Intan berpura-pura berdiskusi dengan Alfred. Mereka berbincang dengan suara kecil yang tidak terdengar oleh orang lain. Pelayan dan pengawal itu menjadi cemas karena tidak bisa mendengar mereka.Sesaat kemudian, Alfred mengangguk. Lalu, Intan berujar, "Baiklah, kita pulang ke ibu kota bersama-sama."Pelayan itu mengembuskan napas lega. "Terima kasih Nyonya. Nyonya benar-benar baik.""Siapa namamu?" tanya Intan.Pelayan itu memberi hormat. "Namaku Ayu.""Siapa namamu?" tanya Intan pada pengawal itu."Namaku Agus," jawab pengawal itu dengan suara yang kasar. Tubuhnya kekar, tampak lugu dan bersahaja. Akan tetapi, penampilan luar biasanya bertolak belakang dengan sifat hati.Intan menanyakan beberapa hal lagi, tetapi tidak menemukan kejanggalan. Intan jelas juga tidak ingin menemukan kejanggalan dari mereka.Di tengah malam, Tabib Riel memingsankan pak kusir, Agus, dan Ayu menggunakan sedikit bubuk yang tidak berwarna dan tidak beraroma.Di dalam kamar, Leolina berlutut di depan Intan dan
Terakhir Diperbarui : 2024-10-17 Baca selengkapnya