Beranda / Urban / Sang Pewaris Konsorsium / Bab 371 - Bab 380

Semua Bab Sang Pewaris Konsorsium: Bab 371 - Bab 380

524 Bab

Bab 371

Asti merasa ini adalah hal paling mengejutkan yang pernah dia dengar seumur hidupnya! Di benaknya, tidak ada satu pun orang yang bisa menghabiskan 7,5 triliun rupiah sekaligus. Namun, Daffa melakukan hal itu. Dia telah mendapatkan kesempatan untuk melayaninya dan meninggalkan kesan yang baik, tapi dia tidak mengambilnya. Terlebih lagi, dia telah membuatnya sangat tersinggung. Itu berarti Asti tidak akan memiliki kesempatan seperti ini lagi. Keputusasaan menggenang matanya.Dia berdiri di hadapan Daffa, membuka mulutnya beberapa kali tapi tidak berhasil bersuara. Pada akhirnya, dia menjatuhkan kepalanya dan menggumam, “Jika aku meminta maaf sekarang, bisakah kita berpura-pura tidak ada yang terjadi?” Dia mengangkat kepalanya, membuat dirinya terlihat semenyedihkan mungkin.Ini adalah kesempatan terakhirnya. Seraya dia memikirkan kemungkinan Daffa memaafkannya, dia memandang bangunan di belakang Daffa. Itu adalah tempat kerjanya sebelumnya dan satu-satunya merek mewah di Kota Almiron y
Baca selengkapnya

Bab 372

Bisikan-bisikan pun perlahan berhenti. Orang-orang berhenti menyuarakan pendapat mereka. Daffa meletakkan tangannya di balik punggung dan menatap Asti yang masih berlutut di hadapannya. Dia tidak mengomentari tindakannya. Alih-alih, dia berkata, “Aku sudah memberimu dan tokomu waktu yang cukup panjang untuk pergi dari sini. Namun, kamu telah melakukan segala hal selain apa yang kuminta darimu.”Dia menghela napas. “Kurasa aku sudah bersikap cukup baik padamu. Sekarang, aku memberimu pemberitahuan penggusuran secara resmi—mulai sekarang, bangunan ini akan menjadi toko baru untuk Isleberg Jewelry. Aku yakin semua orang akan senang berbelanja di sini.”Daffa tersenyum. “Sepertinya kamu masih tidak tahu kalau ini adalah proyek terbaru West Atlantics Int’l yang paling diantisipasi.” Dia menengadahkan kepalanya tinggi-tinggi.“Aku selalu merasa Kota Almiron adalah kota yang sangat menjanjikan secara geografis dan aku percaya toko ini berada di lokasi yang sangat strategis. Pelanggan tetap
Baca selengkapnya

Bab 373

“Namun, kita belum mengenal satu sama lain selama itu. Apakah ada yang salah dengan pria ini?”Raut wajah Hadi tampak rumit. Beberapa detik kemudian, dia berkata, “Iya, ada banyak yang salah darinya. Aku bisa menggunakan semua kata-kata negatif yang kuketahui untuk mendeskripsikannya.”Daffa menaikkan sebelah alisnya, tampak tertarik. “Itu terdengar seperti pujian yang tinggi bagiku. Aku tidak sabar berbicara dengannya sekarang.” Dia tersenyum dan memandang pria itu. Ketika Hadi melihatnya, dia secara tidak sadar berjalan mundur untuk menambah jarak di antara mereka.Daffa merasakannya, tapi dia tidak memalingkan pandangannya dari pria itu saat dia berkata, “Kamu tidak perlu segugup itu dan tidak perlu menjaga jarak denganku. Aku hanya merasa pria ini menarik—dia adalah salah satu dari sedikit orang yang pernah kutemui yang terlihat tidak beruntung secara alami.”Hadi memutar bola matanya tanpa mengatakan apa-apa. Dia mau tidak mau merasa bahwa Daffa lebih mirip ayahnya dari yang d
Baca selengkapnya

