Share

13. Malam Tak Terduga

Penulis: Lefayesme
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lillian sontak terbatuk-batuk karena makanan yang belum dicecap sempurna telah meluncur tanpa peringatan melewati tenggorokan. Ia tidak memedulikan lagi sikap hormat yang dari tadi ia pertahankan, yang saat ini menjadi fokusnya adalah mengakhiri penderitaan karena tiba-tiba tersedak.

“Minum ini, cepat.”

Lillian segera menatap ngeri pada Jayde. Pria itu masih dalam posisi menyodorkan satu gelas berisi penuh air mineral dengan memasang sorot mata khawatir yang sangat jelas sedang dibuat-buat.

Karena tidak segera bereaksi, Jayde meraih tangan Lillian dan membantunya untuk menggenggam gelas itu. “Minum dulu, Sayang.”

Sungguh, ingin sekali Lillian menyiram air itu ke muka Jayde. Ekspresi wajah yang sangat menyebalkan itu, kini mulai menunjukkan seringai tipis yang terlihat samar, tapi sangat jelas untuk bisa ditangkap oleh Lillian.

Lillian mencoba untuk mengatur napasnya agar emosinya bisa lebih tenang sebelum menjadi terlambat dan meledak tanpa peduli bahwa di ruangan ini ada Willona dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   14. Kau Hidup Untuk Dirimu Sendiri

    Helaan napas dalam dan panjang lolos dari hidung Lillian. Siapa sangka, malam yang seharusnya menjadi moment-nya untuk merayakan kepuasan dari dirinya karena berhasil membuat Jayde tertegun, justru harus ia lalui dengan duduk di sini, di salah satu ranjang Emergency Room sebuah rumah sakit di kota Duesseldorf sambil menerima beberapa pengobatan luka yang ia dapat karena kecelakaan tadi.Beberapa kali ia menahan rasa perih setiap kali perawat mengoles alkohol medis untuk membersihkan area lukanya sebelum dilanjutkan dengan perawatan luka. Di sebelahnya, terbaring pengendara mobil yang membuatnya celaka tadi. Seorang pemuda yang tengah mabuk berat.“Lilly!”Lillian mendongak, kemudian meringis sat melihat Noam sedang berdiri di depannya dengan wajah cemas. Pria itu mendekat, memperhatikan luka-luka yang sedang diobati pada lengan dan kepala wanita itu.“Apa yang terjadi??” Noam tidak bisa tenang.“Hei, easy,” ucap Lillian. “Hanya kecelakaan kecil. Selebihnya aku baik-baik saja. mobilk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   15. Seandainya Saja

    Kedua mata Lillian langsung membuka lebar saat ia mendengar bel apartemen berbunyi. Sedikit enggan karena rasa kantuk yang masih menggantung di pelupuk mata, tapi ia tetap turun dari kasur dan keluar kamar untuk membuka pintu.Langkahnya terseok, sambil sesekali mendesis saat merasakan denyutan di luka kepalanya saat ia bergerak terlalu cepat. Saat ia membuka pintu, Noam telah berdiri di balik pintu sambil membawa tas kertas warna cokelat yang ditenteng dan disodorkan pada Lillian.“Apa ini?” Alis Lillian bertaut saat menerimanya, mencoba untuk menerka apa yang ada di dalam tas itu.“Sarapan,” jawab Noam sambil masuk, melewati Lillian yang masih mengintip isi di dalam tas itu. “Aku yakin kau masih kesusahan dengan kondisimu saat ini untuk memasak, dan aku juga sangat yakin kau pasti malas untuk memesan makanan dan lebih memilih untuk tidur karena sekarang adalah weekend.”Tawa Lillian terdengar dari arah dapur. Ia sedang mengeluarkan kotak makanan yang tadi dibeli Noam di restoran baw

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   16. Harusnya Kau Sadar Diri!

    “Lepaskan tanganmu!” Noam menepis tangan Jayde, dengan tatapan tajam dan suara dalam penuh penekanan.Mendengar itu, sontak membuat Jayde memiringkan wajahnya dan menatap tak suka pada Noam. “Sudah kuduga!” Jayde mengalihkan pandangannya pada Lillian. “Alasan terbesar kau mengajukan cerai adalah dia!” tunjuknya ke arah muka Noam.“Jay!!” Lillian menampar keras pada sebelah wajah Jayde. Ia tak bisa lagi menahan semua amarah yang telah sampai pada puncaknya. “Seharusnya kau lebih sadar diri! Semua hal yang membuatku mengambil keputusan untuk berpisah denganmu bukan tentang Noam, tapi semua tentang dirimu!!”Semua orang yang berada di sekitar mereka sontak menoleh cepat. Sebagian saling berbisik, sebagian lagi hanya menatap penasaran dengan apa yang sedang terjadi. Namun, Lillian sungguh tidak peduli.“Bercerminlah, Jay! Ingat semua hal yang selama dua tahun ini kau lakukan padaku!” sentak Lillian lagi. “Pantaskah kau disebut sebagai seorang suami?? Kau bahkan tidak pernah menganggapku s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   17. Apakah Kau Gila?!

