Lu Fei melakukan perjalanan yang panjang. Pergi ke ibu kota sangatlah lama. Ibu kota sedang ricuh sekarang karena serangan dari pihak benua seberang semakin banyak. Bahkan, sekarang mereka sudah berhasil menguasai pesisir pantai. Ini membuat mereka semakin sulit dikalahkan.Pasukan musuh semakin banyak dan musuh yang kuat satu per satu mulai bertahan di sana. Tentu saja tujuan mereka adalah mengusai sekte Pedang Gila yang sudah hampir runtuh karena pasukan mereka yang semakin lama semakin sedikit. Bahkan sekarang mereka hanya memiliki seribu orang pasukan lagi. Ini akan menjadi musibah yang sangat besar, tetapi tidak bagi Lu Fei karena fokus yang dia lakukan adalah menjadi kuat. Setelah perjalanan yang panjang, dia sekarang berada di ibu kota. Dia berjalan dengan sangat santai dan berhasil masuk melalui bantuan Diao Chi. Kalau masuk lewat depan gerbang, dia bisa dihentikan dan keributan akan terjadi. Lu Fei tidak ingin itu terjadi. Menghambat waktu. Hari masih siang, Lu Fei pun memu
Lu Fei langsung dikepung oleh beberapa orang. Padahal dia hanya membantu pelayan yang hampir dipukuli oleh beberapa orang di sana. Lu Fei merasa ini sudah berlebihan, dia pun menarik pelayan itu agar bersembunyi di belakang dirinya. "Kau ingin bermain pahlawan, hah? Sangat lucu sekali."Lu Fei menghitung, jumlah orang di sana ada dua belas orang. Sepuluh orang mengepung dirinya dan dua orang yang sedang duduk. Tentu saja dua orang ini adalah pemimpin dari sepuluh orang yang mengepung Lu Fei. Melihat itu, Lu Fei hanya mengangkat kedua bahunya. "Aku hanya ingin makan." Lu Fei sedang tidak ingin bertarung. "Kalian sudah mendapatkan dua meja. Satu meja itu kosong. Itu artinya siapa pun boleh menempati meja itu dan lagi aku tidak mengganggu kalian. Abaikan saja aku."Tiba-tiba pemuda yang duduk itu terbahak. "Aku tidak mau satu tempat dengan orang miskin. Keluarlah atau aku akan membunuhmu." Pemuda itu mengancam Lu Fei. pemua itu adalah anak dari salah satu petinggi di istana. Dia dib
Lu Fei makan dengan lahap. Bahkan dia makan puluhan porsi. Lantai tiga sudah dibersihkan. Sambil menunggu malam hari, Lu Fei ingin berlatih lebih dulu. Sebelum melakukan itu, dia menggil Diao Chi lebih dulu. Dia meminta Diao Chi untuk melindungi dirinya.Bukan artinya Lu Fei takut diserang, tetapi dia tidak ingin telibat dengan sesuatu yang merepotkan. Membunuh pemuda kaya tadi, itu pasti akan membuat masalah karena itu Lu Fei ingin mengantisipasi itu. "Kalau perlu, bunuh saja mereka."Lu Fei memberikan perintah. Setelah itu mereka pun mengangguk. Diao Chi melakukan tugasnya dengan baik. Dia tidak akan mengecewakan Lu Fei.***Malam pun tiba, bahkan ini sudah hampir tengah malam. Lu Fei sudah berada di depan istana. Jaraknya cukup jauh, tetapi Lu Fei bisa melihat istana dengan sangat jelas. Di sebelah Lu Fei adalah Diao Chi. Dia sudah menemukan lokasi dimana makam kaisar ke-10 berada. "Kalian berjaga di sini saja. Tidak perlu masuk, biarkan aku saja."Diao Chi mengangguk. Lu Fei pu
Lu Fei berhasil mendapatkan tangan kanan Kaisar ke-10. Setelah itu, dia langsung pergi dari ibu kota. Kemarahan besar kaisar membuat keributan di istana. Ini membuat beberapa petinggi dibunuh oleh Cao Xiande karena kemarahannya. Saat di istana sedang sangat ribut, Lu Fei yang ada di hutan, dia sedang memegang tangan kanan kaisar ke-10. Dia mencoba melihat bagaimana cara menyambungkan tangannya dengan tangan kaisar itu. Lu Fei menggaruk kepalanya. "Tidak mungkin aku harus memotong tanganku lebih dulu?" Lu Fei menggeleng. Dia tidak berani melakukan itu karena taruhannya adalah tangan kanan miliknya. Kalau sudah dipotong, ternyata tangan ini tidak bisa digunakan. Itu akan membuat Lu Fei kehilangan sebagian kekuatannya. Lu Fei tidak kidal karena itu dia tidak bisa bertarung tanpa tangan kanan. Lu Fei benar-benar bingung. Dia menggaruk kepalanya, dia bingung. Sangat bingung sampai Lu Fei merasa menyesal karena telah melakukan ini. Dia membaringkan tubuhnya ke belakang. Lu Fei menyimpan
