Semua Bab Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku: Bab 21 - Bab 30

36 Bab

21. Oh, Dear. Aku Tidak Akan Melepaskanmu.

Wajah kecewa itu membuat Lillian hampir tidak bisa mengucapkan kata-katanya lagi dengan lancar. Berkali-kali ia mengintip dari sudut matanya saat menunggu jawaban Noam perihal keputusan barunya yang tentu sangat kontras dengan keinginannya untuk berpisah dengan Jayde.“Sejujurnya, aku tidak masalah dengan semua hal yang akan kau lakukan, dan apa yang telah kau putuskan, Lilly.” Noam menarik napasnya berat. “Hanya saja, aku tidak suka jika kau akan terluka untuk kesekian kalinya. Kau tidak harus melakukan itu hanya untuk mengetahui kenapa Jayde tidak ingin berpisah denganmu.”Terlihat sederhana di mata orang lain, tapi tidak bagi Lillian. Mengenai semua hal yang berhubungan dengan Jayde, ia ingin meninggalkan kisah itu tanpa ada hal yang tertinggal. Semua hal yang menimbulkan lubang pertanyaan, harus ia tutup sebelum benar-benar melangkahkan kaki dari kehidupan Jayde Foster.Namun, Lillian menyadari bahwa tidak semua orang harus bisa mengerti apa yang sedang ia pikirkan dan rasakan. Di
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

22. Aku Bukan yang Dulu

Malam pertama kembali ke rumahnya, Lillian mulai berusaha untuk mencari sesuatu hal yang bisa ia jadikan bukti untuk memperkuat alasan bercerainya. Diam-diam ia mengendap ke ruang kerja milik Jayde, dan mencari-cari alasan kenapa pria itu sangat ingin mempertahankan dirinya di sisinya.Sangat hati-hati, Lillian membuka tiap laci dan memeriksa tiap sudut ruangan. Namun ia tidak menemukan satu pun alasan kenapa Jayde melakukannya. Demi Tuhan, Lillian masih tidak percaya jika pria itu mempertahankannya tanpa alasan.Putus asa dengan ruangan kerja milik Jayde, Lillian mengendap-ngendap menuju kamar pria itu. Mungkin saja ia sedang dalam pangilan telpon dengan Rosalee, who knows. Jika iya, tentu itu akan menjadi bukti kuat bagi Lilllian untuk memperkarakannya pada proses perceraian.Langkah Lillian sedikit berjingkat. Suasananya terlalu hening, tidak sesuai dengan apa yang telah ia bayangkan. Tidak seperti pada masa lalu, saat dirinya sering kali mendapati Jayde menghubungi Rosalee saat ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-30
Baca selengkapnya

23. Sesuatu yang Janggal

“Benar. Untuk sementara tolong tangguhkan.”Pintu ruangan kerjanya terbuka. Lillian menoleh cepat, sementara sambungan telponnya dengan pengacara yang mengurus perceraiannya masih tersambung. Noam sedang menghampirinya, dengan tatapan mata memicing ketika mendengar kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh Lillian pada sang pengacara.“Gugatan masih tetap seperti di awal. Hanya saja, saat ini saya masih harus melakukan beberapa hal. Jadi, proses yang telah masuk mohon untuk ditunda dulu sampai saya selesai menyelesaikan masalahnya.” Lillian melanjutkan obrolannya di ponsel.“Ok, terima kasih atas bantuannya. Secepatnya akan saya kabari lagi mengenai proses perceraian saya dengan Jayde Foster. Semalam siang.”Sambungan telpon terputus. Lillian menghela napas panjang, kemudian tersenyum pada Noam yang telah duduk di sofa.“Is everything okay?” tanya Noam. “Semalam tidak terjadi apa-apa, kan?”Lillian berdiri dari kursi kerjanya, mengambil tempat di sofa yang berhadapan dengan Noam. “Aku
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-31
Baca selengkapnya