    Lillian sudah mulai memejamkan mata ketika bel apartemennya berbunyi. Noam? Tidak ada lagi selain pria itu yang mengetahui alamat tinggalnya sekarang. Namun, bukankah tadi ia mengatakan akan pergi ke tempat gym?Atau, mungkin saja ia berubah pikiran?Lillian keluar dari kamarnya, berjalan cepat menuju ke arah pintu masuk. Baju tidur berbahan sutra yang menjuntai anggun pada tubuhnya, telah ditutup sempurna dengan cardigan panjang berwarna mocca.“Kau tidak jadi ke gym?” Lillian bertanya sambil membuka pintu, tanpa melihat terlebih dulu pada siapa sosok yang sedang berdiri di depannya.“Apakah aku terlihat seperti akan pergi ke tempat gym?” Jayde, masih dengan setelannya tadi saat mereka bertemu di pinggir sungai Rhein, sedang berdiri di depan Lillian dengan wajah datar.Kedua mata Lillian membelalak lebar. Keningnya mengerut dalam, jelas ia sangat terkejut karena kedatangan Jayde yang tiba-tiba. “K-kau! Dari mana kau tahu aku ada di sini?!”Jayde menyeringai, lalu menerobos tanpa perm

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   18. Kau Tidak Ingin Bercerai?

    Berkali-kali Lillian mencoba untuk menemukan alasan atas sikap Jayde, tapi selalu saja ia menemukan jalan buntu. Tidak ada alibi kuat tentang sikapnya yang sangat ingin mempertahankan pernikahan mereka. Sungguh, jika dipikir lagi, sebuah keuntungan besar bagi Jayde jika Lillian mengajukan perceraian.Sebelumnya Lillian yakin dengan pasti jika perceraian mereka akan berjalan dengan lancar. Jayde langusng setuju, dan dirinya sendiri akan menyembuhkan hati dengan pergi, sementara Rosalee akan sepenuhnya diakui menjadi pasangan Jayde.Namun, kenapa justru situasinya menjadi serumit ini?Tidak bisa, Lillian tidak bisa membiarkan hal ini terus mengalir tanpa ada penjelasan seperti ini. Ia berlari, mengejar Jayde yang hampir masuk ke dalam lift. Sebelah tangannya menarik lengan pria itu untuk mencegahnya pergi.“Kau berubah pikiran, Lilly?” Sebelah alis Jayde terangkat setelah ia berbalik, menatap Lillian.“Beri aku satu alasan kenapa kau menolak bercerai denganku.” Lillian berusaha untuk me

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   19. Aku Turuti Semuanya, Lilly

    Pertanyaan Lillian beberapa hari yang lalu pada Jayde tentang bagaimana seorang pria bertanggung jawab seharusnya bertindak, tidak mendapatkan jawaban sampai detik ini. Pria itu hanya diam dan langsung meninggalkan apartemen Lillian saat ia dengan tegas mempertanyakan hal yang sudah jelas bahwa jawabannya adalah ‘tidak’.Lillian menyangka bahwa semuanya berakhir saat itu juga. Jayde dengan seluruh ego dalam dirinya yang pasti menolak untuk direndahkan, ia yakin bahwa pria itu akhirnya akan melepasnya.Jika sampai itu terjadi, alasan yang beberapa waktu terakhir ini ia pertanyakan menjadi tidak berguna lagi. Ia tidak akan peduli, karena tujuan utamanya untuk berpisah dengan Jayde akhirnya terwujud.Yah, begitulah pemikiran Lillian sampai beberapa detik yang lalu. Sebelum ia membuka pintu apartemennya dan mendapati seorang Jayde Foster sedang berdiri di depannya, dengan memasang ekspresi yang seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa di antara mereka berdua.“Apa lagi yang kau inginkan,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   20. Bukankah Itu Terlalu Berlebihan?

