Semua Bab JIKA CINTA INI SALAH: Bab 51 - Bab 60

167 Bab

Bab 51. Melihatmu membuatku gila.

“Rend, belum jam 12 kamu kok sudah pulang?” tanya Bimantara yang sudah bersiap berangkat.“Jam duabelasnya sebentar lagi, Pa.” Rendra bergegas masuk.“Ghak sabar bener kamu, Dik. Sudah mau pulang terus," canda Resti yang senyum-senyum melihat adiknya.Rendra hanya melewati semua candaan dengan tergesa mencari Gayatri. Yang pertama ditujunya adalah kamar. Namun ternyata Gayatri tak ada di kamar.“Dia lagi di dapur," ucap Artika melihat kebingungan Rendra.Rendra segera ke dapur, dilihatnya dia membantu Tanti membereskan meja makan.“Mbak, sini,” panggil Rendra.Artika mengegeleng-gelengkan kepalanya. “Kapan mesranya kalau panggilnya aja, Mbak.”“Kebiasaan mas Rendra panggil mbak Gayatri begitu.” Tanti menyahut.“Rend!”“Iya, Ma.”“Bisa ghak panggil menantu mama dengan pangilan sayang begitu. Panggil kok 'Mbak.”“Iya, Ma.” jawab Rendra. “Say, sini!” canda Rendra.Gayatri hanya melotot. “Tuh, Ma,… di panggil Sayang malah melotot.”“Hah,.. Mama pulang aja deh, Rend, pusing lihat tingkah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-16
Baca selengkapnya

Bab 52. Aku masih perjaka, Mbak.

“Mas!” Gayatri memejamkan matanya. Menikmati sentuhan Rendra di bibirnya. Hatinya seketika runtuh dengan kehangatan yang mengalir.“Pakai celana, biar ghak kelihatan betisnya!” ucap Rendra lalu keluar. Gayatri tersekad. Sialan! Aku jadi wudhu lagi karenamu, Mas!Gayatri yang wudlu kembali, tersenyum sendiri. Dia telah membayangkan yang bukan-bukan saat Rendra meraih pinggangnya dan memeluknya. Terlebih saat menciumnya. Digelengkannya kepalanya untuk mengusir kebodohannya.Sementara Rendra yang baru kali ini mencium seorang wanita, merasakan debaran yang tidak dapat dibendungnya. Hasrat yang tadi sudah dipudarnya kini datang kembali. Hinggah dia memutuskan pergi keluar, termangu di balkomnya. Betapapun cintanya dia ke Gayatri, dia tak ingin memaksa Gayatri untuk melakukan tugasnya sebagai seorang istri. Biarlah waktu yang akan memberinya jawaban. Dia sudah cukup gembira dengan impiannya memiliki Gayatri secara sah terwujud. Siang hari.Rendra siang-siang datang bersama dengan Tirta.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-16
Baca selengkapnya

Bab 53. Jangan pergi!

Diurainya rambutnya yang berombak menggapai punggung. Semerbak baunya membuat Rendra terkesima. Dia makin terpana dengan kecantikan wanita yang kini di hadapannya dengan rambut yang tergerai. Bibirnya tak dapat lagi menahan hasrat untuk tak menciumnya. Dan menikmatinya dalam kehangatan malam yang dingin. Lamat, Rendra mengucapkan do'a yang telah dia hafal sejak hari pernikahannya dengan Gayatri dipastikan..“Aku mencintaimu."“Aku juga, Mas." *****Gayatri tertidur cukup lama. Mungkin karena berhari-hari dia tak dapat tidur dengan nyenyak sejak anaknya pergi. Atau mungkin juga karena setelah kebersamaannya dengan Rendra. Rendra tak sedikitpun melepas pelukannya. Dikecupnya kening wanita yang beberapa saat lalu telah memberinya kenikmatan surgawi itu. Dan dia kembali tertidur.Gayatri mengerjap. Dia baru ingat kalau dia belum sholat Isya' saat datang ke kamarnya dan berbicara dengan Rendra. Dia segera bangun dengan menyeret selimut yang menutup tubuhnya. Entah di mana kini
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-17
Baca selengkapnya

Bab 54. Bahagianya mencintaimu.

