Home / Pendekar / REINKARNASI PENDEKAR IBLIS / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of REINKARNASI PENDEKAR IBLIS: Chapter 101 - Chapter 110

133 Chapters

Bab. 101 Ingin Juga

Zhong Xuan memandang Lu Fei berbeda dari sebelumnya. Pedang Kaisar Cahaya ada senjata terkuat yang pernah ada. Keluarga Cao bisa mendominasi benua Bintang Selatan karena mereka mendapatkan pedang Kaisar Cahaya. Pedang itu diwariskan turun menurun dan dominasi keluarga Cao semakin kokoh sampai sekarang.Bahkan saat mereka kehilangan pedang Kaisar Cahaya pun, keluarga Cao masih menjadi penguasa benua Bintang Selatan. Itu karena dominasi mereka selama ratusan tahun lamanya. Di pikiran semua orang di benua Bintang Selatan sudah tertanam kalau keluarga Cao adalah penguasa. "Aku tidak tahu bagaimana kau mendapatkan pedang itu, tetapi aku tidak akan membiarkan kau memilikinya. Itu adalah pedang miliki Kaisar. Tidak ada hak bagimu memiliki itu."Zhong Xuan pun langsung maju dan mulai melakukan serang kepada Lu Fei. Dia menggunakan pedang Ratu Es miliknya. Satu tebasan Zhong Xuan lakukan. Tempat itu langsung membeku. Kaki Lu Fei juga langsung membeku. Zhong Xuan muncul di belakang Lu Fei. Dia
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Bab. 102 Terjatuh Dari Jembatan

Lu Fei berada di dekat tangga yang menghubungkan antara gunung tempat sekte Gunung Es berada dengan sebuah gunung yang lain. Mereka naik ke atas dan terlihat sebuah jembatan kayu yang langsung terhubung dengan Gunung tempat berada Kolam Angin. Dia sana adalah tempat yang Lu Fei inginkan berada. "Kau yakin ini aman?" Lu Fei menelan ludah. Dia berjalan ke arah jembatan. Saat dia melihat ke bawah, tidak terlihat apa yang ada di bawah sana. Gunung itu sangat tinggi. "Aku rasa ini bisa membuatku terbunuh," keluh Lu Fei. Dia merasa ini sudah gila. Kalau dia jatuh dari sana, kemungkinan dia terbunuh sangat besar. Jembatan penghubung itu bergerak ke kanan dan kiri berulang kali. Terombang-ambing. "Kau tidak berencana membunuhku, bukan?" Lu Fei bertanya lagi. Zhong Xuan menggeleng. "Tentu saja tidak. Kami sering lewat tempat ini." Mata Zhong Xuan melirik ke arah lain. Dia tidak berani menatap ke mata Lu Fei. Angin berhembus kencang di sana. Keadaan di sana sangat dingin, Lu Fei bahkan har
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Bab. 103 Naik Sendirian

Lu Fei melihat sesuatu yang bercahaya di sana. Hanya saja saat itu, Lu Fei tidak bisa melihat dengan jelas. Penglihatannya masih buram. Dia masih sekarat, tetapi perlahan dia mulai pulih. Rasa sakit yang dia rasakan sebelumnya mulai hilang. Pengelihatan Lu Fei mulai terang. Saat dia sudah sangat membaik, Lu Fei langsung bangun. Hanya saja saat dia bangun, Lu Fei sangat kaget. Tidak ada apapun di sana. Cahaya tadi hilang dan yang tersisa hanya kegelapan. Lu Fei merasa sangat aneh, dia bingung sendiri dengan apa yang terjadi. Dia bangkit dan memeriksa tubuhnya dan semuanya baik-baik saja. Hanya saja di sana sangat gelap, tidak ada yang terlihat. Bahkan melihat tubuhnya sendiri pun, Lu Fei tidak bisa. "Apa ini?" keluh Lu Fei. Dia menarik itu. Saat ditarik, Lu Fei merasakan kalau sesuatu itu bisa memanjang. Lentur seperti karet, tetapi setelah ditarik kuat. Sesuatu itu putus dan terasa ada benda cair yang keluar dari sesuatu itu. Lu Fei merasa aneh, tetapi dia mengabaikan ini. Dia men
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Bab. 104 Dendam Lu Fei

