Share

27. Kau Mengizinkanku, Tidak?

Penulis: Lefayesme
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Bahkan sampai di dalam mobil, saat perjalanan kembali ke kantor, Lillian dan Noam tak henti-hentinya membahas perihal Jayde dan Rosalee. Demi apa pun di dunia ini, Lillian menjadi semakin yakin ada alasan buruk di balik sikap Jayde yang sangat aneh karena mencoba untuk terus mempertahankan dirinya dalam pernikahan mereka.

Namun Noam memiliki teori lain untuk itu. Misal, bisa saja Jayde ternyata memiliki dua perasaan dalam hatinya. Menyukai Lillian dan Rosalee secara bersamaan. Tentu saja itu adalah teori yang dengan cepat dibantah oleh Lillian. Dari awal ia tahu bahwa tatapan cinta yang selalu diberikan pada Rosalee, tak pernah sedikit pun diarahkan padanya.

Karena itulah, Lillian bisa melihat dan yakin tentang apa yang ada di perasaan pria itu. Semuanya, tak pernah ada sedikit pun ruang baginya untuk bisa menembus keangkuhan yang hampir setiap hari disorotkan oleh kedua mata seorang Jayde Foster.

“Atau, Jayde memang hanya berpura-pura padamu. You know, tentang sikapnya yang terlihat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   28. Kau Memang Seburuk Itu

    Hampir tengah malam, dan Lillian sengaja membaca buku di ruang depan. Sengaja ia menunggu Jayde, ingin melihat apakah ada reaksi yang berbeda setelah pria itu bertemu dengan Rosalee—Walaupun dalam hatinya, ia yakin pasti jawabannya tidak akan ada reaksi apa-apa.Sekitar setengah jam setelah Lillian memutuskan untuk duduk di single sofa yang langsung memudahkan pandangannya untuk langsung melihat ke arah lorong pintu masuk, Jayde datang. Pria itu berjalan tenang, seperti tak pernah terjadi apa-apa—menurutnya, dan langsung mengerutkan keningnya saat melihat Lillian yang juga tengah memandangnya.“Kenapa kau belum tidur?” tanya Jayde, terdengar canggung, sisa dari pertengkaran semalam.Lillian mengangkat bukunya dengan kedua alis terangkat ke atas. “Kau tidak melihat aku sedang membaca buku?”Raut wajah Jayde terlihat sedikit gusar. Rupanya ia masih belum terbiasa dengan semua sikap patuh Lillian yang tiba-tiba lenyap. Lillian yang dulu tak lagi ia temukan pada sosok Lillian yang sekaran

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   29. Sejak Awal Aku Sudah Mencintaimu

    Seharian ini adalah hari yang sangat sibuk bagi Noam. Final laporan audit harus diselesaikan hari ini juga. Karena itulah, pria itu sama sekali tidak mengetahui bahwa Lillian mengajukan cuti dadakan. Ia baru mengetahuinya ketika akan masuk ke dalam ruangannya. Rexy—sekretaris Lillian mengatakan bahwa Lillian telah mengajukan cuti dadakan untuk beberapa hari kedepan.“Apakah dia sakit?” Noam terdengar cemas saat menanyakannya.Rexy menggeleng. “Justru nada bicaranya terdengar sangat bersemangat. Kalau kau mencemaskannya, kenapa tidak menghubunginya sendiri?”Noam memicingkan kedua matanya saat mendengar nada bicara Rexy dan raut wajah wanita itu yang terlihat sedang menggodanya. “Hei, kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Noam.Rexy tertawa, kemudian menepuk pundak Noam pelan. “Kau tahu bahwa dari dulu aku mendukung kalian berdua, kan? Kurasa ini kesempatanmu untuk menaklukkan hati Lilly.”Noam langsung menoleh ke kanan dan ke kiri saat Rexy mengatakan hal itu tanpa merasa berdosa s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   30. Tidak Ada yang Salah, Mari Kita Jalani dengan Lambat dan Tenang

