Semua Bab Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!: Bab 41 - Bab 50

70 Bab

Bab 41

Laila masih bergeming ketika pria tersebut pegi. Hal yang dibisikan orang itu masih terdengar jelas di telinganya. Saat tersadar, Laila cepat-cepat membereskan dagangannya dan masuk ke dalam. Andara yang baru saja keluar dari kamar terdiam di ambang pintu melihat sang kakak dengan tatapan bingung."Ada apa?" tanya Andara sambil mencekal lengan Laila saat lewat di depannya."Barusan ..., barusan ada orang asing yang ...."Laila gagap dan terlihat bingung."Siapa, Kak!" sungut Andara khawatir.Mendengar adiknya sedikit menaikkan suara, Laila langsung menceritakan bahwa ada orang asing yang makan di warungnya. "Dia bilang, kita harus hati-hati dan jangan keluar rumah sendirian. Dia juga menyelipkan kerta yang bertuliskan ini." Laila menyerahkan kertas kecil yang sudah kusut karena diremas olehnya kepada Andra."Aku selalu mengawasimu." Andara membaca isi tulisan itu. "Ini ancaman atau peringatan?" ujar Andara lalu menatap Laila."Kakak gak tau, pokoknya kita harus hati-hati, kayaknya oran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-29
Baca selengkapnya

Bab 42

Andara terkejut mendengarnya. Dari cela pintu yang terbuka sedikit, ia bisa melihat ada 3 orang pria berpakaian serba hitam yang sering ia lihat di sekitar rumah. Andara mencoba pergi dari sana, tetapi tanpa sengaja ia menginjak sesuatu dan menimbulkan suara."Siapa?" teriak salah satu pria.Dengan detak jantung yang memburu, cepat-cepat Andara berlari keluar. Namun ketiga pria itu melihatnya dan mengejar Andara.Salah satu dari mereka berhenti dan mengeluarkan ponsel, lalu mengirim pesan ke pada Bos mereka.[Bos, kami ketahuan Andara.] Pesan terkirim.Tidak lama kemudian masuk pesan balasan. [Bo do h!]Lalu ponselnya berdering. "Maaf, Bos, kami gak tau kalau dia sampai ke sini. Kami akan segera menangkapnya.""Jangan dikejar, biarkan saja. Jangan kalian apa-apakan dia." Suara di seberang telepon itu memperingatkan."Baik, Bos." Pria itu pun bersiul memanggil kedua rekannya yang mengehar Andara.Kedua pria itu menoleh, saat melihat kode dari pria satunya, mereka pun kembali ke markas.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-30
Baca selengkapnya

Bab 43

"Oma gak boleh ke sini!" tiba-tiba Naya datang bersama Rossa."Naya ...." Laila dan Ratna terkejut saat Naya melarang sang nenek untuk datang ke rumah mereka. "Gak boleh ngomong gitu sama Oma, Nak." Laila mendekati Naya berjongkok di depan gadis kecil itu."Gak boleh! Pokoknya Oma gak boleh ke sini! Oma sama Ayah jahat!" Naya berlali ke dalam meninggalkan mereka sambil menangis."Maafin Naya, ya, Ma. Dia kaget karena udah lama gak ketemu Mama.""Kak, maaf tadi aku jemput Naya. Kebetulan lewat sana dan lihat anak-anak udah pulang," sela Rossa yang sejak tadi berdiri melihat adegan penolakan Naya.Laila hanya mengangguk, "Makasih, ya, Ros.""Aku masuk dulu, ya, Kak."Laila kembali mengangguk. Rossa pun segera masuk karena canggung dengan keadaan di sana.Ratna yang mendengar penolakan Naya hanya diam tertunduk."Mama jangan sedih, ya. Nanti Laila bicara sama Naya.""Gak apa, kok, La. Mama yang salah, selama ini Mama gak pernah kasih rasa sayang sama dia.""Gak, kok, Ma. Jangan merasa ka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-31
Baca selengkapnya

