Semua Bab Obsesi Cinta Pemain Wanita: Bab 101 - Bab 110

210 Bab

101. Tanda Tanya

Awalnya, Devanda memiliki keraguan atas keputusan yang dia ambil. Dia mulai berpikir bahwa hal ini hanya akan membebani Andriyan. Namun, setelah mendengar apa yang dia tidak sengaja dengar di belakang rumah, Devanda jadi mengencangkan tekadnya. Sambil menatap ke arah laut dari jendela ruang perpustakaan, dia berusaha mengingat segala memori kehidupan yang ia terima.Jangan sampai lupa, harapan menimbulkan kecewa. Cinta memberikan luka. Tidak ada yang lebih fakta dari keduanya.Meski kehidupan ketiga ini ia ingin hidup damai dan tenang setelah rencana bercerai dengan Andriyan berhasil, tapi rencananya untuk membuat Kanello bahagia telah gagal. Sehingga Devanda tidak ada cara selain mencari tahu apa yang salah dan apa yang seharusnya ia lakukan agar Kanello tidak bunuh diri.Pasti ada alasan kenapa pria itu memilih untuk mengakhiri hidupnya. Mengirim orang ke sana saja tidak cukup, pada akhirnya mereka tidak dapat menjangkau dunia entertain karena tidak semua oran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-06
Baca selengkapnya

102. Luka yang Perih

 “Terima kasih sudah mengantarkanku,” ucap Mayja ketika mobil yang ditumpanginya dengan Rasel berhenti di depan area kos Mayja. Sebenarnya masih ada kecemasan besar yang dimiliki Rasel terkait tempat yang ditinggali perempuan itu sekarang, tapi karena belum menikah, Rasel jadi tidak bisa membawa Mayja pergi dari tempat itu dan tinggal bersamanya.“Aku harap kamu meneleponku kapan pun jika terjadi sesuatu. Melihat kamu masih tinggal di tempat itu membuatku terganggu,” kata Rasel.Mayja senang mendengarnya karena dia merasakan kepedulian dari orang lain. “Tenang saja. Aku pasti akan meminta bantuan kalau terjadi sesuatu.” Setelah mengatakan itu, Mayja menghela napas berat sembari menatap jalan raya yang ada di depan mereka.“Apa kamu terbebani dengan kepindahan tuan dan nyonya ke ibukota? Kamu masih ingin tinggal di sini?” tanya Rasel, menebak apa yang sedang dipikirkan Mayja karena raut
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

103. Mencari Tahu

 “Tuan Jonathan?”Mayja dan Rasel saling beradu pandang, hingga keheningan dalam mencerna situasi itu terinterupsi oleh dering ponsel Rasel. Setelah mengambil ponselnya dari saku celana, Rasel melihat nama ‘Tuan Andriyan’ yang terpampang di layar. “Aku mengangkatnya sebentar,” kata Rasel sembari melirik Mayja. Mayja pun membalasnya dengan anggukan.“Ya, Tuan?”“Rasel, aku ingin kamu mencari tahu sesuatu.”Tidak biasanya Andriyan memberikan perintah malam-malam begini kalau bukan tentang sesuatu yang genting. “Baik, Tuan.”“Cari tahu siapa pria bernama Kanello di negara ini. Kalau di negara luar pun ada, berikan semua informasinya padaku,” ucap Andriyan.“Kanello?”Mendengar Rasel menyebut nama yang sangat ia kenal, Mayja langsung menoleh. Tatapan Mayja membuat Rasel curiga, tapi ia masih dalam
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

104. Koleksi Mahal

 Andriyan dan Devanda sudah tiba di ibukota. Mereka menaiki penerbangan yang sama dengan Jonathan dan Kinara, tetapi berpisah di bandara. Memperhatikan macetnya jalan raya, Devanda jadi ingat bagaimana kehidupan pertama yang begitu melelahkan. Saat itu mobilisasinya cukup tinggi karena dia harus berlalu-lalang ke sana ke mari sebagai artis yang memiliki jadwal padat.Namun, dari keberangkatan mereka sampai tiba di bandara, Devanda tidak menghiraukan Andriyan yang terus mengajaknya bicara. Wanita itu semakin dingin dari biasanya. Hal itu sangat menyiksa Andriyan karena tidak tahu kesalahannya apa dan apa yang harus diperbaikinya. Bertanya pada Mayja juga percuma karena perempuan itu juga merasakan perubahan tanpa sebab Devanda.“Setelah ini kamu mau makan siang apa?” tanya Andriyan saat mobil mereka hampir sampai di basement apartemen.“Kamu makan duluan saja. Aku ada janji dengan seseorang,” jawab Devanda.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

105. Diusir

 “Karena suara bising mereka terdengar mulai menyenangkan.”Mayja sungguh tidak mengerti. Andai dia bisa masuk ke dalam kepala Devanda, dia sangat ingin tahu apa saja yang ada di dalamnya. “Mayja, pangkas rambutku!”“Pa—pangkas?”Devanda mengangguk, lalu meletakkan tangannya di bahunya. “Se-bahu.”Sesuai permintaan Devanda, Mayja mulai memangkas rambut panjang yang dimiliki perempuan itu jadi se-bahu. Pangkasannya sangat rapi karena Mayja memang sudah ahli. Perubahan gaya rambut ini sekaligus merupakan perubahan penampilan Devanda. Dandanan yang lebih tebal dari biasanya, gaya rambut model baru, dan pakaian mewah yang dikenakannya membuat Devanda seperti orang asing. Mayja saja sampai tidak percaya bahwa hari seperti ini akan tiba. Apa ini benar-benar Devanda, atasannya yang sudah bertahun-tahun ia temani?“Tenangkan dirimu, May. Sepertinya kamu sangat terkeju
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