    Tunggu...Kenapa Noam ada di sisi Lillian??Wanita itu terbangun dengan kedua mata membelalak lebar saat menyadari Noam sedang tertidur di sisinya. Masih dengan tubuh mematung karena tak ingin membangunkan pria itu, Lillian mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi pada mereka berdua.Satu detik... dua detik... tiga detik... sampai beberapa detik selanjutnya...Oh, my Godness!! Apa yang telah kulakukan?? jerit Lillian dalam hati.Dengan jantung berdebar, ia berusaha untuk mengintip bagian bawahnya yang masih tertutup selimut. Yeah, seperti dugaan. Semuanya masih polos, sama dengan bagian atas tubuhnya yang tak menempel sehelai benang pun, hanya tertutup selimut.Semalam... meskipun samar dalam ingatannya, tapi ia masih bisa merasakan kehangatan dari tiap dekapan dan sentuhan Noam. Semuanya terasa menenangkan, membawanya pada puncak kebahagiaan yang telah lama tak ia rasakan. Saat bibir Noam menjejak di tiap jengkal tubuhnya, saat ia menyentak dalam dan memainkan ritmenya, saat s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   31. Petunjuk yang Samar

    Lillian dan Noam hari ini memutuskan untuk pergi ke kediaman orang tua Lillian. Misteri yang tentang kematian orang tuanya biar bagaimanapun juga harus bisa diuangkap. Itu seakan menjadi hutang bagi Lillian untuk mencari keadilan bagi orang tuanya.Bukannya ia masih tidak bisa menerima kematian kedua orang tuanya tersebut. Semua orang pasti akan mengalami kematian. Namun hal yang tidak wajar dalam sudut pandangnya membuat ia tidak bisa menerima hal itu begitu saja. Karena itulah, apa pun yang terjadi mereka tidak akan pernah menyerah untuk menemukan petunjuk tentang kebenaran dari kecelakaan itu.Mobil Noam berhenti tepat di depan rumah bercat putih bergaya eropa dengan sentuhan mewah di tiap-tiap sisinya. Helaan napas terdengar dari Lillian sebelum ia melepas sabuk pengaman yang ia kenakan.“Hei, kau baik-baik saja?”Noam meraih tangan Lillian sebelum wanita itu membuka pintu mobil.Lillian memutar kepalanya sambil tersenyum. “Selama bersamamu aku akan baik-baik saja, Noam.” Ucapannya

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   32. Dia Mau Membunuhku?

    Hal-hal negatif terus bermunculan dalam pikiran Lillian selama mobil yang dikendarakan oleh Noam melaju kencang, menembus jalanan untuk membawa mereka kembali ke rumah Lillian bersama dengan Jayde. Lillian merasa harus memeriksa sekali lagi rumah itu, mungkin saja ada hal yang terlewatkan olehnya.Noam tak bisa melarangnya. Dirinya tidak berada pada posisi yang bisa untuk melarang Lillian menantang bahaya seperti ini. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah mendampingi dan mendukung apa pun yang akan dilakukan oleh Lillian.“Maafkan aku, Noam,” ucap Lillian tanpa mengalih pandangannya dari jendela mobil.Noam menoleh sekilas padanya. “Maaf untuk apa?”“Karena kau jadi terlibat dalam masalah yang tidak terlihat ujungnya ini. Aku merasa bersalah padamu.” Lillian memejamkan matanya sejenak, merasakan panas yang mengakar dari bola matanya dan menyebar cepat ke kepala.“Saat ini kau adalah kekasihku, Lilly. Dan sangat wajar jika aku terlibat dalam masalahmu.” Noam merasakan kehangatan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   33. Pergilah!

    Ponsel Lillian berdering beberapa kali saat ia masih memfokuskan pikirannya pada pekerjaan. Ada beberapa hal yang harus ia kerjakan hari ini juga, mengenai rencana penambahan armada pesawat sehubungan dengan penambahan slot yang telah disetujui oleh pihak bandara. Semakin banyak antusias warga asing untuk mengunjungi Eropa menjadi perhatiannya saat ini agar mampu menyediakan fasilitas penerbangan yang memuaskan.Wanita itu hanya melirik sebentar dan mendesah malas setelah membaca nama sang penelepon. Jayde terus berusaha untuk menghubunginya. Semenjak mengetahui ada foto-foto dirinya dengan ancaman kematian, ia berniat untuk segera Jayde dari kehidupannya. Entah Jayde atau bukan yang melakukan hal-hal buruk itu, yang jelas dirinya mendapatkan banyak masalah setelah bersama dengan Jayde.Namun ia kembali mengingat tentang pendapat Noam mengenai kemungkinan bahwa Jayde berusaha menyembunyikan itu semua agar tidak membebani pikiran Lillian. Walaupun itu adalah hal yang sangat tidak masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   34. Malam Panas

