Home / Pernikahan / Pengorbanan Makmum Kedua / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pengorbanan Makmum Kedua: Chapter 31 - Chapter 40

51 Chapters

Bab 31

Tok Tok Alya dengan berat hati mengetuk pintu apartemen itu, dia menunggu sampai yang punya datang membukakan pintu. "Alya," panggil Naya yang saat ini membukakan pintu. "Naya," gumam Alya yang langsung memeluk Naya. "Maaf ya, aku baru datang." "Tidak masalah, ayo masuk." ujar Naya. Alya masuk dia pura-pura tidak tau kalau Ilyas datang ke sana, saat masuk kedalam Ilyas menatap pada Alya. "Mas, kamu ada di sini?" tanya Alya sambil memeluk Ilyas. "Sayang, kamu datang? Bagaimana dengan pemeriksaannya?" tanya Ilyas. "Semuanya berjalan dengan lancar," jawab Alya, "Oh ya. Naya, aku bawakan kamu makanan." Naya mendekat, dia langsung membuka makanan apa yang baru saja di bawakan oleh temannya itu. "Alya, terima kasih." ucap Naya berbinar karena melihat makanan yang baru saja di bawakan oleh Alya. Isi makanan itu hanyalah kue cubit, tapi karena mereka tinggal di kota. Mereka jarang melihat pedagang kue cubit, ini adalah makanan kesukaan Naya sejak dahulu. Tak di sangka Naya sa
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Bab 32

Brugh Alya terjatuh ke lantai, sebenarnya tak ada yang luka atau pun yang sakit. Tetapi, Alya tak mungkin melewatkan kesempatan berharga ini. "Awss...." Alya meringis kesakitan, " Pak, penjarakan saja penjahat seperti dia!" Alya berucap sambil menunjuk pada Zidan. Zidan saat ini sudah di tahan oleh kedua polisi yang ada di sana, kalau saja Zidan tidak di pegang oleh kedua polisi itu. Mungkin Alya sudah babak belur di tangan Zidan. "Bawa dia ke sel." ujar polisi yang lain. Alya tersenyum tipis meledek Zidan yang memang sangat tempramental, mungkin Naya meminta cerai karena Zidan yang sangat tempramental. Sedangkan di sisi lain, saat ini Raka melihat kejadian Alya dan Zidan itu, untuk saat ini Raka tak bisa mengumpulkan sesuatu dari kejadian ini. Raka malah heran, dari mana Zidan kenal sama Alya? Apa mungkin Zidan mengada-ngada? Tapi kenapa Zidan marah saat Alya tak mau membantunya? Semuanya masih menjadi teka teki bagi Raka, karena yang paling penting saat ini Zidan sudah ber
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Bab 33

Flash back onn Rani pulang ke apartemen dengan mengendap endap, saat di lantai bawah dia tidak melihat parkiran jadi dia tidak tau kalau ada Ilyas di dalam apartemen kakaknya itu. Rani masuk kedalam apartemen Naya, dia melihat ada kakaknya di sana. "Rani!" Ilyas menatap pada Rani dengan tatapan tajam. Ilyas melihat pakaian Rani dari atas sampai bawah, Ilyas bertanya tanya dalam hatinya. "Kenapa adiknya jadi seperti ini? Pekerjaan apa yang tengah Rani tekuni ini?" Rani terkejut melihat Ilyas yang sudah marah padanya itu, "Kak, tolong maafkan aku." ucap Rani dengan nada gemetar. "Pakaian apa yang kamu pakai ini, Rani? Kau bekerja di cafe?" tanya Ilyas dengan nada membentak. Rani hanya bisa menundukkan kepalanya, dia kehilangan pakaiannya dan hanya ada seragam cafe itu saja. Setiap harinya, Rani pergi dengan memakai pakaian panjang dan tertutup walaupun tidak memakai kerudung. Tapi sekarang, pakaian dia itu hilang di cafe. Jadi, mau tidak mau Rani pulang dengan memakai seraga
last updateLast Updated : 2024-07-01
Read more

