All Chapters of Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan: Chapter 231 - Chapter 240

398 Chapters

Seperti Kacang

“Yang hamil, istriku. Yang di dalam perut, anakku. kenapa kamu jadi ikut-ikutan?” tanya Alaric sambil memicing ke Gio yang duduk di sebelahnya. Gio menoleh Alaric, lalu membalas, “Aku hanya bosan di rumah. Aku juga belum siap ke perusahaan, jadi karena kalian bilang mau sekalian jalan-jalan, kupikir ga ada salahnya kalau ikut.” Alaric benar-benar keheranan dengan tingkah Gio, kenapa dia malah merasa seperti punya saingan. “Tentu saja salah karena kamu menggangguk waktu kami berduaan!” protes Alaric dengan nada agak tinggi. Emily terkejut suaminya agak berteriak. Dia sampai menoleh dan melihat Alaric kesal saat menatap Gio. Bahkan beberapa pasangan suami-istri yang ada di sana sampai menatap mereka karena suara Alaric. “Al, jangan keras-keras.” Emily mengingatkan. Alaric menoleh Emily, lalu menyadari jika beberapa orang memang memandang mereka. Gio hanya mengulum senyum dan duduk dengan santai. “Atas nama pasien Nyonya Emily.” Suara perawat memanggil, membuat Emily langsung ber
Read more

Tempat Yang Ingin Didatangi

Emily dan Alaric menatap Gio yang sedang makan es krim. Mereka bingung, sejak kapan Gio menyukai makanan manis dan dingin itu.“Ternyata enak juga. Sudah sangat lama tidak makan es krim. Kapan terakhir aku makan? Sepertinya sangat lama.”Gio bicara sendiri lalu memasukkan suapan es krim ke mulut.Emily dan Alaric sampai bingung. Gio benar-benar seperti anak kecil sekarang.Gio melihat Emily dan Alaric yang hanya diam, bahkan es krim keduanya sampai belum terjamah.“Kenapa kalian malah bengong? Es krim kalian tidak dimakan?” Gio menatap heran ke Emily dan Alaric.Emily mengambil sendok, lalu mulai makan es krim miliknya.“Kamu seperti tak pernah makan es krim atau bermain di luar,” ucap Alaric sambil bersidekap menatap Gio.Alaric hanya ingin jalan berdua dengan Emily, tapi karena Gio ikut, membuatnya tak bisa bermesraan dengan sang istri. Mereka jalan-jalan di taman, sekarang malah seperti se
Read more

Mendapat Arti Bahagia

“Dia benar-benar tidak bisa naik rollercoaster. Sudah tahu gitu, kenapa masih memaksanya?” tanya Gio sambil menoleh Emily.“Ya, dia bilang berani,” jawab Emily.Emily dan Gio menunggu Alaric di bangku depan toilet karena Alaric tiba-tiba merasa mual.“Terakhir kali waktu naik saat kami bulan madu, dia tidak sampai seperti ini,” ucap Emily keheranan.“Mungkin karena tadi habis makan es krim, lalu diajak naik rollercoaster, jadilah begitu,” balas Gio..Emily mengangguk-angguk membenarkan ucapan Gio.Gio menoleh Emily yang sedang minum jus. Dia tersenyum kecil lalu kembali memandang lurus ke depan.“Terima kasih kalian mau menemani bermain. Dengan begini, aku sudah tidak merasa kekurangan lagi,” ucap Gio lalu menarik napas dalam-dalam sampai kedua pundak naik, lalu mengembuskan pelan hingga pundaknya kembali turun.Emily menoleh Gio dengan sedotan masih menyentuh bibir.
Read more

