Home / Romansa / Aku Juga Keturunan Jenderal / Chapter 621 - Chapter 630

All Chapters of Aku Juga Keturunan Jenderal: Chapter 621 - Chapter 630

690 Chapters

Bab 621

Amanda tercengang.Dia belum pernah melihat Yanti kehilangan kendali seperti ini. Dia selalu bermartabat dan tenang, tidak tergesa-gesa saat menghadapi masalah dan bisa menangani masalah besar dengan mudah.Akan tetapi, sekarang dia terlihat seperti wanita gila."Sudah lihat? Inilah kamu. Inilah kamu di mata semua orang yang gila seperti kerasukan, mengabaikan status dan etika, tidak tahu malu, reputasi sendiri juga tidak mau lagi."Yanti meraih tangan Amanda dan berkata, "Ayo, bukankah kamu mau menemui ibu? Ayo ikut aku, buatlah ibu kesal setengah mati. Kalau kamu bunuh diri sebagai penebusan dosa, keluarga ini akan damai."Amanda sangat ketakutan dan menatap Yanti dengan ngeri. Dia tersentak, tidak, tidak, dia tidak seperti ini. Amanda tidak begitu gila, "Kakak ipar, aku tidak mau, aku tidak mau pergi lagi."Kirana membantu Yanti duduk dan air mata Yanti mengalir di pipinya. Dia teringat kembali pada pernikahannya sendiri dengan Keluarga Widyasono dan bertanya pada dirinya sendiri ba
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 622

Nyonya Selen dari Kediaman Jenderal langsung pergi ke Kediaman Aldiso. Setelah mendengar Amanda dibawa kembali ke rumah ibunya, dia segera pergi ke Kediaman Keluarga Widyasono.Rudi sedang bertugas, jadi dia tidak tahu tentang masalah ini. Segalanya menjadi sangat buruk sehingga Nyonya Selen harus datang. Sambil menarik tubuh yang "sudah lama sakit", dia muncul di Kediaman Keluarga Widyasono dan tidak tahu apa pun. Akan tetapi kalau Amanda bisa pergi ke Kediaman Aldiso Intan untuk membuat masalah, dia pikir seharusnya ini ada hubungannya dengan Rudi.Nyonya Yanti tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia hanya memberitahunya kalau Amanda hamil dan harus pulang untuk memulihkan diri.Nyonya Selen tidak berani bertanya lebih banyak, tetapi pasti ada banyak pertanyaan di dalam hatinya. Baguslah kalau hamil, tetapi mengapa menimbulkan masalah di Kediaman Aldiso?Amanda hamil, Nyonya Besar Diana dan Rudi sangat gembira.Di malam hari, Rudi menjaganya dengan sangat hati-hati dan Amanda bersandar di
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 623

Nyonya Serena mengirimkan kartu ucapan ke Kediaman Keluarga Widyasono, mengatakan besok dia akan datang berkunjung. Yanti memikirkan apa yang dikatakan Nyonya Intan dan raut wajahnya menjadi sangat serius.Yanti berpikir sejenak dan berkata pada Kirana, "Siapkan hadiah. Aku ingin pergi ke Kediaman Aldiso.""Nyonya, perlu memberi kartu ucapan dulu atau tidak?" Kirana bertanya, "Bukankah tidak sopan kalau seperti ini?""Tidak perlu. Saat aku membawa Nona Ketiga pergi, aku memberi tahu Nyonya Intan kalau akan datang untuk meminta maaf. Itu tidak dianggap tidak sopan." Besok seseorang akan ada orang dari Kediaman Raja Emino akan datang berkunjung, jadi sudah terlambat untuk mengirimkan kartu ucapan.Kediaman Aldiso.Intan menatap wajah Yanti yang merah dan bengkak dengan bekas tamparan yang jelas dan bertanya, "Apakah kamu baik-baik saja?"Yanti tersenyum pahit, "Tidak apa, aku menampar diriku sendiri. Tidak ada seorang pun di Kediaman Keluarga Widyasono yang berani memukulku."Intan tidak
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 624

