All Chapters of Madu Untuk Mantan Mertua: Chapter 61 - Chapter 67
67 Chapters
BAB 61
“Selamat datang kembali dirumah, istriku.” David membuka pintu untuk Anya.Mendengar sambutan itu membuat Anya tertawa, “Apa sih, Mas. Ayo masuk, disini panas.” Ucap Anya yang langsung di angguki oleh David.“Nyonya Anya, apakah nyonya sudah sembuh?” Tanya Bi Narsih saat ANya masuk ke dalam rumah.“Sudah bi, gimana kabar rumah?” Tanya Anya basa-basi.“Baik, nyonya. Tapi terasa sepi sata nyonya tidak ada.”Mendengar itu Anya tersenyum lalu masuk ke dalam kamarnya. Namun, hal pertama yang membuat dia terkejut saat masuk adalah Lemari miliknya terbuka dengan lebar.“Mas!” Teriak Anya dengan keras yang membuat David yang masih di luar kamar terkejut dan langsung masuk.“Ada apa?” Tanya David dengan khawatir karena takut jika terjadi apa-apa.Anya langsung menuju ke lemarinya yang terbuka, laci yang biasanya dia menyimpan perhiasan tidak ada.“Mas, perhiasanku hilang. Itu adalah mas kawin ku. Gimana mas?” Tanya Anya dengan panik, selain perhiasan itu mahal, itu adalah mas kawinnya yang di
Read more
BAB 62
“Ini perhiasanmu, aku berhasil mendapatkannya kembali.” Ucap David dengan lembut.Anya yang menerima itu langsung membuka kotak perhiasan itu, senyumnya merekah akhirnya dia bisa melihat kembali mas kawinnya.“Di mana mas? Apakah pencurinya sudah ditemukan?” Tanya ANya segera.David hanya tersenyum tak menjawab lebih, “Aku juga membelikanmu brankas untuk menyimpannya lebih aman.Anya yang mendengar itu mengangguk, “Terima kasih, Mas.”David mengangguk, “Aku masih ada urusan diluar, apakah tak masalah aku pegi lagi?” Tanya David.Anya mengangguk dan mengerti kesibukan David saat ini. “Pergilah, tapi kamu pulang sebelum malam kan?”David mengangguk, "Iya, sayang. Aku akan pulang sebelum malam. Jangan khawatir, aku akan memastikan semua urusan selesai secepat mungkin."Anya tersenyum, "Baiklah, hati-hati di jalan, Mas."David mencium kening Anya dengan lembut sebelum meninggalkan rumah. Di dalam mobilnya, dia merasa lega karena setidaknya perhiasan Anya sudah kembali. “Tuan, mobil sudah
Read more
BAB 63
“Kamu tidak seperti itu kan, Nggun?”Deg!Jantung Anggun terasa seperti berlari maraton sekarang.“M-mas, kamu menuduhku tidur dengan pria lain selain kamu? Kamu kan ingat kamu yang memecah perawanku dulu.” Ucap Anggun dengan pura-pura bersedih karena keraguan Dimas terhadap anak yang dia kandung sekarang.Dimas menghela napas panjang, mencoba meredakan ketegangan yang tiba-tiba muncul di antara mereka. "Bukan begitu maksudku, Nggun," ucapnya dengan suara yang lebih lembut. "Aku hanya khawatir, itu saja. Semua yang terjadi akhir-akhir ini membuatku merasa bingung dan cemas."Anggun mengusap perutnya yang membesar dengan lembut, menunduk seakan ingin menghindari tatapan Dimas. "Aku mengerti, Mas. Tapi percayalah, anak ini adalah anak kita. Aku tidak pernah mengkhianatimu."Dimas mengangguk, mencoba menenangkan dirinya. "Maafkan aku, Nggun. Aku hanya terlalu banyak pikiran."Anggun tersenyum samar, masih dengan ekspresi pura-pura sedih. "Aku paham, Mas. Aku hanya ingin kita fokus pada k
Read more
BAB 64