    Tidak mungkin.Satu kata yang ada di dalam pikiran Lillian saat mendengat ucapan Jayde. Sebuah keputusan yang sangat mustahil diambil oleh seorang Jayde Foster. Jika hanya karena keinginan dirinya yang memutuskan untuk bercerai sampai bisa membuat pria itu mengubah sikapnya, itu sangat tidak masuk akal.Satu pikiran negatif menyelinap dalam pemikirannya. Mungkin saja, ada hal besar yang mejadi penyebab Jayde berusaha untuk sangat mempertahankan rumah tangganya. Well, selain dari keinginan orang tuanya untuk memiliki keturunan pastinya.Atau bisa saja, itu adalah salah satu yang memicu sikap Jayde saat ini? Entahlah. Hal itu yang harus Lillian cari tahu alasannya. Dan untuk mendapatkannya, ia harus bermain cantik, sampai Jayde tak menyadari jika keinginannya untuk bercerai masih ada dan tetap akan terlaksana.“Sungguh kau akan melakukannya?” Lillian melempar pertanyaan pada Jayde.“Jika aku tidak bersungguh-sungguh untuk melakukannya, aku tidak akan datang ke sini untuk kembali memohon

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   21. Oh, Dear. Aku Tidak Akan Melepaskanmu.

    Wajah kecewa itu membuat Lillian hampir tidak bisa mengucapkan kata-katanya lagi dengan lancar. Berkali-kali ia mengintip dari sudut matanya saat menunggu jawaban Noam perihal keputusan barunya yang tentu sangat kontras dengan keinginannya untuk berpisah dengan Jayde.“Sejujurnya, aku tidak masalah dengan semua hal yang akan kau lakukan, dan apa yang telah kau putuskan, Lilly.” Noam menarik napasnya berat. “Hanya saja, aku tidak suka jika kau akan terluka untuk kesekian kalinya. Kau tidak harus melakukan itu hanya untuk mengetahui kenapa Jayde tidak ingin berpisah denganmu.”Terlihat sederhana di mata orang lain, tapi tidak bagi Lillian. Mengenai semua hal yang berhubungan dengan Jayde, ia ingin meninggalkan kisah itu tanpa ada hal yang tertinggal. Semua hal yang menimbulkan lubang pertanyaan, harus ia tutup sebelum benar-benar melangkahkan kaki dari kehidupan Jayde Foster.Namun, Lillian menyadari bahwa tidak semua orang harus bisa mengerti apa yang sedang ia pikirkan dan rasakan. Di

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   36. Pengalihan Perusahaan

    Hari yang telah ditunggu oleh Lillian pada akhirnya tiba. Sidang perceraian antara dirinya dan Jayde Foster akhirnya telah berakhir. Sejak palu hakim diketuk tiga kali, keduanya telah resmi bercerai. Lillian menghela napasnya lega sambil memejamkan kedua matanya. Ia tahu bercerai bukan hal yang patut dibanggakan, tapi untuk kali ini ia ingin merayakannya.Tidak ada interaksi dirinya dengan Jayde. Mereka tampak seperti orang asing yang tidak saling menyapa. Well, Lillian tidak merisaukannya. Bersikap seperti justru membuatnya lebih nyaman. Lagipula dirinya juga telah muak dengan Jayde.Noam tersenyum pada Lillian saat wanita itu keluar dari ruangan sidang. pelukan hangat menyambut sang kekasih yang telah mendapatkan kebebasannya. Kali ini, Noam bisa mencintai Lillian sepenuhnya. Semua hal buruk yang pernah dirasakan oleh wanita itu, dengan tekad yang kuat akan ia ganti dengan semua kebahagiaan yang bisa ia tawarkan dan akan selalu diusahakan.Namun belum sempat Lillian mengucapkan kali

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   35. Sifat Asli Mulai Terlihat

    Jayde melempar satu dokumen yang berhasil ia raup dari atas meja kerjanya di kantor setelah membaca sebuah surat yang baru saja diantar untuknya. Beberapa hari berlalu setelah terakhir kali ia menemui Lillian, sekarang di tangannya telah terselip panggilan sidang untuk perceraiannya dengan wanita itu.Emosinya yang membuncah seakan hampir meledak di kepala. Meskipun ia menyadari bahwa kelakuannya selama ini pada Lillian tidak bisa dibenarkan dan dinormalisasikan. Saat ini bukan tentang harga dirinya yang merasa diinjak karena keinginan Lillian untuk berpisah, melainkan tentang perasaannya yang perlahan mulai kembali lagi pada wanita itu.Benar, Jayde memang egois. Ia menyadarinya, tapi ia tidak memiliki kuasa untuk menahannya. Egonya yang terlalu besar membuatnya menjadi kerap tidak tahu diri. Surat panggilan sidang perceraian itu ia lempar begitu saja ke atas mejanya.“Sayang? Ada masalah?”Jayde menoleh cepat, sorotnya matanya terlihat tidak senang melihat Rosalee yang melenggang be

