Home / Zaman Kuno / Aku Juga Keturunan Jenderal / Chapter 631 - Chapter 640

All Chapters of Aku Juga Keturunan Jenderal: Chapter 631 - Chapter 640

690 Chapters

Bab 631

Di bawah pengawasan Intan dan Marsila, ditambah Nyonya Silvia juga memohon Tabib Riel untuk menyelamatkan Putri Arnesa di dalam ruang bersalin, orang di luar tidak berani berkomentar. Nyonya Tina hanya ragu sejenak dan setuju dalam kepanikan karena napas putrinya yang makin lemah.Tabib Riel berkonsentrasi penuh. Janin sudah tak terselamatkan. Dia dapat melakukan akupunktur untuk menyelamatkan sang ibu dengan tanpa kekhawatiran.Setelah memberikan Pil Obat Erta untuk melindungi jantung, Tabib Riel memerintahkan untuk meningkatkan dosis obat induksi persalinan. Tabib kekaisaran tercengang oleh hal tersebut, tetapi tidak berani berkomentar karena tahu apa khasiat Pil Obat Erta.Selain itu, tabib kekaisaran berdiri di balik partisi sehingga tidak dapat melihat metode akupunktur Tabib Riel. Dia akan lebih kaget jika melihatnya.Lalu, Tabib Riel menggunakan rusa kesturi, bunga kesumba dan salvia. Semua orang yang mencium aroma rusa kesturi menjadi pucat. Jika dosis penggunaan musk tidak tep
Read more

Bab 632

Nyonya Silvia menggendong bayi mati keluar. Nyonya Besar Desla langsung menangis. Tanpa menghiraukannya, Nyonya Silvia berjalan menuju Feri. Feri telah diikat terlalu lama sehingga darahnya tidak lancar dan wajahnya berwarna ungu."Ini putramu, kamu juga yang membunuhnya." Nyonya Silvia mengangkat bayi itu untuk diperlihatkan kepada Feri. Nyonya Silvia berkata dengan nada tenang, walau wajahnya dibasahi air mata. Detik berikutnya, Nyonya Silvia berteriak marah, "Harus bagaimana kamu baru akan berhenti? Harus bagaimana kamu baru bisa berhenti membuat masalah? Lihat, kamu sudah membunuh putramu dan mengacaukan keluarga ini. Apa yang membuatnya begitu? Kamu pikir Putri Arnesa menyukaimu, maka kamu bisa menindasnya dengan sesuka hati? Anak durhaka, Putri Arnesa sedang sekarat. Apa kamu sadar akan kesalahanmu?"Feri memalingkan tatapan dari bayi itu. Dia sudah mendengar tentang kesulitan di dalam. Hati Feri sangat tidak karuan. Akan tetapi, dia enggan melihat bayi itu. Bukan dia yang membun
Read more

Bab 633

Semua wanita dari Keluarga Rinar tidak berkomentar. Hanya ada keheningan dan kesedihan usai melewati krisis. Tidak ada orang yang bisa berbahagia saat menghadapi kemalangan seperti itu.Nyonya Besar Desla mendengar apa yang Nyonya Silvia katakan pada Feri. Karier yang begitu bagus sudah hancur. Oleh karena itu, Nyonya Besar Desla tidak setuju untuk talak.Meskipun demikian, Nyonya Besar Desla tidak bisa berkata-kata saat menghadapi wajah Intan yang dingin. Sebelumnya, mereka memprotes karena Intan mencampuri urusan Keluarga Rinar. Akan tetapi, di tengah krisis, utusan Intan yang mengundang Tabib Riel dan berhasil menyelamatkan Putri Arnesa.Nyonya Besar Desla hanya bisa menoleh pada Nyonya Tina dan berkata dengan suara pelan, "Talak tidak akan menguntungkan kedua belah pihak. Sebaiknya Nyonya bujuk Putri Arnesa. Jangan membiarkan Nyonya Intan mengambil keputusan dan merusak pernikahan mereka."Nyonya Tina menoleh pada Intan dan ingin berbicara. Intan berkata dengan suara dingin, "Kalau
Read more

