Masih di malam yang sama ….Dia yang semula tertidur itu mendadak terbangun. Mendudukkan dirinya di atas ranjang yang hanya mampu untuk diisi satu orang manusia. Perlahan-lahan dia mulai merasakan, bahwa ruang besar ini tampak asing di matanya.Seketika itu juga dia pun tersadar, kalau malam ini dia bukan berada di Perpustakaan Shanghai atau di rumah Keluarga Lu.Melainkan berada di tempat lain!Tempat ini terlihat sangat besar dan luas di mata Yin. Tanpa dinding penyekat, dia menjumpai segala macam perabot berkumpul menjadi satu di sana. Mulai dari perabot untyk tidur, untuk duduk bersantai, untuk memasak, dan untuk makan.“Rupanya kau sudah bangun,” ucap Arthur Chen yang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangan tersebut.Lelaki tua itu kemudian memberikan secangkir minuman hangat kepada Yin.“Kenapa kau membawaku dengan cara seperti ini?” tanya Yin sambil menerima cangkir pemberian Arthur. “Karena jika tidak membuatmu pingsan, aku pasti akan kerepotan untuk membawamu tinggal bersamak
Keesokan harinya ….Sinar matahari pada musim dingin yang jatuh pada bulan Februari itu mulai menerpa setiap jalan dan bangunan tegak di Kota Shanghai. Sinar lembut itu menembus sepasang netra seorang pria muda yang sedang terlelap.Baru saja kelopak mata itu terbuka, Yin langsung dikejutkan dengan keadaan dirinya.Kemeja tipis dan celana panjang yang dia kenakan semalam masih tetap melekat pada tubuhnya. Pecahan cangkir juga masih terlihat berserakan, menghiasi lantai ruang besar yang dipenuhi dengan segala macam perabot.Detik itu juga Yin langsung menyadari, bahwa hari telah berganti dan dia masih berada dalam tempat tinggal Arthur. Segera saja dia menegakkan tubuhnya yang jangkung di depan ranjang.“Hari ini aku masih hidup?” Seakan masih belum percaya bahwa hidupnya belum berakhir, Yin menyentuh tangan dan wajahnya. Meskipun dia tidak bisa merasakan rasa sakit akibat cubitannya sendiri, namun dia mampu melihat bekas cubitan tersebut—lebih gelap dari warna kulitnya.“Ini bukan m
Siang ini ketika setengah dari karyawan Perpustakaan Shanghai sedang mengambil jam istirahat mereka, Yin keluar dari gedung tinggi tersebut seorang diri. Dia menolak ajakan Denise yang memintanya untuk makan siang bersama.Dia justru memilih untuk mengikuti petunjuk arah yang dikirim Arthur melalui sebuah aplikasi pada ponsel si pemilik tubuh.Lima belas menit menaiki metro, Yin akhirnya tiba di depan sebuah gedung tinggi yang dikelilingi dengan dinding kaca seluruhnya. Wajah maskulinnya yang berbentuk oval itu menengadah. Menatap sebuah papan nama besar yang terpampang jelas di depan pintu masuk.“GT Automobile? Apa ini toko yang kau maksud?” Yin bertanya pada Arthur melalui ponsel.“Itu bukan toko, tapi showroom sekaligus produsen mobil listrik yang sangat terkenal di negara ini.”“Apa kau yakin, kalau di dalam sana ada mobil listrik keluaran terbaru?”“Kau tak usah ragu. Ada banyak mobil listrik dijual di sana. Carilah mobil yang kau sukai. Jika harganya lebih dari 2.000.000 Yuan, k
Empat orang petugas keamanan itu melakukan seperti yang diperintahkan Judy Gao. Dengan disaksikan oleh semua pengunjung dan para karyawan, mereka menyeret Yin menuju pintu keluar gedung GT Automobile.Namun, disaat mereka hendak melemparkan pemuda itu ke jalan, sesuatu yang tidak disangka pun terjadi.Mantan jenderal besar Dinasti Qing itu justru menjugkirbalikkan keadaan!Dengan cepat Yin memutar kedua tangan dan tubuhnya. Gerakan itu sontak membuat para petugas keamanan tak menyadari, bahwa kini bahayalah yang sedang mengintai mereka.Yin berhasil menangkap salah satu tangan petugas keamanan yang berada sangat dekat dengannya. Kemudian digunakanlah tubuh dan kaki lawannya itu untuk menghalau serangan petugas lain.BUGH!BUGH!BUGH!Dua orang petugas yang ada di depan Yin langsung jatuh terjengkang di atas trotoar. Kemudian disusul oleh petugas ketiga yang mendapat lemparan tubuh kawannya.BRUAAK!Tubuh kedua petugas keamanan yang terlempar itu berhasil merobohkan sebuah neon box yang