    “Brengsek!”Tangan Jayde mengepal kencang sambil beberapa kali memukul setir mobil. Urat di pelipisnya menonjol, seiring dengan emosinya yang berusaha meledak bersama dengan geraman teredam.“Damn, Noam! Damned, Rosalee!”Jayde jelas mengutuk Noam karena pria itu berhasil merebut Lillian darinya. Mungkin lebih tepatnya, Noam mengambil kesempatan dengan cerdas saat Jayde menyia-nyiakan Lillian dengan kebodohannya. Setelah semuanya menjadi lebih terang bagi Jayde, saat itulah ia merasakan ketololan yang berhasil menggigitnya sedikit demi sedikit; mengoyak; dan menghancurkan pada akhirnya.Satu hal yang tak pernah ia bayangkan dalam hubungan sempurnanya dengan Rosalee, ternyata akan membawanya pada hal-hal yang mengerikan. Semua perlakuan buruknya pada Lillian memang tak terbantahkan. Ia mengakuinya, dan saat ini menyesalinya dengan segenap jiwa.Namun semuanya telah menjadi terlambat bagi Jayde. Semua kenangannya bersama dengan Lillian sebelum Rosalee hadir di kehidupannya kembali memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   35. Sifat Asli Mulai Terlihat

    Jayde melempar satu dokumen yang berhasil ia raup dari atas meja kerjanya di kantor setelah membaca sebuah surat yang baru saja diantar untuknya. Beberapa hari berlalu setelah terakhir kali ia menemui Lillian, sekarang di tangannya telah terselip panggilan sidang untuk perceraiannya dengan wanita itu.Emosinya yang membuncah seakan hampir meledak di kepala. Meskipun ia menyadari bahwa kelakuannya selama ini pada Lillian tidak bisa dibenarkan dan dinormalisasikan. Saat ini bukan tentang harga dirinya yang merasa diinjak karena keinginan Lillian untuk berpisah, melainkan tentang perasaannya yang perlahan mulai kembali lagi pada wanita itu.Benar, Jayde memang egois. Ia menyadarinya, tapi ia tidak memiliki kuasa untuk menahannya. Egonya yang terlalu besar membuatnya menjadi kerap tidak tahu diri. Surat panggilan sidang perceraian itu ia lempar begitu saja ke atas mejanya.“Sayang? Ada masalah?”Jayde menoleh cepat, sorotnya matanya terlihat tidak senang melihat Rosalee yang melenggang be

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   36. Pengalihan Perusahaan

    Hari yang telah ditunggu oleh Lillian pada akhirnya tiba. Sidang perceraian antara dirinya dan Jayde Foster akhirnya telah berakhir. Sejak palu hakim diketuk tiga kali, keduanya telah resmi bercerai. Lillian menghela napasnya lega sambil memejamkan kedua matanya. Ia tahu bercerai bukan hal yang patut dibanggakan, tapi untuk kali ini ia ingin merayakannya.Tidak ada interaksi dirinya dengan Jayde. Mereka tampak seperti orang asing yang tidak saling menyapa. Well, Lillian tidak merisaukannya. Bersikap seperti justru membuatnya lebih nyaman. Lagipula dirinya juga telah muak dengan Jayde.Noam tersenyum pada Lillian saat wanita itu keluar dari ruangan sidang. pelukan hangat menyambut sang kekasih yang telah mendapatkan kebebasannya. Kali ini, Noam bisa mencintai Lillian sepenuhnya. Semua hal buruk yang pernah dirasakan oleh wanita itu, dengan tekad yang kuat akan ia ganti dengan semua kebahagiaan yang bisa ia tawarkan dan akan selalu diusahakan.Namun belum sempat Lillian mengucapkan kali

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   35. Sifat Asli Mulai Terlihat

    Jayde melempar satu dokumen yang berhasil ia raup dari atas meja kerjanya di kantor setelah membaca sebuah surat yang baru saja diantar untuknya. Beberapa hari berlalu setelah terakhir kali ia menemui Lillian, sekarang di tangannya telah terselip panggilan sidang untuk perceraiannya dengan wanita itu.Emosinya yang membuncah seakan hampir meledak di kepala. Meskipun ia menyadari bahwa kelakuannya selama ini pada Lillian tidak bisa dibenarkan dan dinormalisasikan. Saat ini bukan tentang harga dirinya yang merasa diinjak karena keinginan Lillian untuk berpisah, melainkan tentang perasaannya yang perlahan mulai kembali lagi pada wanita itu.Benar, Jayde memang egois. Ia menyadarinya, tapi ia tidak memiliki kuasa untuk menahannya. Egonya yang terlalu besar membuatnya menjadi kerap tidak tahu diri. Surat panggilan sidang perceraian itu ia lempar begitu saja ke atas mejanya.“Sayang? Ada masalah?”Jayde menoleh cepat, sorotnya matanya terlihat tidak senang melihat Rosalee yang melenggang be