Bab 634

Mendengar Intan memutuskan untuk membawa Arnesa meninggalkan Kediaman Rinar dan Arnesa setuju untuk talak dengan Feri, Raja Linuta yang berada di paviliun samping sangat marah. Dia adalah Arnesa. Apa hak Intan untuk membantu Arnesa mengambil keputusan?Ketika Raja Linuta ingin menyuruh pelayan memanggil Intan ke sana, Alfred datang.Sebelumnya, Axel pergi ke Kejaksaan Agung untuk menceritakan apa yang terjadi kepada Alfred. Alfred langsung meninggalkan urusannya dan datang ke Kediaman Rinar.Pria dilarang untuk masuk ke halaman dalam. Begitu masuk ke paviliun samping, Alfred mendengar Raja Linuta berteriak, "Bagaimana bisa Intan mengambil keputusan untuk Arnesa? Menyuruh orang talak adalah merusak pernikahan orang lain. Itu adalah perbuatan dosa. Aku di sini. Beraninya dia?"Detik berikutnya, Raja Linuta melihat sekelebat pakaian ungu. Alfred berjalan masuk dengan langkah besar.Tatapan mata Alfred yang dingin menyapu ke sekeliling. Semua pria dari Keluarga Rinar berdiri dan memberi ho
Read more

Bab 635

Alfred bertanya, "Bagaimana kondisi Arnesa sekarang? Janinnya benar-benar mati?""Sudah mati. Arnesa nyaris mengalami pendarahan besar. Untung ada Tabib Riel sehingga nyawanya terselamatkan. Hanya saja, Arnesa harus istirahat selama satu tahun untuk bisa pulih. Arnesa sudah tidur sekarang. Dia mungkin akan sedih kalau sudah bangun."Alfred mengembuskan napas. "Arnesa mengandung sepuluh bulan, pasti akan sedih."Wajah Intan sedikit pucat. "Arnesa juga nyaris mati. Junior, jangan ampuni Feri. Setidaknya, dia harus dipenjara beberapa tahun.""Serahkan padaku." Hati Alfred perih ketika melihat Intan yang lemah sekaligus tabah. Intan pasti sangat takut ketika Arnesa sedang bersalin, takut akan kehilangan Arnesa.Tatapan mata Alfred menjadi dingin. Feri Rinar!"Langsung ambil tindakan setelah Arnesa pergi," kata Intan. "Jangan sampai terjadi hal yang tak diinginkan. Kalau Feri ditangkap sekarang, pasti ada banyak orang yang akan pergi memohon pada Arnesa. Aku tidak ingin mereka mengganggunya
Read more

Bab 636

Intan berjaga sepanjang waktu. Marsila memindahkan satu kursi untuk berjaga di luar tirai. Tidak ada orang yang berani masuk.Nyonya Silvia menyuruh pelayan mengantarkan makanan untuk mereka. Intan tidak punya selera makan, sedangkan Marsila hanya makan dua sendok. Teringat akan kesakitan Arnesa tadi, dia merasa sangat sedih sehingga tidak bisa makan.Arnesa terbangun di tengah malam. Dia membuka matanya yang linglung dan memanggil Intan. Intan yang memegang tangan Arnesa sepanjang waktu mengeratkan tangannya. "Kakak di sini. Kakak di sini."Arnesa sangat patuh saat Ahmar menyuapinya minum obat. Setelah itu, kelopak mata Arnesa terasa berat sehingga dia tidur lagi. Akan tetapi, air mata mengalir dari sudut mata Arnesa. Intan membantu menyeka air mata itu. "Tidak apa-apa, masa tersulit sudah lewat. Kamu akan baik-baik saja ke depannya."Stamina Arnesa terkuras habis, baru pulih sedikit setelah minum obat sebanyak tiga kali. Saking lelahnya, Arnesa terlelap lagi usai minum obat.Ahmar ju
Read more

Bab 637

Kondisi Arnesa masih sangat lemah. Dia tahu bayinya telah mati, ketika Tabib Riel datang sebelum dia bersalin.Arnesa berusaha menahan air mata dan tidak menangis di depan Intan. Begitu sampai di kediaman, Arnesa langsung menangis di bawah selimut setelah Intan melangkah keluar.Marsila ingin masuk dan menghibur Arnesa, tetapi dihentikan oleh Intan. Intan menggelengkan kepala. "Penghiburan apa pun tidak akan berguna. Dia harus melewatinya sendiri."Ada kesakitan yang tidak dapat diredakan dengan penghiburan, malah akan mengeluarkan lebih banyak air mata, lebih teringat kembali, dan lebih sakit hati.Metta datang untuk melaporkan bahwa Nyonya Serena dan Selir Kimberli pergi ke Kediaman Keluarga Widyasono. Marsila menyampaikan informasi tersebut kepada Intan.Intan termangu. Dia baru ingat tentang kunjungan Nyonya Yanti kemarin. Hari ini terasa sangat panjang. Dia bahkan merasa kunjungan Nyonya Yanti sudah sangat lama."Awasi dalam jarak yang memungkinkan, tapi jangan terlalu menonjol da
Read more

