Semua Bab Bertukar Tubuh dengan CEO Tampan: Bab 11 - Bab 20

159 Bab

Bab 11. Penguntit di Malam Hari

Segeralah Yin pergi meninggalkan direktur perpustakaan yang galak itu. Dengan bantuan sistem pengetahuan baru, akhirnya dia mengetahui di lantai mana dirinya harus bekerja.Dia kemudian memperhatikan, bagaimana cara orang-orang itu berpindah dari lantai satu ke lantai yang lain.Ada sekitar sepuluh orang termasuk Yin. Mereka masuk ke dalam sebuah ruang kecil tanpa jendela yang bernama lift. Beberapa orang menekan salah satu angka yang tersedia di sana. Menunggu selama beberapa detik, hingga akhirnya pintu berbahan besi itu terbuka dengan sendirinya.Yin melakukan hal yang sama, seperti yang dilakukan oleh orang-orang itu!Dan sekarang dia berada di lantai 15.Begitu sepasang kakinya yang terbungkus oleh sepatu butut itu melangkah keluar, dia langsung disambut dengan teriakan histeris dari seorang gadis yang memiliki wajah blasteran dan berkaca mata tebal. “YIN! Kau masih hidup!”Sambutan itu langsung membuat semua orang yang semula duduk sambil menekuri buku-buku di atas meja, mendad
Baca selengkapnya

Bab 12. Perkelahian Yin dengan Sang Penguntit

Sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, Yin terus bergerak maju. Ayunan langkahnya semakin cepat meninggalkan Gedung Perpustakaan Shanghai yang memiliki 24 lantai. Ketika Yin belum tahu ke mana arah tujuannya malam ini, dia terus saja berjalan lurus melawan arus kendaraan yang berlalu lalang. Tak jarang pula, jika dirinya bertemu dengan sebuah belokan, dia akan memasuki jalan sempit tersebut. Ada kalanya dia bertemu dengan sebuah jembatan, maka dia akan menaiki serta menuruni tangganya. Kemudian memutar arah dan terus berjalan tanpa henti menuju keramaian lalu lintas.Diam-diam Yin selalu memperhatikan gerak gerik si penguntit melalui pantulan kaca jendela yang ada di setiap bangunan yang dilewati.“Sialan!” umpatnya adalam hati. “Kenapa orang itu masih terus membuntutiku? Siapa dia? Apa dia mengenalku?”Yin menyangsikan pertanyaannya sendiri.Mustahil!Ada orang yang mengenali dirinya sebagai jenderal besar Dinasti Qing di dunia yang baru ini! Apalagi wajah dan bentu
Baca selengkapnya

Bab 13. Tersingkapnya Rahasia Besar Hidup Yin

Jawaban yang diberikan oleh sang penguntit itu membuat wajah Yin seketika membeku. Manik mata yang kecil itu mendadak memicing menatap wajah tirus keriput yang justru memandangnya dengan santai.Sungguh lelaki tua ini tidak terlihat takut, meskipun tadi dia sudah berkata untuk menyerah! Mungkinkah lelaki tua ini sedang berpura-pura?Lelaki tua itu tiba-tiba menyunggingkan bibirnya. “Apa yang kukatakan ini masih kurang? Aku juga tahu, kalau kau dibesarkan di Panti Asuhan Mu Ai dan hari ini adalah hari ulang tahunmu yang ke-27.”“Dari mana kau mengetahuinya?” tandas Yin dengan tatapan mata menyalang. Dia juga mengetahui semua informasi itu dari buku harian milik si pemilik tubuh.“Lepaskan dulu tanganmu, baru aku akan menjawab!”Lagi-lagi lelaki tua itu mengajukan syarat. Sekalipun Yin telah memberi tekanan pada siku dan lengan kanannya, nyatanya lelaki tua itu masih tetap bungkam seribu bahasa. Hanya bola matanya saja yang terus bergerak jenaka, seolah menganggap bahwa semua yang dilaku
Baca selengkapnya

