Home / Rumah Tangga / Madu Untuk Mantan Mertua / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Madu Untuk Mantan Mertua: Chapter 61 - Chapter 70

174 Chapters

BAB 61

“Selamat datang kembali dirumah, istriku.” David membuka pintu untuk Anya.Mendengar sambutan itu membuat Anya tertawa, “Apa sih, Mas. Ayo masuk, disini panas.” Ucap Anya yang langsung di angguki oleh David.“Nyonya Anya, apakah nyonya sudah sembuh?” Tanya Bi Narsih saat ANya masuk ke dalam rumah.“Sudah bi, gimana kabar rumah?” Tanya Anya basa-basi.“Baik, nyonya. Tapi terasa sepi sata nyonya tidak ada.”Mendengar itu Anya tersenyum lalu masuk ke dalam kamarnya. Namun, hal pertama yang membuat dia terkejut saat masuk adalah Lemari miliknya terbuka dengan lebar.“Mas!” Teriak Anya dengan keras yang membuat David yang masih di luar kamar terkejut dan langsung masuk.“Ada apa?” Tanya David dengan khawatir karena takut jika terjadi apa-apa.Anya langsung menuju ke lemarinya yang terbuka, laci yang biasanya dia menyimpan perhiasan tidak ada.“Mas, perhiasanku hilang. Itu adalah mas kawin ku. Gimana mas?” Tanya Anya dengan panik, selain perhiasan itu mahal, itu adalah mas kawinnya yang di
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

BAB 62

“Ini perhiasanmu, aku berhasil mendapatkannya kembali.” Ucap David dengan lembut.Anya yang menerima itu langsung membuka kotak perhiasan itu, senyumnya merekah akhirnya dia bisa melihat kembali mas kawinnya.“Di mana mas? Apakah pencurinya sudah ditemukan?” Tanya ANya segera.David hanya tersenyum tak menjawab lebih, “Aku juga membelikanmu brankas untuk menyimpannya lebih aman.Anya yang mendengar itu mengangguk, “Terima kasih, Mas.”David mengangguk, “Aku masih ada urusan diluar, apakah tak masalah aku pegi lagi?” Tanya David.Anya mengangguk dan mengerti kesibukan David saat ini. “Pergilah, tapi kamu pulang sebelum malam kan?”David mengangguk, "Iya, sayang. Aku akan pulang sebelum malam. Jangan khawatir, aku akan memastikan semua urusan selesai secepat mungkin."Anya tersenyum, "Baiklah, hati-hati di jalan, Mas."David mencium kening Anya dengan lembut sebelum meninggalkan rumah. Di dalam mobilnya, dia merasa lega karena setidaknya perhiasan Anya sudah kembali. “Tuan, mobil sudah
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

BAB 63

“Kamu tidak seperti itu kan, Nggun?”Deg!Jantung Anggun terasa seperti berlari maraton sekarang.“M-mas, kamu menuduhku tidur dengan pria lain selain kamu? Kamu kan ingat kamu yang memecah perawanku dulu.” Ucap Anggun dengan pura-pura bersedih karena keraguan Dimas terhadap anak yang dia kandung sekarang.Dimas menghela napas panjang, mencoba meredakan ketegangan yang tiba-tiba muncul di antara mereka. "Bukan begitu maksudku, Nggun," ucapnya dengan suara yang lebih lembut. "Aku hanya khawatir, itu saja. Semua yang terjadi akhir-akhir ini membuatku merasa bingung dan cemas."Anggun mengusap perutnya yang membesar dengan lembut, menunduk seakan ingin menghindari tatapan Dimas. "Aku mengerti, Mas. Tapi percayalah, anak ini adalah anak kita. Aku tidak pernah mengkhianatimu."Dimas mengangguk, mencoba menenangkan dirinya. "Maafkan aku, Nggun. Aku hanya terlalu banyak pikiran."Anggun tersenyum samar, masih dengan ekspresi pura-pura sedih. "Aku paham, Mas. Aku hanya ingin kita fokus pada k
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