24. Sejak Kapan Kau di Sini?

Membahas orang tuanya tadi bersama dengan Noam, membuat Lillian tidak bisa fokus saat bekerja. Berusaha untuk terus berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja, nyatanya hanya membuat dada Lillian semakin sesak. Prasangka buruk terus menciptakan skenario di dalam kepalanya.Mungkinkah Jayde ada kaitannya dengan kematian orang tuanya? Jika benar begitu, apa motifnya, dan kenapa ia tidak ingin berpisah dengan dirinya?Beberapa saat kemudian, Lillian tersentak di atas kursi, dengan kedua tangan meremas kuat di atas meja. Sebuah alasan sederhana yang selama ini tidak pernah ia pikirkan. Mungkinkah? Sangat mustahil jika sampai Jayde sanggup melakukannya. Namun semua hal yang berputar setelah kematian orang tuanya terlihat saling berkaitan.Jayde yang menolak untuk bercerai, dan kedua orang tuanya yang tiba-tiba memaksa untuk memiliki keturunan. Apa yang sebenarnya telah terjadi di sekeliling Lillian? Kenapa semakin kesini menjadi semakin terlihat dalam dan gelap?Tidak bisa. Meski dipaksa p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-01
Baca selengkapnya

25. Kau Gila?!

“Apakah aku terlihat menyedihkan?” Lillian bertanya, tanpa mengalihkan pandangannya dari jendela mobil.Kilasan perasaannya selama di makam tadi masih membekas. Rasa sesaknya masih berputar di rongga dadanya, melesak ke tenggorokan dan membuatnya tercekat berkali-kali. Namun, ia tidak lagi bisa menangis. Padahal rasa sesaknya itu akan cepat menghilang jika ia bisa meraung-raung.Noam menoleh sekilas, dan menjawab setelah fokusnya kembali pada jalanan yang terlihat lenggang. “Menyedihkan dari sisi mana? Aku tidak melihatnya sama sekali.”Lillian tersenyum tipis, lalu menghela napasnya dalam-dalam. Kedua matanya terpejam, merasakan perasaan yang bergejolak di dalam dadanya. “Aku tahu kehidupan seseorang pasti akan berada pada fase naik dan turun. Aku hanya tidak menduga jika turun pada posisiku adalah terhempas sampai membuatku patah.”“Kau hanya perlu untuk bersandar pada tempat yang tepat, Lilly. Seberat apa pun masalahnya, sedalam apa pun kau terjatuh, kau hanya perlu tempat untuk be
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-02
Baca selengkapnya

26. Jayde, Kau Tertangkap Basah!

Sepeninggal orang tuanya, Lillian menjadi lebih sibuk untuk urusan pekerjaan. Sebagai satu-satunya pewaris tunggal W&B Group yang bergerak di bidang penerbangan, dan juga memiliki puluhan anak perusahaan berupa hotel dan motel, membuatnya menjadi lebih banyak meninjau ke lokasi secara langsung; satu pekerjaan rutin setiap bulan yang selalu dilakukan oleh mendiang ayahnya.Tak sendiri, saat ini ia ditemani oleh Noam saat meninjau jalannya operasional di bandara. Mulai dari kinerja karyawan, sampai memastikan stock barang untuk keperluan ATK semuanya masih aman.Bukan karena tidak percaya dengan laporan yang selalu diberikan padanya setiap bulan, tapi menurut ayahnya, itu adalah cara mereka untuk bisa lebih mendekatkan diri pada karyawan.Dan karena saat ini Lillian yang mengambil alih tugas itu, dan ia juga mempercayakan semuanya itu pada setiap divisi yang bertugas, maka ia mengubah agenda itu hanya untuk menyapa karyawan di bandara dan menanyakan ada keluhan apa selama mereka bekerja
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya

27. Kau Mengizinkanku, Tidak?

Bahkan sampai di dalam mobil, saat perjalanan kembali ke kantor, Lillian dan Noam tak henti-hentinya membahas perihal Jayde dan Rosalee. Demi apa pun di dunia ini, Lillian menjadi semakin yakin ada alasan buruk di balik sikap Jayde yang sangat aneh karena mencoba untuk terus mempertahankan dirinya dalam pernikahan mereka.Namun Noam memiliki teori lain untuk itu. Misal, bisa saja Jayde ternyata memiliki dua perasaan dalam hatinya. Menyukai Lillian dan Rosalee secara bersamaan. Tentu saja itu adalah teori yang dengan cepat dibantah oleh Lillian. Dari awal ia tahu bahwa tatapan cinta yang selalu diberikan pada Rosalee, tak pernah sedikit pun diarahkan padanya.Karena itulah, Lillian bisa melihat dan yakin tentang apa yang ada di perasaan pria itu. Semuanya, tak pernah ada sedikit pun ruang baginya untuk bisa menembus keangkuhan yang hampir setiap hari disorotkan oleh kedua mata seorang Jayde Foster.“Atau, Jayde memang hanya berpura-pura padamu. You know, tentang sikapnya yang terlihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-10
Baca selengkapnya