Intan telah berkata sampai di sini dan Yanti tidak mungkin tidak mengerti.Yanti tidak berani memikirkan hal lain dan juga bukan hal yang bisa dipikir olehnya sebagai seorang wanita. Apa yang bisa dia lakukan setidaknya adalah memastikan bahwa hubungan Keluarga Bangsawan Widyasono dengan semua orang bersih.Tuan Axel datang setelah Yanti pergi.Biasanya Tuan Axel jarang menemui istri Raja Aldiso sendirian, tapi dia sudah merasa waspada sejak Yanti masuk dan mendengar selama beberapa saat di luar.Intan juga mengetahui bahwa Tuan Axel sedang mendengar di luar, jadi dia bertanya, "Tuan, apakah menurutmu aku sudah mengatakannya dengan tepat?""Sangat tepat," jawab Tuan Axel sambil memberi salam. "Nyonya tidak boleh mengatakannya dengan terlalu jelas, tapi juga tidak boleh tidak mengatakannya. Karena tidak peduli bagaimanapun juga, tentara di Manuel adalah Pasukan Belima atau Pasukan Aldiso."Intan menghela napas, "Benar, aku sama sekali tidak bisa duduk diam dan tidak melakukan apa-apa ka
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 625

Marsila berkata setelah Veni keluar, "Orang ini terlihat sangat menyebalkan."Intan tersenyum dan berkata, "Dia sangat cekatan dalam kerja. Tidak peduli bagaimanapun juga dia adalah orang dari istana dan pekerjaan Mutiara jadi lebih sedikit sekarang."Marsila tersenyum dan berkata, "Kapan kamu akan melepaskan Mutiara pergi? Sudah waktunya baginya untuk menikah."Intan menghela napas, "Bukankah aku berencana untuk mencari pasangan untuknya setelah aku tidak sibuk? Aku tidak tega berpisah dengannya, tapi dia seumuran denganku dan akan jadi wanita tua kalau aku tidak melepaskan Mutiara.""Bagaimana dengan Ranto?" tanya Marsila sambil mengerutkan keningnya."Aku takut Mutiara mati kelaparan kalau bersama dengannya."Marsila tersentak, "Benar juga. Ranto ingin menghidupi murid-muridnya, berapa banyak uang yang bisa diterima istrinya di masa depan? Lebih baik pria seperti dia tidak menikah, karena dia hanya akan menyakiti wanita. Apakah kamu masih ingat? Bukankah Ranto pernah bilang kalau di
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 626

Kak Aba sangat marah saat mendengar ini, "Hei, orang tua, keluarlah dari sini. Aku sudah menoleransi sikapmu untuk waktu yang lama dan menghormati usiamu yang sudah tua, tapi tidak disangka kamu sama sekali tidak bisa jadi manusia. Aku belum pernah memarahi orang tua seumur hidupku, jadi aku akan membuat pengecualian untukmu. Sebaiknya jangan sampai paksa aku untuk menamparmu, aku akan jahit mulutmu kalau kamu tidak bisa jaga mulutmu dengan baik."Kak Aba menghormati orang tua dan mengasihi anak kecil. Dia menghormati orang yang sopan padanya, tapi kalau ada yang bersikap kurang ajar, maka jangan salahkan dia karena bertindak dengan kasar.Nyonya Besar Desla sangat marah, Nyonya Silvia segera menariknya untuk berjalan ke dalam sambil berkata dengan suara rendah, "Ibu, jangan bertengkar. Tidak baik jika Nyonya Intan datang dan lihat kalian sedang bertengkar.""Apakah aku takut padanya?" Orang yang paling membuat Nyonya Besar Desla kesal adalah Intan. "Meskipun dia adalah seorang istri R
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 627

Sekelompok pelayan wanita di ruang luar melihat Intan datang dan segera berdiri, tapi Intan sama sekali tidak melirik mereka. Dia membuka tirai dan berjalan masuk yang diikuti oleh Marsila.Intan menarik napas dalam-dalam saat melihat kondisi Arnesa, kenapa dahinya terluka? Dahinya terluka lagi?"Ahmar, apa yang terjadi?" Intan segera memegang tangan Arnesa, lalu duduk di tepi tempat tidur, kemudian menyeka keringat dan air mata di wajah Arnesa dengan lengan pakaiannya.Ahmar sedang melakukan teknik akupunktur, perut Arnesa yang ditutupi selimut brokat penuh dengan jarum.Ahmar menghela napas, "Ini tidak hanya sesederhana janinnya terguncang, dikhawatirkan sudah melukai janin. Bahkan tidak ada tanda-tanda melahirkan setelah meminum obat percepat persalinan dan enam jam telah berlalu."Wajah Arnesa berkerut karena kesakitan, "Kakak sepupu ... sakit sekali.""Jangan takut, jangan takut. Ada Kakak sepupu di sini," ujar Intan untuk menghibur Arnesa. Dia menoleh untuk bertanya pada Ahmar, "
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 628