“Mbak, kamu ghak apa-apa, Mbak?” tanya seorang pengendara yang lewat.Gayatri meringis. Kakinya terasa perih. Dilihatnya kakinya lecet. Lelaki itu kemudian membantu sepeda Gayatri yang ban depannya masuk ke got. Ditariknya kuat hinggah sepeda itu normal kembali di jalan.“Terimakasih, Mas,” ucap Gayatri.“Sama-sama, Mbak,” katanya namun masih menunggui Gayatri. “Mbak, bener ghak kenapa- kenapa?” tanyanya lagi.Gayatri mendongak. “Bener, Mas.” Lalu kembali naik motornya saat melihat lelaki itu masih menunggunya. Gayatri malah takut dengan perhatiannya yang berlebih.Gayatri melajukan motornya hinggah sampai di gedung SMPN dimana anak-anaknya menimba ilmu. Gedung megah dengan lantai dua kini telah di hadapannya. Saat masuk, orang sudah disuguhkan dengan aneka bunga yang ditanam di depan tiap kelas, termasuk di depan ruang kepala sekolah. “Assalamualaikum, Pak!” Gayatri mengucapkan salam setelah menghadap ke kepala sekolah.“Waalaikumussalam. Silahkan duduk, Bu,” Pak Kepala Sekolah m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-17
Baca selengkapnya

Bab 55. Akan kubahagiakan engkau.

"Resepsi kita dipastikan."Gayatri menjadi lemas, " Kalau itu aku sudah tau, Mas. Tadi Mama menelpon.""Sepertinya kamu ghak suka." "Bukannya ghak suka, Mas. Aku malah sedih."Rendra meraih tangan Gayatri. Lalu mendudukkkan Gayatri di pangkuannnya. "Maksudnya?""Aku malu, Mas," ucapnya, "ghak salah Prayogi yang tidak membawa anak-anaknya di pernikahan mereka. Mungkin mereka juga malu menikah dengan diketahui punya anak sebesar itu." Gayatri beranjak turun, namun Rendra malah merengkuhnya dan menghujaninya dengan ciuman."Emang kamu ghak malu apa, resepsi di gedung dengan janda. Anaknya sudah besar-besar pula."Rendra terkekeh. "Kenapa juga pusingkan pendapat orang. Yang penting aku mendapatkan kamu. Dan mereka adalah bagian dari kebahagiaanku. Mereka akan mengiringi kita dengan menggandeng kita ke pelaminan," hayal Rendra tentang resepsinya."Bagaimana dengan teman-temanmu?"Rendra mencium kembali Gayatri. "Sayang,... buang pikiran tentang pendapat orang apa. Yang penting keluarga k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-18
Baca selengkapnya

Bab 56. Hantu disiang hari.

"Di sini aja ya?" Gayatri menunjuk stan makanan."Ya,.. padahal yang tadi kelihatannya yang enak, Bund. Itu makanan kesukaan Galing," sesal Galing."Yang penting kita makan, Ling," sahut Galuh."Di sini tahu campurnya yang enak." Rendra menata kursi untuk Gayatri."Wah, kalau itu sih aku juga suka, Kak." Wajah Galing berbinar. Dia memang penikmat makanan."Kalau aku sih sembarang, Kak. Yang penting makan. Makanan apapun itu," sahut Galuh."Memang kamu kalau makan ghak terlalu bingung, Luh. Paling juga sedikit. Kamu kan emang ghak penikmat kuliner, beda dengan Galing." Gayatri sudah menempati tempat duduk yang tadi disiapin Rendra."Kamu mau juga tahu campur, Say?"Gayatri mengangguk. Rendra memanggil pelayan dan memesan menu. Lalu menatap Gayatri lekad, "Bilang sama aku, kamu tadi kenapa?" Gayatri gelagapan. Wajahnya nampak tegang."Melihat hantu?" gurau Rendra."Siang begini mana ada hantu, Bund. Yang ada kuntilanak,"kelakar Galing."Yeah, nih tambah kuntilanak. Ghak serem, siang-s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-19
Baca selengkapnya

Bab 57. Kesunyian ini.

Namun saat wanita berjilbab itu berbalik. Prayogi menelan kekecewaannya."Kok tumben datang ke sini, Mas? Bukannya di sana lebih enak?" tanya wanita itu, yang tak lain adalah Bu Rangga, tetangga sebelahnya.Prayogi hanya memandang sekilas ke arah wanita yang postur tubuhnya mirip dengan Gayatri itu. Dia dapat merasakan wanita itu telah menyindirnya." Sekarang saja kamu naik mobil terus," tambah Bu Rangga lagi. "sudah enak jadi orang kaya dadakan."Prayogi tersenyum datar. Kata-kata itu amat menyakitinya. Tapi memang tak salah jika wanita itu menilainya seperti itu. Prayogi kini memang merasakan enaknya menjadi orang kaya. Mau makan apa, mau jalan-jalan ke mana, melihat seisi dunia pun, kini dia bisa menikmatinya. Tidak hanya bergulat dengan debu jalanan seperti yang selama ini dia alami. Terlebih jika mau makan, dia harus mengintip isi dompetnya terlebih dahulu."Saya ghak tega melihat bunga mbak Gayatri layu, makanya saya menyiramnya. Kalau yang di belakang rumah, saya ghak mungkin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-19
Baca selengkapnya

Bab 58. Hantu itu datang.

