Semua Bab Aku Juga Keturunan Jenderal: Bab 581 - Bab 590

690 Bab

Bab 581

Intan berpura-pura berdiskusi dengan Alfred. Mereka berbincang dengan suara kecil yang tidak terdengar oleh orang lain. Pelayan dan pengawal itu menjadi cemas karena tidak bisa mendengar mereka.Sesaat kemudian, Alfred mengangguk. Lalu, Intan berujar, "Baiklah, kita pulang ke ibu kota bersama-sama."Pelayan itu mengembuskan napas lega. "Terima kasih Nyonya. Nyonya benar-benar baik.""Siapa namamu?" tanya Intan.Pelayan itu memberi hormat. "Namaku Ayu.""Siapa namamu?" tanya Intan pada pengawal itu."Namaku Agus," jawab pengawal itu dengan suara yang kasar. Tubuhnya kekar, tampak lugu dan bersahaja. Akan tetapi, penampilan luar biasanya bertolak belakang dengan sifat hati.Intan menanyakan beberapa hal lagi, tetapi tidak menemukan kejanggalan. Intan jelas juga tidak ingin menemukan kejanggalan dari mereka.Di tengah malam, Tabib Riel memingsankan pak kusir, Agus, dan Ayu menggunakan sedikit bubuk yang tidak berwarna dan tidak beraroma.Di dalam kamar, Leolina berlutut di depan Intan dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 582

Marsila dan Intan merinding setelah mendengar omongan Alfred. Melempar mati seorang bayi yang baru lahir? Seberapa kejamnya Putri Agung sampai bisa melakukan hal seperti itu?Leolina tersenyum getir. "Perbuatan kejam seperti ini entah sudah terjadi berapa kali di Kediaman Putri Agung. Aku awalnya punya adik laki-laki. Saat hamil, Ibu sudah menduga itu adalah anak laki-laki. Ibu ingin kabur karena tahu Ayah tidak akan bisa melindunginya. Ibu tahu Putri Agung tidak akan menoleransi kelahiran bayi laki-laki. Semua bayi laki-laki harus mati. Tapi Putri Agung mengutus orang untuk mengawasi Ibu. Setelah masuk ke Kediaman Putri Agung, tidak ada yang bisa keluar lagi, kecuali mayat.""Ayah bilang dia akan membantu ibuku kabur." Leolina menyeka air mata. "Ibu percaya dan terus menunggu Ayah mencari kesempatan. Sampai waktunya akan bersalin, mereka baru menemukan satu kesempatan. Ibu Tiri pergi menghadiri perjamuan dan akan pulang larut malam.""Tidak berhasil kabur?" Marsila merasa sangat marah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 583

Leolina menjawab, "Saat tinggal di Kediaman Putri Agung, kami tidak dapat meninggalkan paviliun kami. Tidak peduli mempelajari seni bela diri atau ajaran rumah bordil seperti Kakak, semuanya dilakukan di paviliun masing-masing. Sedangkan Paviliun Barat, tidak pernah kudekati. Tapi kata pelayan, Paviliun Barat sepertinya adalah tempat ibadah karena Ibu Tiri selalu pergi sembahyang setiap tanggal satu dan lima belas.""Tempat ibadah?" Intan mengernyit. Pasti tidak hanya sekadar tempat ibadah. Jika tidak, mengapa Putri Agung menjaganya dengan ketat?Tampaknya, mereka harus mencari kesempatan untuk memeriksanya."Kamu pernah belajar ilmu bela diri?" tanya Intan lagi.Leolina menjawab, "Ayu adalah guruku. Aku pernah belajar beberapa tahun. Kami semua memiliki keterampilan masing-masing. Ibu Tiri membesarkan kami untuk memanfaatkan kami, bukan secara percuma."Intan mengangguk, itu benar. Putri Agung tidak hanya sekadar kejam. Putri Agung dan Raja Emino bersekongkol demi memperebutkan tahta.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 584

