Share

Bab 45

Penulis: Dee
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-02 21:42:05

Suara itu terdengar sangat keras. Andara berlari ke sumber suara. Betapa terkejutnya ia saat berada di sana, salah satu orang misterius itu sedang baku hantam dengan beberapa orang. Melihat Andara berdiri tidak jauh dari mereka, orang-orang itu pergi meninggalkan pria misterius yang terkapar di tanah.

Andara berlari menghampiri pria tersebut. Ia mencoba menolong, tetapi pria tersebut pingsan. Wajahnya penuh luka dan tubuhnya bab ak be lur dipu kuli. Warga yang mendengar suara keras itu pun keluar dan berhamburan. Mereka melihat Andara sedang memangku pria tersebut.

"Pak, tolong ada yang terluka," teriak Andara.

Bapak-bapak yang tadinya hanya berdiri, langsung mendekat setelah Andara meminta bantuan. Mereka menggotong tubuh pria itu ke tepi.

"Tolong ada yang bisa telepon ambulance gak?" tanya Andara, tangan dan bajunya penuh dengan da rah.

"Pakai mobil gue aja, An. Kita bawa ke klinik depan." Salah satu pemuda menawarkan bantuan. Andara mengangguk.

Mereka pun membopong pria yang tidak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 46

    Pagi itu saat Andara membatu Laila sedang membereskan dagangan, Dodi datang terburu-buru. Melihat pemuda itu terengah-engah, Andara pun mendekatinya saat pria itu berdiri di terpi pagar rumah."Ada apa, Dod?" tanya Andara."Ini ...." Dodi memberika sebuah ponsel yang layarnya sudah pecah, "gue nemu ini di mobil tadi pas lagi bersih-bersih. Kayaknya ini punya orang itu," kata Dodi yabg masih berusaha mengatur napasnya."Lu abis dikejar anjing, kok, ngos-ngosan?" tanya Andara sambil menerima benda tersebut."Gue buru-buru ke sini takut lu gak ada di rumah.""Rumah kita gak beda kampung, Dod, cuma beda beberapa jengkal. Lagian kalau gue pergi, kan, lewat depan rumah lu.""Oh, iya, gue lupa. Soalnya gue pikir lu pasti bisa rau informasi orang itu dari hp ini."Tiba-tiba Laila merampas benda tersebut dari tantan Andara. "Ini bukan urusan kamu, stop mencari tau, An!"Andara dan Dodi yang sama-sama terkejut dengan aksi Laila, langsung menatap wanita yang mengenakan dress selutut itu."Kak, a

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 47

    Seorang pria berpakaian serba hitam turun dan berjalan mendekat ke arah mereka. Andara mendekati pria itu dan menarik kerah jaketnya."Lu apain ponakan gue? Lu, 'kan, yang celakain ponakan gue?" Andara terus mencecar pertanyaan, tapi pria misterius itu hanya diam.Lalu tiba-tiba seorang datang sambil menggendong Naya. Semua orang di sana terkejut dan terperanga melihat sosok itu. Tidak terkecuali Andara yang masih mencengkram kerah jaket pria misterius itu. Ia terdiam saat sosok tersebut semakin mendekat dan menyerahkan Naya pada Laila."Mas Gio ...." Suara Laila terdengar bergetar sambil menyambut putrinya yang terkulai lemah dalam pelukan Gio."Naya! Ya Allah, cucu Nenek kenapa?" spontan Aminah meraih Naya dari pelukan Laila dan membawanya masuk.Laila masih bergeming di tempatnya, menatap Gio penuh tanda tanya. Gio membalikkan bandan, dan memberi isyarat anggukan pada pria misterius itu setelah Andara melepaskan cengkramannya."Naya kenapa?" tanya Laila sambil menahan tangis."Ten

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 48

    "Rossa, kamu tau, 'kan, siapa sepupu kamu itu sebenarnya?" tanya Laila dengan nada intimidasi. "Jangan pura-pura gak tau kamu. Kakak tau kamu sekongkol sama Mas Gio dan menyembunyikan sesuatu.""Kak Laila tenang, jangan emosi," tutur Rossa lembut seraya menenangkan Laila."Jangan pura-pura baik kamu!" sentak Laila."Laila." Aminah menyentuh pundak Laila dengan lembut agar putrinya tenang."Gak ada yang aku sembunyiin, Kak. Aku sudah cerita semua tentang Mas Gio sama kalian." Rossa menatap Aminah berharap wanita tua itu bisa mengerti dirinya.Ketegangan itu seketika teralihkan oleh suara Naya. Laila langsung merangkul putrinya sambil menangis."Naya, Naya, ini Bunda, Sayang. Apa yang sakit, Nak?" buru Laila."Bunda ...." Suara Naya terdengar pelan dan lemah."Iya, Sayang, Bunda di sini. Naya gak apa-apa, Nak?""Om Gio, Naya mau ketemu Om Gio."Seketika tubuh Laila lemas. Lagi-lagi orang yang dicari Naya adalah Gio. Entah kenapa anak ini jadi begitu terikat pada pria itu."Naya, Bunda d