Datang ke Kantor

“Gio bilang ingin pindah ke apartemen,” ucap Emily saat baru saja masuk kamar. Alaric terlihat terkejut mendengar ucapan Emily sampai langsung menegakkan badan. “Dia bilang seperti itu?” tanya Alaric sambil menatap Emily. Emily mengangguk lalu duduk di tepian ranjang. Dia membawa piring berisi potongan buah, lalu menyuapi suaminya lebih dulu sebelum kembali bicara. “Tadi dia sudah bilang ke Mama, tinggal bilang ke kakek. Dia ingin menyibukkan diri di perusahaan, apartemen lebih dekat dengan kantor jadi dia bilang bisa langsung pulang saat lelah,” jawab Emily menjelaskan. Alaric diam sambil mengunyah potongan buah saat mendengar jawaban Emily. “Kita tidak jadi pindah?” tanya Alaric sambil menatap Emily. “Ya, tidak jadi. Kalau kita ikut pindah. Mama dan Kakek pasti sedih,” jawab Emily. Alaric mengangguk-angguk mendengar jawaban Emily. Untung saja dia belum bicara ke Mia soal niatan mereka ingin pindah. ** Semua kembali seperti semula. Emily mulai bekerja di perusahaan setelah m
Read more

Memberi Kabar

“Sepertinya aku mengganggu. Aku pergi dulu saja,” ucap Gio lalu berdiri bersiap pergi.Emily langsung merasa tak enak hati karena Gio seperti tersinggung.“Duduk! Nanti kita makan siang bersama!” Emily bicara sambil melotot untuk menegaskan agar Gio tidak pergi.Gio terkejut melihat tatapan Emily, lalu akhirnya kembali duduk.Claudia cukup terkejut melihat Gio sangat penurut, bahkan disuruh duduk pun langsung duduk. Dia ingin bicara, tapi Emily langsung menarik Claudia keluar dari ruang kerjanya.“Sejak kapan kalian sedekat itu sampai dia menuruti ucapanmu?” tanya Claudia sambil menyipit curiga saat mereka sudah sampai di luar.Emily menghela napas kasar, lalu mencoba menjelaskan dengan pelan.“Banyak yang belum aku ceritakan kepadamu, tapi yang jelas Gio benar-benar sudah berubah,” ujar Emily,Claudia masih tidak percaya karena baginya Gio dan Lena adalah manusia terjahat yang sudah menyakiti sahabatnya.Emily menceritakan semuanya, termasuk status Gio yang ternyata sepupunya. Dia ju
Read more

Sepupu Jauh

Alaric menjadi kasihan ke Billy, tapi sejak awal Billy juga menerima bersandiwara, kalau akhirnya seperti ini juga tak ada yang menduganya.Alaric pergi ke perusahaan Emily untuk mengajak makan siang bersama. Saat sampai di lobi, Alaric malah melihat Emily berjalan bersama Gio.“Kenapa dia sudah ada di sini?” Alaric langsung tak senang, tentu saja merasa cemburu karena mendadak Gio menjadi bayang-bayang di antara dirinya dan Emily.“Sudah lama?” tanya Emily saat akan masuk mobil.“Baru saja sampai,” jawab Alaric, “kenapa dia di sini bersamamu? Sejak kapan perusahaannya pindah ke sini?” tanya Alaric saat melihat Gio masuk mobil bagian belakang.Gio tahu jika pertanyaan Alaric mengandung nada sindiran, tapi dia tak peduli. Gio tetap duduk dengan tenang di belakang seperti penumpang yang menunggu sopirnya jalan.Emily menoleh ke Gio, lalu menatap suaminya yang sedikit kesal.“Tadi Gio datang membawakan strawbery smooties, karena mendekati jam makan siang, jadi aku ajak dia sekalian makan
Read more

Undangan Pernikahan

Gio menghela napas kasar. Padahal mobilnya ada di perusahaan Emily, tapi dia dipaksa ikut dengan wanita yang baru dikenalnya itu.“Saat pernikahan Emi, aku melihatmu di sana tapi sepertinya kamu tak melihatku,” ucap Christina sambil menoleh Gio yang sedang menyetir.Gio tak mungkin membiarkan wanita menyetir untuk dirinya, sehingga dia menawarkan diri yang membawa mobil itu. Perusahaan Gio dan keluarga Christina ternyata dekat, sehingga Alaric memaksanya ikut Christina karena sejalan.“Iya,” balas Gio singkat.“Sepertinya dulu kamu tidak sependiam ini? Aku melihatmu banyak berinteraksi dengan orang,” ucap Christina mengajak bicara untuk sekadar menghangatkan suasana.Gio tak membalas ucapan Christina, malah seperti sengaja memfokuskan pandangan ke jalanan.Christina akhirnya memilih diam karena Gio tak menanggapi ucapannya, hingga akhirnya mobil mereka sampai di perusahaan Gio.“Terima kasih tumpangannya,” ucap Gio sambil melepas seatbelt.Christina hanya mengangguk lalu turun dari mo
Read more