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   34. Malam Panas

    “Brengsek!”Tangan Jayde mengepal kencang sambil beberapa kali memukul setir mobil. Urat di pelipisnya menonjol, seiring dengan emosinya yang berusaha meledak bersama dengan geraman teredam.“Damn, Noam! Damned, Rosalee!”Jayde jelas mengutuk Noam karena pria itu berhasil merebut Lillian darinya. Mungkin lebih tepatnya, Noam mengambil kesempatan dengan cerdas saat Jayde menyia-nyiakan Lillian dengan kebodohannya. Setelah semuanya menjadi lebih terang bagi Jayde, saat itulah ia merasakan ketololan yang berhasil menggigitnya sedikit demi sedikit; mengoyak; dan menghancurkan pada akhirnya.Satu hal yang tak pernah ia bayangkan dalam hubungan sempurnanya dengan Rosalee, ternyata akan membawanya pada hal-hal yang mengerikan. Semua perlakuan buruknya pada Lillian memang tak terbantahkan. Ia mengakuinya, dan saat ini menyesalinya dengan segenap jiwa.Namun semuanya telah menjadi terlambat bagi Jayde. Semua kenangannya bersama dengan Lillian sebelum Rosalee hadir di kehidupannya kembali memb

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   33. Pergilah!

    Ponsel Lillian berdering beberapa kali saat ia masih memfokuskan pikirannya pada pekerjaan. Ada beberapa hal yang harus ia kerjakan hari ini juga, mengenai rencana penambahan armada pesawat sehubungan dengan penambahan slot yang telah disetujui oleh pihak bandara. Semakin banyak antusias warga asing untuk mengunjungi Eropa menjadi perhatiannya saat ini agar mampu menyediakan fasilitas penerbangan yang memuaskan.Wanita itu hanya melirik sebentar dan mendesah malas setelah membaca nama sang penelepon. Jayde terus berusaha untuk menghubunginya. Semenjak mengetahui ada foto-foto dirinya dengan ancaman kematian, ia berniat untuk segera Jayde dari kehidupannya. Entah Jayde atau bukan yang melakukan hal-hal buruk itu, yang jelas dirinya mendapatkan banyak masalah setelah bersama dengan Jayde.Namun ia kembali mengingat tentang pendapat Noam mengenai kemungkinan bahwa Jayde berusaha menyembunyikan itu semua agar tidak membebani pikiran Lillian. Walaupun itu adalah hal yang sangat tidak masuk

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   32. Dia Mau Membunuhku?

    Hal-hal negatif terus bermunculan dalam pikiran Lillian selama mobil yang dikendarakan oleh Noam melaju kencang, menembus jalanan untuk membawa mereka kembali ke rumah Lillian bersama dengan Jayde. Lillian merasa harus memeriksa sekali lagi rumah itu, mungkin saja ada hal yang terlewatkan olehnya.Noam tak bisa melarangnya. Dirinya tidak berada pada posisi yang bisa untuk melarang Lillian menantang bahaya seperti ini. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah mendampingi dan mendukung apa pun yang akan dilakukan oleh Lillian.“Maafkan aku, Noam,” ucap Lillian tanpa mengalih pandangannya dari jendela mobil.Noam menoleh sekilas padanya. “Maaf untuk apa?”“Karena kau jadi terlibat dalam masalah yang tidak terlihat ujungnya ini. Aku merasa bersalah padamu.” Lillian memejamkan matanya sejenak, merasakan panas yang mengakar dari bola matanya dan menyebar cepat ke kepala.“Saat ini kau adalah kekasihku, Lilly. Dan sangat wajar jika aku terlibat dalam masalahmu.” Noam merasakan kehangatan

