Semua Bab Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku: Bab 11 - Bab 20

36 Bab

11. Jadi, Kau Menyukainya Atau Tidak?

Sorot mata Noam terlihat sangat serius saat menatap Lillian, membuat wanita itu mulai menerka-nerka apakah yang telah disembunyikan darinya. Namun sejauh apa pun ia memikirkan apakah itu, tak ada satu pun asumsi yang bisa ia tuduhkan pada Noam.Mungkin ada, tapi menurutnya sangat tidak mungkin.“Noam, please… katakan apa yang telah kau sembunyikan dariku.”Senyum tipis menghiasi wajah Noam. Dari mata Lillian, pria itu tampak sedang mempermainkan peran yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.“Lillian,” ucap Noam. “Jadi selama ini… aku telah berbohong padamu tentang….”Hening sejenak.“Demi Tuhan, katakan padaku sekarang juga, Noam Turner!”Noam menunduk sebentar, sebelum kembali menatap tajam pada Lillian. “Selama ini, aku berbohong padamu tetang ketampananku.”Ok, wait… ketampanan? Lillian tidak mengerti dengan arah jawaban Noam.“Jangan bercanda, Noam.”“Aku tidak bercanda, Lilly.” Sorot mata Noam sengaja dibuat semeyakinkan mungkin. “Tentang ketampananku, aku menyembunyikannya dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-12
Baca selengkapnya

12. Bersikaplah Baik!

Seperti yang telah diduga oleh Lillian sebelumnya. Tidak mungkin jika makan malam hari ini tanpa Jayde. Mobil pria itu baru saja terparkir di sebelah mobilnya. Sementara ia terus berada di belakang kemudi, terlihat enggan untuk keluar.Lillian sedang berusaha untuk menyusun rencana kabur saat kaca jendelanya diketuk oleh Jayde. Ia menoleh, menatap enggan pada pria tersebut sambil menghela napas. Entah apa yang ia lihat dari sosok pria itu dulu, kenapa sampai ia menjadi orang bodoh yang terus mengemis cinta padanya.“Keluar!” seru Jayde dari luar.Sial! sikap arogan pria itu benar-benar membuat Lillian muak. Tangannya menyentak kasar sabuk pengaman yang dari tadi masih menempel di badannya. Demi Tuhan, ia benar-benar tidak ingin berada di sini.Ponselnya menyala, notifikasi pesan terlihat dari Noam. Alih-alih turun, Lillian lebih memilih untuk membuka pesan dulu dari Noam.[Lilly, kau sudah pulang? Ruanganmu sudah gelap.]Tanpa lama, ia membalasnya.[Aku ada di rumah orang tua Jayde. A
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-14
Baca selengkapnya

13. Malam Tak Terduga

Lillian sontak terbatuk-batuk karena makanan yang belum dicecap sempurna telah meluncur tanpa peringatan melewati tenggorokan. Ia tidak memedulikan lagi sikap hormat yang dari tadi ia pertahankan, yang saat ini menjadi fokusnya adalah mengakhiri penderitaan karena tiba-tiba tersedak.“Minum ini, cepat.”Lillian segera menatap ngeri pada Jayde. Pria itu masih dalam posisi menyodorkan satu gelas berisi penuh air mineral dengan memasang sorot mata khawatir yang sangat jelas sedang dibuat-buat.Karena tidak segera bereaksi, Jayde meraih tangan Lillian dan membantunya untuk menggenggam gelas itu. “Minum dulu, Sayang.”Sungguh, ingin sekali Lillian menyiram air itu ke muka Jayde. Ekspresi wajah yang sangat menyebalkan itu, kini mulai menunjukkan seringai tipis yang terlihat samar, tapi sangat jelas untuk bisa ditangkap oleh Lillian.Lillian mencoba untuk mengatur napasnya agar emosinya bisa lebih tenang sebelum menjadi terlambat dan meledak tanpa peduli bahwa di ruangan ini ada Willona dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-15
Baca selengkapnya