Bab 44

"Nak Rossa, kapan Nak Gio kembali?" tanya Aminah tiba-tiba. Laila yang sedang minum pun sampai teraedak mendengar pertanyaan ibunya."Belum tahu, Bu, mungkin agak lama," jawab Rossa."Nak Gio kerjanya apa, ya, kalau Ibu boleh tahu?""Ibu kepo banget, deh," sela Laila."Bukannya kepo, tapi, kan, pengen tau aja. Selama ini Nak Rossa saam Nak Gio baik banget sama kita, ngajak Naya jalan-jalan dan beliin barang. Ibu takut nanti orang tua kalian atau pasangan Nak Gio salah paham karena sudah baik sama kami. Ibu gak mau nanti dikira manfaatin," terang Aminah. Entah kenapa tiba-tiba wanita tua itu punya pemikiran seperti itu, pasalnya Aminah selama ini tidak pernah mempertanyakan atau memperdulikan tanggapan orang. Ia selalu berpikir positif dan tidak ambil pusing dengan penilaian orang. Baginya mereka makan dan minum bukan hasil meminta pada orang, jikalau Rossa dan Gio baik pada keluarganya itu karena mereka juga bisa memperlakukan orang dengan baik, itu pikir Aminah selama ini. Namun se
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-01
Baca selengkapnya

Bab 45

Suara itu terdengar sangat keras. Andara berlari ke sumber suara. Betapa terkejutnya ia saat berada di sana, salah satu orang misterius itu sedang baku hantam dengan beberapa orang. Melihat Andara berdiri tidak jauh dari mereka, orang-orang itu pergi meninggalkan pria misterius yang terkapar di tanah.Andara berlari menghampiri pria tersebut. Ia mencoba menolong, tetapi pria tersebut pingsan. Wajahnya penuh luka dan tubuhnya bab ak be lur dipu kuli. Warga yang mendengar suara keras itu pun keluar dan berhamburan. Mereka melihat Andara sedang memangku pria tersebut."Pak, tolong ada yang terluka," teriak Andara.Bapak-bapak yang tadinya hanya berdiri, langsung mendekat setelah Andara meminta bantuan. Mereka menggotong tubuh pria itu ke tepi."Tolong ada yang bisa telepon ambulance gak?" tanya Andara, tangan dan bajunya penuh dengan da rah."Pakai mobil gue aja, An. Kita bawa ke klinik depan." Salah satu pemuda menawarkan bantuan. Andara mengangguk.Mereka pun membopong pria yang tidak
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-02
Baca selengkapnya

Bab 46

Pagi itu saat Andara membatu Laila sedang membereskan dagangan, Dodi datang terburu-buru. Melihat pemuda itu terengah-engah, Andara pun mendekatinya saat pria itu berdiri di terpi pagar rumah."Ada apa, Dod?" tanya Andara."Ini ...." Dodi memberika sebuah ponsel yang layarnya sudah pecah, "gue nemu ini di mobil tadi pas lagi bersih-bersih. Kayaknya ini punya orang itu," kata Dodi yabg masih berusaha mengatur napasnya."Lu abis dikejar anjing, kok, ngos-ngosan?" tanya Andara sambil menerima benda tersebut."Gue buru-buru ke sini takut lu gak ada di rumah.""Rumah kita gak beda kampung, Dod, cuma beda beberapa jengkal. Lagian kalau gue pergi, kan, lewat depan rumah lu.""Oh, iya, gue lupa. Soalnya gue pikir lu pasti bisa rau informasi orang itu dari hp ini."Tiba-tiba Laila merampas benda tersebut dari tantan Andara. "Ini bukan urusan kamu, stop mencari tau, An!"Andara dan Dodi yang sama-sama terkejut dengan aksi Laila, langsung menatap wanita yang mengenakan dress selutut itu."Kak, a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-04
Baca selengkapnya

Bab 47

Seorang pria berpakaian serba hitam turun dan berjalan mendekat ke arah mereka. Andara mendekati pria itu dan menarik kerah jaketnya."Lu apain ponakan gue? Lu, 'kan, yang celakain ponakan gue?" Andara terus mencecar pertanyaan, tapi pria misterius itu hanya diam.Lalu tiba-tiba seorang datang sambil menggendong Naya. Semua orang di sana terkejut dan terperanga melihat sosok itu. Tidak terkecuali Andara yang masih mencengkram kerah jaket pria misterius itu. Ia terdiam saat sosok tersebut semakin mendekat dan menyerahkan Naya pada Laila."Mas Gio ...." Suara Laila terdengar bergetar sambil menyambut putrinya yang terkulai lemah dalam pelukan Gio."Naya! Ya Allah, cucu Nenek kenapa?" spontan Aminah meraih Naya dari pelukan Laila dan membawanya masuk.Laila masih bergeming di tempatnya, menatap Gio penuh tanda tanya. Gio membalikkan bandan, dan memberi isyarat anggukan pada pria misterius itu setelah Andara melepaskan cengkramannya."Naya kenapa?" tanya Laila sambil menahan tangis."Ten
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-05
Baca selengkapnya

