Devanda meletakkan kertas naskahnya di atas meja. “Hei, kenapa kamu terus … me—mengungkit, astaga, baiklah! Oke, mari kita dengar, apa yang kukatakan semalam? Hm? Apa? Memangnya apa yang sudah kukatakan?” Devanda menegakkan tubuhnya karena dia tidak mau ketahuan gemetaran.Andriyan pun ikut meletakkan kertas naskahnya dan berdiri menghadap Devanda. “Kamu mengaku.”Devanda sangat syok mendengar Andriyan yang langsung mengatakan intinya tanpa basa-basi lebih dulu. “A—apa? Uhuk! Uhuk! Ka—kamu bilang apa? Aku apa? Hei, Iyan, kamu mengenalku. Itu jelas omong kosong. Memang aku bilang apa? Apa aku bilang aku menyukaimu? Hahaha, i—itu jelas omong kosong! Astaga, aku pasti sudah gila. Kebiasaan mabukku sangat parah.” Devanda memegangi kepalanya sendiri karena mulai stress memikirkan bagaimana cara agar dia dapat menghindari situasi ini.Tatapan Andriyan yang begitu dalam me
Last Updated : 2024-10-12 Read more