BAB 64

“Paket!!!” Suara kurir dari luar di siang hari membuat Anggun penasaran karena dia tak memesan barang secara online.Tapi sebelum dia keluar, Dimas tiba-tiba datang.“Biar aku saja, kamu masak lah. Aku lapar.” Ucap Dimas.Anggun yang mendengar itu mengangguk dan berpikir mungkin suaminya memesan paket.Ketika Anggun masuk, Dimas keluar menemui tukang paket.“Atas nama siapa, pak?” Tanya Dimas begitu dia membuka pintu rumahnya.Tukang kurir itu melihat ke arah barang yang dia bawa, “Pak Dimas?” Ucapnya.Dimas yang mendengarnya sedikit terkejut karena da kira ini adalah barang milik Anggun.“Saya sendiri pak.” Ucapnya pada akhirnya, dia menerima paket itu.“Saya foto dulu ya pak, buat bukti.”Dimas mengangguk dan membiarkan kurir mengambil foto sebagai bukti penerimaan paket. Setelah itu, kurir pergi dan Dimas membawa paket tersebut ke dalam rumah. Dia merasa sedikit aneh karena tidak pernah merasa memesan apapun. Penasaran, Dimas duduk di meja dan mulai membuka paket tersebut.Ketika p
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

BAB 65

“Regina… Nama yang cantik sekali.” Ucap seorang pria dengan rambutnya sudah berubah warna menjadi putih.Tangannya yang sudah mulai keriput mulai berani menyentuh paha Regina dengan mesra.Regina hanya tersenyum tipis, meskipun hatinya terasa muak. Namun, dia tahu bahwa dia harus menahan diri demi rencana yang sudah dia susun dengan Andi. "Terima kasih, Pak Hadi," ucap Regina dengan nada yang dibuat semanis mungkin, berusaha menyembunyikan rasa tidak nyaman yang mulai merayap di tubuhnya.Pak Hadi, pria tua berambut putih itu, tertawa kecil. "Ah, kamu memang sangat menarik, Regina. Aku harap pertemuan ini membawa banyak keuntungan bagi kita berdua," katanya sambil meremas pahanya sedikit lebih keras.Regina tetap berusaha tersenyum. "Tentu saja, Pak Hadi. Saya yakin kita bisa mencapai kesepakatan yang menguntungkan," jawabnya, meski dalam hatinya dia merasa sangat jijik.Di meja sebelah, Andi memperhatikan dengan santai. Dia tahu bahwa Regina tidak menikmati momen ini, tapi dia juga t
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

BAB 66

Menikmati wine di malam hari di sebuah hotel mewah di Jakarta membuat Regina sedikit tenang dengan tekanan masalah yang ada.“Aku keluar dulu.” Ucap Andi yang membuat Regina melirik ke arah pria muda itu.“Ya.” Ucapnya dengan malas karena dia juga ingin sendiri di kamar itu. Saat Andi pergi, kamar berubah menjadi sepi.Namun tak berapa lama ada bunyi ketukan disana, Regina berdecak kesal karena selalu saja ada yang mengganggu.“Pasti itu andi yang melupakan kartu aksesnya untuk masuk hotel lagi.” Gumamnya.Gedoran pintu semakin kuat, “Ya, sabar!” Teriaknya dengan kesal lalu membuka pintu.Tapi begitu terkejutnya dia saat melihat banyak pria yang berdiri di depan pintu.“Siapa kalian?” Tanya Regina dengan bingung terlebih tampilan mereka cukup tampan.“Hai cantik? Mau bermain malam ini?” Goda pria itu yang langsung masuk saja tanpa permisi yang membuat Regina bingung.Salah seorang dari mereka bersiul pada kawannya lalu kawannya mengeluarkan sesuatu dari sakunya.“K-kalian mau apa?” Ta
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

BAB 67

“Nyonya, apa anda sudah mendengar gosip tetangga?” Tanya Bi Narsih saat Anya sedang menikmati teh herbal di taman belakang.Anya yang mendengar itu mengernyitkan dahinya, “Ada apa bi? Tumben bibi membahas gosip.”Bi Narsih tampak menggaruk kepalanya yang tidak datang, “Itu… Karena itu tentang nyonya Regina.” Ucap Bi Narsih.Anya meletakkan cangkir tehnya dengan perlahan, menatap Bi Narsih dengan penuh perhatian. "Apa yang terjadi dengan Regina, Bi?"Bi Narsih terlihat ragu-ragu, tetapi akhirnya memutuskan untuk berbicara. "Katanya, ada video yang tersebar di desa tentang nyonya Regina... video yang tidak pantas. Semua orang membicarakannya, dan katanya juga keluarga den Dimas jadi ikut terseret dalam gosip itu."Mata Anya membesar karena terkejut. "Video tidak pantas? Astaga, bagaimana bisa?"Bi Narsih menggeleng. "Saya tidak tahu pasti, Nyonya. Tapi kabarnya, itu benar-benar menghancurkan reputasi mereka."Anya mengangguk mengerti, “Mungkin itu karmanya karena berselingkuh dengan Dav
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