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   34. Malam Panas

    “Brengsek!”Tangan Jayde mengepal kencang sambil beberapa kali memukul setir mobil. Urat di pelipisnya menonjol, seiring dengan emosinya yang berusaha meledak bersama dengan geraman teredam.“Damn, Noam! Damned, Rosalee!”Jayde jelas mengutuk Noam karena pria itu berhasil merebut Lillian darinya. Mungkin lebih tepatnya, Noam mengambil kesempatan dengan cerdas saat Jayde menyia-nyiakan Lillian dengan kebodohannya. Setelah semuanya menjadi lebih terang bagi Jayde, saat itulah ia merasakan ketololan yang berhasil menggigitnya sedikit demi sedikit; mengoyak; dan menghancurkan pada akhirnya.Satu hal yang tak pernah ia bayangkan dalam hubungan sempurnanya dengan Rosalee, ternyata akan membawanya pada hal-hal yang mengerikan. Semua perlakuan buruknya pada Lillian memang tak terbantahkan. Ia mengakuinya, dan saat ini menyesalinya dengan segenap jiwa.Namun semuanya telah menjadi terlambat bagi Jayde. Semua kenangannya bersama dengan Lillian sebelum Rosalee hadir di kehidupannya kembali memb

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   33. Pergilah!

    Ponsel Lillian berdering beberapa kali saat ia masih memfokuskan pikirannya pada pekerjaan. Ada beberapa hal yang harus ia kerjakan hari ini juga, mengenai rencana penambahan armada pesawat sehubungan dengan penambahan slot yang telah disetujui oleh pihak bandara. Semakin banyak antusias warga asing untuk mengunjungi Eropa menjadi perhatiannya saat ini agar mampu menyediakan fasilitas penerbangan yang memuaskan.Wanita itu hanya melirik sebentar dan mendesah malas setelah membaca nama sang penelepon. Jayde terus berusaha untuk menghubunginya. Semenjak mengetahui ada foto-foto dirinya dengan ancaman kematian, ia berniat untuk segera Jayde dari kehidupannya. Entah Jayde atau bukan yang melakukan hal-hal buruk itu, yang jelas dirinya mendapatkan banyak masalah setelah bersama dengan Jayde.Namun ia kembali mengingat tentang pendapat Noam mengenai kemungkinan bahwa Jayde berusaha menyembunyikan itu semua agar tidak membebani pikiran Lillian. Walaupun itu adalah hal yang sangat tidak masuk

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   32. Dia Mau Membunuhku?

    Hal-hal negatif terus bermunculan dalam pikiran Lillian selama mobil yang dikendarakan oleh Noam melaju kencang, menembus jalanan untuk membawa mereka kembali ke rumah Lillian bersama dengan Jayde. Lillian merasa harus memeriksa sekali lagi rumah itu, mungkin saja ada hal yang terlewatkan olehnya.Noam tak bisa melarangnya. Dirinya tidak berada pada posisi yang bisa untuk melarang Lillian menantang bahaya seperti ini. Satu-satunya hal yang bisa ia lakukan adalah mendampingi dan mendukung apa pun yang akan dilakukan oleh Lillian.“Maafkan aku, Noam,” ucap Lillian tanpa mengalih pandangannya dari jendela mobil.Noam menoleh sekilas padanya. “Maaf untuk apa?”“Karena kau jadi terlibat dalam masalah yang tidak terlihat ujungnya ini. Aku merasa bersalah padamu.” Lillian memejamkan matanya sejenak, merasakan panas yang mengakar dari bola matanya dan menyebar cepat ke kepala.“Saat ini kau adalah kekasihku, Lilly. Dan sangat wajar jika aku terlibat dalam masalahmu.” Noam merasakan kehangatan

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   31. Petunjuk yang Samar

    Lillian dan Noam hari ini memutuskan untuk pergi ke kediaman orang tua Lillian. Misteri yang tentang kematian orang tuanya biar bagaimanapun juga harus bisa diuangkap. Itu seakan menjadi hutang bagi Lillian untuk mencari keadilan bagi orang tuanya.Bukannya ia masih tidak bisa menerima kematian kedua orang tuanya tersebut. Semua orang pasti akan mengalami kematian. Namun hal yang tidak wajar dalam sudut pandangnya membuat ia tidak bisa menerima hal itu begitu saja. Karena itulah, apa pun yang terjadi mereka tidak akan pernah menyerah untuk menemukan petunjuk tentang kebenaran dari kecelakaan itu.Mobil Noam berhenti tepat di depan rumah bercat putih bergaya eropa dengan sentuhan mewah di tiap-tiap sisinya. Helaan napas terdengar dari Lillian sebelum ia melepas sabuk pengaman yang ia kenakan.“Hei, kau baik-baik saja?”Noam meraih tangan Lillian sebelum wanita itu membuka pintu mobil.Lillian memutar kepalanya sambil tersenyum. “Selama bersamamu aku akan baik-baik saja, Noam.” Ucapannya