Bab 14. Dua Juta Yuan

“Aku? Ma Yin Fei? Hahahahahah …!”Bukannya terkejut atau bersedih setelah mendengar kisah yang baru saja dituturkan oleh Arhur Chen. Yin justru tertawa terbahak-bahak sambil menengadahkan kepalanya ke atas.Lelucon macam apa yang sedang dimainkan oleh manusia-manusia yang hidup di dunia barunya ini.Sejak dirinya bangun, dia bertemu dengan anggota Keluarga Lu yang munafik serta seorang wanita muda yang wajahnya mirip seperti Yue Jing, namun memiliki hati yang jauh berbeda.Selanjutnya, dia dikejutkan dengan vonis Dokter Bert.Kemudian ada seorang lelaki tua yang tiba-tiba saja mengatakan, kalau pemilik tubuh baru ini adalah keturunan Keluarga Ma yang selama ini dicari.Untuk apa semua ini?Apa semua ini berguna untuk dirinya yang hidupnya tinggal menunggu beberapa jam lagi? HAHAHAHA …!“Kenapa kau malah tertawa?” Arthur bertanya geram.“Lantas aku harus bagaimana?” tanya Yin dengan ujung aliasnya yang terangkat. “Apa aku harus menangisi kepergian mereka yang tidak kukenal? Atau aku
Baca selengkapnya

Bab 15. Serangan di Malam Ulang Tahun

Masih di malam yang sama ….Dia yang semula tertidur itu mendadak terbangun. Mendudukkan dirinya di atas ranjang yang hanya mampu untuk diisi satu orang manusia. Perlahan-lahan dia mulai merasakan, bahwa ruang besar ini tampak asing di matanya.Seketika itu juga dia pun tersadar, kalau malam ini dia bukan berada di Perpustakaan Shanghai atau di rumah Keluarga Lu.Melainkan berada di tempat lain!Tempat ini terlihat sangat besar dan luas di mata Yin. Tanpa dinding penyekat, dia menjumpai segala macam perabot berkumpul menjadi satu di sana. Mulai dari perabot untyk tidur, untuk duduk bersantai, untuk memasak, dan untuk makan.“Rupanya kau sudah bangun,” ucap Arthur Chen yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan tersebut.Lelaki tua itu kemudian memberikan secangkir minuman hangat kepada Yin.“Kenapa kau membawaku dengan cara seperti ini?” tanya Yin sambil menerima cangkir pemberian Arthur. “Karena jika tidak membuatmu pingsan, aku pasti akan kerepotan untuk membawamu tinggal bersamak
Baca selengkapnya

Bab 16. Mencari Kelemahan Lawan

Keesokan harinya ….Sinar matahari pada musim dingin yang jatuh pada bulan Februari itu mulai menerpa setiap jalan dan bangunan tegak di Kota Shanghai. Sinar lembut itu menembus sepasang netra seorang pria muda yang sedang terlelap.Baru saja kelopak mata itu terbuka, Yin langsung dikejutkan dengan keadaan dirinya.Kemeja tipis dan celana panjang yang dia kenakan semalam masih tetap melekat pada tubuhnya. Pecahan cangkir juga masih terlihat berserakan, menghiasi lantai ruang besar yang dipenuhi dengan segala macam perabot.Detik itu juga Yin langsung menyadari, bahwa hari telah berganti dan dia masih berada dalam tempat tinggal Arthur. Segera saja dia menegakkan tubuhnya yang jangkung di depan ranjang.“Hari ini aku masih hidup?” Seakan masih belum percaya bahwa hidupnya belum berakhir, Yin menyentuh tangan dan wajahnya. Meskipun dia tidak bisa merasakan rasa sakit akibat cubitannya sendiri, namun dia mampu melihat bekas cubitan tersebut—lebih gelap dari warna kulitnya.“Ini bukan m
Baca selengkapnya

Bab 17. GT Automobile

Siang ini ketika setengah dari karyawan Perpustakaan Shanghai sedang mengambil jam istirahat mereka, Yin keluar dari gedung tinggi tersebut seorang diri. Dia menolak ajakan Denise yang memintanya untuk makan siang bersama.Dia justru memilih untuk mengikuti petunjuk arah yang dikirim Arthur melalui sebuah aplikasi pada ponsel si pemilik tubuh.Lima belas menit menaiki metro, Yin akhirnya tiba di depan sebuah gedung tinggi yang dikelilingi dengan dinding kaca seluruhnya. Wajah maskulinnya yang berbentuk oval itu menengadah. Menatap sebuah papan nama besar yang terpampang jelas di depan pintu masuk.“GT Automobile? Apa ini toko yang kau maksud?” Yin bertanya pada Arthur melalui ponsel.“Itu bukan toko, tapi showroom sekaligus produsen mobil listrik yang sangat terkenal di negara ini.”“Apa kau yakin, kalau di dalam sana ada mobil listrik keluaran terbaru?”“Kau tak usah ragu. Ada banyak mobil listrik dijual di sana. Carilah mobil yang kau sukai. Jika harganya lebih dari 2.000.000 Yuan, k
Baca selengkapnya