14. Kau Hidup Untuk Dirimu Sendiri

Helaan napas dalam dan panjang lolos dari hidung Lillian. Siapa sangka, malam yang seharusnya menjadi moment-nya untuk merayakan kepuasan dari dirinya karena berhasil membuat Jayde tertegun, justru harus ia lalui dengan duduk di sini, di salah satu ranjang Emergency Room sebuah rumah sakit di kota Duesseldorf sambil menerima beberapa pengobatan luka yang ia dapat karena kecelakaan tadi.Beberapa kali ia menahan rasa perih setiap kali perawat mengoles alkohol medis untuk membersihkan area lukanya sebelum dilanjutkan dengan perawatan luka. Di sebelahnya, terbaring pengendara mobil yang membuatnya celaka tadi. Seorang pemuda yang tengah mabuk berat.“Lilly!”Lillian mendongak, kemudian meringis sat melihat Noam sedang berdiri di depannya dengan wajah cemas. Pria itu mendekat, memperhatikan luka-luka yang sedang diobati pada lengan dan kepala wanita itu.“Apa yang terjadi??” Noam tidak bisa tenang.“Hei, easy,” ucap Lillian. “Hanya kecelakaan kecil. Selebihnya aku baik-baik saja. mobilk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-15
Baca selengkapnya

15. Seandainya Saja

Kedua mata Lillian langsung membuka lebar saat ia mendengar bel apartemen berbunyi. Sedikit enggan karena rasa kantuk yang masih menggantung di pelupuk mata, tapi ia tetap turun dari kasur dan keluar kamar untuk membuka pintu.Langkahnya terseok, sambil sesekali mendesis saat merasakan denyutan di luka kepalanya saat ia bergerak terlalu cepat. Saat ia membuka pintu, Noam telah berdiri di balik pintu sambil membawa tas kertas warna cokelat yang ditenteng dan disodorkan pada Lillian.“Apa ini?” Alis Lillian bertaut saat menerimanya, mencoba untuk menerka apa yang ada di dalam tas itu.“Sarapan,” jawab Noam sambil masuk, melewati Lillian yang masih mengintip isi di dalam tas itu. “Aku yakin kau masih kesusahan dengan kondisimu saat ini untuk memasak, dan aku juga sangat yakin kau pasti malas untuk memesan makanan dan lebih memilih untuk tidur karena sekarang adalah weekend.”Tawa Lillian terdengar dari arah dapur. Ia sedang mengeluarkan kotak makanan yang tadi dibeli Noam di restoran baw
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

16. Harusnya Kau Sadar Diri!

“Lepaskan tanganmu!” Noam menepis tangan Jayde, dengan tatapan tajam dan suara dalam penuh penekanan.Mendengar itu, sontak membuat Jayde memiringkan wajahnya dan menatap tak suka pada Noam. “Sudah kuduga!” Jayde mengalihkan pandangannya pada Lillian. “Alasan terbesar kau mengajukan cerai adalah dia!” tunjuknya ke arah muka Noam.“Jay!!” Lillian menampar keras pada sebelah wajah Jayde. Ia tak bisa lagi menahan semua amarah yang telah sampai pada puncaknya. “Seharusnya kau lebih sadar diri! Semua hal yang membuatku mengambil keputusan untuk berpisah denganmu bukan tentang Noam, tapi semua tentang dirimu!!”Semua orang yang berada di sekitar mereka sontak menoleh cepat. Sebagian saling berbisik, sebagian lagi hanya menatap penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Namun, Lillian sungguh tidak peduli.“Bercerminlah, Jay! Ingat semua hal yang selama dua tahun ini kau lakukan padaku!” sentak Lillian lagi. “Pantaskah kau disebut sebagai seorang suami?? Kau bahkan tidak pernah menganggapku s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya

17. Apakah Kau Gila?!

Lillian sudah mulai memejamkan mata ketika bel apartemennya berbunyi. Noam? Tidak ada lagi selain pria itu yang mengetahui alamat tinggalnya sekarang. Namun, bukankah tadi ia mengatakan akan pergi ke tempat gym?Atau, mungkin saja ia berubah pikiran?Lillian keluar dari kamarnya, berjalan cepat menuju ke arah pintu masuk. Baju tidur berbahan sutra yang menjuntai anggun pada tubuhnya, telah ditutup sempurna dengan cardigan panjang berwarna mocca.“Kau tidak jadi ke gym?” Lillian bertanya sambil membuka pintu, tanpa melihat terlebih dulu pada siapa sosok yang sedang berdiri di depannya.“Apakah aku terlihat seperti akan pergi ke tempat gym?” Jayde, masih dengan setelannya tadi saat mereka bertemu di pinggir sungai Rhein, sedang berdiri di depan Lillian dengan wajah datar.Kedua mata Lillian membelalak lebar. Keningnya mengerut dalam, jelas ia sangat terkejut karena kedatangan Jayde yang tiba-tiba. “K-kau! Dari mana kau tahu aku ada di sini?!”Jayde menyeringai, lalu menerobos tanpa perm
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-20
Baca selengkapnya