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 49

    "Naya, ayo, makan dulu, Nak." Laila membawa semangkuk bubur ayam kesukaan Naya dan menghampiri putrinya yang masih berbaring di tempat tidur.Sudah 3 hari pasca kejadian penculikan, Naya masih berbaring di tempat tidur untuk pemulihan, sedangkan Gio tidak pernah menampakkan diri setelah kemarahan Laila malam itu.Naya duduk saat Laila mulai menyuapinya. Beberapa luka di tubuh gadis itu mulai pulih, kesehatannya pun sudah lebih baik."Bunda masih marah sama Om Gio?" tanya Naya saat Laila menyuapinya. Namun sang ibu hanya diam."Om Gio gak salah, Bun. Hari itu pas jam pulang, Naya nungguin Bunda di pos jaga. Terus Naya haus, jadi Naya pergi ke warung seberang sekolah soalnya minum Naya habis. Pas di mau sampe warung ada yang narik Naya. Bibi yang jaga warung sama Pak satpam teriak dan coba bantu Naya, tapi orang-orang itu bawa pistol dan pisau, jadi pada takut. Gak lama Om Gio dateng sama temennya. Temen Om Gio banyak, Bun, ada yang pake mobil, ada yang pake motor juga. Terus Om yang su

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 50

    "Om Gio boleh, 'kan, jadi ayah Naya?"Kalimat itu terus terniang di kepala Laila. Entah itu sebuah permintaan atau sebuah pernyataan. Laila benar-benar dilema saat ini. Setelah mengetahui cerita sebenarnya dari sang buah hati dan juga bu guru, Laila merasa bersalah telah menuduh Gio sebagai penyebab penculikan Naya. Namun ia juga belum yakin sepenuhnya jika Gio orang baik. Masih banyak pertanyaan yang berputar di kepala. Laila memijat pelan dahinya."Boleh duduk di sini, Kak?" tanya Andara tiba-tiba.Laila yang sedang duduk di teras pun menoleh, sudah ada Andara dan Rossa di hadapannya. Entah sejak kapan dua orang itu berdiri di sana, Laila tidak mendengar suara motor Andara memasuki halaman.Andara pun menarik kursi yang ada di sebelah Laila dan memberikan pada Rossa agar gadis itu duduk. Sedangkan Andara duduk di tembok pembatas teras yang setinggi pinggang orang dewasa."Maafin Mas Gio, ya, Kak," ucap Rossa memecah keheningan.Laila mengernyitkan dahinya."Mas Gio gak bermaksud men

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 51

    Suara tembakan menggema di udara, memecah ketenangan taman. Orang-orang yang berada di sana berteriak panik dan berlarian menyelamatkan diri. Di tengah kekacauan itu, Naya yang sedang asyik bermain spontan berlari ke arah Gio dan Laila. Tepat saat itu, sebuah peluru melesat ke arah mereka. Melihat bahaya yang mengancam, Gio tanpa ragu berlari dan memeluk Naya erat, melindungi gadis itu dengan tubuhnya. Seketika, rasa perih menjalar di punggung—timah panas itu menembus tubuh kokohnya. Gio terhuyung, lalu ambruk ke tanah. "Mas Gio! Naya!" suara Laila melengking, penuh kepanikan. Dengan cepat, ia berlari menghampiri Gio yang tergeletak berlumuran da r ah. Tangannya gemetar saat menyentuh wajah Gio, matanya mulai basah oleh air mata."Mas Gio, bertahan!" Laila menepuk-nepuk pipi pria itu, mencoba menjaga kesadarannya. Sementara itu, beberapa anak buah Gio yang berjaga di sekitar mereka langsung berhamburan mencari si penembak. Salah satu orang kepercayaan Gio segera mendekat

