“Nah, silahkan duduk dulu, ya, Nak!”“Sri mana, Pak?”“Nanti saya antarkan kalian ke tempat Sri. Sekarang kita istirahat dulu di rumah saya. Sebentar, ya! Saya ambilkan minum dulu.”Bulan dan dua orang lainnya dipersilahkan untuk duduk di lantai ruang tamu milik Paijo. Lantai yang beralaskan tikar tipis dan penuh debu. Sedangkan sang tuan rumah, pergi ke dapur untuk menyiapkan minum.“Lan, ayo pergi!” bisik Lingga dari arah kanan.“Iya, Lan … ayo kita pergi! Bapak itu terlihat mencurigakan,” bisik Arga dari arah kiri. Bulan duduk di tengah-tengah dua lelaki yang begitu menyayanginya.Mendengar ajakan kedua lelaki itu, bukannya bangkit dan memutuskan untuk segera pergi, Bulan justru memasang wajah datar. Sama sekali tak peduli akan ajakan kedua temannya. Arga dan Lingga pun dilanda dilema. Mereka bisa saja pergi sekarang juga dan lari sejauh-jauhnya dari tempat itu, tetapi mereka tak mungkin meninggalkan Bulan sendiri. Ingin mengajak Bulan pergi secara baik-baik, wanita itu pun tak ma
Read more