BAB 68

“Maaf, pak. Dari informasi pihak pak David telah memblokir rekening anda.” Ucap teller bank dengan sopan pada Dimas yang saat ini sedang menanyakan masalah ATM-nya yang tak bisa digunakan.Dimas terkejut dan marah mendengar penjelasan dari teller bank. "Pak David? Kenapa dia memblokir rekening saya? Dia tidak punya hak untuk melakukan itu!" ucapnya dengan suara yang mulai meninggi.Teller bank mencoba untuk tetap tenang dan profesional. "Maaf, Pak Dimas. Berdasarkan informasi yang kami terima, Pak David memiliki otoritas untuk melakukan itu. Jika Anda ingin mengetahui lebih lanjut, mungkin sebaiknya Anda langsung menghubungi beliau."Dimas mengepalkan tangannya dengan geram, tapi dia tahu bahwa marah pada teller bank tidak akan menyelesaikan masalah. "Baik, terima kasih," katanya dengan dingin sebelum meninggalkan bank bersama Anggun.Di luar bank, Anggun memegang tangan Dimas dengan cemas. "Mas, kenapa ayah mertua melakukan ini? Apa yang akan kita lakukan sekarang?"Dimas menghela na
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

BAB 69

“APA?!” Dimas yang mendengar itu sangat shock.David hanya diam dan tersenyum, “Bagaimana? Apakah kamu terkejut, anak yang kamu pilih untuk menceraikan istri pertama mu demi menikahi wanita yang telah menipumu pada akhirnya semua palsu dan fakta tak bisa diubah, kamu mandul Dimas.” Ucap David dengan tenang.“T-tidak.” Dimas menggeleng tidak percaya, lalu ,menatap ke arah Anggun dengan tatapan benci dan jijik secara bersamaan.Anggun yang menangis tersedu-sedu, merasa putus asa. "Mas, aku bisa jelaskan, tolong dengar aku," pintanya dengan suara bergetar.Namun, Dimas tidak mendengarkannya. "Kamu... Kamu menghancurkan hidupku," katanya dengan suara penuh kemarahan. "Selama ini, kamu menipuku. Apa yang kamu lakukan, Anggun? Siapa ayah dari anak yang kamu kandung?"Anggun merasa terpojok, tidak mampu memberikan jawaban yang memuaskan. Air matanya terus mengalir deras. "Mas, aku... aku minta maaf. Aku tidak tahu harus berkata apa," ucapnya dengan putus asa.Hingga Anya yang sejak tadi di d
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

BAB 70

Kali ini Regina dan Andi bertemu dengan tuan Hadi di sebuah apartemen mewah milik pria tua itu.“Regina, apapun yang terjadi disana semua ada ditanganmu.” Ucap Andi dengan serius sebelum mereka memencet bel pintu apartemen tersebut.Regina mengangguk, menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri sebelum memencet bel. Mereka menunggu beberapa saat sebelum pintu dibuka oleh seorang pria tua dengan penampilan elegan. Tuan Hadi tersenyum lebar melihat kedatangan mereka. "Regina, Andi, silakan masuk," katanya dengan ramah.Mereka berdua masuk ke dalam apartemen mewah itu, merasa sedikit gugup tetapi berusaha untuk tetap tenang. Tuan Hadi mempersilahkan mereka duduk di ruang tamu yang nyaman, lengkap dengan pemandangan indah kota dari jendela besar di belakangnya."Jadi, apa yang bisa saya bantu kali ini?" tanya Tuan Hadi sambil duduk di kursi berhadapan dengan Regina dan Andi.Regina mengambil alih pembicaraan. "Tuan Hadi, saya ingin mempercepat rencana kita.” Ucapnya dengan serius.T
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
PREV
1
...
56789
...
18
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status