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   31. Petunjuk yang Samar

    Lillian dan Noam hari ini memutuskan untuk pergi ke kediaman orang tua Lillian. Misteri yang tentang kematian orang tuanya biar bagaimanapun juga harus bisa diuangkap. Itu seakan menjadi hutang bagi Lillian untuk mencari keadilan bagi orang tuanya.Bukannya ia masih tidak bisa menerima kematian kedua orang tuanya tersebut. Semua orang pasti akan mengalami kematian. Namun hal yang tidak wajar dalam sudut pandangnya membuat ia tidak bisa menerima hal itu begitu saja. Karena itulah, apa pun yang terjadi mereka tidak akan pernah menyerah untuk menemukan petunjuk tentang kebenaran dari kecelakaan itu.Mobil Noam berhenti tepat di depan rumah bercat putih bergaya eropa dengan sentuhan mewah di tiap-tiap sisinya. Helaan napas terdengar dari Lillian sebelum ia melepas sabuk pengaman yang ia kenakan.“Hei, kau baik-baik saja?”Noam meraih tangan Lillian sebelum wanita itu membuka pintu mobil.Lillian memutar kepalanya sambil tersenyum. “Selama bersamamu aku akan baik-baik saja, Noam.” Ucapannya

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   30. Tidak Ada yang Salah, Mari Kita Jalani dengan Lambat dan Tenang

    Tunggu...Kenapa Noam ada di sisi Lillian??Wanita itu terbangun dengan kedua mata membelalak lebar saat menyadari Noam sedang tertidur di sisinya. Masih dengan tubuh mematung karena tak ingin membangunkan pria itu, Lillian mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi pada mereka berdua.Satu detik... dua detik... tiga detik... sampai beberapa detik selanjutnya...Oh, my Godness!! Apa yang telah kulakukan?? jerit Lillian dalam hati.Dengan jantung berdebar, ia berusaha untuk mengintip bagian bawahnya yang masih tertutup selimut. Yeah, seperti dugaan. Semuanya masih polos, sama dengan bagian atas tubuhnya yang tak menempel sehelai benang pun, hanya tertutup selimut.Semalam... meskipun samar dalam ingatannya, tapi ia masih bisa merasakan kehangatan dari tiap dekapan dan sentuhan Noam. Semuanya terasa menenangkan, membawanya pada puncak kebahagiaan yang telah lama tak ia rasakan. Saat bibir Noam menjejak di tiap jengkal tubuhnya, saat ia menyentak dalam dan memainkan ritmenya, saat s

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   29. Sejak Awal Aku Sudah Mencintaimu

    Seharian ini adalah hari yang sangat sibuk bagi Noam. Final laporan audit harus diselesaikan hari ini juga. Karena itulah, pria itu sama sekali tidak mengetahui bahwa Lillian mengajukan cuti dadakan. Ia baru mengetahuinya ketika akan masuk ke dalam ruangannya. Rexy—sekretaris Lillian mengatakan bahwa Lillian telah mengajukan cuti dadakan untuk beberapa hari kedepan.“Apakah dia sakit?” Noam terdengar cemas saat menanyakannya.Rexy menggeleng. “Justru nada bicaranya terdengar sangat bersemangat. Kalau kau mencemaskannya, kenapa tidak menghubunginya sendiri?”Noam memicingkan kedua matanya saat mendengar nada bicara Rexy dan raut wajah wanita itu yang terlihat sedang menggodanya. “Hei, kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Noam.Rexy tertawa, kemudian menepuk pundak Noam pelan. “Kau tahu bahwa dari dulu aku mendukung kalian berdua, kan? Kurasa ini kesempatanmu untuk menaklukkan hati Lilly.”Noam langsung menoleh ke kanan dan ke kiri saat Rexy mengatakan hal itu tanpa merasa berdosa s

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   28. Kau Memang Seburuk Itu

    Hampir tengah malam, dan Lillian sengaja membaca buku di ruang depan. Sengaja ia menunggu Jayde, ingin melihat apakah ada reaksi yang berbeda setelah pria itu bertemu dengan Rosalee—Walaupun dalam hatinya, ia yakin pasti jawabannya tidak akan ada reaksi apa-apa.Sekitar setengah jam setelah Lillian memutuskan untuk duduk di single sofa yang langsung memudahkan pandangannya untuk langsung melihat ke arah lorong pintu masuk, Jayde datang. Pria itu berjalan tenang, seperti tak pernah terjadi apa-apa—menurutnya, dan langsung mengerutkan keningnya saat melihat Lillian yang juga tengah memandangnya.“Kenapa kau belum tidur?” tanya Jayde, terdengar canggung, sisa dari pertengkaran semalam.Lillian mengangkat bukunya dengan kedua alis terangkat ke atas. “Kau tidak melihat aku sedang membaca buku?”Raut wajah Jayde terlihat sedikit gusar. Rupanya ia masih belum terbiasa dengan semua sikap patuh Lillian yang tiba-tiba lenyap. Lillian yang dulu tak lagi ia temukan pada sosok Lillian yang sekaran

DMCA.com Protection Status