All Chapters of Pria Pengantar Makanan Itu Ternyata Tuan Muda : Chapter 141 - Chapter 150

209 Chapters

Bab 141. Dalam Kegelapan

"Siapa yang telepon?" Saat sedang mengobrol, ponsel Jay bergetar. Sekilas, Jay membaca nama yang tertera di layarnya. "Paman Adipati," jawab Jay, dia meraih handphone. Lalu, menjawab panggilan teleponnya, "Selamat malam, Paman."Leroy membiarkan Jay berbicara dengan Adipati. "Apa Tuan Muda udah tidur?" tanya Adipati di seberang telepon. Leroy mengulurkan tangan saat Jay meliriknya. "Belum. Saya akan kasih handphone-nya ke Tuan Muda sekarang."Usai berkata, Jay memberikan ponselnya kepada Leroy."Ada apa, Paman? Apa ada hal mendesak sampai-sampai telepon tengah malem gini?"Leroy berkata dengan nada tidak senang. Jika bukan Adipati, dia mungkin sudah memakinya. "Kamu nikah tanpa ngasih tau saya. Apa ini bukan hal yang mendesak?"Jika didengar dari nada bicaranya, Adipati merasa marah dan kecewa. Dia seolah tidak dihargai oleh Leroy. "Belum saatnya mengumumkan dan mengadakan pesta pernikahan."Tanpa Leroy ketahui, dahi Adipati di ujung telepon mengerut. "Terus, apa dia gadis yan
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Bab 142. Matteo Sakit

Malam hari di Dellas Village, kota Moco.Faisal berada di ruang kerja. Dia sedang memeriksa alat penyadap dan berencana akan melaporkan hasilnya kepada Adipati. Faisal berhenti bergerak. "Hem?"Faisal mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekati ke ruang kerja. Dia melirik jam dinding yang menunjukkan angka 11:00 malam."Kayaknya ada yang dateng." Faisal buru-buru bersembunyi di balik tirai berharap tidak terlihat. Pintu terbuka dan Rindy masuk bersama salah seorang pria yang wajah tidak asing."Silakan masuk, Pak Achmed!"Achmed Khadafi menjabat sebagai CEO sekaligus pemegang saham PT Sagari Palm Oil Group. Di mata orang-orang, Achmed adalah seorang CEO yang bersih dari skandal. Jadi, tidak ada seorang pun yang bisa menjatuhkannya dengan mudah. Faisal berusaha melihat wajah Achmed untuk meyakinkan bahwa pria itu benar-benar Achmed yang dikenalnya. Namun, pandangannya terhalang tirai. Mau tidak mau, dia hanya bisa mengandalkan telinganya. Rindy dan Achmed duduk di sofa deng
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 143. Perusahaan Fiktif

Keesokan harinya di ruang makan.Rindy sudah berada di ruang makan seorang diri. Dia duduk di kursi yang biasa ditempati Matteo sebagai kepala keluarga. Rindy makan dengan anggun seolah tidak memikirkan apa-apa. Di belakangnya, Nanik berdiri bersama seorang pelayan wanita. "Halo, Mamaku yang cantik! Pagi-pagi gini, kenapa make up Mama menor banget? Apa sepagi ini mau kumpul sama Istri-istri orang kaya?"Finn datang sambil membual dan tersenyum lebar. Dia bersiul saat berjalan menuju kursinya di sisi kanan Rindy. Seorang pelayan wanita datang dan membantu Finn duduk. Sambil memakai napkin, Finn bertanya, "Suami Mama mana? Dia nggak ikut sarapan? Apa dia udah pulang ke rumahnya?"Rindy diam saja. Dia terus makan seolah tidak terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan anaknya. Finn memperhatikan menu sarapan yang dihidangkan pelayan barusan. "Smoothie Bowl Eksotis? Yang bener aja! Apa nggak ada menu lain?" keluh Finn. "Aku nggak suka acai berry dan granola. Lagipula ...."Rindy berhenti
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 144. Pagi Hari yang Canggung