Keesokan hari, Ayu dan Agus tahu bahwa mereka telah dipingsankan semalam karena barang bawaan mereka digeledah. Tas mereka sudah dirapikan kembali, tetapi mereka sangat waspada. Oleh karena itu, mereka tahu apakah barang mereka sudah digeledah atau tidak."Ini justru bagus." Kilatan dingin melintas di mata Ayu. "Mereka pasti menggeledah kita karena mau membawa kita pulang ke ibu kota. Kalau mereka tidak menemukan kejanggalan, tahap berikutnya akan lebih mudah."Ayu menoleh pada Leolina. "Saat istirahat di tengah jalan, kamu harus mencari cara untuk menghabiskan waktu bersama Raja Aldiso dan biar dia tahu kamu menguasai ilmu bela diri. Raja Aldiso menyukai wanita yang menguasai ilmu bela diri."Leolina mengiakan. Lalu, dia memegang kepalanya. "Kenapa aku merasa pusing?"Ayu menjawab dengan cuek, "Itu normal, nanti juga sembuh. Kita semua dipingsankan oleh mereka."Ayu menatap Leolina. "Ingat, dekati Raja Aldiso selama ada kesempatan. Aduh, kita salah siasat kali ini. Sebelum berangkat k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 585

Suatu hari, mereka beristirahat di bawah pepohonan samping jalan raya. Sekitar lima ratus meter dari sana, ada sebuah sungai yang jernih. Cuaca yang begitu panas membuat semua orang berbondong-bondong pergi ke sungai itu.Leolina juga mencuci tangan di sungai. Dia tentu tidak akan berendam di sungai seperti para pria.Namun, melihat para pria bermain dengan ria, Leolina mengambil sebatang dahan pohon dan menari di samping.Gerakan jurusnya tidak mematikan, melainkan indah. Leolina menjinjit, melompat, berputar, dan menendang, memadukan gerakan tarian dan seni bela diri. Sungguh indah.Semua orang menjadi bersemangat. Mereka melompat keluar dari sungai dan ikut melakukan gerakan bela diri.Ayu menatap Alfred. Tebersit ketakjuban di mata Alfred saat melihat Leolina.Ayu bertukar tatapan puas dengan Agus. Benar saja, Alfred sangat memperhatikan wanita yang menguasai seni bela diri.Lama kemudian, Alfred baru memalingkan tatapan. Dengan hati kecut, Alfred melirik Intan yang sedang berbicar
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-17
Baca selengkapnya

Bab 586

Intan memalingkan wajah. Senyuman menghiasi tatapan matanya. Tentu saja dia meminta Tabib Riel mencari tahu hal tersebut. Di dunia ini, tidak banyak pria yang berintegritas.Alfred menggertakkan gigi. "Kamu curiga aku terjangkit penyakit itu? Aku berperang sepanjang waktu. Kamu benar-benar mencurigaiku?"Para pria kembali setelah bermain air. Intan pergi meraih tangan Marsila, tidak menjawab pertanyaan Alfred.Ayu melihat bahwa Alfred sedikit marah, sedangkan Intan buru-buru pergi, sepertinya bertengkar.Di sepanjang perjalanan menuju ibu kota, tidak terjadi hal lain lagi.Menjelang bulan Agustus, mereka akhirnya tiba di ibu kota.Departemen Ritus sudah tahu kapan mereka akan tiba dan memberitakan kabar gembira itu kepada seluruh warga ibu kota.Masyarakat sangat tulus. Semua orang berkerumun untuk menyaksikan kepulangan pahlawan.Sebelum masuk ke kota, Intan memberikan kudanya kepada Leolina dan menyuruh mereka mengembalikan kuda di lain hari.Leolina memberi hormat dan mengucapkan te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-18
Baca selengkapnya

Bab 587

Rudi sedang bertugas hari ini, menjaga ketertiban bersama Pasukan Pengaman Ibu Kota. Saat mereka satu per satu menunggang kuda melewatinya, Rudi pergi ke sana dan melihat wajah setiap dari mereka.Saat melihat Vincent yang tidak lagi tampan seperti dulu, Rudi mengembuskan napas dan memiliki perasaan yang rumit. Dia bahkan merasa malu selama sesaat.Pahlawan, Rudi dulunya juga adalah pahlawan. Para warga juga bersorak seperti sekarang ketika dia pulang dari Kota Uldi.Kini, Rudi malah menjadi anggota Pasukan Pengaman Ibu Kota yang berpangkat rendah. Rudi sudah bukan orang berprestasi dan diberi kepercayaan yang besar. Saat melihat mereka, Rudi sangat merasa pesimis.Rudi mungkin hanya bisa mengandalkan dukungan kakak ipar untuk bisa meraih prestasi dalam hidupnya. Jika tidak, Rudi hanya mungkin punya kesempatan untuk mencetak prestasi apabila terjadi peperangan lagi.Dulu, Rudi benar-benar sangat bodoh dan memikirkan segala sesuatu dengan terlalu baik. Bagaimana mungkin bisa mencetak pr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-18
Baca selengkapnya