Bab 48

"Rossa, kamu tau, 'kan, siapa sepupu kamu itu sebenarnya?" tanya Laila dengan nada intimidasi. "Jangan pura-pura gak tau kamu. Kakak tau kamu sekongkol sama Mas Gio dan menyembunyikan sesuatu.""Kak Laila tenang, jangan emosi," tutur Rossa lembut seraya menenangkan Laila."Jangan pura-pura baik kamu!" sentak Laila."Laila." Aminah menyentuh pundak Laila dengan lembut agar putrinya tenang."Gak ada yang aku sembunyiin, Kak. Aku sudah cerita semua tentang Mas Gio sama kalian." Rossa menatap Aminah berharap wanita tua itu bisa mengerti dirinya.Ketegangan itu seketika teralihkan oleh suara Naya. Laila langsung merangkul putrinya sambil menangis."Naya, Naya, ini Bunda, Sayang. Apa yang sakit, Nak?" buru Laila."Bunda ...." Suara Naya terdengar pelan dan lemah."Iya, Sayang, Bunda di sini. Naya gak apa-apa, Nak?""Om Gio, Naya mau ketemu Om Gio."Seketika tubuh Laila lemas. Lagi-lagi orang yang dicari Naya adalah Gio. Entah kenapa anak ini jadi begitu terikat pada pria itu."Naya, Bunda d
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-06
Baca selengkapnya

Bab 49

"Naya, ayo, makan dulu, Nak." Laila membawa semangkuk bubur ayam kesukaan Naya dan menghampiri putrinya yang masih berbaring di tempat tidur.Sudah 3 hari pasca kejadian penculikan, Naya masih berbaring di tempat tidur untuk pemulihan, sedangkan Gio tidak pernah menampakkan diri setelah kemarahan Laila malam itu.Naya duduk saat Laila mulai menyuapinya. Beberapa luka di tubuh gadis itu mulai pulih, kesehatannya pun sudah lebih baik."Bunda masih marah sama Om Gio?" tanya Naya saat Laila menyuapinya. Namun sang ibu hanya diam."Om Gio gak salah, Bun. Hari itu pas jam pulang, Naya nungguin Bunda di pos jaga. Terus Naya haus, jadi Naya pergi ke warung seberang sekolah soalnya minum Naya habis. Pas di mau sampe warung ada yang narik Naya. Bibi yang jaga warung sama Pak satpam teriak dan coba bantu Naya, tapi orang-orang itu bawa pistol dan pisau, jadi pada takut. Gak lama Om Gio dateng sama temennya. Temen Om Gio banyak, Bun, ada yang pake mobil, ada yang pake motor juga. Terus Om yang su
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-07
Baca selengkapnya

Bab 50

"Om Gio boleh, 'kan, jadi ayah Naya?"Kalimat itu terus terniang di kepala Laila. Entah itu sebuah permintaan atau sebuah pernyataan. Laila benar-benar dilema saat ini. Setelah mengetahui cerita sebenarnya dari sang buah hati dan juga bu guru, Laila merasa bersalah telah menuduh Gio sebagai penyebab penculikan Naya. Namun ia juga belum yakin sepenuhnya jika Gio orang baik. Masih banyak pertanyaan yang berputar di kepala. Laila memijat pelan dahinya."Boleh duduk di sini, Kak?" tanya Andara tiba-tiba.Laila yang sedang duduk di teras pun menoleh, sudah ada Andara dan Rossa di hadapannya. Entah sejak kapan dua orang itu berdiri di sana, Laila tidak mendengar suara motor Andara memasuki halaman.Andara pun menarik kursi yang ada di sebelah Laila dan memberikan pada Rossa agar gadis itu duduk. Sedangkan Andara duduk di tembok pembatas teras yang setinggi pinggang orang dewasa."Maafin Mas Gio, ya, Kak," ucap Rossa memecah keheningan.Laila mengernyitkan dahinya."Mas Gio gak bermaksud men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status