Pukul 07:15 pagi di Opulent Oasis.Leroy sudah sibuk di dapur sejak pukul 06:00. Selama 6 tahun ini, dia terbiasa bangun lebih awal untuk menyediakan sarapan seluruh anggota keluarga Donsu. Maka, bukan hal yang sulit bagi Leroy memasak untuk Alexa seorang. Selesai menata meja makan, Leroy kembali ke kamar. Dia membuka pintu dengan sangat hati-hati. Dia melihat istrinya masih tertidur. "Hem?"Saat berjalan menuju ranjang, Leroy melihat handphone Alexa di atas meja nakas beberapa kali bergetar. Namun, dia sengaja tidak membangunkannya. Leroy duduk di tepi ranjang, menatap wajah mengemaskan Alexa. Leroy tertawa. "Nggak bisa diem banget sih, tidurnya," kata Leroy, pelan. Alexa mengganti posisi. Dia tidur miring ke arah Leroy. Tidak lama, Alexa membuka matanya perlahan. "Pagi, Istriku!" sapa Leroy, membuat Alexa melotot seketika. Otak Alexa berputar. Untuk beberapa saat, dia memikirkan dirinya. "Kamu kaget, ya?" tanya Leroy, nyengir. "Atau kamu lupa kalo sekarang udah jadi Istri ak
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 145. Pembunuh Bayaran

Setelah sarapan, Leroy bergegas pergi ke kantor bersama Jay. Walaupun Leroy sudah berjanji tidak akan menyuruh Jay untuk menemani Alexa pulang ke rumahnya, tetapi bukan berarti Leroy tidak mengirimkan orang lain, kan? Sekarang, Leroy hanya perlu menunggu laporan orang yang mengikuti Alexa. Leroy sudah duduk di kantornya bersama Jay dan Ezra. Keduanya duduk berhadapan dengan Leroy.Melihat kening Leroy berkerut, Jay menjadi sangat khawatir. Dia lantas bertanya, "Tuan, apa Andaー"Sebelum Jay berhasil merampungkan kalimat, Leroy memotongnya. "Iya. Aku semalem kurang tidur. Aku masang chip di handphone Alexa."Kata-kata Leroy mengejutkan dua orang yang bersamanya.Ezra meletakkan bolpen. "Dari mana kamu tau masalah chip?" tanyanya, penasaran. "Aku nggak tau kamu punya skill menanam chip begitu."Leroy tersenyum lebar. Memorinya sedang mengingat sesuatu. Leroy menatap Jay dan Ezra sejenak. Detik berikutnya, dia merasa tidak senang. "Aku udah ngelakuin hal kayak gini sejak 6 tahun lalu
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 146. Keberanian Bertindak

Ezra menurunkan egonya. Dia menyimpan handphone, lalu berdiri. Tatapan tajam Ezra tidak membuat nyali Jay hilang sedikit pun. Justru sebaliknya, Jay berdiri tegak sambil membalas tatapan tajam itu. "Begini, Jay ...." Ezra duduk di tepi meja. "Aku dan Roy udah berteman selama bertahun-tahun sejak kami sama-sama di Universitas Herlingtton Dome. Kamiー"Mulut Ezra tetap menganga. Dia belum selesai bicara, tetapi Jay memotongnya."Nggak usah khawatir, Tuan Ezra! Saya paham betul cerita itu." Nada datar yang ditunjukkan Jay berhasil membuat Ezra semakin tersinggung.Ezra tersenyum. Namun bukan senyum tulus, melainkan senyuman yang sulit diartikan.Ezra berkata dengan lugas, "Kalo gitu, saya nggak punya apa-apa lagi buat dijelasin." Ezra sudah sangat jelas tidak ingin menjawab pertanyaan Jay. Bahkan, Ezra sengaja memancing rasa penasaran Jay. Ezra lupa, kekuatan yang dimiliki Jay dan timnya. Terlebih lagi, masih ada Adipati di sisi Jay yang mampu melindungi Leroy lebih baik dari siapapun.
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 147. Antara Dendam dan Penyesalan

Leroy bangun saat Jay sedang membaca dokumen di laptop. Dia duduk bersandar. Mendengar suara dari dalam kamar, Jay lantas bergegas mendorong pintu kamar rahasia Leroy yang memang tidak tertutup rapat. "Tuan Muda!" Jay berseru memanggil Leroy. Dia menghampiri tuannya. "Gimana perasaan Anda? Anda sakit kepala, nggak?" Wajah Leroy masih memucat. Tatapannya pun meredup. "Ezra mana?" tanyanya dengan nada yang sedikit lemah. "Tuan Ezra pergi meeting gantiin Anda," jawab Jay. Dia menuangkan air dan memberikannya kepada Leroy. "Minum dulu, Tuan!" Setelah minum, Leroy memberikan gelas kosong kepada Jay. Dia merasa kondisi tubuhnya jauh lebih baik daripada sebelumnya. Leroy menatap layar handphone. "Sekarang jam 11:00 siang. Sebentar lagi jam makan siang. Kenapa aku masih nggak denger kabar tentang Alexa?" Jay nekat mengabaikan pertanyaan Leroy. Dia jauh lebih mengkhawatirkan Leroy daripada siapapun. "Tuan, Anda kenal Dokter Ben?" Tadinya Leroy ingin marah. Namun saat Jay me
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 148. Cari Mati

