All Chapters of Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan: Chapter 241 - Chapter 250

398 Chapters

Jadikan Pelayanmu

Vano sangat terkejut saat melihat seorang gadis menarik tangannya. Apalagi gadis itu terlihat ketakutan, bahkan sampai menoleh ke belakang beberapa kali. “Tolong aku,” pinta gadis berumur di bawah Vano. Vano menoleh ke arah gadis itu menoleh, lalu bertanya, “Siapa kamu?” Belum juga gadis itu menjawab, dua pria datang mendekat dengan cepat ingin menarik tangan gadis yang meminta tolong Vano. Gadis itu langsung bersembunyi di belakang Vano karena tak ingin dibawa pergi oleh pria yang baru datang. “Jangan membangkang, cepatlah kemari!” bentak salah satu pria. Gadis itu gemetar saat bersembunyi di belakang Vano. Dia mencoba memohon ke pemuda itu. “Tolong aku, aku tidak mau dibawa pergi oleh mereka,” ucap gadis itu memohon sambil memegang lengan Vano. Vano menghela napas kasar, apa lagi ini sampai dirinya didatangi manusia-manusia aneh yang tiba-tiba meminta bantuan. “Kalian dengar, dia tidak mau pergi dengan kalian. Jadi pergilah!” Tubuh dan umur Vano memang tak sebanding dengan d
Read more

Diusir Setelah Ditolong

“Kamu kira aku apa mau jadi pelayanku? Aku saja masih tinggal bersama orang tuaku. Sudah, sana kamu pergi jangan aneh-aneh!” Vano mengusir gadis itu, lalu dia sendiri yang pergi terlebih dahulu.Gadis itu menoleh ke arah pria yang mengejarnya tadi pergi. Gadis itu takut dan panik sehingga memilih mengikuti Vano.Sadar jika sudah diikuti, Vano berhenti berjalan lalu menoleh ke gadis itu.“Apa? Kenapa malah mengikutiku? Kamu bisa pergi ke rumah orang tuamu atau ke temenmu atau saudara lain. Bukankah yang penting sekarang sudah bebas, kenapa malah mengikutiku!” amuk Vano kesal, apalagi dia sebenarnya sedang dalam kondisi mood buruk.“Orang tuaku entah di mana, aku tinggal dengan pamanku tapi dia menjualku. Kalau aku pulang, aku pasti diseret lalu diserahkan ke pria hidung belang. Aku tidak mau, biarkan aku ikut denganmu.” Gadis itu mencoba memohon karena tidak punya pilihan.Vano menghela napas kasar mendengar permi
Read more

Belajar Menyukai

“Vano tadi langsung pergi. Dia baik-baik saja, kan?” tanya Claudia saat duduk berdua dengan Emily.Emily menatap Claudia yang masih mencemaskan Vano. Dia mencoba untuk menjelaskan agar Claudia merasa lega.“Dia pasti baik-baik saja. Dia bilang akan belajar melepas. Jika kamu menunjukkan kecemasanmu ini kepadanya, aku yakin dia tidak akan bisa bangkit. Biarkan dia merenung sejenak, setelahnya aku yakin dia akan baik-baik saja,” balas Emily meyakinkan Claudia.Claudia menarik napas panjang lalu mengembuskan perlahan.“Aku hanya tak tega saat dia bicara tadi, dia seperti sangat sedih,” ujar Claudia karena tahu betul bagaimana sifat Vano.“Ya, sedih itu pasti. Tapi biarkan untuk sementara seperti itu,” balas Emily meyakinkan agar Claudia tak terlalu memikirkan Vano.Yang harus merelakan bukan hanya Vano, Claudia juga harus merelakan karena bagaimanapun dia sudah menjadi istrinya Billy, meskipun per
Read more