Bab 34

"Naya!" Naya menatap pada wanita yang baru saja memanggilnya, Naya menatap dengan mata memicing. "Ah, Nona Mutia." ujar Naya yang baru ingat pada wanita cantik yang dia temui di acara anniversary pernikahan Mutia dan Jaya. "Kamu sedang apa di sini?" tanya Mutia yang mudah sekali berbaur dengan orang baru. "Nyonya Mutia, selamat sore." ucap Raka yang ada di sana juga. "Kamu Raka kan? Karyawan Mas Jaya?" tanya Mutia. "Ya Nyonya." Mutia tersenyum dia menatap pada Naya yang sedang belanja kebutuhan. "Kamu sama Raka ke sini?" tanya Mutia. Naya menatap pada Raka yang sejak tadi ada di sampingnya. "Tidak Nona, kebetulan aku sama Mas Raka ini satu apartemen." ucap Naya. "Apartemen? Kamu tinggal di apartemen itu? Tapi siapa yang bekerja di perusahaan?" tanya Mutia. Naya akan menjelaskan tapi Mutia menolak, dia ingin bicara di tempat lain. Mau tidak mau Naya harus segera menyelesaikan belanjanya dan membayar semua belanjaannya. "Nay, kamu bisa pergi sama Nyonya Mutia
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Bab 35

3 bulan kemudian Saat ini usia kandungan Naya sudah menginjak 5 bulan, Naya selalu merasa tidak enak badan. Bahkan, Naya juga sampai tidak nyenyak tidur. Sejak saat itu Naya tidak pernah keluar dari apartemennya. Alya melarang Naya untuk keluar, sekarang di apartemen itu juga sudah ada asisten yang membantu Naya mengerjakan pekerjaan rumah. "Mas, bolehkah aku jalan jalan?" tanya Naya pada Ilyas yang saat ini ada di apartemennya. Ilyas menganggukkan kepalanya. "Memangnya siapa yang melarang kamu?" tanya Ilyas. "Alya, dia khawatir kalau terjadi sesuatu padaku." ucap Naya. "Kamu boleh jalan-jalan, tapi jangan jauh-jauh." sahut Ilyas. Naya hanya menganggukkan kepalanya. Naya keluar dari apartemennya itu, dia menatap ke arah luar apartemennya yang sangat indah dan bersih. "Sejuknya suasana luar, tapi aku terkurung didalam bagaikan burung dalam sangkar. Entahlah, aku rasa kekhawatiran ini terlalu berlebihan jadi aku merasa terkekang." gumam Naya. Naya berjalan ke ara
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 36

Brughh Alya mendorong Rani hingga membuat Rani terjatuh ke lantai, Rani meringis kesakitan karena dia terjatuh cukup keras. "Alya, kamu kenapa kasar begitu?" tanya Naya yang langsung membantu Rani untuk berdiri. "Nay, aku hanya minta kamu, stop! Dekati Mutia, apa itu susah?" tanya Alya dengan kesal. "Kenapa, Al. Apa yang di katakan Nona Mutia itu benar?" tanya Naya menatap bertanya tanya pada Alya. Alya terkejut mendengar ucapan Naya. "Apa yang sudah Mutia katakan pada Naya?" Alya membatin. "Apa benar kamu dulunya selingkuhan pak Jaya?" tanya Naya. "Diam Naya!" sentak Alya, suaranya bahkan menggelegar di ruangan itu. "Apa itu benar, Al? Ternyata teman aku yang selama ini aku anggap baik. Ini sifat aslinya?" tanya Naya yang sudah meneteskan air matanya karena masih tak percaya pada Alya. Terlihat Naya saat ini sudah sangat kecewa, matanya seolah enggan menatap pada Alya. "Kamu percaya pada Mutia?" tanya Alya sambil menunjuk ke sembarang arah. Naya menganggukan kepalanya. "
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 37

"Ada apa ini?" tanya Raka. Rani menatap sinis pada Raka. "Ada apa, apanya?" tanya Rani dengan nada kurang suka bicara pada Raka. "Tidak aneh saja, kenapa Naya berani memarahi kamu, padahal kan kamu itu majikannya." ujar Raka. Rani menatap pada Naya yang saat ini hanya diam saja. "Aku sama Kak Naya itu adalah teman, bukan majikan dan pembantu!" Rani kesal. "Oh maafkan aku." "Jika kakak tidak ada keperluan, silahkan pulang saja." tanpa basa-basi Rani langsung pergi dari sana meninggalkan Naya dan Raka. Hanya hening yang Naya dan Raka rasakan, Naya cukup tersinggung dengan ucapan Raka barusan. Tapi mau bagaimana lagi? Ilyas sendiri yang memberikan gelar itu untuk Naya. Raka merasa kalau dia baru saja bicara yang kurang sopan pada Naya, "Nay, maafkan aku." ujar Raka. "Kamu tidak salah, lagian aku juga adalah pembantu kan? Aku sudah anggap Rani sebagai adik aku sendiri, jadi aku repleks marah padanya kalau dia kasar pada orang lain." ungkap Naya dengan wajah menun
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