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   30. Tidak Ada yang Salah, Mari Kita Jalani dengan Lambat dan Tenang

    Tunggu...Kenapa Noam ada di sisi Lillian??Wanita itu terbangun dengan kedua mata membelalak lebar saat menyadari Noam sedang tertidur di sisinya. Masih dengan tubuh mematung karena tak ingin membangunkan pria itu, Lillian mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi pada mereka berdua.Satu detik... dua detik... tiga detik... sampai beberapa detik selanjutnya...Oh, my Godness!! Apa yang telah kulakukan?? jerit Lillian dalam hati.Dengan jantung berdebar, ia berusaha untuk mengintip bagian bawahnya yang masih tertutup selimut. Yeah, seperti dugaan. Semuanya masih polos, sama dengan bagian atas tubuhnya yang tak menempel sehelai benang pun, hanya tertutup selimut.Semalam... meskipun samar dalam ingatannya, tapi ia masih bisa merasakan kehangatan dari tiap dekapan dan sentuhan Noam. Semuanya terasa menenangkan, membawanya pada puncak kebahagiaan yang telah lama tak ia rasakan. Saat bibir Noam menjejak di tiap jengkal tubuhnya, saat ia menyentak dalam dan memainkan ritmenya, saat s

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   29. Sejak Awal Aku Sudah Mencintaimu

    Seharian ini adalah hari yang sangat sibuk bagi Noam. Final laporan audit harus diselesaikan hari ini juga. Karena itulah, pria itu sama sekali tidak mengetahui bahwa Lillian mengajukan cuti dadakan. Ia baru mengetahuinya ketika akan masuk ke dalam ruangannya. Rexy—sekretaris Lillian mengatakan bahwa Lillian telah mengajukan cuti dadakan untuk beberapa hari kedepan.“Apakah dia sakit?” Noam terdengar cemas saat menanyakannya.Rexy menggeleng. “Justru nada bicaranya terdengar sangat bersemangat. Kalau kau mencemaskannya, kenapa tidak menghubunginya sendiri?”Noam memicingkan kedua matanya saat mendengar nada bicara Rexy dan raut wajah wanita itu yang terlihat sedang menggodanya. “Hei, kenapa kau menatapku seperti itu?” tanya Noam.Rexy tertawa, kemudian menepuk pundak Noam pelan. “Kau tahu bahwa dari dulu aku mendukung kalian berdua, kan? Kurasa ini kesempatanmu untuk menaklukkan hati Lilly.”Noam langsung menoleh ke kanan dan ke kiri saat Rexy mengatakan hal itu tanpa merasa berdosa s

  • Silakan Tanda Tangani Surat Cerainya, Suamiku   28. Kau Memang Seburuk Itu

    Hampir tengah malam, dan Lillian sengaja membaca buku di ruang depan. Sengaja ia menunggu Jayde, ingin melihat apakah ada reaksi yang berbeda setelah pria itu bertemu dengan Rosalee—Walaupun dalam hatinya, ia yakin pasti jawabannya tidak akan ada reaksi apa-apa.Sekitar setengah jam setelah Lillian memutuskan untuk duduk di single sofa yang langsung memudahkan pandangannya untuk langsung melihat ke arah lorong pintu masuk, Jayde datang. Pria itu berjalan tenang, seperti tak pernah terjadi apa-apa—menurutnya, dan langsung mengerutkan keningnya saat melihat Lillian yang juga tengah memandangnya.“Kenapa kau belum tidur?” tanya Jayde, terdengar canggung, sisa dari pertengkaran semalam.Lillian mengangkat bukunya dengan kedua alis terangkat ke atas. “Kau tidak melihat aku sedang membaca buku?”Raut wajah Jayde terlihat sedikit gusar. Rupanya ia masih belum terbiasa dengan semua sikap patuh Lillian yang tiba-tiba lenyap. Lillian yang dulu tak lagi ia temukan pada sosok Lillian yang sekaran

DMCA.com Protection Status