Bab 18. Sebuah Pesan dari Arthur Chen

Empat orang petugas keamanan itu melakukan seperti yang diperintahkan Judy Gao. Dengan disaksikan oleh semua pengunjung dan para karyawan, mereka menyeret Yin menuju pintu keluar gedung GT Automobile.Namun, disaat mereka hendak melemparkan pemuda itu ke jalan, sesuatu yang tidak disangka pun terjadi.Mantan jenderal besar Dinasti Qing itu justru menjugkirbalikkan keadaan!Dengan cepat Yin memutar kedua tangan dan tubuhnya. Gerakan itu sontak membuat para petugas keamanan tak menyadari, bahwa kini bahayalah yang sedang mengintai mereka.Yin berhasil menangkap salah satu tangan petugas keamanan yang berada sangat dekat dengannya. Kemudian digunakanlah tubuh dan kaki lawannya itu untuk menghalau serangan petugas lain.BUGH!BUGH!BUGH!Dua orang petugas yang ada di depan Yin langsung jatuh terjengkang di atas trotoar. Kemudian disusul oleh petugas ketiga yang mendapat lemparan tubuh kawannya.BRUAAK!Tubuh kedua petugas keamanan yang terlempar itu berhasil merobohkan sebuah neon box yang
Baca selengkapnya

Bab 19. Mobil Listrik Keluaran Terbaru

TING!Seiring dengan suara lift yang terdengar, maka pintu besi yang ada di hadapan Yin pun terbuka dengan sendirinya. Kini pria muda berusia 27 tahun itu telah berada di lantai dasar dari gedung apartemen tersebut.Yang dimaksud dengan lantai dasar adalah sebuah lantai bawah tanah yang awalnya memang dibuat oleh pengelola gedung untuk lahan parkir apartemen. Namun, oleh Arthur Chen lahan parkir itu kini difugsikan untuk menyimpan semua koleksi mobil pribadinya yang berjumlah lima buah. Salah satunya adalah mobil listrik jenis SUV, yang mereka naiki tadi siang. “ARTHUR CHEN, di mana kau?” teriak Yin dengan suara nyaring.“Aku di sini.”Yin hanya mendengar suara serak itu berkata, namun sosok lelaki tua itu masih belum juga menampakkan batang hidungnya. Barulah setelah Yin memanggil nama tersebut untuk yang kedua kalinya, barulah lelaki tua itu muncul dari balik kain pembungkus dengan ukurannya yang sangat besar.Yin yang tidak tahu, apa isi dalam kain besar tersebut, langsung bertany
Baca selengkapnya

Bab 20. Menemui Dokter Bert

Ketika pintu mobil terbuka secara otomatis, Yin segera mengayunkan langkahnya memasuki salah satu rumah sakit terbesar yang ada di kota itu. Dia yang tidak tahu di mana tempat praktek Dokter Bert, langsung saja menghampiri dan bertanya pada orang pertama yang ditemuinya.“Aku ingin bertemu Dokter Bert.” Yin berkata kepada seorang perawat wanita yang menyapanya lebih dulu dengan sebuah senyuman. “Apa Tuan sudah mendaftar sehari sebelumnya?”Mendengar pertanyaan yang dilontarkan itu, membuat Yin tampak kebingungan. “Mendaftar apa?”“Sepertinya Tuan belum melakukannya. Baiklah, Tuan, kami akan membantu untuk melakukan pendaftaran jadwal praktek Dokter Bert,” jelas sang perawat.“Tunggu. Tunggu,” sela Yin, yang langsung membuat perawat wanita itu kembali menatap dirinya. “Kalau aku mendaftar sekarang, kira-kira kapan aku bisa menemui Dokter Bert? Lima menit lagi? Tiga puluh menit lagi? Atau berapa jam lagi?”“Tidak, Tuan.” Lagi-lagi perawat wanita itu melemparkan senyumnya yang manis ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
16
DMCA.com Protection Status