Semua Bab Mengejar Cinta Puteri Bangsawan: Bab 31 - Bab 33

33 Bab

Bab 31

Udara dingin menggigit tubuh saat senja turun. Padahal lagi kemarau panjang, dan bukan daerah pegunungan.Hutan ini seakan mempunyai siklus berbeda."Hutan ini seakan tiada berbatas," kata Arjuna. "Sejauh mata memandang hanyalah pepohonan yang terlihat.""Perkiraanku hutan ini adalah hutan lindung. Kau sepertinya orang pertama yang menebang pohon pisang."Pemandangan di sekitar danau menggambarkan, pohon itu mati dengan sendirinya dan buahnya habis dimakan binatang."Hutan ini kelihatannya belum terjamah manusia. Ayahku kemungkinan kecil pernah berkunjung ke mari.""Lalu kujang emas membawa kita ke mari untuk apa?"Arjuna bingung mencari jawabannya. Ia meminta untuk ditunjukkan tentang keberadaan ayahnya, dan mereka terdampar di daerah yang sangat asing ini. Barangkali hutan ini petunjuk awal untuk menemukan ayahnya, mereka mesti berusaha sendiri.Usaha pertama adalah keluar dari hutan liar ini."Kujang emas sudah bikin masalah sejak berada di tanganku, kita terdampar di hutan ini a
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-01
Baca selengkapnya

Bab 32

Mereka bangun saat mendengar suara berisik di tepi danau.Tampak harimau dan buaya bertarung antara hidup dan mati.Harimau kabur setelah mendapat banyak luka."Hari sudah siang," kata Arjuna. "Kita tidur lelap sekali."Matahari sudah naik sepenggalahan, udara dingin menyengat tubuh, sehingga mereka enggan untuk bersentuhan dengan air.Areal yang ditinggali mereka merupakan daerah kekuasaan buaya, saat ada binatang lain mencari mangsa, maka buaya berusaha menghalau.Pertarungan itu memperebutkan seekor kijang yang kini menjadi santapan kawanan buaya."Kita turun setelah mereka pergi dari bawah pohon," kata Arjuna. "Mereka secara tidak langsung telah menjaga kita dari binatang buas lain.""Aku syok setiap waktu terjadi pembunuhan," sahut Chitrangada dengan wajah pucat. "Kita cari tempat yang aman.""Tidak ada tempat yang aman di hutan ini. Aku sangat mengandalkan kujang emas untuk keselamatan kita."Kujang emas adalah satu-satunya perlengkapan untuk bertahan hidup. Separuh nyawanya ter
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-02
Baca selengkapnya

Bab 33

Mereka menempuh perjalanan sudah bermil-mil, namun belum menemukan perkampungan.Sejauh mata memandang pemandangan yang terlihat hanyalah pepohonan dan semak belukar.Mereka senang saat menjumpai parit kecil dengan air sangat jernih."Air ini dapat menyambung hidup kita," kata Arjuna. "Dingin sekali...!"Arjuna membasuh muka, kemudian mengisi dua bumbung yang nyaris kosong.Arjuna melempar pandang ke sekitar mencari tempat untuk bermalam.Mereka bisa tidur di dahan besar dan rimbun, cukup nyaman ketimbang di atas batu ceper, ada juga pohon buah."Kita istirahat di sini," ujar Arjuna. "Kita lanjutkan perjalanan besok."Seekor ayam hutan muncul dari rumpun semak. Arjuna berjalan mengendap-endap mendekat, lalu melemparkan kujang emas.Kujang pusaka itu menghunjam tepat di bagian leher sehingga ayah hutan mati seketika.Padahal Arjuna serampangan saja melempar, kemudian kujang emas berputar balik ke arahnya, ia menangkapnya."Kujang ini bisa menjadi senjata berburu," kata Arjuna kagum. "I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-06
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status