“Paket!!!” Suara kurir dari luar di siang hari membuat Anggun penasaran karena dia tak memesan barang secara online.Tapi sebelum dia keluar, Dimas tiba-tiba datang.“Biar aku saja, kamu masak lah. Aku lapar.” Ucap Dimas.Anggun yang mendengar itu mengangguk dan berpikir mungkin suaminya memesan paket.Ketika Anggun masuk, Dimas keluar menemui tukang paket.“Atas nama siapa, pak?” Tanya Dimas begitu dia membuka pintu rumahnya.Tukang kurir itu melihat ke arah barang yang dia bawa, “Pak Dimas?” Ucapnya.Dimas yang mendengarnya sedikit terkejut karena da kira ini adalah barang milik Anggun.“Saya sendiri pak.” Ucapnya pada akhirnya, dia menerima paket itu.“Saya foto dulu ya pak, buat bukti.”Dimas mengangguk dan membiarkan kurir mengambil foto sebagai bukti penerimaan paket. Setelah itu, kurir pergi dan Dimas membawa paket tersebut ke dalam rumah. Dia merasa sedikit aneh karena tidak pernah merasa memesan apapun. Penasaran, Dimas duduk di meja dan mulai membuka paket tersebut.Ketika p
Read more
BAB 65
“Regina… Nama yang cantik sekali.” Ucap seorang pria dengan rambutnya sudah berubah warna menjadi putih.Tangannya yang sudah mulai keriput mulai berani menyentuh paha Regina dengan mesra.Regina hanya tersenyum tipis, meskipun hatinya terasa muak. Namun, dia tahu bahwa dia harus menahan diri demi rencana yang sudah dia susun dengan Andi. "Terima kasih, Pak Hadi," ucap Regina dengan nada yang dibuat semanis mungkin, berusaha menyembunyikan rasa tidak nyaman yang mulai merayap di tubuhnya.Pak Hadi, pria tua berambut putih itu, tertawa kecil. "Ah, kamu memang sangat menarik, Regina. Aku harap pertemuan ini membawa banyak keuntungan bagi kita berdua," katanya sambil meremas pahanya sedikit lebih keras.Regina tetap berusaha tersenyum. "Tentu saja, Pak Hadi. Saya yakin kita bisa mencapai kesepakatan yang menguntungkan," jawabnya, meski dalam hatinya dia merasa sangat jijik.Di meja sebelah, Andi memperhatikan dengan santai. Dia tahu bahwa Regina tidak menikmati momen ini, tapi dia juga t
Read more
BAB 66
Menikmati wine di malam hari di sebuah hotel mewah di Jakarta membuat Regina sedikit tenang dengan tekanan masalah yang ada.“Aku keluar dulu.” Ucap Andi yang membuat Regina melirik ke arah pria muda itu.“Ya.” Ucapnya dengan malas karena dia juga ingin sendiri di kamar itu. Saat Andi pergi, kamar berubah menjadi sepi.Namun tak berapa lama ada bunyi ketukan disana, Regina berdecak kesal karena selalu saja ada yang mengganggu.“Pasti itu andi yang melupakan kartu aksesnya untuk masuk hotel lagi.” Gumamnya.Gedoran pintu semakin kuat, “Ya, sabar!” Teriaknya dengan kesal lalu membuka pintu.Tapi begitu terkejutnya dia saat melihat banyak pria yang berdiri di depan pintu.“Siapa kalian?” Tanya Regina dengan bingung terlebih tampilan mereka cukup tampan.“Hai cantik? Mau bermain malam ini?” Goda pria itu yang langsung masuk saja tanpa permisi yang membuat Regina bingung.Salah seorang dari mereka bersiul pada kawannya lalu kawannya mengeluarkan sesuatu dari sakunya.“K-kalian mau apa?” Ta
Read more
BAB 67
“Nyonya, apa anda sudah mendengar gosip tetangga?” Tanya Bi Narsih saat Anya sedang menikmati teh herbal di taman belakang.Anya yang mendengar itu mengernyitkan dahinya, “Ada apa bi? Tumben bibi membahas gosip.”Bi Narsih tampak menggaruk kepalanya yang tidak datang, “Itu… Karena itu tentang nyonya Regina.” Ucap Bi Narsih.Anya meletakkan cangkir tehnya dengan perlahan, menatap Bi Narsih dengan penuh perhatian. "Apa yang terjadi dengan Regina, Bi?"Bi Narsih terlihat ragu-ragu, tetapi akhirnya memutuskan untuk berbicara. "Katanya, ada video yang tersebar di desa tentang nyonya Regina... video yang tidak pantas. Semua orang membicarakannya, dan katanya juga keluarga den Dimas jadi ikut terseret dalam gosip itu."Mata Anya membesar karena terkejut. "Video tidak pantas? Astaga, bagaimana bisa?"Bi Narsih menggeleng. "Saya tidak tahu pasti, Nyonya. Tapi kabarnya, itu benar-benar menghancurkan reputasi mereka."Anya mengangguk mengerti, “Mungkin itu karmanya karena berselingkuh dengan Dav
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status