"Brengsek! Rupanya mereka cari mati!"Kata-kata makian itu keluar dari mulut Jay. Dia sedang melihat-lihat beberapa foto di handphone Leroy dengan penuh amarah. Jay menghela napas berat. Dia masih kesal. Dia tidak bisa menyembunyikan perasaannya di depan Leroy. Jay melirik Leroy yang masih duduk di tepi ranjang. "Jadi Tuan Muda, dari mana Anda dapet semua foto ini?" Leroy menatap Jay dengan penuh makna. Kemudian, menundukkan kepala. "Kamu udah dapet kabar Alexa?" tanya Leroy kembali mengungkit istrinya. "Kamu harus pastiin dia selamat."Jay mengerti bahwa Leroy ingin menyudahi pembahasan tentang masa lalunya. Maka, Jay hanya bisa menuruti. Jay menjawab dengan hati-hati, "Orang kita bilang, Nyonya cuma kembali ke rumah keluarganya dan mengambil sedikit barang."Jay membuka fitur pesan di handphone, lalu memberikannya kepada Leroy. Leroy menatap foto-foto Alexa yang dikirim oleh anak buahnya. Leroy memandangi ekspresi Alexa saat berada di dalam bus kota Celestial. Alexa duduk deng
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 149. Pesta Donasi

"Apa ini pertama kalinya kamu dateng ke acara donasi?" Leroy sudah berada di dalam aula kantor Gubernur kota Celestial. Dia menyadari perubahan wajah pada istrinya. Ya, Alexa gugup. Dia mendongakkan kepala, menatap wajah Leroy yang tampan. Kening Alexa berkerut. "Aku sering menghadiri acara kayak gini. Tapi, ini bukan pesta donasi biasa." Leroy tersenyum. Akhirnya dia tahu apa yang dipikirkan istrinya. Dia menyodorkan lengannya. Karena Alexa tidak bergerak juga, Leroy menarik tangan kanannya sambil memerintah, "Jangan dilihatin aja! Cepet gandeng lenganku supaya kelihatan mesra!" Alexa tersipu malu. Mereka berjalan perlahan menuju sekumpulan orang. "Kamu bener," kata Leroy pelan. "Orang-orang yang dateng ke acara ini bukan orang biasa. Mereka punya pengaruh kuat di pemerintahan dan penggerak ekonomi negara." Alexa tidak bereaksi. Leroy menepuk punggung tangannya. "Santai aja! Nggak usah tegang!" Leroy mengusap lembut kepala Alexa. "Jangan pergi jauh-jauh dariku. Ok!" Ale
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Bab 150. Wajah Pemilik Opulent Holdings

"Alexa, kamu bosen nggak?"Usai berbicara dengan Luna, suasana hati Leroy sedikit memburuk. Dia telah menunjukkan ekspresi masam di wajahnya. Melihat hal tersebut, Alexa tampak mengerti. Dia tersenyum. Alexa menggenggam tangan Leroy kuat-kuat. "Kamu mau pergi sekarang?" tanya Alexa. Tatapan mata lembut Alexa membuat kekesalan di hati Leroy berkurang. Bagaimana pun juga, dia harus bertahan di tempat membosankan ini hingga akhir acara."Karena kamu diem aja, aku anggap kamu nggak mau pergi." Alexa kembali tersenyum. Pesta donasi Seni dan Budaya bertajuk Membangun Negeri baru saja dimulai. Namun, Leroy sudah dihinggapi rasa bosan. "Nggak banyak yang tau kalo Pak Kamal Lais adalah orang yang berdiri di belakang Tuan Leroy."Jay tertegun saat mendengar suara Luna di earphone barusan. Dia tidak mengira Leroy memiliki banyak dukungan di negara Venom. Kamal Lais adalah Gubernur kota Celestial selama dua periode. Sebagai tokoh utama malam ini, Kamal Lais sedang memberikan pidato tentang
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
21
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status