Home / Urban / Sang Pewaris Konsorsium / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Sang Pewaris Konsorsium: Chapter 131 - Chapter 140

520 Chapters

Bab 131

Barang yang dilelang adalah buku kulit cokelat dan tampaknya biasa-biasa saja, tapi darah Daffa terus mendidih melihat buku itu. Dia bisa merasakan koneksi dari dalam dengan buku itu dan dia hampir tidak bisa menahan dirinya untuk berlari ke atas panggung dan mengambil buku itu.Jihan menyadari perhatian penuh Daffa ke buku itu, tapi tidak bisa memahami kenapa Daffa begitu tertarik pada buku itu. Lagi pula, buku itu terlihat sangat biasa-biasa saja dan dia tidak bisa menemukan hal spesial dari buku itu. Ketika dia baru hendak menanyakan Daffa mengenai buku itu, suara pembawa acara menggema di aula pelelangan.“Selanjutnya, ada ‘Jurnal Madra’ yang akan dilelang. Seperti yang kita ketahui, Madra adalah kaisar pertama dan paling sukses. Buku kulit ini berisi jurnal Madra, eksploitasinya, dan wawasan dari masa pemerintahannya.”Ketika pembawa acara itu menyelesaikan penjelasannya, sebagian besar orang yang hadir membelalakkan mata mereka.Buku ‘Jurnal Madra’ itu adalah buku yang memili
Read more

Bab 132

Selama sisa hari-hari setelah pindah ke vilanya, dia melatih rutinitas paginya tanpa melewatkan satu hari pun. Dia memastikan untuk bersikap disiplin dalam aspek itu.Setelah rutinitas paginya setiap hari, dia lalu akan membaca laporan dan dokumen yang dikirimkan lewat faksimile oleh Zaki dan Erin. Dokumen-dokumen ini berisi proyek dan perkembangan yang telah dibuat oleh West Atlantics Int’l.West Atlantics Int’l telah berkembang pesat setelah dia menghancurkan Korporasi Sandya dan mereka sekarang diakui sebagai bagian dari 20 perusahaan teratas di kota.Kota itu adalah daerah yang sangat kompetitif karena memiliki sumber daya yang melimpah, jadi hampir tidak ada kesempatan bagi perusahaan baru seperti West Atlantics Int’l untuk tumbuh seperti itu, tapi tidak seperti dugaan semua orang, West Atlantics Int’k berkembang menjadi bagian dari 20 perusahaan teratas dalam kurang dari tiga bulan!Daffa mendirikan West Atlantics Int’l kurang dari dua bulan yang lalu, tapi dia sudah memimpin
Read more

Bab 133

Perjalanan menuju kampusnya lancar dan tanpa kendala, sehingga dia hanya membutuhkan 30 menit untuk tiba di universitasnya dari vilanya.Karena itu adalah hari pertama dari semester baru dan kelas pertama, suasananya sangat heboh. Mahasiswi-mahasiswi baru yang cantik berjalan-jalan di sekitar kampus dengan tatapan terkagum. Karena Universitas Praharsa adalah salah satu universitas terbaik di negara, gedung dan infrastrukturnya sangat luar biasa. Tidak heran jika para mahasiswa baru yang baru pertama kali melihatnya akan terpesona.Tentunya, para hiu tahun kedua dan ketiga tidak membiarkan para mahasiswi baru yang seperti kumpulan ikan di sungai menunggu untuk dipancing oleh para nelayan akan pergi dengan bebas.“Hai, cantik. Gedung ini adalah kebanggaan dari Departemen Teknik. Aku bisa membawamu berkeliling jika kamu mau, jadi kamu tidak akan tersesat,” kata mahasiswa tahun kedua dari Departemen Teknik kepada mahasiswi baru yang cantik.Mahasiswi baru itu menoleh ke mahasiswa yang
Read more