Zhong Xuan berlari sangat kencang. Tanpa sadar, dia sudah 4 hari di ruangannya. Dia hampir saja lupa kalau ada Lu Fei yang sedang berada di Gunung Es dan Angin. Zhong Xuan bergegas dan saat dia tiba di sana, angin sudah tidak berhembus kencang lagi. Semuanya sudah cukup tenang. Dia langsung menyeberang jembatan. Tidak butuh waktu lama untuk Zhong Xuan tiba di seberang. Seperti apa yang dia duga, Lu Fei sudah tidak ada di sana. Dia ingin naik ke atas, tetapi Zhong Xuan mengerutken keningnya saat dia melihat ada sebuah jalan baru. "Siapa yang membuat ini?" Zhong Xuan yakin terakhir kali dia ke sana. Jalan ke bawah tidak pernah ada. Seharusnya kalau ada yang mau membuat jalan baru, mereka harus izin lebih dulu. Ini ilegal.Zhong Xua mengabaikan itu lebih dulu. Setelah itu, dia pun naik. Masalah jalan baru ini, dia akan mengusutnya setelah ini. Tidak lama kemudian Zhong Xuan naik ke atas. Saat dia sudah naik, Zhong Xuan merakan ledakan qi yang sangat besar. Dia berjalan ke arah tengah.
last updateLast Updated : 2024-07-20
Read more

Bab. 105 Arena Hidup dan Mati

Zhong Xuan berhasil menyeberang dengan sangat susah payah. Saat dia menyeberang, terlihat Lu Fei sedang duduk dengan sangat santai. Tidak ada beban sama sekali dalam tindakan yang dia lakukan barusan. Dia hampir saja membunuh patriarch sebuah sekte besar. Zhong Xuan mulai menghampiri Lu Fei. Dia ingin memarahi Lu Fei dan mengeluh. Tentu saja kalau bisa dia juga ingin memukuli Lu Fei. "Apa kau bis menyiapkan ku sebuah tempat untuk dual satu lawan satu?" tanya Lu Fei. Zhong Xuan langsung panik. Dia kira kalau Lu Fei sedang ingin menantang dirinya. Zhong Xuan menelan ludah, dia merasa ini adalah saat yang menegangkan. Dia memang sangat marah, tetapi Zhong Xuan tidak berani melawan Lu Fei. Bukan hanya karena Lu Fei kuat, tetapi lebih ke arah karena Lu Fei pemilik gedung Alkimia. "Ada." Zhong Xuan menjawab dengan suara yang agak gemetar. "Kalau begitu siapkan satu untukku. Aku ingin bertarung hidup dan mati."Zhong Xuan mengangguk. "Mati sudah."***Lu Fei sudah berada di atas arena p
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

Bab. 106 Keracunan Lagi

Tubuh Lu Fei semakin hijau. Racun semakin menyebar karena dia berulang kali terkena serangan dari Yu Hue. Melihat itu Yu Hue sangat bangga. Dia merasa ini adalah kemenangan untuk dirinya. Ini adalah hari yang sudah dia tunggu. Membunuh Lu Fei adalah kebanggan yang sangat dia ingin dapatkan meski, setelah itu dia mungkin akan terbunuh karena ribuan pasang mata sudah melihat ke arah dirinya. Sulit untuk dia bisa melarikan diri. "Persetan dengan semua itu. Yang terpenting, kau akan mati bersama denganku."Yu Hue pun maju. Lu Fei tidak bergerak sama sekali. Yu Hue ingin mengakhiri ini dengan cepat. Dia pun menebas ke arah leher Lu Fei dengan ini dia bisa menang. Yu Hue sudah sangat percaya diri. Hanya saja saat pedangnya hampir mengenai leher Lu Fei. Terlihat Lu Fei tersenyum.Mata Yu Hue membesar, dia ingin menarik pedangnya. Dia ingin mengurungkan niatnya, tetapi saat itu juga dia sudah terlambat. Saat pedangnya menempel di leher Lu Fei. Saat itu juga sebua tanah menusuk tubuh Yu Hue d
last updateLast Updated : 2024-07-21
Read more

Bab. 107 Lu Fei Pulang Karena Keracunan Lagi

Nie Li dan Pang Lu menyipitkan matanya, mereka sangat heran kenapa Lu Fei melakukan ini lagi. Dia pulang ke sekte Bintang Berpijar, tetapi dengan wajah yang menghijau karena racun. Mereka hanya bisa menggeleng heran. Lu Fei hanya pulang saat dia keracunan. Mereka berdua tidak habis pikir dengan tingkah laku Lu Fei. "Aku tidak tahu apa yang terjadi, tetapi ini sangat menyebalkan," keluh Nie Li. Lu Fei bangun dari kasurnya. Dia berjalan ke arah meja dan mengambil segelas teh yang sudah disediakan. Dia menuang teh ke dalam gelas dan menegak teh itu dengan satu kali tegukan. "Aku hanya sedang melakukan apa yang aku inginkan. Aku punya firasat buruk kalau dunia ini akan menghadapi sesuatu yang sangat besar. Aku merasa kalau aku harus menjadi sangat kuat sebelum bencana itu mulai terjadi." Lu Fei meletakkan gelas di atas meja kembali. Setelah itu, dia berjalan ke arah Nie Li dan Pang Lu. Lu Fei sudah sembuh karena itu dia bisa berjalan seperti ini. Lu Fei sudah mulai terbiasa dengan
last updateLast Updated : 2024-07-22
Read more

