Home / Romansa / Lelaki Penakluk Nona Muda / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of Lelaki Penakluk Nona Muda: Chapter 171 - Chapter 180

210 Chapters

Bab 171

“Apanya yang lucu?” tanya Amisha, masih tak mengerti penyebab Gianna tertawa begitu nyaring.Yoshi yang tengah berbaring di atas sofa pun terperanjat dan menoleh ke arah pintu kamar, mendengar suara tawa Gianna. Saking kencangnya suara tawa lepas Gianna.“Kamu yang lucu!” Gianna menunjuk wajah Amisha, sambil sebelah tangannya menutup mulut.“Aku?” Amisha menunjuk diri sendiri.Ia benar-benar tak mengerti di mana letak kelucuan dirinya.“Iya, Misha .…”Gianna mencubit kecil kedua pipi Amisha. Geregetan.“Gia, sudah deh! Jangan bercanda! Aku lagi serius nih,” protes Amisha, mulai terlihat kesal atas ulah Gianna.“Aku juga serius, Misha. Jelas-jelas kamu sudah jatuh cinta sama Zain, tapi masih saja tak mau mengakuinya. Mau sampai kapan main tarik ulur begitu?”Gianna benar-benar gemas melihat kebodohan Amisha.Entah Amisha memang bodoh dan pura-pura tidak mengetahui perasaannya terhadap Zain, atau memang dia sungguh-sungguh belum menyadari perasaannya sendiri?Untuk dapat melihat jelas pa
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Bab 172

“Beli makanannya di Depok ya? Jam segini baru pulang,” omel Gianna, melirik jam dinding. Hampir jam tujuh malam.“Aku singgah di masjid dulu tadi,” sahut Yoshi, menjelaskan alasan keterlambatannya.Ketika ia meninggalkan apartemen Gianna, jarum jam sudah menunjukkan pukul 17.40. Wajar saja ia pulang sedikit terlambat. Itu pun sudah termasuk cepat, mengingat Yoshi langsung memesan makanan yang akan dibelinya melalui sambungan telepon ke restoran langganannya, sebelum ia memacu kendaraannya.Yoshi masuk sembari mengibas rambutnya dengan jari tanga. Tetesan hujan yang menempel pada rambut itu pun berjatuhan ke lantai, laksana kabut putih yang terbang terbawa angin.Gianna menghentikan omelannya. Pikiran warasnya masih bekerja. Terbesit rasa iba, melihat jaket Yoshi basah. Ia pun mengambil alih kantong makanan yang diletakkan Yoshi di atas meja dan membawanya ke dapur. Memindahkan makanan itu ke dalam piring, lalu menyajikannya di atas meja makan.“Nih, keringkan rambutmu!”Gianna menyodor
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more

Bab 173

“Tuan Zain?”Zain melirik sekilas. Belum sempat ia membalas sapaan gadis bergaun merah, ponselnya bergetar. Zain melambaikan tangan, tanda pamit dan berlalu menjauh, sambil mendekatkan ponsel ke telinga.Gadis itu memberengut, mengentakkan kaki dengan kesal, karena lelaki incarannya lebih memilih mengangkat telepon daripada meladeni dirinya.‘Shit! Berani-beraninya dia mengabaikanku lagi!’ umpat gadis itu dalam hati.Untuk melampiaskan kekesalannya pada Zain, gadis itu menyambar gelas jus yang dibawa sang pelayan.“Nona, itu_” Pelayan itu tak meneruskan ucapannya.Ia hendak mencegah gadis bergaun merah itu untuk menenggak minuman yang dibawanya, tapi terlambat. Gadis itu sudah menenggak habis jus anggur itu dalam waktu singkat dengan mata melotot geram pada rongga pintu, yang tak kunjung menampakkan kehadiran Zain, masuk kembali ke ruangan itu.Dengan tertunduk lesu dan gelengan kepala tak percaya, pelayan itu pun kembali ke posisi semula.Gadis itu meletakkan gelas yang sudah kosong d
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 174