Bab 374

Dia tersenyum dengan sopan dan berbalik untuk menghadap Daffa. Kemudian, dia mengusap tangannya dan berkata, “Kamu pasti Daffa. Aku sudah mendengar mengenaimu dan aku tahu kamu adalah orang yang luar biasa. Bahkan, aku sangat menghormatimu karena tidak menyerah akan dirimu sendiri, bahkan dalam situasi yang sulit seperti itu. Aku bahkan memasang potret dirimu di kamar putraku supaya dia bisa tumbuh besar sepertimu!”Bibir Daffa berkedut melihat ekspresi menjilatnya dan memalingkan kepalanya tanpa mengatakan apa-apa. Dia tidak tahu bagaimana harus merespons jilatan Sean yang begitu jelas, jadi dia memilih untuk tidak mengatakan apa pun. Namun, dia tidak menduga Sean masih mencoba untuk memulai obrolan kendati keengganannya yang jelas. Sean berkata, “Aku harus berterima kasih pada bintang keberuntunganku karena telah mengizinkan aku bertemu denganmu hari ini.”Daffa menaikkan sebelah alisnya. “Kenyataan bahwa kamu bisa mengatakannya menunjukkan seburuk apa seleramu.” Dia tidak meninggi
Baca selengkapnya

Bab 375

“Karena aku sejujurnya tidak segila yang kamu pikirkan,” ujar Daffa dengan tenang.Mata Sean bergerak-gerak ke sana kemari. Dia tidak tahu apa yang sebaiknya dia lakukan. Dia biasanya memuaskan keinginannya dengan meminta maaf atau mengamuk kepada orang lain, tapi tampaknya itu tidak berhasil pada Daffa. Dia memucat, menolak untuk menerimanya.Daffa mulai berjalan pergi. Sean ingin membuatnya tinggal, tapi dia tahu dia tidak bisa mengatakan apa-apa. Siapa yang tahu apakah itu akan membuat Daffa makin marah atau tidak? Jadi, dia tidak memiliki pilihan selain mengejar Daffa.Asti berdiri di tempat yang harus dilewati Daffa ketika dia pergi dari sana. Ketika kedua orang itu berjalan melewatinya, Sean melihat Asti dan menamparnya tanpa ragu-ragu, membuatnya terjatuh ke tanah lagi. Sudah ada banyak bekas goresan di wajahnya sedari awal dan bekas itu makin jelas sekarang karena wajahnya membengkak.Dia meletakkan tangannya di wajah dan menatap Sean dengan mata merah, lalu menggeram, “Sea
Baca selengkapnya

Bab 376

“Jika kamu bersikeras ingin membantunya, aku akan meminta bantuan pihak berwajib untuk menjauhkan kamu dariku.” Daffa menaikkan sebelah alisnya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin lagi membuang-buang satu detik pun di sini—kelihatannya sebentar lagi perjamuan akan dimulai.Namun, dia baru berjalan satu langkah ketika dia merasa seseorang menggenggamnya. Dia menduga itu adalah wanita tua itu dan dia menoleh untuk melihat tangannya. Seperti dugaannya, dia benar.Dia perlahan menoleh untuk menatapnya dan berkata, “Aku tidak suka bersentuhan dengan orang lain dan aku hanya bersikap baik hati dengan tidak melemparmu. Sekarang, kamu sudah menggunakan seluruh kebaikanku yang tersisa.” Matanya dingin.Jantung wanita tua itu hancur dan dia melepaskan tangannya sebelum menyadari apa yang sedang dia lakukan. Kemudian, dia melangkah mundur sambil menatapnya dengan berhati-hati. Dia menelan ludah dan berkata, “Apa pun itu, tidak benar bagimu untuk memperlakukan seorang wanita seperti ini,
Baca selengkapnya

Bab 377

“Mohon maaf. Aku benar-benar ingin membiarkanmu menyelesaikan kalimatmu, tapi aku tidak bisa mengizinkannya. Jika kamu berhasil menyebarkan nomor ponselmu, aku akan dihukum berat, jadi aku harus menghentikanmu.” Jantung reporter itu berpacu saat dia merebut kembali mikrofon dari wanita tua itu. Kemudian, dia berbalik dan berlari pergi secepat mungkin.Daffa adalah alasannya datang kemari. Dia sudah pergi sebelum reporter itu bisa mengambil gambarnya dengan jelas. Dia akan berada dalam masalah besar jika atasannya mengetahui hal ini. Berpikir begitu, dia mempercepat larinya.Seraya Daffa berjalan pergi, dia mendengar seseorang berlari mengejarnya. Dia mengerutkan dahinya dan berbalik, mengira itu adalah wanita tua tadi. Namun, dia disapa oleh bayangan wanita muda dengan gaun biru kotak-kotak. Rambutnya yang panjang terurai bergelombang di bahunya dan matanya bersinar terang.Daffa menyipitkan matanya melihat gaun yang wanita itu kenakan—itu adalah gaun bergaya ketimuran tradisional t
Baca selengkapnya