Hadiah Terima Kasih

“Bu Emi, ada tamu,” kata Febry saat baru saja membuka pintu.Emily memandang ke arah Febry, lalu bertanya, “Siapa?”Febry membuka lebar pintu, hingga memperlihatkan seseorang yang ingin menemui Emily.“Chris. Ayo masuk!” Emily terlihat senang melihat kedatangan saudaranya itu.Christina berterima kasih ke Febry, lalu berjalan masuk menghampiri Emily yang sudah berdiri menyambutnya.“Apa yang membuatmu datang ke sini? Apa ada masalah?” tanya Emily lalu mengajak Christina duduk.Christina meletakkan paper bag di sofa, lalu duduk bersama Emily.“Sebenarnya aku mau minta tolong,” kata Christina.Emily menatap Christina sambil mengangguk. “Iya, tolong apa?”“Berikan ini ke Gio,” kata Christina sambil memberikan paper bag yang dibawanya.Emily mengerutkan dahi mendengar perkataan Christina, lalu memandang saudaranya itu sebelum menerima paper bag itu.“Jangan salah paham. Aku hanya mau berterima kasih saja waktu itu dia membantu dan menemaniku saat mobilku mogok. Beberapa hari lalu aku ke l
Read more

Awalnya Tidak Menerima

“Apa ini?” tanya Gio bingung saat Emily memberinya paper bag.Sore itu Gio diminta datang ke rumah Bobby atas permintaan Emily. Dia bingung kenapa tiba-tiba diberi paper bag.“Itu dari Chris, dia bilang sebagai tanda terima kasih karena sebelumnya kamu membantu dan menemaninya saat mobilnya mogok,” jawab Emily menjelaskan.Gio terdiam mendengar penjelasan Emily, lalu mengembalikan paper bag itu.“Kenapa dikembalikan?” tanya Emily terkejut.“Aku tidak mau menerima apa pun dari seseorang, jadi kembalikan saja kepadanya,” jawab Gio.“Dia sudah baik hati mau terima kasih, apa ini balasanmu?” Emily langsung mengamuk karena Gio menolak pemberian Chris.Gio melihat Emily yang kesal, lalu mencoba menjelaskan, “Bukan apa-apa, hanya saja aku tidak bisa menerimanya.”“Terima saja apa salahnya, hah? Jangan nyakitin hati orang yang berniat baik. Lagi pula Chris juga tak punya maksud lain, apa susahnya tinggal nerima?!” Emily yang mengamuk karena Gio kekeh tak mau menerima.“Ada apa sih?” tanya Mia
Read more

Sudah Punya Pacar?

Hari itu Gio menghadiri acara lelang. Dia sengaja menghadiri sendiri acara itu untuk melihat sampai mana perusahaannya bertahan melawan perusahaan besar lain untuk memenangkan tender.Berkas yang diajukan perusahaan Gio tersusun rapi dan dengan perencanaan matang karena dibuat saat masih dipegang Alaric. Hasilnya siang itu perusahaan Gio bisa memenangkan tender itu.“Kita bisa mendapatkan proyek ini dengan baik. Lakukan sesuai dengan perencanaan awal, jangan sampai ada yang mengganti atau melakukan korupsi bahannya,” ujar Gio menegaskan saat berjalan keluar dari ruang rapat lelang.“Tentu, Pak. Kami akan melakukan sesuai instruksi,” balas staff yang bersama Gio.Saat mereka berjalan menuju pintu keluar gedung, langkah Gio terhenti saat ada yang memanggil namanya. Gio menoleh hingga melihat Christina berjalan mendekat ke arahnya.“Kalian kembalilah ke perusahaan dulu!” perintah Gio ke para staffnya.“
Read more

Senyum-senyum Sendiri

“Chris!”Christina terkejut saat mendengar namanya dipanggil. Dia sedang melamun sambil tersenyum-senyum, sampai membuatnya tak tahu kalau sedang diperhatikan bahkan disebut namanya.Christina melihat semua orang memandang ke arahnya, hingga dia berdeham lalu menegakkan badan sambil memandang ke arah ayahnya yang memimpin rapat sore itu.“Ya, Pak.” Christina memanggil secara formal ke ayahnya karena sedang berada di forum rapat.Pria berumur 50 tahunan itu menatap Christina yang baru saja sadar dari lamunan.“Tender kali ini perusahaan kita kalah, kan?” tanya pria itu sambil menatap Christina untuk meminta penjelasan.Semua staff yang hadir di sana juga menunggu Christina menjelaskan.“Ah, ya. Seperti yang Anda ketahui, saingan kita dalam lelang kali ini cukup berat. Saat acara lelang saya mengamati penawaran yang masing-masing perusahaan ajukan. Memang penawaran perusahaan kita ada selisih sedikit dengan perusahaan Byantara, tapi karena nominal mereka yang lebih mendekati dengan nila
Read more

