Hua Fei menolak tawaran Lu Fei. Dia diabaikan dan bahkan selama dikurung, dia tidak diberikan makan sama sekali. Beberapa kali para penjaga datang ke sana untuk mengingatkan berapa hari lagi dia akan dihukum mati. Setiap hari berlalu dan Hua Fei mulai agak gila karena yang terpikirkan olehnya adalah kematian yang dia rasakan. "Dua hari lagi kau akan dihukum mati.""Aaaarrghh!" Setelah itu penjaga itu naik ke atas. Hua Fei menjerit sangat keras. "Pergilah kau bajingan!" makinya. Setelah itu, Hua Fei mengringkuk ketakutan. Tubuhnya penuh luka karena membenturkan tubuhnya ke dinding dan lantai. Kepalanya juga mengeluarkan darah karena berulang kali dibenturkan ke lantai. Saking gilanya, Hua Fei hampir menggigit lidahnya sendiri. Keesokan harinya Lu Fei pun datang ke sana. Saat datang ke sana, terlihat Hua Fei dalam keadaan yang sangat buruk. Dia meringkuk di lantai dengan tatapan kosong. Bibirnya berdarah dan keningnya mengeluarkan darah. Lu Fei berjalan ke dalam kurungan. Dia dudu
Shuang Ji tersenyum, dia sangat senang karena pada akhirnya Lu Fei telah membuat keputusan kapan mereka akan menikah. Shuang Ji sudah berada di tahap nascent soul ke 2. Dia sudah setara dengan para tetua, dia berjuang sangat keras agar dia bisa tidak membuat Lu Fei malu. Shuang Ji bahkan sangat jarang beristirahat. Di sekte Bintang Berpijar, di usianya, Shuang Ji adalah yang paling tinggi tingkat kultivasinya. Dia bahkan sudah menerima tawaran pertunangan dari beberapa pria. Bahkan calon patriarch sekte Tinju Api dan murid Pheonix Merah juga sudah mengirimkan surat yang berisi ketertarikan mereka kepada Shuang Ji. Yang paling niat adalah calon partarich sekte Tinju Api, mereka bahkan mengirimkan hadiah yang sangat banyak. Bahkan mereka menjanjikan 10 juta batu qi sebagai hadiah kalau Shuang Ji bersedia menjadi istrinya. Shuang Ji menolak karena dia hanya mencintai Lu Fei. "Aku ingin mengatakan kalau kau bodoh, tetapi tidak bisa juga karena cinta memang kadang buta. Kau berharap k
Nie Li dan Pang Lu bertengkar keras dengan Lu Fei yang akan melakukan sesuatu yang sangat tidak masuk akal. Ini bukan hanya membat istana marah, tetapi ini akan membuat mereka murka. Tidak akan ada maaf sama sekali. Mereka bahkan sampai memanggil beberapa orang untuk mengepung Lu Fei agar dia tidak bisa pergi dari sana. "Tuan, aku mohon jangan lakukan itu. Ini akan menghancurkan Gedung Alkimia dan sekte Bintang Berpijar."Pang Lu berusaha membujuk Lu Fei. Sayangnya, Lu Fei sudah membulatkan tekadnya, mau dipaksa seperti apapun itu, dia tidak akan menarik apa yang telah dia putuskan. Nie Li dan Pang Lu bahkan sampai bersujud agar Lu Fei mengurungkan niatnya. Itu tidak berhasil. "Tuan, pikirkan lagi!" pinta Nie Li.Lu Fei menggeleng. "Kalau memang kalian ingin tempat ini tidak terlibat, maka mulai hari ini aku akan mengumumkan bahkan aku Lu Fei telah memutuskan hubungan dengan Gedung Alkimia dan berhenti menjadi tetua sekte Bintang Berpijar." Lu Fei mengeluarkan medali miliknya dan m
Lu Fei melakukan perjalanan yang panjang. Pergi ke ibu kota sangatlah lama. Ibu kota sedang ricuh sekarang karena serangan dari pihak benua seberang semakin banyak. Bahkan, sekarang mereka sudah berhasil menguasai pesisir pantai. Ini membuat mereka semakin sulit dikalahkan.Pasukan musuh semakin banyak dan musuh yang kuat satu per satu mulai bertahan di sana. Tentu saja tujuan mereka adalah mengusai sekte Pedang Gila yang sudah hampir runtuh karena pasukan mereka yang semakin lama semakin sedikit. Bahkan sekarang mereka hanya memiliki seribu orang pasukan lagi. Ini akan menjadi musibah yang sangat besar, tetapi tidak bagi Lu Fei karena fokus yang dia lakukan adalah menjadi kuat. Setelah perjalanan yang panjang, dia sekarang berada di ibu kota. Dia berjalan dengan sangat santai dan berhasil masuk melalui bantuan Diao Chi. Kalau masuk lewat depan gerbang, dia bisa dihentikan dan keributan akan terjadi. Lu Fei tidak ingin itu terjadi. Menghambat waktu. Hari masih siang, Lu Fei pun memu