Mencoba Baik-baik Saja

 “Vano di mana?” tanya Emily saat datang ke rumah orang tuanya.Emily cemas dengan keadaan sang adik, sehingga dia memilih pulang untuk melihat langsung.“Tadi pulang kuliah langsung masuk kamar. Mungkin belajar, dia sebentar lagi mau ujian,” jawab Aruna sambil menunjuk ke atas.Emily tak berkata-kata lagi, memilih langsung pergi ke kamar sang adik.Aruna keheranan karena tak biasanya Emily mencari Vano sampai terlihat begitu cemas.“Apa terjadi sesuatu?” tanya Aruna ke Alaric.Alaric ingin menjawab jujur, tapi karena Aruna belum tahu soal hubungan Vano dan Claudia, membuatnya memilih mencari alasan lain.“Aku juga kurang tahu, Ma. Mungkin Emi hanya kangen saja, tahu sendiri kalau dia suka minta aneh-aneh setelah hamil,” ujar Alaric memberikan alasan yang masuk akal.Aruna mengangguk-anggukkan kepala, lalu memilih mengabaikan yang dilakukan putrinya itu.Aruna pergi ke
Read more

Dingin Tapi Perhatian

Christina sudah panik, apalagi para pria itu semakin mendekat. Dia menoleh ke kanan dan kiri, ingin masuk mobil juga percuma karena mesinnya mati, ingin lari sepertinya mustahil.“Mobilnya mogok?” tanya salah satu dari pria itu.Christina menoleh saat mendengar pertanyaan pria itu. Dia semakin kebingungan haruskah menjawab atau tidak, hingga tiba-tiba ada mobil melaju ke arahnya.Beberapa detik sebelumnya. Gio baru saja selesai mengurus pekerjaan dan hendak kembali ke apartemen, tapi jalan yang seharusnya dilewati sedang ditutup karena ada kemacetan, membuat Gio memilih jalur lain. Hingga dia melihat mobil berhenti di sisi jalan, saat semakin dekat Gio melihat seorang wanita berjalan mundur dan ada beberapa pria di sana.Sebenarnya Gio ingin mengabaikan, tapi saat menyadari jika wanita itu adalah saudara Emily, membuatnya menepi lalu turun dari mobil.“Ada apa ini?” tanya Gio begitu sudah turun dan berjalan mendekat ke Christina.Christina menoleh ke Gio, sangat bersyukur melihat pria
Read more

Melepas

Hari pernikahan Billy dan Claudia tiba. Acara pernikahan itu diadakan di sebuah hotel bintang lima. Emily dan Alaric sudah di sana, termasuk keluarga Emily yang memang turut diundang. “Vano tidak ikut?” tanya Emily saat bertemu dengan sang mami. “Kenapa ikut? Dia juga palingan ga mau ikut acara seperti ini,” jawab Aruna. Emily mengulum bibir mendengar jawaban Aruna. Lagian dia salah bertanya karena sang mama juga tidak tahu kalau Vano dan Claudia pernah pacaran. Mereka sudah menunggu di tempat pesta diadakan. Emily sudah sempat menemui Claudia sebelum bertemu dengan Aruna. “Bagaimana kondisi Billy?” tanya Emily saat sudah duduk bersama suaminya. Alaric tadi menemui Billy, sehingga menanyakan kondisi sahabat suaminya itu. “Demam,” jawab Alaric. Emily langsung melotot mendengar jawaban Alaric. “Dia sakit?” tanya Emily. Alaric menoleh sang istri, lalu menjawab, “Semalam katanya demam, tapi pagi ini sudah baik-baik saja.” “Sepertinya dia hanya gugup saja,” imbuh Alaric. Emily
Read more
PREV
1
...
2223242526
...
40
DMCA.com Protection Status