Pelayan Arnesa yang bernama Lira menitikkan air mata karena merasa sedih dan marah setelah mendengar apa yang dikatakan Nyonya Besar Desla. Dia segera berkata saat melihat Intan hendak pergi keluar, "Nyonya, Pangeran minta Tuan Putri untuk memujinya di depan Kaisar, agar Pangeran bisa dapat jabatannya kembali dan menjadi seorang Putra Bangsawan lagi. Tuan Putri tidak setuju dan mengatakan bahwa sikap Pangeran tidak pantas untuk menduduki jabatan itu, Pangeran marah dan mendorong Tuan Putri. Ini semua bukan kesalahan Tuan Putri, ucapan Nyonya Besar Desla benar-benar melukai hati Tuan Putri."Intan sangat marah setelah mendengar ini, dia membuka tirai dan berjalan keluar, kemudian tatapan matanya yang dingin tertuju pada wajah Nyonya Besar Desla. Nyonya Besar Desla terkejut dengan tatapan tajam ini, tapi Nyonya Besar Desla teringat dengan usia tuanya dan gelar kehormatan yang dia miliki. Intan tidak bisa mengurus urusan Keluarga Rinar meskipun dia adalah seorang istri raja.Nyonya Besar
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 629

Nyonya Silvia hampir terjatuh ke lantai dan menatap wanita yang membantu persalinan untuk meminta bantuan, tapi wanita itu juga tidak berdaya. Wanita yang membantu persalinan telah melihat banyak bahaya saat seorang wanita sedang melahirkan, di mana baik orang dewasa maupun anak tidak bisa bertahan hidup."Bagaimana ini? Bagaimana ini?" Nyonya Silvia merasa sangat cemas sampai menitikkan air mata, tapi dia tetap tidak lupa untuk menyeka keringat Arnesa, "Kamu sungguh menderita, Tuan Putri.""Sakit sekali ...." Arnesa terus mengucapkan kata ini dan menatap orang lain untuk meminta bantuan, tapi tidak ada yang bisa membantunya.Terdengar suara langkah kaki yang cepat di luar, orang yang datang adalah Nyonya Tina. Dia bergegas memasuki ruang bersalin, lalu mengulurkan tangannya untuk menarik Intan menjauh dan memegang tangan Arnesa, "Arnesa, Ibu sudah datang, Ibu sudah datang. Bagaimana situasimu?""Sakit ...." Arnesa sama sekali tidak merasa senang saat melihatnya datang, Arnesa bahkan i
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 630

Arnesa tidak bisa lagi berteriak kesakitan lagi setelah menunggu hampir satu jam dan seluruh tubuhnya basah seperti baru saja dikeluarkan dari air. Intan menyeka keringat Arnesa dengan handuk dan terus berbicara di telinganya, tapi Arnesa sudah merasa sangat kesakitan sampai tidak memiliki kekuatan untuk mendengarkan apa pun. Arnesa merasa bahwa dia sudah hampir mati.Arnesa berusaha untuk membuka matanya, tatapan matanya mengosong. Arnesa memaksa dirinya untuk berkata, "Lebih baik ... lebih baik aku mati saja.""Jangan bicara seperti ini, Tabib Riel akan segera datang," ucap Intan sambil tersedak dan merasakan rasa ketidakberdayaan yang menyelimuti hatinya. Ini adalah emosi yang paling ditakuti oleh Intan, karena ini berarti dia tidak bisa melakukan apa-apa.Air mata Nyonya Tina terus mengalir turun, "Arnesa, jangan bilang seperti ini dan bertahanlah sebentar lagi. Dengarkan ucapan kakak sepupumu, Tabib Riel akan segera datang."Arnesa hanya bisa mengeluarkan erangan lemah dari mulutn
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more
PREV
1
...
6162636465
...
69
DMCA.com Protection Status