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 52

    “Dokter, sampai kapan dia akan tetap di ICU?” tanya Laila saat dokter keluar dari ruang ICU. Suaranya bergetar, mencerminkan kekhawatiran yang tak lagi bisa ia sembunyikan. Pria yang memakai jas outih itu menghela napas sejenak sebelum menjawab, “Kondisi pasien masih belum stabil. Operasinya memang berjalan lancar, tapi pasien kehilangan banyak darah. Kami masih memantau respons tubuhnya.” Laila mengepalkan tangan, berusaha menahan perasaan yang bergemuruh di dada. “Ini sudah hampir 24 jam… Kenapa dia belum sadar juga?” ucap Laila pelak, nyaris berbisik, tapi lebih kepada dirinya sendiri daripada kepada dokter. Dokter menatapnya penuh empati. “Pasien masih dalam fase pemulihan kritis. Setiap tubuh memiliki waktunya sendiri untuk bangun. Yang bisa kita lakukan sekarang adalah menunggu dan berdoa.” Laila menggigit bi bir, matanya kembali tertuju pada Gio yang masih terbaring diam. Harapan dan ketakutan bercampur dalam pikirannya.***Sebuah rumah mewah bergaya modern berdiri meg

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 53

    **Dua Hari Setelah Insiden** Sudah dua hari sejak insiden penembakan itu terjadi. Kondisi Gio semakin membaik, meskipun luka tembak di punggungnya masih terasa nyeri sesekali. Setiap kali rasa sakit itu datang, Laila selalu sigap menenangkannya, memastikan Gio tidak terlalu menderita. Siang itu, suasana di dalam ruang VIP rumah sakit terasa tenang. Ruangan yang luas dan nyaman itu dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Di sisi kanan, Laila duduk di kursi kecil di dekat tempat tidur Gio, dengan cekatan mengupas buah untuknya. Sementara itu, Andara duduk di sofa di sisi kiri ruangan, sibuk dengan ponselnya. Awalnya, Gio terpejam, mencoba beristirahat. Namun, suara getaran ponsel di atas meja kecil di samping tempat tidurnya membuatnya langsung membuka mata. Dengan cepat, ia meraih ponselnya dan menatap layar. Sebuah pesan masuk dari Jhon. [Jangan sampai polisi terlibat.] balas Gio singkat, sebelum meletakkan kembali ponselnya. Tatapannya kembali menajam, pikirannya penuh dengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19

Bab terbaru

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 70

    Di pintu keberangkatan internasional, Aminah, Rossa, dan Andara mengantar kepergian Laila dan Gio yang akan terbang ke Turki."Jaga diri baik-baik di sana, ya!" seru Aminah dengan mata berkaca-kaca."Iya, Bu. Jangan khawatir, kami akan baik-baik saja," balas Laila, tersenyum lembut.Sementara itu, Naya yang berada dalam pelukan Gio tak kalah antusias melambaikan tangan. Wajah gadis kecil itu berseri-seri, matanya berbinar penuh kegembiraan."Bunda, kita liburan ke luar negeri lagi, ya?" tanya Naya penuh semangat.Laila mengangguk, mengusap lembut rambut putrinya. "Iya, Sayang. Ini perjalanan spesial buat kita.""Bro, jangan lupa pulang bawa jagoan buat temen gue gelut," bisik Andara sambil tertawa."Tenang, gue udah bawa jamu yang banyak," balas Gio santai. "Oh iya, nanti aku bawain sesuatu yang spesial buat pernikahan kalian," lanjutnya, melirik Rossa yang tersenyum malu.Setelah berbicara sebentar, mereka bertiga masuk ke dalam area pemeriksaan. Aminah, Rossa, dan Andara melambaikan

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 69

    Jhon membungkukkan tubuh saat memasuki ruang makan, di mana Gio dan Laila sedang menikmati sarapan mereka."Semua dokumen sudah siap, Tuan. Hari ini isbat pernikahan Tuan dan Nyonya akan dilakukan di Pengadilan Agama," lapor Jhon dengan sopan.Gio meletakkan sendoknya, lalu menatap Laila sambil menyentuh tangannya. "Sayang, hari ini kita akan meresmikan pernikahan kita. Kamu siap?"Senyum dan binar bahagia terpancar dari wajah Laila. Ia mengangguk mantap."Kabari Ibu dan Andara, kita akan menjemput mereka," lanjut Gio."Baik, Mas."Di ruang sidang Pengadilan Agama, Gio dan Laila duduk berdampingan. Pengacara Gio sudah menyiapkan semua dokumen agar proses berjalan lancar.Setelah mendengar kesaksian mereka, hakim akhirnya mengetuk palu."Dengan ini, pernikahan saudara Gio dan Laila dinyatakan sah secara hukum negara. Buku nikah akan segera diterbitkan."Laila menghela napas lega. Tangannya digenggam erat oleh Gio, seolah meyakinkan bahwa semua ini nyata. Kini mereka telah sah, bukan ha

