasanku menyukaimu adalah karena kamu orangnya.Perubahan ekspresi Mayja terlihat jelas. Dia yang sebelumnya hanya menatap serius catatan itu, kini tampak berpikir keras untuk menemukan cara menyembunyikan rona merah di wajahnya. Bagaimana mungkin kalimat sederhana ini berhasil mengumpulkan kupu-kupu

“Jadi … itu sungguh anakku?” Pandangan Jonathan menurun pada perut Moana yang masih tidak terlalu besar.Moana mengangguk. “Kalau diperlukan, kita bisa melakukan tes DNA setelah anak ini lahir. Kalau pun Anda tidak mengakuinya, saya akan tetap melahirkannya dan membuat Anda yakin dengan rupanya yang mirip dengan Anda,” ucap Moana yang tampak begitu yakin dengan keputusannya. Seolah dia sudah pernah melewati kebimbangan panjang dari keputusannya dan kini keputusan itu akhirnya menemui final bahwa Moana akan tetap melahirkan anak Jonathan.“Apa yang membuatmu yakin dan berani untuk mengatakan hal ini padaku, Ana?” tanya Jonathan karena menurutnya pasti tidak mudah untuk memunculkan keberanian dalam mengungkapkan ini semua.Moana jadi mengingat perbincangannya dengan Arash beberapa waktu yang lalu ….Saat itu Arash sedang bermain sepak bola di lapangan besar Prakarsastra. Tak sengaja pandangannya menemukan perempuan yang pernah berada di samping Jonathan waktu itu. Perempuan itu tampak s

“Jadi, nenek meminta kamu dan Arhan untuk membantu menjaga nama baik Prakarsastra?” tanya Devanda kala mendengar cerita Andriyan tentang alasan Kamilla memanggil cucunya secara mendadak semalam.Andriyan mengangguk, dia sudah menjelaskan semua yang terjadi pada Devanda. Bahkan tentang situasi menegangkan tentang Aleenda dan ambisi Arhan.“Tapi, kamu menolaknya?”“Aku sudah lama ingin memutuskan hubungan keluarga sejak melihat ayah yang selalu tertekan. Itu sebabnya setelah ibu meninggal, ayah tidak pernah menikah lagi. Dia tidak ingin melihat perempuan lain menjadi sasaran nenek. Hal itu yang membuatku semakin merasa bersyukur karena wanita yang kunikahi adalah kamu. Kamu sangat mampu mengatasi nenek dengan baik,” ucap Andriyan sembari menggenggam tangan Devanda. “Apa pun yang terjadi setelah ini, aku pasti akan memperjuangkan keadilan. Banyak hal kotor yang sudah Jonathan lakukan demi menuntaskan ambisinya dan ibunya. Jadi, kalau memang dia terbukti merupakan salah satu tersangka, ak

Andriyan duduk di salah satu kursinya lalu mengurut keningnya dengan kedua tangan. Dia terus memejamkan mata karena merasa pening. Rasa pusingnya terus menghantam kepala Andriyan berkali-kali. Sayangnya Andriyan harus menunggu hasil tesnya selama beberapa hari sebelum mengetahui penyakit apa yang sedang mengganggunya.“Apa Anda baik-baik saja, Tuan?” tanya Bio yang datang dengan segelas air mineral. Sebenarnya dia ingin membawakan air yang lain, tapi Bio sudah tahu salah satu kebiasaan Andriyan yang lebih suka minum air mineral. Dulu Bio juga sering mengamati bagaimana Rasel membantu Andriyan.“Iya, aku baik-baik saja. Hanya sedikit lelah. Terima kasih, Bio.” Andriyan menerima gelas itu lalu meminumnya. Rasanya lebih segar karena air itu dingin. Sesaat keberadaan Bio jadi mengingatkan Andriyan dengan Rasel. Dulu pria itu sudah seperti sahabat yang menemani Andriyan ke mana pun ia pergi.Pintu ruangan dibuka dan memperlihatkan Bianca yang baru tiba. Perempuan itu semalaman menghabiskan