Bab 638

Intan merenungkan kemungkinan tersebut, lalu berkata, "Ini memang mungkin. Sebenarnya, Alfred emosional. Orang yang emosional paling mudah diperdaya."Mata Marsila membelalak. "Kamu malah menyanggupi omonganku? Kamu harusnya menyangkal. Kamu tidak jengkel mendengar omonganku ini?"Intan termangu. "Bukankah kita sedang menganalisis masalah ini? Itu tidak akan benar-benar terjadi. Bagaimana mungkin aku jengkel?""Itu perumpamaan.""Bagaimana bisa perumpamaan dianggap serius?"Marsila menatap Intan dan menjentik keningnya. "Dasar kamu. Aku benar-benar curiga apakah kamu mencintai Alfred atau tidak. Aku belum pernah jatuh cinta, tapi aku posesif terhadap apa yang menjadi milikku. Sekalipun hanya mendengar atau memikirkan ada orang yang akan merebutnya, aku pasti jengkel dan marah.""Dasar pelit!" Intan melirik Marsila sekilas. "Kamu bisa marah saat itu benar-benar terjadi. Memikirkan apa yang belum terjadi dan marah pada diri sendiri, itu menyakiti hati dan kesehatan kita, juga merusak hub
Read more

Bab 639

Intan tersenyum. "Oh, ya, lalu yang seperti Nyonya Yanti. Dia dapat membedakan mana yang benar dan tidak. Dalam masalah Amanda dan Vincent, dia memihak kepada keadilan. Itu sangat sulit dilakukan. Keluarga bangsawan akan selalu mengutamakan kepentingan bersama. Sungguh ajaib Nyonya Yanti dapat berbuat seperti itu.""Ya, orang yang kamu kagumi juga aku kagumi." Marsila menggesek Intan dengan dagunya. "Entah apa yang kakak sepupuku bicarakan dengan Nyonya Yanti di Kediaman Keluarga Widyasono sekarang. Mungkin ingin melakukan pendekatan dengan Edi untuk raja tua itu."Kediaman Keluarga Widyasono sungguh ramai hari ini.Nyonya Besar Sinthia, Nyonya Yanti, Nyonya Sanira, dan tetua-tetua Keluarga Widyasono berkumpul bersama.Serena dan Selir Kimberli datang bersama pelayan. Hadiah-hadiah membentuk gunung tinggi di atas meja. Dapat dilihat betapa besar keinginan Serena untuk pamer.Serena tidak pandai menari. Untuk memamerkan statusnya sebagai nyonya raja dan menunjukkan bahwa Selir Kimberli
Read more

Bab 640

Tim opera telah didatangkan ke Kediaman Keluarga Widyasono. Standar untuk menyambut nyonya raja tidak boleh rendah. Apa yang seharusnya ada harus disiapkan.Akan tetapi, setelah ditanyakan, tidak ada orang yang berminat untuk menonton opera.Mereka menghabiskan waktu bersama sampai petang hari. Selir Kimberli tersenyum saat berujar, "Raja Emino tinggal di Emina selama ini dan jarang pulang ke ibu kota. Oleh karena itu, kami tidak punya teman di sini. Sungguh beruntung bisa mengobrol dengan asyik bersama Nyonya hari ini. Bagaimana kalau kalian bertamu ke Kediaman Raja Emino dalam beberapa hari lagi? Kebetulan, Tuan Ruslan yang datang ke ibu kota bersama kami adalah peramal yang populer di Negara Runa kita. Sangat akurat soal keberuntungan, karier, dan kesehatan."Kegirangan mewarnai mata Nyonya Besar Sinthia. "Tuan Ruslan? Beliau sangat terkemuka. Terima kasih banyak Nyonya bersedia memperkenalkan kami."Selir Kimberli tersenyum dan berseru, "Nyonya Besar Sinthia, kita sepakat kalau beg
Read more
PREV
1
...
6263646566
...
69
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status