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 68

    Laila menatap Gio dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Ia kini mengerti betapa berat beban yang selama ini dipikul oleh suaminya. Dengan suara yang bergetar, ia berkata, "Pasti berat banget kamu bertahan selama ini, ya, Mas? Maaf ... aku sudah marah-marah sama kamu dan gak ngerti perasaan kamu."Gio tersenyum kecil, lalu mengangkat tangannya untuk membelai pipi Laila dengan lembut. "Kamu gak perlu minta maaf, Sayang. Aku paham, kamu hanya ingin kejujuran dan kepastian. Aku yang salah karena menutupi semuanya darimu," ucapnya lirih.Air mata Laila jatuh tanpa bisa ia tahan. Dengan perlahan, ia melingkarkan tangannya di leher Gio, memeluknya erat seakan ingin menyalurkan seluruh perasaannya. "Aku hanya ingin kamu percaya padaku, Mas. Aku ingin jadi bagian dari hidupmu, sepenuhnya," bisiknya.Gio membalas pelukan itu lebih erat, membenamkan wajahnya di bahu Laila, menghirup aroma tubuhnya yang selalu membawa ketenangan. "Selama ada kamu di sampingku, semuanya akan baik-baik saja," ucapny

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   67

    Malam itu, Gio duduk di teras rumah sederhana, menatap langit yang bertabur bintang. Udara segar dari pepohonan di sekitar terasa menyejukkan, diiringi suara jangkrik yang bersahutan. Begitu berbeda dengan suasana rumahnya di kawasan elit. Ia menyandarkan tubuhnya ke kursi, menghela napas berat. Pikirannya dipenuhi semua perkataan Laila. Baru menikah, tapi ia sudah menghadapi ujian besar.Rasa bersalah dan penyesalan menggelayut dalam hatinya. Rahasia yang selama ini ia simpan kini menjadi bumerang dalam rumah tangganya. Ia ingin jujur, tapi di saat yang sama, ia belum siap. Bagaimana jika setelah ia mengungkapkan segalanya, Laila justru semakin membencinya dan benar-benar pergi? Bayangan itu terus menghantuinya.Tiba-tiba, kursi di sebelahnya bergeser. Rossa menariknya dan duduk, menghela napas panjang sebelum berbicara."Capek, ya, Mas?" sapanya mencoba mencairkan suasana.Gio membuka matanya yang sempat terpejam, menoleh ke arah Rossa. "Sedikit," jawabnya singkat."Sampai kapan lu

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 66

    Gio menangkap bayangan di balik pintu. Seketika matanya menyipit, lalu memberikan isyarat kepada Jhon untuk menghentikan pembicaraan.Ia berbalik, melangkah pelan menuju pintu.Di luar, Laila tersentak saat melihat suaminya bergerak ke arahnya. Panik, ia segera membalikkan badan, berusaha pergi sebelum ketahuan. Namun, ia kalah cepat. Sebelum sempat melangkah lebih jauh, tangan Gio mencengkeram pergelangannya dengan kuat."Laila," suara Gio terdengar dalam dan berat.Laila menelan ludah, jantungnya berdetak tak beraturan. Perlahan, ia berbalik, menatap suaminya yang berdiri tegak di depannya."Sejak kapan kamu di sana?" suara Gio terdengar tajam, mencurigai.Sekilas, rasa takut menyelimuti Laila, tetapi ia segera menguasai dirinya. Dengan cepat, ia menepis tangan suaminya, menatapnya penuh selidik."Apa yang sedang kamu rencanakan, Mas?" suaranya bergetar, tetapi nadanya penuh penuntutan.Mata Gio tetap mengunci pandangan istrinya. "Kamu mendengar semuanya?""Jawab aku, Mas!" Laila se

