Semua Bab PERMINTAAN GILA KAKAKKU: Bab 61 - Bab 70

186 Bab

Bab 0061

BAB 35 Aku memasuki ruang yang ada di samping ruang kerja Om Handri. Tempat yang dulu digunakan untuk menginterogasiku saat diculik. Pada sofa besar itu, Om Handri sedang duduk ditemani istrinya. “Papi panggil Risa?” Aku bertanya sambil mengawasi suasana, ada kotak hitam berpita putih teronggok d
Baca selengkapnya

Bab 0062

Sebuah ruang kecil dengan satu sofa mengarah pada TV layar datar 52 inci. Di belakangnya ada lukisan kapal pesiar yang berlayar di lautan hijau. Gorden lebar berwarna cream dan brown mengisi dua sudut dinding sekaligus pintu kaca lebar di sisi kanan. Pintu kaca itu terbuka, membawa suara desau angin
Baca selengkapnya

Bab 0063

BAB 36 “Kak.” “Hm … kenapa?” “Balik, yuk!” “Kenapa?” “Ngantuk.” “Emang udah kenyang?” “Udah, ah.” “Ya, udah.” Kak Daffa minum dan mengusap bibirnya dengan tisu. Aku melakukan hal yang sama lalu kami balik kamar. Di vila, pemandangan sudah berbeda. Banyak lilin aromaterapi dan bunga. Aku da
Baca selengkapnya

Bab 0064

“Kenapa gak ngomong dari dulu?” “Mana gue berani!” “Gue pikir lo cintanya sama Andre.” “Udah gak lagi!” Aku membuang bantal yang lain. Malu mendera. Aku menyembunyikan wajah di antara dua lengan yang memeluk lutut. Takut cinta bertepuk sebelah tangan. Kak Daffa menarik salah satu tanganku. Meng
Baca selengkapnya

Bab 0065

BAB 37 Dulu. Papa dan Kak Mandala pernah menanam bambu di kebun kakek yang ada di Magelang sana. Kondisi lahannya memang curam serupa jurang karena kampung halaman Papa berada di kaki gunung Sumbing. Papa menanam pohon itu untuk mencegah longsor. Setahun, dua tahun. Ketika kami kembali mudik lebar
Baca selengkapnya

Bab 0066

Di bulan ke lima. Ruko yang kami rencanakan itu selesai. Lebih matang dari rencana awal karena gak dikejar-kejar waktu. Bangunan itu dua lantai. Atasnya merupakan rooftop. Ini bukan seperti toko biasa, tapi dibuat menyerupai kafe. Ada tempat yang memang untuk jual beli kue. Ada juga yang dikhususkan
Baca selengkapnya

Bab 0067

BAB 38 Sejak zaman gadis dulu, haidku memang tidak jelas. Kadang maju kadang mundur. Bisa maju seminggu, bisa mundur seminggu. Jadi, tentang hitungan masa subur itu, aku tak paham, berhubung siklusnya pun tidak jelas. Aku dan Kak Daffa mengikuti program kehamilan. Seminggu dua kali kami cek, diber
Baca selengkapnya

Bab 0068

“Ibu ... Bapak ....” Kak Daffa mengernyit. Aku mengawasi ekspresi wajah suami, sepertinya dia kenal dengan orang-orang yang baru datang itu. Mereka dua orang pasangan paruh baya yang ditemani tiga lainnya. Berjalan cepat dengan kondisi cukup kacau. “Bu ... Pak ....” Kak Daffa bicara lagi. Kali ini
Baca selengkapnya

Bab 0069

BAB 39 Malam sampai pagi, bahkan sampai jam masuk kantor, Kak Daffa tak terlihat batang hidungnya. Tanpa kabar. Aku tahu, ponselku memang tak ada, tapi apa tak bisa menghubungi lewat call center hotel? Jam delapan, aku diam di balkon menatap jalanan padat di bawah. Tak ada aktivitas yang kulakuka
Baca selengkapnya

Bab 0070

Kak Mandala membawaku ke taman kota. Memberi sebuah minuman dingin. Dengan perasaan kacau, aku meneguknya. Kami duduk di kursi yang terbuat dari limbah derum. Pohon rindang menaungi. Menghalau sinar matahari yang masih ada di atas kepala. “Sekarang jelaskan. Siapa wanita itu, Kak?” Kak Mandala me
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status