106. Kehidupan Pertama

 Kehidupan pertama ….“NATHAN! NATHAN! AKU MOHON! AKU MOHON JANGAN SAKITI ANGGA! NATHAN!” Devanda tidak berhenti menggebrak-gebrak pintu agar Jonathan mau mendengarnya dan melepaskan Erlangga. Tanpa henti Devanda melakukannya, dengan tangis yang sudah berlinangan sejak dua jam yang lalu.“Jonathan, aku mohon … ini bukan karena Angga! Dia tidak melakukan apa pun. Baiklah, ini salahku! Ya, ini semua salahku yang sibuk sampai tidak ada waktu untukmu! Ini salahku karena bicara yang tidak-tidak tentang perceraian dan meninggalkanmu! Jadi, kumohon … kumohon lepaskan Tuan Angga! Ya? Sayang?!” Devanda menggedor-gedornya lagi, sampai akhirnya pintu pun terbuka. Terlihat Jonathan muncul dengan wajah yang terciprat darah segar. Entah itu milik siapa, tapi Devanda yakin bahwa ada milik Erlangga di sana.Pria berdarah dingin itu memperhatikan Devanda yang membatu karena terkejut melihat cipratan darah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

107. Menemui pria itu

  “Devanda benar-benar menemui pria itu?”Rasel berdiri dengan tegap di dekat Andriyan yang berdiri menghadap jendela kamar. “Ya, Tuan. Mereka bertemu secara tertutup di salah satu restoran Jepang yang terkenal.”“Tertutup?!” Andriyan membalik tubuhnya. Rasanya semuanya berantakan, tidak ada yang berjalan sesuai harapan Andriyan. Dia tidak tahu kesalahannya apa dan apa yang sudah membuat Devanda kecewa padanya. Sekarang dia malah mendengar perempuan itu bertemu dengan pria lain. Katanya, Erlangga Putra memang masih lajang dalam waktu lama, padahal ada banyak perempuan yang berusaha memikat hatinya.Mungkinkah alasannya adalah Devanda?“Tuan, nanti setelah Mayja pulang, saya akan mencari tahunya. Anda tenang saja.”Andriyan tidak yakin kalau Mayja juga mengetahui apa isi percakapan Devanda dengan pria itu jika hubungan keduanya saja Mayja tidak pernah tahu. Mungkin sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

108. Gagal Lagi

 Ternyata kali ini pun Andriyan gagal menemui Devanda karena setelah membersihkan diri dan bersiap, perempuan itu langsung berangkat keluar. Sepertinya menemui si Erlangga-Erlangga itu. Padahal Andriyan sudah berpikir bahwa selama dia sakit dan beristirahat di rumah, dia akan sengaja bermanja-manja agar Devanda lebih cemas dan merawatnya.Di sisi lain, sejak Erlangga setuju untuk membantu Devanda kembali terjun di dunia entertain, Devanda mulai berlatih dengan pelatih yang Erlangga siapkan untuk debutnya. Kemampuan akting Devanda belum hilang, dia masih bisa mengasahnya lagi karena sudah lama tidak digunakan. Sebab ingatan kehidupan lampau terkadang memiliki beberapa sisi yang sudah terhapus oleh ingatan baru.“Hari ini pun kemampuan Anda luar biasa, Nyonya,” ucap Stefani, pelatih akting Devanda.“Terima kasih, Nyonya. Ini semua berkat Anda yang mengajari saya dengan sabar,” jawab Devanda dengan seulas senyum
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

109. Kendalikan Dirimu!

 “Kamu yang harus mengendalikan dirimu! Iyan, kamu, yang harus sadar! Kamu harus sadar diri!”Kalimat itu sedikit menyakiti Andriyan, seolah dia diminta sadar diri sebelum memiliki perasaan pada Devanda. Andriyan memang bukan pria se-hebat itu. Dia tidak sepenuhnya berhak memonopoli Devanda karena perempuan itu juga berhak mendapatkan pria yang lebih baik darinya. Perkataan Devanda hari ini jadi membuat Andriyan semakin sadar diri.Devanda menatap lurus Andriyan yang terdiam. “Kamu mau tahu kan kenapa aku marah dan menghindarimu selama ini? Kamu mau tahu siapa yang menjadi alasanku untuk marah dan bersikap tidak seperti biasanya? Kamu mau tahu … kenapa aku tidak menjawab ketika kamu menyatakan perasaanmu berkali-kali?”Andriyan memilih diam. Dia ingin mendengar semuanya. Kalau dia menyela sedikit saja, dia takut kehilangan kesempatan untuk mendengarkan isi hati Devanda.“Aku berusaha! Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

110. Sebuah Penggilan

 “Ini, Nona.” Devanda menerima obat pengar yang dibawakan Mayja lalu segera meminumnya.“May, kabarkan pada Stefani kalau hari ini aku harus beristirahat karena tidak enak badan.”“Baik, Nona.” Mayja beranjak dari sana untuk menelepon Stefani.Mendengar itu, Delvino menaikkan kedua alisnya. “Stefani? Siapa itu? Apa Kakak mulai melakukan sesuatu yang aneh?”Keberadaan Delvino sungguh membuatnya semakin pusing. “Sebenarnya apa yang kamu lakukan di sini, Vino?”“Kakak pindah ke ibukota lagi tanpa mengabari keluarga. Tentu aku dikirim papa ke sini untuk memeriksa keadaanmu dan suamimu.”Mendengar kata suami, Devanda jadi teringat kejadian semalam. Secara otomatis wajahnya merona, ia langsung mengalihkan pandang.“Tapi dari pagi aku sudah tidak melihatmu suamimu di sini. Apa dia tidak pulang?” tanya Delvino.Tidak mungki
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
21
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status