18. Kau Tidak Ingin Bercerai?

Berkali-kali Lillian mencoba untuk menemukan alasan atas sikap Jayde, tapi selalu saja ia menemukan jalan buntu. Tidak ada alibi kuat tentang sikapnya yang sangat ingin mempertahankan pernikahan mereka. Sungguh, jika dipikir lagi, sebuah keuntungan besar bagi Jayde jika Lillian mengajukan perceraian.Sebelumnya Lillian yakin dengan pasti jika perceraian mereka akan berjalan dengan lancar. Jayde langusng setuju, dan dirinya sendiri akan menyembuhkan hati dengan pergi, sementara Rosalee akan sepenuhnya diakui menjadi pasangan Jayde.Namun, kenapa justru situasinya menjadi serumit ini?Tidak bisa, Lillian tidak bisa membiarkan hal ini terus mengalir tanpa ada penjelasan seperti ini. Ia berlari, mengejar Jayde yang hampir masuk ke dalam lift. Sebelah tangannya menarik lengan pria itu untuk mencegahnya pergi.“Kau berubah pikiran, Lilly?” Sebelah alis Jayde terangkat setelah ia berbalik, menatap Lillian.“Beri aku satu alasan kenapa kau menolak bercerai denganku.” Lillian berusaha untuk me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-21
Baca selengkapnya

19. Aku Turuti Semuanya, Lilly

Pertanyaan Lillian beberapa hari yang lalu pada Jayde tentang bagaimana seorang pria bertanggung jawab seharusnya bertindak, tidak mendapatkan jawaban sampai detik ini. Pria itu hanya diam dan langsung meninggalkan apartemen Lillian saat ia dengan tegas mempertanyakan hal yang sudah jelas bahwa jawabannya adalah ‘tidak’.Lillian menyangka bahwa semuanya berakhir saat itu juga. Jayde dengan seluruh ego dalam dirinya yang pasti menolak untuk direndahkan, ia yakin bahwa pria itu akhirnya akan melepasnya.Jika sampai itu terjadi, alasan yang beberapa waktu terakhir ini ia pertanyakan menjadi tidak berguna lagi. Ia tidak akan peduli, karena tujuan utamanya untuk berpisah dengan Jayde akhirnya terwujud.Yah, begitulah pemikiran Lillian sampai beberapa detik yang lalu. Sebelum ia membuka pintu apartemennya dan mendapati seorang Jayde Foster sedang berdiri di depannya, dengan memasang ekspresi yang seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka berdua.“Apa lagi yang kau inginkan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-23
Baca selengkapnya

20. Bukankah Itu Terlalu Berlebihan?

Tidak mungkin.Satu kata yang ada di dalam pikiran Lillian saat mendengat ucapan Jayde. Sebuah keputusan yang sangat mustahil diambil oleh seorang Jayde Foster. Jika hanya karena keinginan dirinya yang memutuskan untuk bercerai sampai bisa membuat pria itu mengubah sikapnya, itu sangat tidak masuk akal.Satu pikiran negatif menyelinap dalam pemikirannya. Mungkin saja, ada hal besar yang mejadi penyebab Jayde berusaha untuk sangat mempertahankan rumah tangganya. Well, selain dari keinginan orang tuanya untuk memiliki keturunan pastinya.Atau bisa saja, itu adalah salah satu yang memicu sikap Jayde saat ini? Entahlah. Hal itu yang harus Lillian cari tahu alasannya. Dan untuk mendapatkannya, ia harus bermain cantik, sampai Jayde tak menyadari jika keinginannya untuk bercerai masih ada dan tetap akan terlaksana.“Sungguh kau akan melakukannya?” Lillian melempar pertanyaan pada Jayde.“Jika aku tidak bersungguh-sungguh untuk melakukannya, aku tidak akan datang ke sini untuk kembali memohon
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status