Membuat Cemburu

Emily berjalan keluar dari lift. Alaric baru saja mengabarinya jika tak bisa menjemput karena masih di luar melakukan peninjauan proyek.Saat baru saja akan keluar dari lobi. Emily melihat mobil berhenti di depan lobi. Dia memperhatikan hingga melihat Gio turun dari mobil.“Kenapa kamu di sini?” tanya Emily keheranan.“Al masih di luar, kan? Aku datang untuk menjemputmu. Sekalian mau ke rumah untuk bertemu Kakek,” jawab Gio sambil membuka pintu mobil.Emily mengangguk-angguk mendengar jawaban Gio, akhirnya ikut bersama sepupunya itu masuk mobil.Gio mengemudikan mobil meninggalkan perusahaan Emily.“Mau mampir makan es krim?” tanya Gio sambil memperhatikan jalanan yang dilewati.Emily langsung menoleh Gio dengan senyum lebar dan menganggukkan kepala. “Boleh.”Gio terlihat senang karena Emily mau menerima tawarannya. Mereka pergi ke kedai es krim lalu makan di sana.“Rasanya menyenangkan setelah seharian pusing dengan pekerjaan, lalu makan makanan manis seperti ini,” ucap Emily kemudia
Read more

Kelakuan Kanak-Kanak Semua

“Berhenti melakukan itu, Al!”Gio berteriak kencang karena sedang dianiaya Alaric.“Aku tadi tidak bisa mengamukmu, sekarang rasakan balasanku!”Alaric benar-benar membalas perbuatan Gio yang berani mengerjai dan membuatnya cemburu. Gio berada di sofa dengan posisi telungkup karena punggungnya ditahan Alaric sehingga membuatnya tak bisa berkutik.Alaric sendiri tak memukuli atau melakukan kekerasan fisik, hanya menggelitik bagian belakang telinga Gio karena tahu jika sepupunya itu sensitif di bagian itu.“Baiklah! Aku tidak akan melakukannya lagi!” teriak Gio sudah tidak tahan. Lebih baik dia dihajar, daripada mendapat gelitikan di area belakang telinganya.Mia dan Emily baru saja kembali dari dapur membawa buah dan minuman, dua wanita itu melongo melihat kelakuan dua pria dewasa di hadapan mereka itu.“Kalian ini sedang apa? Ternyata tidak ingat umur juga?” tanya Mia sampai menggeleng kepala.Emily tertawa terpingkal melihat kelakuan absurd suami dan sepupunya itu. Ternyata mereka bi
Read more

Mencari Tahu

Christina duduk di ayunan samping kolam renang. Dia mengayunkan pelan sambil memandang ke langit dan senyum-senyum sendiri.“Lihat, apa menurutmu ada yang aneh? Kemarin pulang dari Amerika tidak seperti itu, kenapa sekarang jadi begitu?” tanya Bastian ke istrinya.Nana—ibu Christina memandang putrinya yang memang terlihat aneh karena senyum-senyum sendiri, lalu membalas pertanyaan sang suami.“Mirip denganmu dulu waktu menyukaiku,” jawab Nana lalu menoleh Bastian.Bastian kaget lalu langsung menatap sang istri.“Bukan kebalikannya?” tanya Bastian.“Mengelak, kamu yang dulu kesengsem duluan,” jawab Nana mengelak.“Yang tiap malam minta ditemani tidur siapa?” Bastian malah membahas ke mana-mana.Nana tak bisa menjawab, hingga memukul lengan suaminya itu.“Ish, kenapa malah membahas kita. Bukannya lagi membahas Chris. Kalau memang tebakan kita benar, be
Read more
PREV
1
...
2324252627
...
40
DMCA.com Protection Status