Zain duduk bertopang dagu dengan sebelah sambil mengetuk-ngetukkan pena di atas meja kerjanya. Keningnya kusut, seperti lipatan kertas untuk alas racun nyamuk bakar. Tampaknya ia tengah memikirkan masalah yang sangat pelik.Memori otaknya menayangkan ulang slide suasana rapat dewan direksi yang diadakan secara dadakan pagi ini. Pro dan kontra di ruang rapat itu sungguh mengganggu pikirannya.“Presdir Zain, kami harap Anda bisa memberi penjelasan tentang permasalahan ini,” ujar salah satu pemegang saham tertinggi.Zain, yang saat itu sedikit mengantuk karena begadang menemani ayahnya di rumah sakit semalaman, belum mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya.“Iya, Pak Presdir. Gara-gara masalah ini harga saham ZA Groups merosot tajam,” timpal pemegang saham lainnya.Melihat Zain belum bereaksi dan tampak bingung, Yoshi berbisik di telinganya, memperlihatkan sebuah artikel dan tayangan video yang beredar luas di jagat maya melalui ipad, dengan judul besar ‘Skandal BOS ZA Groups dan Pewar
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 175

“Aku sudah bilang, aku hanya menikahi wanita yang kucintai, Nyonya. Aku tidak akan pernah bertanggung jawab terhadap perbuatan yang tidak aku lakukan. Silakan pulang dan tanya anak Anda, siapa yang telah menghabiskan malam bersamanya.”Zain ikut berdiri, menatap tajam pada Anggara dan istrinya bergiliran.Anggara makin bergidik. Ia mengutuk kebodohannya sendiri. Seharusnya, sebelum ia dan istrinya melabrak Zain, terlebih dahulu ia mencari bukti yang valid melalui CCTV kamar hotel tempat anak gadis mereka menginap. Bagaimana kalau ternyata rekaman CCTV itu sekarang sudah berada di tangan Zain?“Ayo! Jangan buang waktu lagi!” hardik Anggara pada istrinya, menyeret paksa wanita itu keluar dari ruang kerja Zain.Jika benar anak gadisnya yang bersalah, ia tidak tahu harus ke mana menyembunyikan mukanya. Semua media pasti akan menyorot kegagalannya sebagai seorang ayah. Bagaimana bisa ia memegang kepercayaan menduduki jabatan tertinggi di perusahaan bila memimpin seorang anak gadis saja ia g
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 176

Di sebuah rumah kosong di pinggiran Jakarta, sesosok tubuh duduk dengan bersilang kaki di atas sebuah kursi kayu. Sebelah tangannya berada di atas paha, sementara lengan yang lain terentang lurus di atas meja kayu sembari mengetuk-ngetukkan ujung jari pada permukaan meja itu, mengeluarkan bunyi berdetak pelan.Tatapan matanya tertuju pada pintu masuk yang mulai reyot. Tak ada perabotan lain di ruangan itu selain meja dan kursi kayu yang sedang diduduki oleh sosok misterius tersebut. Seluruh tubuhnya terbalut pakaian serba hitam dengan topeng dan topi ala tentara Jepang, yang diselipkan ke dalam kerah jaket, seakan sengaja menyembunyikan dirinya agar tak dikenali oleh orang lain.Beberapa lelaki bertubuh tegap, dengan otot-otot yang terpahat jelas pada lengan dan menembus baju kaus tipis yang mereka kenakan, berdiri gagah di belakang dan di samping sosok yang sedang duduk itu. Sepertinya mereka tengah menunggu sesuatu atau seseorang.Benar saja. Tidak lama kemudian, seorang lelaki berta
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 177