Tak kalah kagetnya dengan Galing, Galuh pun terperanjak."Ini bukannya Ayah, Ling? Coba kamu besarkan lagi.""Memang benar, Kak. Dia Ayah.""Sepertinya mereka telah kembali dari Amerika.""Iya, bener, Kak. Dan mereka makan di cafe mall itu.""Berarti,..." hampir bersamaan kedua anak yang selalu kompak itu mengucapkan kata-kata."Hantu itu benar ada, Kak.""Buset kamu, ngatain ayah kita dengan hantu.""Habisnya Bunda ketakutan banget.""Iya, kayak lihat hantu.""Wajar, Ling dia ketakutan. Kita aja diambil dari sana tanpa sepengetahuan Ayah. Bagaimana jika dia berusaha mengambil kita kembali? Bukankah istrinya itu berduit, mereka bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan."Galing mendekati kakaknya. "Aku ghak mau, Kak, kalau kita pisah lagi dari Bunda. Kita sudah bisa melihat Bunda bahagia dengan Kak Rendra. Dan Kak Rendra sudah menyayangi kita seperti dia meyayangi anaknya sendiri, bahkan kita sudah seperti saudara saja. Aku ghak mau kehilangan mereka. Toh di tempat Ayah, istri mere
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-20
Baca selengkapnya

Bab 59. Bersamamu di pelaminan ini.

Resepsi pernikahan Gayatri dan Rendra akhirnya digelar setelah menunggu sebulan lebih antrian gedung terbaik di kota mereka. Rendra yang duluh paling ghak suka dengan adat Jawa, kini justru dia yang mengajukan konsep adat tersebut. Biar ghak kehilangan Jawanya, katanya. Bahkan dia menginginkan gebyok Jawa model lama untuk pesta pernikahannya."Rend kamu yakin pakai gebyok, sekarang sudah ghak banyak digunakan lho," kata Bu Ratna suatu hari."Bude takut mencoreng citra sanggar?" tanya Rendra melihat raut muka budenya yang berkerut."Untuk kalian bude tak takut seperti itu.""Aku mau lain daripada yang lain, Bude, yang tidak sering dipakai orang. Bude kan tau kalau kerjaanku ada hubungannya dengan lihat pelaminan. Bosen lihat model yang sama dengan yang dipakai orang." Rendra beralasan. Sebagai seorang penghulu dia memang sudah sering melihat orang menikah. Terlebih di bulan-bulan seperti ini.Gayatri bahkan mendukung keinginan Rendra yang sama dengan dirinya. Akhirnya Bu Ratna mengelua
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-21
Baca selengkapnya

Bab 60. Kau masih mencintainya?

"Kamu bawa pulang Gayatri, Rend," saran Artika cemas."Apa tadi makannya sulit?" Kali ini Garnis yang bingung."Sudahlah, jangan cemas, nanti biar di bawa pulang dan diperiksa dokter kita," kata Hadiwijaya melihat kedua sahabat itu memepertanyakan penyebab kondisi Gayatri."Sebentar, Mas. Biar saya telpon dokter keluarga kita yang rumahnya dekat dengan sini," kata Hariwijaya. Lalu mengambil handphonen dari sakunya dan menghubungi dokter yang dimaksud. Tak lama kemudian, pria itu sudah berbincang dengan dokter pribadinya."Bunda!" Galuh yang mengenakan jarit berlari kecil mendekat. Diiringi dengan Galing yang matanya sudah memburam."Bunda kenapa?" Galing begitu cemas. Diingatnya, kebahagiaan baru saja datang, kenapa dengan bundanya sekarang?"Bunda ghak kenapa-napa, Sayang. Jangan menangis," hibur Garnis dengan memeluk kedua cucunya.Bu Ratna yang datang, melonggarkan jilbab Gayatri.Rendra yang tidak sabar melihat kondisi Gayatri segera membopongnya keluar gedung. Geisha yang mengik
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-22
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
17
DMCA.com Protection Status