Marsila bertanya sambil tersenyum, "Kalau dipotong begitu banyak, Tabib Riel tidak akan marah, 'kan?"Louis memaksakan senyum dan berkata, "Tidak, Nyonya Intan datang untuk mengambilnya sendiri. Dia tidak akan merasa rugi. Nyonya Intan bisa mengambil apa saja. Inilah yang diperintahkan olehnya sebelumnya.""Aku iri. Tabib Riel sangat murah hati kepada Intan."Louis bergumam, "Tabib Riel memperlakukan Nyonya Intan seperti anak sendiri.""Itu benar. Ketika kami pergi ke medan perang di Manuel, Intan datang dengan membawa banyak obat dan berkata semua itu diberikan kepadanya oleh Tabib Riel." Marsila memegang tangan Intan dan berkata, "Oh ya, tadi aku melihat Amanda di luar, Tuan Louis, kamu pasti kenal Amanda, 'kan? Dia istri sepupumu."Pisau Louis dimiringkan dan melukai jarinya, darah pun langsung mengalir."Kenapa kamu begitu ceroboh? Cepat diperban." Marsila berkata.Louis mengeluarkan kain kasa dari laci dan membalutnya. Nada suaranya sangat tidak wajar, "Tidak apa, ini bukan masala
Last Updated : 2024-10-23 Read more