Bab 378

“Sebelumnya, kita sudah pernah mewawancarai banyak orang kaya. Daffa terbilang relatif baik dan mudah untuk diajak bicara dibandingkan beberapa orang lainnya yang pernah kita temui. Jika kita meminta maaf padanya dan mencoba berbicara padanya lagi, kurasa kita bisa melakukan wawancara ini.”Mata reporter itu menjadi lebih merah dan dia menolehkan kepalanya untuk memelototi kamerawan itu. “Bisa-bisanya kamu mengatakan sesuatu seperti itu? Aku tidak melakukan kesalahan apa-apa, jadi kenapa aku harus meminta maaf padanya untuk membuatnya senang? Apakah kamu menyuruhku melupakan harga diriku supaya aku bisa menyelesaikan pekerjaanku? Apakah ada yang salah dengan otakmu? Aku tidak melakukan kesalahan apa-apa!”Kamerawan itu tidak menduga dia akan semarah itu. Tatapannya begitu liar sampai kamerawan itu tidak bisa berpikir mengenai apakah wanita itu benar atau tidak. Pria itu melangkah mundur, tapi dia sedikit terlalu lambat.Ketika reporter itu menyelesaikan ocehannya, dia langsung menga
Baca selengkapnya

Bab 379

Daffa memasang raut wajah menghina. “Pertama-tama, siapa pun yang kupilih untuk kuperlakukan dengan baik tidak ada hubungannya denganmu dan kamu tidak berhak mempertanyakan aku. Kedua, kamu sangat bodoh.”Daffa kembali berbalik pada kamerawan.“Beri tahu aku jika kamu membutuhkan bantuan untuk apa pun. Misalnya, jika kamu ingin meninggalkan stasiun TV ini dan mencari pekerjaan baru.”Kamerawan itu menegang dan melongo padanya. Dia tidak dapat menyembunyikan kekejutan di matanya. “Tuan Halim, apakah Anda serius? Saya 100 persen bersedia meninggalkan pekerjaan saya dan bekerja untuk Anda! Ketika saya lulus, harapan terbesar saya adalah mendapatkan pekerjaan di salah satu perusahaan di bawah Konsorsium Halim. Sayangnya, saya tidak memiliki keterampilan maupun kemampuan yang dibutuhkan untuk itu.” Suaranya gemetar ketika mengatakannya.Daffa tersenyum dan menepuk pundaknya. “Tidak perlu gelisah seperti itu. Kita akan memiliki banyak kesempatan untuk bertemu satu sama lain mulai sekaran
Baca selengkapnya

Bab 380

Kamerawan itu membeku dan melongo pada Daffa, tidak menduga hal itu sama sekali. Dia begitu terkejut sampai dia bahkan tidak terpikirkan untuk berlari mengejar Daffa. Ketika dia mendengar Daffa menyalakan mobilnya, dia kembali tersadar dan berlari ke arah mobilnya. “Tidak, saya tidak perlu memikirkannya. Saya akan melakukannya! Saya akan pergi ke West Atlantics Int’l!”Daffa kehabisan kata-kata. Dia tidak menyangka dia pernah berpikir bahwa kamerawan itu mengingatkannya akan dirinya sendiri. Jika dia bukan ahli bela diri terbangkit, tidak mungkin dia bisa mendengar teriakan orang itu.Di saat yang sama, dia juga mendengar langkah kaki sang reporter. Daffa ragu-ragu selama beberapa saat dan memutuskan untuk tidak pergi dulu.Mengejutkan bagi semua orang, kamerawan itu disusul oleh sang reporter. Wanita itu berlari ke arah mobil, memukul tangannya pada kap mobil, dan memelototi Daffa.“Daffa Halim, kamu keterlaluan! Aku tidak mengerti kenapa kamu bersikap seperti ini, jadi aku tidak
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3637383940
...
53
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status