TING!Seiring dengan suara lift yang terdengar, maka pintu besi yang ada di hadapan Yin pun terbuka dengan sendirinya. Kini pria muda berusia 27 tahun itu telah berada di lantai dasar dari gedung apartemen tersebut.Yang dimaksud dengan lantai dasar adalah sebuah lantai bawah tanah yang awalnya memang dibuat oleh pengelola gedung untuk lahan parkir apartemen. Namun, oleh Arthur Chen lahan parkir itu kini difugsikan untuk menyimpan semua koleksi mobil pribadinya yang berjumlah lima buah. Salah satunya adalah mobil listrik jenis SUV, yang mereka naiki tadi siang. “ARTHUR CHEN, di mana kau?” teriak Yin dengan suara nyaring.“Aku di sini.”Yin hanya mendengar suara serak itu berkata, namun sosok lelaki tua itu masih belum juga menampakkan batang hidungnya. Barulah setelah Yin memanggil nama tersebut untuk yang kedua kalinya, barulah lelaki tua itu muncul dari balik kain pembungkus dengan ukurannya yang sangat besar.Yin yang tidak tahu, apa isi dalam kain besar tersebut, langsung bertany
Ketika pintu mobil terbuka secara otomatis, Yin segera mengayunkan langkahnya memasuki salah satu rumah sakit terbesar yang ada di kota itu. Dia yang tidak tahu di mana tempat praktek Dokter Bert, langsung saja menghampiri dan bertanya pada orang pertama yang ditemuinya.“Aku ingin bertemu Dokter Bert.” Yin berkata kepada seorang perawat wanita yang menyapanya lebih dulu dengan sebuah senyuman. “Apa Tuan sudah mendaftar sehari sebelumnya?”Mendengar pertanyaan yang dilontarkan itu, membuat Yin tampak kebingungan. “Mendaftar apa?”“Sepertinya Tuan belum melakukannya. Baiklah, Tuan, kami akan membantu untuk melakukan pendaftaran jadwal praktek Dokter Bert,” jelas sang perawat.“Tunggu. Tunggu,” sela Yin, yang langsung membuat perawat wanita itu kembali menatap dirinya. “Kalau aku mendaftar sekarang, kira-kira kapan aku bisa menemui Dokter Bert? Lima menit lagi? Tiga puluh menit lagi? Atau berapa jam lagi?”“Tidak, Tuan.” Lagi-lagi perawat wanita itu melemparkan senyumnya yang manis ke
Selepas pertemuannya dengan Dokter Bert, Yin mengayunkan langkahnya dengan gontai menyusuri koridor Rumah Sakit Shanghai. Dia yang masih belum bisa menerima penjelasan Dokter Bert, memilih untuk tinggal sejenak di sebuah taman yang terletak di bagian dalam gedung rumah sakit.Banyak orang berkata, kalau pemandangan hijau adalah obat untuk kesehatan mata serta yang mampu membuat perasaan menjadi tenang.Akan tetapi, Yin yang mengalami buta warna tidak mampu menikmati semua keindahan dari taman kecil tersebut. Sekalipun banyak orang berkata, bahwa taman kecil itu sangat indah. Pria muda itu hanya duduk termenung seorang diri. Menatap dedaunan yang ada di sekitar dengan warna monokrom di matanya. Dia hanya mampu menggunakan indera penciumannya saat ini, untuk menikmati semerbak wangi kelopak-kelopak bunga yang baru saja bermekaran.Selain itu, nyanyian burung berkicau itu seakan mencoba untuk menghibur perasaan laranya kali ini.Di saat sepasang matanya itu melayang jauh ke depan, tanpa
“Pantas saja, Paman, kemarin aku melihatnya datang ke GT Automobile.”“Hah? Memangnya apa yang dia lakukan di showroom Keluarga Gao?” tanya Lu Dong dengan rasa terkejutnya yang luar biasa.“Di hadapanku dia berani berlagak seperti orang kaya, ingin membeli mobil listrik keluaran terbaru. Cih!” Judy Gao kembali mengumpat. "Ternyata uangnya adalah hasil curian!" “Apa kau bilang?” Manik mata Lu Dong membeliak. “Pecundang itu ingin membeli mobil baru di GT Automobile? Kau jangan bercanda!”“Aku serius!” seru Judy Gao.“Mengemudi saja dia tidak becus! Mana mungkin dia datang untuk membeli sebuah mobil?”Lu Dong lantas teringat dengan apa yang dilakukan Lu Wan Wan dengan suami payahnya itu. Selain menceraikan dan mengusirnya, parasit miskin itu keluar rumah dengan tidak membawa sepeser uang sama sekali.Lalu dari mana Yin mendapatkan uang untuk membeli mobil? Itu yang ada dalam pikiran Lu Dong saat ini.Saat dirinya meminta 5.000 Yuan dari Yin untuk sebuah kursi makan yang ada di sampi