Bab 134

[Kafe Anton]Interior kafe itu sunyi dan tenteram. Tempatnya agak kosong, karena tidak banyak orang yang suka berkencan di kafe, tapi banyak orang terlihat di berbagai meja sambil tertawa dan berdiskusi dengan suara pelan dalam sekali pandang.Daffa sendirian di mejanya dan secangkir kopi hitam menemaninya di atas meja. Karena Daffa sangat memesona, baik laki-laki maupun perempuan terus mencuri pandang padanya, yang laki-laki iri dan cemburu, sementara yang perempuan jatuh cinta. Beberapa wanita pemberani bahkan memotretnya secara diam-diam.Daffa tentu saja memperhatikan tatapan yang dia dapatkan, tapi dia tidak memedulikannya. Dibandingkan dengan situasi yang terjadi dengan para mahasiswi baru ketika dia tiba dengan Bugatti sebelumnya, situasi saat ini tidak sebanding sama sekali.Dia menyesap lagi cangkir kopi hitamnya dan menghela nafas. Dia melirik jam tangan berkelas yang diikatkan di pergelangan tangannya dan kerutan muncul di wajahnya. Dia telah menunggu dengan sabar di kaf
Read more

Bab 135

Kali ini, teleponnya berdering cukup lama, tapi tidak ada jawaban. Ketika Daffa mengira orang tersebut tidak akan mengangkat panggilan teleponnya, barulah telepon itu tersambung."Halo. Aku ingin tim teknis...” Daffa baru mulai berbicara, tapi dia disela dengan kasar sebelum dia bisa menyelesaikan kalimatnya."Siapa ini?" jawab seorang pria dengan malas. Dia terdengar seperti sedang tidur siang dan baru saja dibangunkan oleh telepon ituDaffa mengerutkan kening mendengar jawaban dan nada malas pria itu, tapi tetap menjawabnya.“Ini Daffa Halim,” jawab Daffa dengan datar."Daffa Halim?" tanya pria itu dengan nada mengejek sebelum tertawa.“Kalau kamu Daffa Halim, maka aku adalah Wistara Mahatma!” kata pria itu dengan nada mengejek.Wistara Mahatma adalah pendiri dan kepala Grup Finansial Mahatma, jadi jelas sekali bahwa peneleponnya tidak percaya bahwa dia benar-benar Daffa Halim, kepala Konsorsium Halim yang terkenal."Kukira ini telepon penting!" gerutu pria itu dengan marah d
Read more

Bab 136

Alya terbangun di sedan hitam dengan empat pria kekar yang menculiknya.Dia terjepit di antara mereka di kursi belakang sedan itu dan seraya sedan itu melaju dengan kecepatan tinggi, dia sangat terguncang ketika si pengemudi melaju lurus melewati beberapa lubang di jalan. Lubang jalanan itu membuatnya tidak seimbang dan dia menjadi mendekat dengan dua penculik kekar di sampingnya.Dia sangat ketakutan pada pria-pria kekar itu, jadi dia tidak berani untuk menyuarakan ketidaknyamanannya saat itu.Alya tetap terdiam seperti sebuah danau yang tenang seraya sedan itu melaju. Entah sudah berapa lama sedan itu melaju, tapi ketika bokongnya mulai pegal, sedan itu akhirnya berhenti.Empat pria kekar itu turun dari sedan hitam dengan tergesa-gesa dan menarik Alya dengan kasar keluar dari mobil itu.Alya berteriak ketakutan, tapi sebelum dia bisa terus berteriak, suara yang renyah terdengar dan sensasi yang panas menyebar di pipinya.Salah satu dari penculik kekar itu telah menamparnya.“D
Read more

Bab 137

Michael dan Alya tampak terkejut. Mereka sangat kaget melihat Daffa berjalan melalui pintu yang sudah hancur.Kemunculan Daffa yang tiba-tiba membuat Alya yang baru saja hendak menyetujui permintaan Michael merasa lega dan senang.Dia bangkit dari lututnya dan mengempaskan dirinya ke pelukan Daffa. Tindakan itu mau tidak mau melembutkan ekspresi dingin yang tadinya terpampang di wajah Daffa.Ketika Alya tenggelam dalam pelukannya, semua rasa takut yang dia rasakan sejak penculikannya hingga saat ini langsung meleleh dan dia menangis dengan lantang. Dia tidak pernah merasa seaman ini seumur hidupnya dan berbagai macam emosi mengambil alih dirinya.Ekspresi yang gelap muncul di wajah Michael seraya dia menyaksikan Alya mengempaskan dirinya ke Daffa. Dia merasa sangat murka saat itu.“Bagaimana kamu bisa menemukan kami?” teriak Michael dengan marah. Dia telah menghabiskan banyak uang untuk membangun kabin ini di tengah-tengah hutan supaya dia tidak akan bisa ditemukan dengan mudah ol
Read more