Lu Fei akhirnya kembali ke Sekte Bintang Berpijar, dan dalam keadaan pulih dari cedera berat, ia dirawat oleh Pang Lu dengan penuh perhatian. Seiring waktu, tangan Lu Fei mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Awalnya, gerakan tangan tersebut tampak lambat dan tidak pasti. Bahkan tidak bisa digerakkan sama sekali, namun perlahan-lahan, tangan yang dulunya tak bisa digerakkan kini mulai berfungsi kembali dengan normal.Pang Lu, yang mengamati proses penyembuhan tersebut, merasa campur aduk antara kekaguman dan keheranan. Meskipun dia berusaha untuk menahan diri dan tidak memperlihatkan reaksi yang terlalu kuat, pikirannya tidak bisa berhenti membolak-balik keajaiban di hadapannya. "Aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa," gumamnya, sambil menggeleng-gelengkan kepala. "Ini benar-benar luar biasa. Bagaimana mungkin tangan yang telah mati ratusan tahun ini bisa menyatu dengan tubuh manusia seperti ini?"Pang Lu terdiam sejenak, membayangkan betapa menawannya kekuatan Kaisar sebelu
Pang Lu dan Nie Li tengah mempersiapkan semua yang dibutuhkan Lu Fei untuk meningkatkan kekuatannya. Mereka membawakan berbagai macam racun, dari yang biasa hingga yang sangat mematikan. Meskipun mereka merasa heran dengan keputusan Lu Fei untuk memerlukan begitu banyak racun, mereka tetap mengikuti perintahnya dengan penuh dedikasi."Ini terlalu tidak masuk akal," keluh Nie Li saat mereka membawa beberapa botol racun yang berkilau. Dia sedikit cemas saat memegang botol racun itu, kalau sampai pecah, dia akan terbunuh oleh kebodohannya sendiri. Membayangkan itu, Nie Li merinding.Pang Lu mengangguk setuju. "Aku juga bingung. Tapi kita harus percaya pada Tuan Fei. Dia bilang ini semua akan membantunya menjadi lebih kuat."Saat mereka melangkah menuju tempat Lu Fei, seorang pria tiba-tiba menghentikan mereka. Pria itu adalah Xia Ding, dan penampilannya menunjukkan kelelahan yang ekstrem. Wajahnya pucat dengan lingkaran hitam di bawah mata, menandakan kurang tidur selama beberapa hari."
Selama lima hari, Lu Fei terus menjalani metode ekstrim tersebut. Setiap hari, ia nyaris jatuh ke jurang kematian. Dewa kematian seolah berdiri di belakangnya, siap kapan saja untuk menarik jiwa Lu Fei dari dunia ini. Yang dia lakukan sangat menantang kematian. Lu Fei melakukan itu tanpa ragu dan rasa takut. Hanya Nie Li dan Pang Lu yang diizinkan masuk ke ruangan Lu Fei, bukan karena takut mengganggu prosesnya, tetapi karena mereka tidak ingin orang lain melihat apa yang Lu Fei lakukan. Melihat penderitaan dan risiko yang dihadapi Lu Fei bisa sangat traumatis bagi siapa pun."Sedikit lagi," gumam Lu Fei dengan tekad yang membara, berusaha memotivasi dirinya sendiri. Dia tahu bahwa dia hampir mencapai batas kemampuannya, dan hanya sedikit lagi yang harus dilaluinya sebelum mencapai tujuannya.Satu detik setelah dia menelan racun, saat itu juga tubuh Lu Fei menjadi pucat. Dia langsung terjatuh. Tubuh di dalam tubuhnya terasa kering. Tenggorokan Lu Fei sangat kering, itu membuat dia ha
Keadaan semakin memburuk, dengan kematian yang tak pernah berhenti. Setiap hari, rakyat biasa terenggut nyawanya. Setiap kematian menambah jumlah pasukan musuh yang kini dipenuhi oleh darah Iblis. Mereka yang terbunuh hidup kembali sebagai Iblis tanpa kesadaran, hanya berfungsi sebagai alat perintah tuan Iblis mereka. Meskipun pasukan ini bukanlah yang terkuat—karena mereka awalnya hanya manusia biasa—namun kekuatan mereka terletak pada kemampuannya untuk terus bangkit kembali setelah ditebas. Mereka hampir tidak bisa terkalahkan.Sekte Tunju Api dan sekte Bintang Berpijar kini telah bersatu. Aliansi ini diharapkan bisa memperkuat pertahanan mereka saat serangan Iblis datang. Ketika salah satu sekte diserang, mereka bisa saling mendukung dan memperkuat posisi masing-masing."Bagaimana balasan dari mereka?" tanya Nie Li, penuh perhatian.Diao Chi menggelengkan kepala dengan wajah kecewa. "Belum ada kabar dari sekte Pulau Wanita dan sekte Gunung Es. Sekte Bukit Surga dan sekte Pagoda Su