Nyonya Silvia menggendong bayi mati keluar. Nyonya Besar Desla langsung menangis. Tanpa menghiraukannya, Nyonya Silvia berjalan menuju Feri. Feri telah diikat terlalu lama sehingga darahnya tidak lancar dan wajahnya berwarna ungu."Ini putramu, kamu juga yang membunuhnya." Nyonya Silvia mengangkat bayi itu untuk diperlihatkan kepada Feri. Nyonya Silvia berkata dengan nada tenang, walau wajahnya dibasahi air mata. Detik berikutnya, Nyonya Silvia berteriak marah, "Harus bagaimana kamu baru akan berhenti? Harus bagaimana kamu baru bisa berhenti membuat masalah? Lihat, kamu sudah membunuh putramu dan mengacaukan keluarga ini. Apa yang membuatnya begitu? Kamu pikir Putri Arnesa menyukaimu, maka kamu bisa menindasnya dengan sesuka hati? Anak durhaka, Putri Arnesa sedang sekarat. Apa kamu sadar akan kesalahanmu?"Feri memalingkan tatapan dari bayi itu. Dia sudah mendengar tentang kesulitan di dalam. Hati Feri sangat tidak karuan. Akan tetapi, dia enggan melihat bayi itu. Bukan dia yang membun
Read more