Bab. 108 Ini Gila

Hua Fei diajak masuk ke dalam gedung alkimia. Gedung alkemia sekarang sudah ada dua. Gedung baru dan gedung lama. Gedung lama adalah tempat para alchemist berada dan tinggal. Di sana mereka akan membuat pill. Fasilitas semuanya disediakan. Bahkan setiap alchemist memiliki satu tungku pribadi masing-masing.Disana juga disediakan ribuan tanaman obat dengan umur yang rata-rata adalah 100 tahun. Bahkan alchemist baru, diberikan fasilitas yang tidak kalah bagusnya. Mereka diberikan tungku pribadi dan itu tungku yang bagus. Hua Fei yang berkeliling di sana, dia hanya bisa meneguk ludah. Dia sangat kagum. Tidak bisa berhenti menunjukkan wajah antusias. "Apa ini benar-benar kalian dapatkan secara cuma-cuma?" tanya Hua Fei."Tentu saja. Apapun yang ada di sini, semuanya disediakan oleh Gedung Alkimia. Alchemist di sini bukan hanya diberikan fasilitas tungku dan tanaman obat tanpa batas, tetapi pakaian, makan, minum dan kami juga digaji yang sangat besar. Di Gedung alkimia ini ada 3 tingkat
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Bab. 109 Dijebak Lu Fei

Ginseng emas punya begitu banyak fungsi. Ginseng emas mirip seperti ginseng biasa, tetapi dengan manfaat yang berkali-kali lipat lebih bagus daripada ginseng biasa. Misalkan ginseng biasa bisa untuk membantu pemurnian 100 pill. Nah, ginseng emas bisa membantu pemurnian 2.000 pill. Begitulah perbandingannya. Bisa lebih dari itu atau kurang dari itu tergantung kualitas ginseng emas dan umurnya. Itu yang membuat Hua Fei syok karena manfaat ginseng emas sangatlah luar biasa. Bahkan di benua bintang selatan pun, belum tentu ada yang memilikinya. Jangankan yang seribu tahun, yang seratus tahun saja sangat langka. Satu ginseng emas seratus tahun bisa jutaan batu qi sampai belasan batu qi. Apalagi ginseng emas seribu tahun. Itu bisa untuk membeli sebuah rumah besar. harganya tidak bisa tentukan karena biasanya dilelang dan harta tertinggi yang bisa memilikinya dan Gedung Alkimia memiliki lebih dari seratus ginseng emas seribu tahun. Ini tidak masuk di akal. "Sial, kepalaku pusing," keluh H
last updateLast Updated : 2024-07-24
Read more

Bab. 110 Akhir Menjawab

Hua Fei menolak tawaran Lu Fei. Dia diabaikan dan bahkan selama dikurung, dia tidak diberikan makan sama sekali. Beberapa kali para penjaga datang ke sana untuk mengingatkan berapa hari lagi dia akan dihukum mati. Setiap hari berlalu dan Hua Fei mulai agak gila karena yang terpikirkan olehnya adalah kematian yang dia rasakan. "Dua hari lagi kau akan dihukum mati.""Aaaarrghh!" Setelah itu penjaga itu naik ke atas. Hua Fei menjerit sangat keras. "Pergilah kau bajingan!" makinya. Setelah itu, Hua Fei mengringkuk ketakutan. Tubuhnya penuh luka karena membenturkan tubuhnya ke dinding dan lantai. Kepalanya juga mengeluarkan darah karena berulang kali dibenturkan ke lantai. Saking gilanya, Hua Fei hampir menggigit lidahnya sendiri. Keesokan harinya Lu Fei pun datang ke sana. Saat datang ke sana, terlihat Hua Fei dalam keadaan yang sangat buruk. Dia meringkuk di lantai dengan tatapan kosong. Bibirnya berdarah dan keningnya mengeluarkan darah. Lu Fei berjalan ke dalam kurungan. Dia dudu
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more
PREV
1
...
91011121314
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status