All Chapters of Kakak, Jangan Merayuku Terus!: Chapter 191 - Chapter 200

258 Chapters

192. Senyum Pagi Hari

Pagi hari, Aurora mengamati wajah Zack yang datar. Mereka tetap melakukan rutinitas seperti biasa seperti mandi bersama. Aurora tersenyum saat sadar apa yang membuat Zack berubah pagi ini.Selesai berpakaian dan memberikan skincare pada wajahnya dan wajah Zack, Aurora memeluk suaminya. Zack tidak membalas pelukan itu, tangannya tetap di samping walau matanya menatap wajah sang istri.“Marah, ya?” Satu tangan Aurora mengusap rahang Zack.“Hem.” Zack hanya berdehem dan mengangkat sedikit kedua alisnya.“Kenapa pagi ini aku tidak diberikan senyum manis?”“Sedang sedih.”Berusaha menahan tawa, Aurora mengerutkan kening dan memberi perhatian pada Zack. Bertanya-tanya tentang penyebab rasa sedihnya pagi ini. Zack hanya menggeleng pelan.“Lalu apa, dong. Aku tidak mau keluar kamar jika wajahmu masih seperti itu. Biar saja Haven menjerit-jerit karena belum menyusu dan Felix akan terlambat sekolah.” Aurora balas dengan merajuk.Zack menghela napas panjang. Satu tangannya kini di pinggang. Lalu
Read more

193. Les Berenang

Setelah satu bulan sekolah, Felix semakin antusias. Ia bahkan tidak sabar jika harus menunggu Aurora dan Zack yang selalu santai saat mengantarnya sekolah. Felix berkata ia tidak keberatan berangkat sendiri bersama supir.Sejak diprotes seperti itu, Aurora dan Zack jadi bersiap lebih pagi. Masalahnya, Aurora tetap bersikeras mengantar dan menjemput Felix. Ia tidak ingin Felix merasa tidak disayang karena perbedaan perlakuan antara dirinya dengan Haven.“Itu kan kemauan Felix sendiri, Sayang.” Zack berkata saat Aurora keberatan saat diingatkan bahwa Felix sudah dapat mandiri dan tidak perlu diantar ke sekolah lagi.“Tidak bisa. Kita harus menyempatkan diri mengantar Felix. Apalagi, saat pulang, kamu tidak akan bisa menjemputnya karena bekerja.” Aurora tetap bersikeras.Hanya karena Aurora lah, Zack bersedia walau ia melakukannya setengah hati. Bukan hanya karena Felix, ia juga malas mendapat lirikan dari para ibu-ibu muda di sekolah. Belum lagi harus berbasa-basi jika ada yang menyapa.
Read more

194. Apa itu Bangsawan?

“Mommy lihat tadi kamu tidak nyaman belajar berenang. Boleh Mommy tau kenapa?” Aurora bertanya pada Felix saat mereka sedang makan malam.Zack melirik Felix yang langsung menunduk. Ia berdehem pelan untuk memberi kode pada Felix agar menjawab pertanyaan Aurora.“Felix takut, Mom.” Anak kecil itu menjawab dengan suara pelan.“Itu sebabnya kamu belajar agar kamu bisa berenang dan tidak takut lagi.” Zack menimpali.“Iya, Dad.” Felix mengangguk pelan, terlihat masih ragu.Lalu, Aurora dengan penasaran bertanya kenapa Felix takut? Karena pelatih renang mengatakan kemungkinan Felix memiliki trauma tenggelam.Felix menggeleng. Ia bilang dirinya justru tidak pernah berenang sebelumnya. Mendiang Mamanya selalu berkata bahwa berenang itu sulit dan kemungkinan bisa tenggelam, kehabisan napas lalu mati sangat besar.Aurora dan Zack tersentak mendengar penuturan Felix. Amber sangat berlebihan dalam memberikan informasi hingga membuat anak kecil ini sangat ketakutan bahkan sebelum mencoba. Zack sam
Read more