Bab 588

Nyonya Kartika sedang menyeka air mata. Saat mendengar pelayan melaporkan kemeriahan di luar, Nyonya Kartika ingin sekali menjadi warga biasa dan ikut meramaikan keadaan.Pelayan telah menceritakan kisah yang diceritakan oleh pendongeng-pendongeng dalam beberapa waktu itu. Nyonya Kartika sangat terharu oleh semua kisah itu.Akan tetapi, Nyonya Kartika bukan menangis karena bergembira atas keramaian di luar, melainkan karena mendengar Intan mengurung diri di dalam kamar untuk waktu yang lama setelah pulang.Nyonya Kartika mengerti mengapa Intan begitu sedih. Reuni hidup dan mati ini bukan milik Intan karena ayah dan kakaknya tidak gugur dalam peperangan yang sama."Sini!" Nyonya Kartika melambai pada Intan yang berlutut di lantai untuk memberi hormat. "Duduk di samping Ibu."Intan berdiri dan berjalan ke sana. Baru saja sampai di depan Nyonya Kartika, Intan langsung ditarik ke dalam pelukannya.Nyonya Kartika sedang duduk sehingga Intan yang ditarik hanya bisa berlutut dan terperangkap
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-19
Baca selengkapnya

Bab 589

Kediaman Putri Nina terletak di kawasan tempat berkumpulnya keluarga terhormat di ibu kota kekaisaran. Orang-orang menyebutnya Jalan Makmur, berkisar dua kilometer dari Jalan Agung.Kediaman Putri Nina juga tidak terlalu jauh dari Kediaman Aldiso, hanya memakan waktu setengah jam dengan berjalan kaki. Akan tetapi, Nyonya Kartika enggan berjalan kaki sehingga mereka naik tandu.Kediaman Putri Nina mulai ditempati pelayan-pelayan yang diberikan oleh Ibu Suri. Mereka bertugas untuk membersihkan kediaman dan mengurus taman. Banyak tanaman dan pohon yang sudah ditanam.Kaisar Roni cukup baik terhadap Nina. Kediaman itu sangat luas. Bangunan di halaman depan megah dan agung, sedangkan bangunan di halaman belakang terang benderang.Di taman, terdapat danau buatan, paviliun, gunung batu, jembatan, dan perairan yang menyejukkan hati.Kediaman ini tidak memberikan kesan yang dingin seperti bangunan di ibu kota, melainkan memiliki nuansa Onsia.Kediaman Nina dinamakan Paviliun Abena, nama yang ba
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-19
Baca selengkapnya

Bab 590

Setelah keramaian di luar mereda, sebelas pria itu pulang ke masing-masing, kecuali dua warga Cunang itu. Wallace dan Waldy dituntun oleh Axel untuk menginap sementara di Kediaman Adipati Belima, menunggu panggilan Kaisar esok hari.Sejak Vincent menginjakkan kaki ke dalam Kediaman Keluarga Salim, air mata Viona mengalir tanpa henti. Dia memeluk Vincent dan terus menangis, hampir pingsan lagi.Semua orang berusaha menenangkan Viona dan membuatnya duduk. Baru setelah itu, mereka bisa berbicara dengan tenang.Di Keluarga Salim, tidak banyak anak laki-laki yang masih hidup. Dari tiga keluarga, sudah banyak yang gugur di medan perang. Kepulangan Vincent merupakan penghiburan bagi seluruh anggota Keluarga Salim.Vincent bersujud pada setiap tetua. Yang paling tua adalah tuan besar ketiga. Begitu beliau menangis, yang lain ikut menangis.Usai menanyakan apa yang terjadi dalam bertahun-tahun itu, Viona dan Vincent pergi ke kamar untuk lanjut mengobrol. Ada hal yang harus dijelaskan pada Vince
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-20
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5758596061
...
69
DMCA.com Protection Status