Lu Fei langsung dikepung oleh beberapa orang. Padahal dia hanya membantu pelayan yang hampir dipukuli oleh beberapa orang di sana. Lu Fei merasa ini sudah berlebihan, dia pun menarik pelayan itu agar bersembunyi di belakang dirinya. "Kau ingin bermain pahlawan, hah? Sangat lucu sekali."Lu Fei menghitung, jumlah orang di sana ada dua belas orang. Sepuluh orang mengepung dirinya dan dua orang yang sedang duduk. Tentu saja dua orang ini adalah pemimpin dari sepuluh orang yang mengepung Lu Fei. Melihat itu, Lu Fei hanya mengangkat kedua bahunya. "Aku hanya ingin makan." Lu Fei sedang tidak ingin bertarung. "Kalian sudah mendapatkan dua meja. Satu meja itu kosong. Itu artinya siapa pun boleh menempati meja itu dan lagi aku tidak mengganggu kalian. Abaikan saja aku."Tiba-tiba pemuda yang duduk itu terbahak. "Aku tidak mau satu tempat dengan orang miskin. Keluarlah atau aku akan membunuhmu." Pemuda itu mengancam Lu Fei. pemua itu adalah anak dari salah satu petinggi di istana. Dia dib
Lu Fei makan dengan lahap. Bahkan dia makan puluhan porsi. Lantai tiga sudah dibersihkan. Sambil menunggu malam hari, Lu Fei ingin berlatih lebih dulu. Sebelum melakukan itu, dia menggil Diao Chi lebih dulu. Dia meminta Diao Chi untuk melindungi dirinya.Bukan artinya Lu Fei takut diserang, tetapi dia tidak ingin telibat dengan sesuatu yang merepotkan. Membunuh pemuda kaya tadi, itu pasti akan membuat masalah karena itu Lu Fei ingin mengantisipasi itu. "Kalau perlu, bunuh saja mereka."Lu Fei memberikan perintah. Setelah itu mereka pun mengangguk. Diao Chi melakukan tugasnya dengan baik. Dia tidak akan mengecewakan Lu Fei.***Malam pun tiba, bahkan ini sudah hampir tengah malam. Lu Fei sudah berada di depan istana. Jaraknya cukup jauh, tetapi Lu Fei bisa melihat istana dengan sangat jelas. Di sebelah Lu Fei adalah Diao Chi. Dia sudah menemukan lokasi dimana makam kaisar ke-10 berada. "Kalian berjaga di sini saja. Tidak perlu masuk, biarkan aku saja."Diao Chi mengangguk. Lu Fei pu
Lu Fei berhasil mendapatkan tangan kanan Kaisar ke-10. Setelah itu, dia langsung pergi dari ibu kota. Kemarahan besar kaisar membuat keributan di istana. Ini membuat beberapa petinggi dibunuh oleh Cao Xiande karena kemarahannya. Saat di istana sedang sangat ribut, Lu Fei yang ada di hutan, dia sedang memegang tangan kanan kaisar ke-10. Dia mencoba melihat bagaimana cara menyambungkan tangannya dengan tangan kaisar itu. Lu Fei menggaruk kepalanya. "Tidak mungkin aku harus memotong tanganku lebih dulu?" Lu Fei menggeleng. Dia tidak berani melakukan itu karena taruhannya adalah tangan kanan miliknya. Kalau sudah dipotong, ternyata tangan ini tidak bisa digunakan. Itu akan membuat Lu Fei kehilangan sebagian kekuatannya. Lu Fei tidak kidal karena itu dia tidak bisa bertarung tanpa tangan kanan. Lu Fei benar-benar bingung. Dia menggaruk kepalanya, dia bingung. Sangat bingung sampai Lu Fei merasa menyesal karena telah melakukan ini. Dia membaringkan tubuhnya ke belakang. Lu Fei menyimpan
Lu Fei akhirnya kembali ke Sekte Bintang Berpijar, dan dalam keadaan pulih dari cedera berat, ia dirawat oleh Pang Lu dengan penuh perhatian. Seiring waktu, tangan Lu Fei mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Awalnya, gerakan tangan tersebut tampak lambat dan tidak pasti. Bahkan tidak bisa digerakkan sama sekali, namun perlahan-lahan, tangan yang dulunya tak bisa digerakkan kini mulai berfungsi kembali dengan normal.Pang Lu, yang mengamati proses penyembuhan tersebut, merasa campur aduk antara kekaguman dan keheranan. Meskipun dia berusaha untuk menahan diri dan tidak memperlihatkan reaksi yang terlalu kuat, pikirannya tidak bisa berhenti membolak-balik keajaiban di hadapannya. "Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa," gumamnya, sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Ini benar-benar luar biasa. Bagaimana mungkin tangan yang telah mati ratusan tahun ini bisa menyatu dengan tubuh manusia seperti ini?"Pang Lu terdiam sejenak, membayangkan betapa menawannya kekuatan Kaisar sebelu