195. Jangan Marahi, Adikku!

Mami dan Alzard datang saat Zack sudah berangkat ke kantor. Aurora menyambut dengan penuh suka sambil menggendong Haven. Mami langsung mengambil alih bayi tampan itu dan mendekapnya penuh kerinduan.“Tambah tampan, cucu Mami ini.” Clara menciumi wajah Haven.“Cucu Mami sekarang ada dua, lho.” Alzard mengingatkan Mami-nya.“Iya, tau!” Clara mengangguk dengan mata tetap pada Haven.Mereka berjalan ke ruang keluarga. Aurora memberitahukan suaminya bahwa Mami dan Alzard sudah datang. Zack menyempatkan melakukan videocall.“Nanti siang, aku pulang sekalian menjemput Felix di sekolah. Setelah itu kita makan siang bersama, ya.”Mami dan Alzard mengangguk. Saat Zack sudah menutup telepon, Clara dan Alzard menatap Aurora.“Jadi, Zack sudah mau berinteraksi dengan Felix?” tanya Alzard takjub.Namun, Aurora menggeleng dan membalas. “Terpaksa! Karena aku bilang tidak bisa menjemput dan harus menemani Mami dan Alzard yang baru datang.”“Ya Tuhan, anak itu. Masih saja pilih kasih.” Clara mengomenta
Read more

196. Pertengkaran Pertama

Sontak, semua mata memandang Felix. Anak lelaki itu menampakkan wajah galak pada Zack yang baru saja marah pada Haven.“Apa kamu sadar baru saja membentak Daddy-mu?” Alis Zack terangkat tinggi.“Daddy membuat Haven menangis!” Felix membalas dengan berani.Aurora segera menghampiri Zack. Sementara Clara memegang Felix. Aurora membawa Zack masuk ke dalam kamar.“Sabar dong, Zack.”‘Kamu lihat sendiri, anak itu membentakku, Sayang.” Zack memberengut.“Kamu tau kenapa? Karena ia melihat kamu marah pada Haven dan Haven jadi menangis. Tandanya, Felix tidak suka melihat adiknya sedih.”Zack lalu beralasan bahwa ia sempat khawatir saat menggendong Haven yang meronta. Tubuh bayi itu basa dan agak licin. Zack sangat takut putranya jatuh hingga tak sadar marah pada Haven.“Iya, aku lihat. Kalian tidak bersalah. Hanya masing-masing emosi dan beda perlakuan dengan Haven.”Akhirnya Zack mengalah. Ia masuk ke kamar mandi untuk membilas diri dari air kolam renang. Aurora segera menuju kamar bayi di m
Read more

197. Tugas

“Terus-terang, Daddy tidak banyak tau tentang Mamamu.” Zack membaca secarik kertas yang memuat tugas Felix.Setelah makan malam, Zack akhirnya masuk ke kamar Felix. Aurora dengan tegas mengatakan Zack harus membantu Felix menyelesaikan tugasnya.Felix memberikan secarik kertas tentang pengumuman tema materi di sekolah minggu ini adalah keluarga. Zack mengembuskan napas berat kala tau pembahasan tentang Amber ini masih akan berlangsung.“Apa Daddy tau, nama asli Mama sebenarnya bukan Amber?” tanya Felix.“Tidak.” Zack membalas tak perduli.Tetapi ia tau, wanita yang menemaninya memang jarang menggunakan nama asli. Dan ia tidak pernah merasa penasaran dengan hal tersebut. Tidak penting, bukan?“Ini nama asli Mama Amber.”Zack mengerutkan kening menerima data dari Felix. “Dapat darimana?”“Rumah sakit tempat Mama dirawat.”Kertas itu dikembalikan Zack pada Felix. Pembicaraan ini mulai lebih jauh dan Zack sangat tidak menyukai tema obrolan ini. Bukankah lebih baik ia bersama Aurora?“Ya s
Read more

198. Tamu Tak Diundang

Suara itu seketika hilang. Zack terduduk tegak. Ia mengamati Aurora yang tetap tidur dan tidak terganggu suara-suara dari luar.Penasaran, Zack mengenakan mantel piyamanya lalu keluar dari kamar. Sepi. Ia berjalan ke ruang utama rumah.Di sana, Zack melihat Jeff dan beberapa sekuriti berkumpul. Ada tiga orang yang sedang dipegangi sekuriti yang membuat dahi Zack berkerut.“Ada apa ini?” Zack mempercepat langkahnya.Setelah dekat, Zack bisa melihat jelas siapa yang sedang ribut-ribut di rumahnya. Keluarga Amber ternyata menerobos masuk untuk mencari Felix.“Bagaimana kalian bisa membukakan gerbang untuk orang tak dikenal ini?” Zack mendengus kesal pada penjaga gerbang.“Mereka beralasan mereka adalah keluarga Tuan Muda Felix. Bahkan menunjukkan beberapa foto kebersamaan Anda dan Felix yang sedang makan bersama.” Penjaga menunduk dan menjawab dengan nada menyesal.Zack mengibaskan tangan. Penjaga itu segera pergi untuk bertugas kembali. Bukan salah para penjaga karena ia memang tidak ta
Read more