Bab 38

"Tunggu!" Alya menatap pada orang yang baru saja berteriak itu, Alya mengerutkan keningnya saat melihat ada Jaya di sana.Alya menatap ke belakang dia, ternyata tak ada orang lain selain dirinya di sana.Bibir Alya tersenyum tipis karena melihat siapa yang baru saja meneriakinya."Alya!" ucapnya lagi sambil mendekat pada Alya dan Zoya.Jaya membawa sebuah mobil besar yang tadi di tunjuk Zoya."Ini anak kamu? Apa ini anak aku juga?" tanya Jaya.Alya mengernyitkan keningnya, dia berpikir sejenak karena bingung pada apa yang di katakan Jaya.Tetapi, dengan cepat Alya menganggukan kepalanya."Anakku, perempuan?" tanya Jaya yang seolah syok karena melihat Zoya.Jaya memang sudah punya anak dari Mutia, tapi kedua anaknya adalah laki-laki.Jaya sangat menginginkan anak laki-laki dari Mutia.Tetapi, tidak mungkin Jaya meminta anak lagi karena jarak anaknya hanya beberapa tahun saja.Anak pertama Jaya berusia 3 tahun dan yang satunya masih satu tahun."Berapa tahun?" tanya Jaya."Tiga tahun."
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

Bab 39

Prakk"Argh, berani sekali dia!" geram Mutia yang baru saja melihat Jaya bertemu dengan Alya dan terlihat Jaya memeluk seorang anak perempuan.Mutia menatap pada kedua anak buahnya yang ada di sana juga."Cari tau anak ini!" perintah dari Mutia yang selalu di patuhi oleh anak buahnya.Mutia menatap pada kedua anaknya yang sejak dahulu sampai sekarang, selalu mendapatkan kasih sayang dari Jaya.Dan Mutia tidak mau kalau dia harus melihat anak-anaknya bersaing dengan orang lain untuk mendapatkan kasih sayang dari Papahnya.Mutia tau kalau Naya punya anak, tapi Mutia tidak tau kalau itu adalah anak Naya.Mutia bersumpah kalau itu anak Alya, dia tak akan segan-segan membuat perhitungan pada Alya.Mutia menatap pada Putranya yang baru saja datang ke sana."Hai sayang, ada apa?" tanya Mutia pada putra pertamanya itu."Mom, dimana Dady?" tanya Rivan dengan nada cadelnya."Van, Dady kan kerja." jawab Mutia dengan senyuman manis.Rivan yang masih berusia 3 tahunan itu langsung cemberut, Mutia
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

Bab 40

"Anak siapa itu?" tanya Mutia. "Dari yang kami lihat, Nona. Anak ini bernama Zoya dia adalah anak dari sahabat Alya, katanya anak ini sudah di anggap sebagai anak oleh Alya dan suaminya." ucap anak buah Mutia. "Kau yakin?" tanya Mutia. "Berita ini saya dengar langsung dari Yeti, tak mungkin dia berani membohongi kita." "Bagus." ucap Mutia. Mutia berasa sangat lega karena ternyata anak itu adalah anak Naya yang sudah pasti tidak ada sangkut pautnya dengan Jaya. "Hampir saja aku mencelakai anak teman aku sendiri." gumam Mutia. Mutia mengambil tasnya, dia langsung melaju ke arah apartemen Naya, tak lupa Mutia juga membawa beberapa makanan untuk Naya. Mutia tak ada niat untuk mencelakai Naya, dia justru ingin membantu Naya agar tidak bisa di celakai oleh Alya. Mutia tau sekali bagaimana Alya, dan akan sangat bodoh jika menganggap Alya sepele. Mutia menatap pada Ilyas yang terlihat baru saja turun dari apartemen itu. "Ternyata Ilyas sering datang kemari juga? Naya memang pantas
last updateLast Updated : 2024-07-09
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status