“Oh My God! Sangat menjijikkan!”Pipi Zain menggembung seperti pipi seekor katak. Perutnya mendadak terasa mual, melihat adegan panas tanpa sensor yang ditayangkan dalam video itu. Hanya sedikit blur pada senjata ajaib sang pemeran utama.Cepat-cepat Zain mengoper kembali ipad itu kepada Yoshi, lalu bergegas mengecek pergerakan harga saham.“Wow! Luar biasa!” serunya, setengah tak percaya.Harga saham perusahaannya yang sempat anjlok gara-gara skandal itu kembali melesat naik.“Ck!” Zain mendecak.Betapa cepatnya jangkauan sebuah berita di dunia maya memengaruhi kehidupan seseorang.Ia memang telah berhasil memblokir penayangan lanjut dan menyebaran berita skandal yang mencoreng namanya. Namun, ia tak menyangka lenyapnya berita itu akan diiringi dengan kemunculan berita yang berisi sebuah pengakuan dan permintaan maaf, sekaligus memulihkan nama baiknya.“Siapa dalang di balik semua ini?” tanya Zain, bergumam pelan.“Kali ini, aku yakin sekali pasti Nona Amisha yang telah melakukannya,
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

Bab 178

“Ini benar-benar memalukan!” bentak Anggara pada anak gadisnya, yang duduk menundukkan kepala di atas sofa ruang tengah rumah mewahnya.Lelaki itu melempar koran sore ke tubuh Maisie.“Di mana kau letakkan akal sehatmu, hah? Apa kau tidak memikirkan akibat dari perbuatanmu itu?”Anggara berkacak pinggang, mengalihkan pandangannya dari Maisie.Dadanya siap meledak, memuntahkan segenap amarah yang sedari pagi berusaha ditahannya. Ia sungguh kesal dan kecewa dengan sikap anak gadisnya itu. Istrinya yang duduk di sisi Maisie tak berani berkutik.“Ayo, jelaskan kenapa kau bisa melakukan hal serendah itu!”Anggara mengempaskan pantat dengan kasar di atas single sofa. Berharap amarahnya
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 179

“Kalau itu berhubungan dengan skandalmu, sorry, Mai … aku tidak bisa membantumu,” sahut tegas lelaki di seberang telepon.Taksa adalah teman akrab Maisie sejak dari bangku kuliah. Mereka sudah seperti sendok dan garpu yang selalu bersama, meskipun terkadang perselisihan kecil kerap mewarnai persahabatan mereka. Maisie sangat berharap lelaki itu akan bersedia menolongnya, keluar dari masalah yang saat ini sedang membelit lehernya.“Kumohon, Taksa. Kau satu-satunya teman baikku,” lirih Maisie, semakin putus asa.“Maaf, Mai. Aku benar-benar tidak bisa. Aku tidak mau terlibat dalam hal yang memalukan.” Selesai berkata begitu, Taksa menutup panggilan telepon.Berulang kali Maisie mencoba menghubungi Taksa kembali. Namun, panggilan teleponnya tak lagi tersambung. Sepertinya Ta
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

Bab 180

Gerimis jatuh satu-satu, mengiring malam yang kian kelam. Langit terlihat gelap tanpa pendar cahaya rembulan. Bintang pun bersembunyi di balik mega mendung yang makin menghitam.Zain beranjak turun dari ranjang dengan gerakan perlahan. Ia sangat berhati-hati. Jangan sampai gerakannya membangunkan Amisha yang baru saja terlelap. Matanya belum jua mau terpejam, meski jarum jam telah menunjukkan pukul sebelas lewat.Semenjak meninggalkan rumah Gianna hampir pukul sepuluh tadi, kepala Zain terus dipenuhi sejuta tanya tentang kasus yang menimpanya. Berulang kali ia memancing informasi dari Amisha, tetapi tak satu pun kalimat pengakuan meluncur dari mulut Amisha.Jangankan pengakuan secara gamblang, sedikit clue yang menyerempet ke arah itu pun tak ada. Amisha lebih memilih memejamkan mata daripada berbicara dengannya. Ap
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more
PREV
1
...
161718192021
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status