28. Kau Memang Seburuk Itu

Hampir tengah malam, dan Lillian sengaja membaca buku di ruang depan. Sengaja ia menunggu Jayde, ingin melihat apakah ada reaksi yang berbeda setelah pria itu bertemu dengan Rosalee—Walaupun dalam hatinya, ia yakin pasti jawabannya tidak akan ada reaksi apa-apa.Sekitar setengah jam setelah Lillian memutuskan untuk duduk di single sofa yang langsung memudahkan pandangannya untuk langsung melihat ke arah lorong pintu masuk, Jayde datang. Pria itu berjalan tenang, seperti tak pernah terjadi apa-apa—menurutnya, dan langsung mengerutkan keningnya saat melihat Lillian yang juga tengah memandangnya.“Kenapa kau belum tidur?” tanya Jayde, terdengar canggung, sisa dari pertengkaran semalam.Lillian mengangkat bukunya dengan kedua alis terangkat ke atas. “Kau tidak melihat aku sedang membaca buku?”Raut wajah Jayde terlihat sedikit gusar. Rupanya ia masih belum terbiasa dengan semua sikap patuh Lillian yang tiba-tiba lenyap. Lillian yang dulu tak lagi ia temukan pada sosok Lillian yang sekaran
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-12
Baca selengkapnya

29. Sejak Awal Aku Sudah Mencintaimu

Seharian ini adalah hari yang sangat sibuk bagi Noam. Final laporan audit harus diselesaikan hari ini juga. Karena itulah, pria itu sama sekali tidak mengetahui bahwa Lillian mengajukan cuti dadakan. Ia baru mengetahuinya ketika akan masuk ke dalam ruangannya. Rexy—sekretaris Lillian mengatakan bahwa Lillian telah mengajukan cuti dadakan untuk beberapa hari kedepan.“Apakah dia sakit?” Noam terdengar cemas saat menanyakannya.Rexy menggeleng. “Justru nada bicaranya terdengar sangat bersemangat. Kalau kau mencemaskannya, kenapa tidak menghubunginya sendiri?”Noam memicingkan kedua matanya saat mendengar nada bicara Rexy dan raut wajah wanita itu yang terlihat sedang menggodanya. “Hei, kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Noam.Rexy tertawa, kemudian menepuk pundak Noam pelan. “Kau tahu bahwa dari dulu aku mendukung kalian berdua, kan? Kurasa ini kesempatanmu untuk menaklukkan hati Lilly.”Noam langsung menoleh ke kanan dan ke kiri saat Rexy mengatakan hal itu tanpa merasa berdosa s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-13
Baca selengkapnya

30. Tidak Ada yang Salah, Mari Kita Jalani dengan Lambat dan Tenang

Tunggu...Kenapa Noam ada di sisi Lillian??Wanita itu terbangun dengan kedua mata membelalak lebar saat menyadari Noam sedang tertidur di sisinya. Masih dengan tubuh mematung karena tak ingin membangunkan pria itu, Lillian mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi pada mereka berdua.Satu detik... dua detik... tiga detik... sampai beberapa detik selanjutnya...Oh, my Godness!! Apa yang telah kulakukan?? jerit Lillian dalam hati.Dengan jantung berdebar, ia berusaha untuk mengintip bagian bawahnya yang masih tertutup selimut. Yeah, seperti dugaan. Semuanya masih polos, sama dengan bagian atas tubuhnya yang tak menempel sehelai benang pun, hanya tertutup selimut.Semalam... meskipun samar dalam ingatannya, tapi ia masih bisa merasakan kehangatan dari tiap dekapan dan sentuhan Noam. Semuanya terasa menenangkan, membawanya pada puncak kebahagiaan yang telah lama tak ia rasakan. Saat bibir Noam menjejak di tiap jengkal tubuhnya, saat ia menyentak dalam dan memainkan ritmenya, saat s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-15
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status