Bab 138

Di luar kabin, lebih dari enam helikopter polisi menyalakan lampu mereka yang terang ke kabin dan lebih dari 16 mobil polisi mengepung kabin itu.Semua petugas polisi turun dari mobil dengan bersenjata penuh dan melatihnya ke kabin dan siap untuk menembak kapan pun mereka mendapatkan perintahnya.“Ini polisi! Angkat tangan kalian dan keluar dari kabin. Kalau tidak, kami harus menggunakan kekerasan,” ujar petugas polisi yang tampaknya adalah penanggung jawab dari operasi penyelamatan itu dengan lantang.Michael, yang tetap tenang selama Daffa bertarung dengan para penculik tidak bisa tetap tenang lagi ketika dihadapi oleh barisan petugas polisi itu.“Apa yang mereka lakukan di sini?” teriak Michael dengan lantang, wajahnya memucat ketakutan. Kemunculan para polisi membuatnya luar biasa panik.Sebagai kepala dari Konglomerat Irawan saat ini, dia tidak bisa terlibat dalam masalah kontroversial atau kerja kerasnya dan para leluhurnya untuk mengembangkan Konglomerat Irawan akan sia-sia
Read more

Bab 139

Keringat dingin muncul di wajah Daffa dengan sebuah pistol yang teracungkan ke arahnya di tangan Michael. Pengaman pistolnya terlepas dan ketika Michael menarik pelatuknya, sebuah peluru akan menusuk jantungnya.Daffa benar-benar merasa takut ketika dihadapi pistol yang mengarah ke jantungnya. Dia bukanlah orang bodoh, jadi dia tahu bahwa dengan jumlah latihan yang telah dia lakukan, dia tidak mungkin bisa menghindari sebuah peluru. Saat Michael menembaknya, Daffa tidak akan selamat.Mata Alya membelalak terkejut dan ketakutan ketika dia melihat pistol di tangan Michael dan jantungnya berdegup kencang. Jemarinya langsung terasa dingin dan dia tidak pernah merasa setakut itu seumur hidupnya.“Tunggu!” teriak Daffa dengan lantang ketika Michael hendak menarik pelatuknya.Michael berhenti dan menatap Daffa dengan tatapan jahat, sementara para petugas polisi di luar bergerak mendekat ke kabin ketika mereka melihat senjata di tangan Michael.“Apakah kamu punya kata-kata terakhir?” tany
Read more

Bab 140

“Apa maksudnya kalian kehilangan jejaknya?!” teriak ketua petugas polisi yang bertanggung jawab melalui protofon.Petugas polisi yang memegang protofon itu meringis terhadap nada atasannya yang kasar. Dia tahu bahwa dia akan diomeli ketika dia kembali dari pencariannya.“Seperti yang saya katakan, Ketua. Jejaknya menghilang. Kami tidak bisa menemukannya sama sekali. Rasanya seolah dia tiba-tiba menghilang dari hutan,” jawab petugas polisi dengan getir.“Kamu ingin aku memercayai itu?” teriak ketua polisi dengan marah.“Ketua...”“Sudahlah. Aku seharusnya tidak memercayakan hal sepenting ini kepada kalian. Kembalilah sekarang dan jangan membuatku menunggu lama!” teriak ketua polisi dengan murka dan mengakhiri pembicaraan itu.Petugas polisi itu menghela nafas dan mengacungkan tangannya pada petugas polisi lainnya sebelum berteriak.“Hentikan pencariannya dan berkemaslah! Kita kembali sekarang!”Para petugas polisi menuruti perintahnya dan mulai berkemas. Dalam kurang dari satu m
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
52
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status