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 65

    Sudah lebih dari seminggu Laila dan Naya berada di Italia bersama Gio. Selama di sana, mereka tidak hanya menikmati keindahan Verona, tetapi juga menjelajahi berbagai kota dengan pesona yang memukau—Venezia dengan kanal-kanalnya yang romantis, Florence yang penuh seni, hingga pesona pedesaan di Tuscany yang begitu tenang. Bagi Naya, perjalanan ini terasa seperti dongeng. Bocah itu selalu ceria, berlarian di antara bangunan bersejarah, menikmati gelato di bawah sinar matahari sore, dan tertawa lepas saat melihat burung merpati beterbangan di Piazza San Marco. Sementara itu, Laila menyimpan perasaan campur aduk. Ada kebahagiaan saat melihat Naya begitu senang, tetapi juga ada kepedihan di sudut hatinya. Hidup yang tenang seperti ini terasa asing baginya, berbeda jauh dari kenyataan yang selama ini ia jalani. Namun, ia tetap menjaga kebahagiaan di depan Naya. Sesekali ia membagikan momen-momen itu di media sosial, memperlihatkan senyum tulus Naya yang bercahaya dalam setiap foto. Namun

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 64

    Gio duduk di kursinya, menatap Jhon yang berdiri di hadapannya dengan ekspresi serius.“Bagaimana dengan Sintya?” tanyanya datar.Jhon menunduk sedikit sebelum menjawab, “Sesuai perintah, kami memperlakukannya dengan baik. Anda ingin bertemu dengannya, Tuan?”Gio mengangguk tanpa ragu. Jhon pun memberi isyarat agar ia mengikutinya.Saat mereka keluar dari ruang kerja, tanpa sengaja Laila melihat keduanya berjalan melewati ruang tengah, tetapi bukannya masuk, mereka berbelok ke arah lain. Laila mengernyit, memperhatikan langkah mereka yang berhenti di depan sebuah dinding kayu. Namun, bukan sekadar dinding biasa—ada sesuatu yang tersembunyi di sana.Jantungnya berdegup lebih cepat saat melihat Jhon menarik sebuah pajangan di rak, dan tiba-tiba, sebuah pintu tersembunyi terbuka.Laila menahan napas. Tangannya refleks menutup mulutnya agar tidak bersuara. Ketika Gio dan Jhon menghilang di balik pintu itu, ia mendekat perlahan. Tangannya meraba pajangan yang tadi disentuh Jhon, dan dengan

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 63

    "Apa yang sebenarnya kamu sembunyikan dariku, Mas?" tanya Laila penuh curiga. Gio terdiam. Otaknya berputar cepat, mencari alasan yang tepat agar Laila tidak semakin curiga. "Aku melihat semuanya, Mas." Laila menatap tajam. "Aku melihat Mas dan Jhon keluar rumah bersama beberapa pengawal. Apa yang sebenarnya Mas lakukan? Kenapa baju Mas penuh darah? Siapa Mas sebenarnya?" Gio menarik napas dalam, mencoba tetap tenang. "Sayang, dengarkan Mas dulu." Ia mencoba merangkul Laila, tetapi wanita itu menghindar. "Jelaskan, Mas!" "Semalam Mas ada panggilan mendadak. Salah satu karyawan mengalami kecelakaan, jadi Mas harus segera ke Turin." Laila menatapnya tajam, mencoba menangkap kebohongan jika ada. "Kamu gak bohong, 'kan, Mas?" "Tentu, Sayang." "Lalu, darah ini dari mana?" "Mas menolong mereka yang kecelakaan dan harus membawa mereka ke rumah sakit. Maaf Mas gak bilang, Mas takut ganggu tidur kamu." Gio akhirnya berhasil meraih Laila dalam pelukannya. Perempuan itu tidak

  • Nelangsanya Jadi Istrimu, Mas!   Bab 62

    "Kalian istirahat aja duluan, Mas masih ada pekerjaan," ujar Gio.Laila, yang sedang menemani Naya di tempat tidur, hanya terdiam. Tadinya ia berpikir malam ini akan menjadi malam pertama yang istimewa bagi mereka, tetapi lagi-lagi Gio tampak tidak peduli. Bukannya bersama istrinya, pria itu justru memilih keluar tanpa banyak bicara.Laila hendak bertanya, tapi mengurungkan niatnya. Ia takut hal itu hanya akan membuat Gio semakin menjauh. Akhirnya, ia memilih diam dan membiarkan suaminya pergi.Laila menghela napas saat pintu tertutup. Ia menatap wajah putrinya yang mulai terpejam, lalu membelai kepalanya dengan lembut. "Selamat tidur, Sayang," bisiknya pelan.***Di bagian lain vila, yang tersembunyi di balik perpustakaan, Gio dan Jhon berkumpul di ruang taktis yang telah lama ia siapkan. Ruangan itu minim cahaya, hanya diterangi lampu meja dan layar monitor besar yang menampilkan peta elektronik. Beberapa senjata tersusun rapi di rak besi di sudut ruangan, bersama peralatan komunika

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status