199. Media Rusuh

Tentu saja tidak adalah jawaban dari pertanyaan Aurora. Esok paginya, Zack mengirim Zavian ke sekolah Felix. Asisten pribadi Zack itu menyampaikan beberapa poin yang merupakan keberatan Zack.“Saya hanya menuruti perintah Bos saya.” Zavian menjawab saat kepala sekolah mempertanyakan mengapa bukan Zack sendiri yang datang.Kepala sekolah itu terlihat tersenyum dan mengangguk bersamaan. Ia memohon maaf karena belum bisa menyetujui pendapat Zack mengenai penghapusan tema keluarga pada materi pembelajaran.Zavian yang sebenarnya mengerti memberikan anggukan kepala lalu berpamitan. Di perjalanan kembali ke kantor, ia menelepon Zack dan memberikan laporan terkait pertemuannya dengan kepala sekolah.“Aku jadi tidak suka dengan sekolah itu. Cari sekolah lain. Aku akan memindahkan Felix ke sekolah yang tidak memiliki materi pembelajaran tentang keluarga!”“Jangan berlebihan. Kenapa tidak mencari cara lain saja?”&l
Read more

200. Kertas Gambar

Zack menghela napas panjang. Apa lagi ini. Baru sampai rumah, Felix sudah meminta sesuatu yang membuat moodnya semakin turun.“Tidak!” Zack berkata tegas sambil melewati Felix.“Lalu, bagaimana aku memperlihatkan foto Mama saat presentasi?” Kaki-kaki kecil Felix berlari-lari menyusul langkah panjang Zack.“Bilang saja tidak ada foto.” Zack kembali berkata tegas.“Apa aku boleh menggunakan foto Mommy?”Langkah Zack kini terhenti. Lelaki itu membalik tubuh dan menunduk menatap anak kecil di bawahnya.“Kenapa dengan foto Mommy?”“Aku harus memperlihatkan foto keluarga. Keluarga itu terdiri dari aku, Orang tua dan saudara kandung.”“Kamu harus tanya pada Mommy lebih dulu.”Felix mengangguk. Ia berkata ingin juga memasang foto Haven. Zack pun menjawab, ia akan mendiskusikannya dengan Aurora.“Diskusi apa?” Tiba-tiba, Aurora datang dengan menggendong Haven.Wajah Zack yang sejak datang tadi datar kini menampakkan senyum. Ia segera mencium pipi Aurora, lalu mengambil Haven. Lelaki itu kini s
Read more

201. Bakat Terpendam

“Kita harus membawa Felix ke psikolog.” Clara menggeleng-geleng.Setelah mengantar Felix ke kamar dan meminta anak lelaki itu tidur, Aurora, Zack dan Clara berkumpul di ruang keluarga. Aurora menemukan berlembar-lembar gambar Felix di laci meja belajar.“Bagaimana kamu menemukan ini?” tanya Clara sambil mengangkat kertas-kertas gambar Felix di tangannya.“Aku mau memasukkan perlengkapan gambar Felix ke laci. Di dalam sana ternyata Felix menyimpan gambar-gambar itu.”Felix tidak marah saat Aurora meminta gambar-gambar tersebut. Bahkan anak lelaki itu tersenyum bangga saat Aurora berkata semua gambarnya bagus.Zack mengambil satu lembar yang merupakan tugas presentasi Felix tentang keluarga. Sebuah gambar anak lelaki di dekat makam bertuliskan nama Amber, wanita yang menggendong bayi serta anak lelaki di samping bayi. Juga lelaki dewasa tinggi yang berdiri di samping wanita.Uniknya, foto bayi di sana diberi lingkaran di atas kepalanya. Sedangkan foto wanita diberi sayap seperti malaika
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
26
DMCA.com Protection Status